Wednesday 19 October 2016

PROSES MENGAJUKAN SCHENGHEN VISA DI KEDUTAAN PERANCIS


Bulan November 2016 ini aku punya rencana ikut tour ke “West Europe”. Sudah mendaftar di travel miliknya mbak Iin, travel Andamas Mabrur Wisata yang sudah berulangkali aku ikut. Sudah percayalah sama mbak Iin, yang paling penting tidak akan tertipu, karena di kota Palembang jarang travel wisata ke luar negeri, jadi terpaksa harus ikut yang di Jakarta. Dari informasi via telivisi atau media massa lain sering diberitakan para calon wisata sering ditipu pihak travel, sudah membayar lunas dan persiapan segalanya, eh... pas hari keberangkatan malah terdampar di bandara karena telah tertipu oleh travel wisata bodong. Itulah jadi ngeri untuk mencoba-coba travel yang lain. 

Pada awalnya sih aku nyantai karena biasanya kalau ikut travel wisata itu gak begitu ribet. Kita tinggal daftar, bayar dan mengirim beberapa dokumen yang dibutuhkan. Karena tidak mau pusing mikir biaya, maka seluruh pembayaran sudah aku lunasi sekalian, beberapa dokumen yang diminta mbak Iin juga sudah rampung aku kirim via email. Aku tinggal tenang-tenang saja nih pikirku. Ehhh...tiba-tiba suatu hari mbak Iin nge-chat via bbm, dia bilang kami harus ke Jakarta untuk wawancara dan sidik jari, tentang schedule pastinya akan diinformasikan kemudian. 

Hmmmm... seperti biasa aku komplain dulu nih pas diinfokan oleh mbak Iin, kok Cuma buat sidik jari doang harus ke Jakarta bener sih? Kok gak ikut link KTP elektronik saja. Bla...bla ...  Disamping itu dapat dibayangkan disaat harus berhemat uang untuk bekal ke Eropah masih harus ke Jakarta pula. Untuk 3 orang tanggunganku paling minim 5 juta hanya untuk biaya tiket. Mbak Iin menjelaskan visa “Schengen” itu harus datang sendiri dan tidak bisa diwakilkan ke pihak travel. Tapi yah.... apaboleh buat! Ada hikmahnya juga kok, siapa tahu aku dan Atik jadi travelling ke Kuwait tanpa ikut travel dan visanya harus diurus sendiri aku sudah punya pengalaman.

Wilayah Schengen 
Wilayah Schengen meliputi 26 negara di Eropa yang telah menghapuskan pemeriksaan paspor di perbatasannya. Kalau kita memiliki visa Schengen, kita bisa bebas keluar masuk 26 negara tersebut tanpa pemeriksaan paspor lagi. Dengan kata lain, ketika kita mengajukan visa (izin berkunjung) ke salah satu negara yang termasuk di wilayah Schengen, kita mendapat bonus visa ke 25 negara lainnya. Karena itulah biasanya travelling ke Eropah itu kita tidak hanya mengunjungi 1 negara saja. 

Negara-negara di Eropa yang termasuk di wilayah Schengen adalah : Austria, Belgia. Czech Republic, Denmark, Estonia, Finlandia, France (Perancis), Germany (Jerman), Greece (Yunani), Hungaria, Iceland, Italia, Latvia, Liechtenstein, Lithuania, Luxembourg, Malta, Netherland (Belanda), Norwegia, Polandia, Portugis, Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia dan Swiss. Sedangkan Inggris dan Irlandia tidak termasuk di wilayah Schengen. 

Via Kedutaan Mana?
Aplikasi visa Schengen bisa diajukan ke kantor salah satu kedutaan dari 26 negara di atas. Tentu saja kita wajib memilih kedutaan negara yang akan kita kunjungi. Kalau kita mengunjungi lebih dari satu negara, cara memilih kedutaannya yaitu:

Aturan 1: ke kedutaan negara yg paling lama ditinggali
Aturan 2: kalau lama kunjungannya sama antar negara, ajukan visa ke kedutaan negara pertama yang akan disinggahi

Untuk rencana tour kami berencana mengunjungi lima negara: Perancis, Belgia, Jerman, Belanda dan Milan (Italia). Untuk jumlah hari tinggal tidak ada yang lebih lama jatah untuk tiap masing-masing negara yang disinggahi, average 2 hari, jadi kami apply visa via kedutaan Perancis, karena Paris adalah negara paling pertama yang dikunjungi.  

Menurut beberapa informasi yang sempat kubaca, mengurus visa Schengen paling gampang di Kedutaan Belanda. Dari beberapa blog yang saya baca, kalau semua dokumen lengkap, visa Schengen bisa langsung jadi dalam satu hari. 

