Menurut Welly pantai terbaik kedua di Bangka Utara adalah pantai Romodong, kamipun melaju ke pantai ini. Pantai Romodong merupakan salah satu pantai yang terletak di Bagian Utara Pulau Bangka, lebih tepatnya terletak di kecamatan Belinyu. Pantai yang satu ini sangat indah dan menarik jika bisa di kelola dengan baik. Namun sayangnya pantai yang satu ini sudah kurang terurus lagi. Meski tidak terurus namun lingkungan pantai masih relatif bersih. Ibu-ibu yang menetap di pinggiran pantai kulihat rajin menyapu dan membersihkan daun-daun berguguran dengan alat mirip sapu yang unik sekali.
Konon katanya di pantai ini sunset dapat dilihat dengan sangat baik. Di pantai ini pun sangat asyik untuk bersantai, rekreasi bersama keluarga, dan bagi penikmat panorama alam serta bagi yang hoby memancing. Pasir putih menghampar di sepanjang pantai ini, riak ombak yang tenang membuat Pantai Romodong ini mempunyai daya tarik tersendiri. Mandi air laut di pantai ini sangat menyenangkan karena Anda tidak perlu khawatir akan gelombang besar. Pasir yang menghampar di pantai ini landai dan tidak menukik, sehingga sangat asyik jika untuk bermain-main dan mandi di pantai ini.
|
Tak begitu biru jernih ya... |
|
Pohon pinus yang membuat foto cantik |
|
Tenang dan landai |
|
Pantainya yang agak kurang terurus |
Salah satu objek unik dan menarik adalah gerbang masuk/keluar pantainya, dimana ada 2 batu besar yang membuat kesan seakan-akan kita melewati celah diantara 2 batu besar tersebut. Ketika didekati pada dinding batu besar ini terdapat guratan-guratan seperti air mengalir. Aku lupa menyanyakan apakah batu ini terjadi oleh fenomena alam, ataukah buatan oleh seorang desain arsitektur.
|
Gerbang Masuk yang unik |
|
Keren banget langitnya juga biru jernih |
|
Pintu masuk |
|
Dari arah keluar |
Tak jauh dari pintu gerbang masuk/keluar pantai Romodong saat kita melintas terlihat dua batu besar yang posisinya bertangkup. Menurut Welly batu ini sering disebut "Batu Kodok", namun ada pula yang menyebutnya "Batu Belah Batu Bertangkup". Hmmm... jadi ingat almarhum Mama, karena dulu saat masih kecil kami paling suka, bahkan sering request agar Mama mengulang-ulang cerita "Batu Belah Batu Bertangkup". Menurutku memang lebih cocok istilah ini deh, dibanding batu Kodok. Tak ada mirip-mirip kodok kok.
|
Batu Belah Batu Bertangkup |
|
Mirip Kodok kah??? |
Di pantai ini hanya aku dan Kotada yang masih bersemangat turun dan berjalan-jalan di pantai, sedangkan yang lain duduk santai di bawah pohon. Bercengkrama dengan ibu-ibu penduduk setempat. Berdasarkan info dari ibu-ibu ini pulalah kami dapat info tentang pusat oleh-oleh khas Bangka yang murah bagus, info tempat makan, info tempat makan otak-otak yang murah meriah.
Entahlah mungkin memang sudah lelah atau karena sudah agak bosan karena sudah 4 hari dijejali pemandangan pantai melulu, aku dan Kotada juga agak kurang antusias foto-foto di pantai Romodong ini. Akhirnya kami keluar dan mampir sebentar di gerbang masuk/keluar untuk berswa foto di Batu Besar yang cantik dan unik, lalu dengan sangat antusias Welly menawarkan ambil foto juga di "Batu Belah Batu Bertangkup". Di lokasi ini pula akhirnya aku paham bentuk pohon merica itu seperti apa.
Keluar dari area pantai Romodong hari sudah semakin siang, perut mulai nagih buat diisi, namun belum harus ke rumah makan dulu karena masih sekitar jam 11 lewat banyak. Berbekal info dari ibu-ibu penduduk pantai tadi kami muter-muter cari pusat oleh-oleh. Tidak sulit sih cuma karena belum terbiasa jadi aja muter-muter sekitar tokonya sendiri sebenarnya. Aku agak lupa nama tokonya, Asu dan Away atau apa ya...? Lupa dicatet...! Disini kami memborong cukup banyak oleh-oleh. Seperti abon ikan tenggiri, getas dsb.
|
Bercengkrama dengan penduduk setempat |
Puas berburu oleh-oleh (jangan terlalu banyak beli disini kata Yun, karena di Bangka nanti ada oleh-oleh lebih special yang wajib dibeli dan dibawa pulang pula. Manut...kami! Dia penduduk Bangka kok). Kami segera mencari resto yang menyajikan hidangan khas Bangka yang paling penting harus ada hidangan "Lempa kuning". Dapat resto seperti yang dibilang oleh ibu-ibu tadi. Sebuah resto yang ada di pusat pertokoan oleh-oleh tadi. Aku lupa mencatat dan mengingat nama restonya. Pemilik resto ini orang China. Hmmmm.... kami masuk. Tapi agak sedikit kecewa karena setiap hidangan yang kami order selalu bilangnya "lagi kosong". Ihh...sebel amat kok restonya seperti ini. Akhirnya kami pesan apa yang ada sajalah. Lempah kuningnya dari ikan kakap merah. Bener-bener kecewa deh makan kali ini, cita rasa masakannya tidak ada enak. Lempahnya saja manis serasa kolak. Aduh...! Yach...sudah makan saja yang penting perut terganjal. Paling sedih lagi saat bayar.... "mahal booo..." Sudahlah tak ape....ape...!
No comments:
Post a Comment