Dokumen
Semua informasi tentang pengajuan visa Schengen via kedubes Perancis ada di www.tlscontact.com. Persyaratan dokumen yang diperlukan adalah :
1. Hal yang pertama kali dilakukan adalah mendaftar di website TLS Contact. Cukup kepala keluarga saja yang mendaftar, nanti tinggal melengkapi data anggota keluarganya. Setelah mempunyai akun di TLS Contact dan tahu jenis visa yang akan kita ajukan. 

2. Paspor yang masih berlaku (asli & fotocopy). Fotocopy yang diminta bagian depan (biodata) dan bagian belakang paspor (biodata). Di dalam paspor harus ada bukti cap visa bahwa kita sudah pernah bepergian ke luar negeri. Kebetulan di paspor punyaku sudah ada modal beberapa visa dan cap paspor perjalanan-perjalanan sebelumnya. Bila paspor baru belum ada cap visa perjalanan maka paspor lama harus disertakan. Bagaimana seandainya kita belum pernah bepergian ke luar negeri sama sekali yah? Wah aku belum tahu jawabannya nih?

3. Kartu Keluarga (fotocopy, asli sebaiknya dibawa).
4. Dua pas foto berwarna ukuran 3,5 cm x 4,5 cm, latar belakang putih. Boleh berjilbab, pipi dan dahi harus terlihat penuh, tidak tertutup. 

5. Bukti keuangan (Bukti Rekening 3 bulan terakhir dan surat rekomendasi dari Bank). 
Diwajibkan menyertakan bukti rekening bank atas nama pribadi 3 bulan terakhir. Bisa diminta ke Bank masing-masing. Untuk surat rekomendasi bank tidak wajib, tapi kalau disertakan akan memberikan nilai plus. Surat rekomendasi bank bisa diminta langsung ke Bank masing-masing dengan membawa buku tabungan, slip deposito, dan KTP. Untuk suami istri dengan satu rekening bersama bisa menyertakan Kartu Keluarga dan buku nikah untuk membuat 2 surat rekomendasi bank atas nama masing-masing.

Berdasarkan pengalamanku di Bank Mandiri untuk membuat surat rekomendasi Bank bisa diminta langsung dibagian CS, tanpa perlu membawa buku tabungan (karena buku tabunganku sudah tak tahu entah disimpan dimana?) yang paling penting tahu nomor rekening dan bawa ATM. Bila tidak membawa buku tabungan kita akan diminta mengisi formulir diantaranya data yang diminta adalah nama ibu kandung dsb.  Biaya surat rekomendasi dan rekening koran Bank di Mandiri adalah sebesar 2500 rupiah per-lembar Didalamnya berisikan pernyataan bahwa benar kita nasabah bank tersebut sejak kapan dengan rekening koran dari buku tabungan kita. 

6. Surat Keterangan Kerja dari perusahaan, bila kia seorang karyawan 
7. Slip gaji 3 bulan terakhir berbahasa Inggris (asli & fotocopy). 
8. Tiket pesawat dari Indonesia ke negara tujuan pp, salinan. 
9. Asuransi perjalanan asli dan salinan. 
10. Booking hotel, harus sudah dibayar atau digaransi dengan kartu kredit.

Semua dokumen diatas mesti memakai kertas ukuran A4. Setelah semua dokumen lengkap, susun sesuai urutan yang ditentukan oleh pihak TLS. Bawa semua dokumen tersebut beserta konfirmasi jadwal pertemuan yang sudah diprint saat janji temu ke kantor TLS contact (Menara Anugrah Lingkar Kuningan). Jika semuanya sudah lengkap dan sesuai, dokumen kita diterima oleh pihak TLS contact dan nantinya akan diserahkan ke kedutaan Perancis. Lalu kita diminta untuk membayar biaya pembuatan visa (mengenai jumlah pastinya aku gak tahu pasti, tetapi kalau kami peserta tour dibebani biaya visa sebesar 600 ribu rupiah). Semua biaya bisa dibayar dengan rupiah mengikuti kurs dari pihak TLS. 

Setelah membayar, kita akan diminta untuk masuk ke ruangan pengambilan foto dan sidik jari. Rekam data foto dan sidik jari kita akan disimpan dalam Sistem Informasi Visa (VIS) selama 5 tahun. Jadi jika visa schengen kita diapprove, untuk pembuatan visa schengen berikutnya kita dapat mewakilkannya, selama itu masih dalam waktu 5 tahun. Setelah rekam foto & sidik jari, kita diberikan bukti penyerahan dokumen aplikasi visa, nanti bukti ini yang mesti kita bawa saat pengambilan paspor dan visa di kantor TLS. 

Visa Schengen memang mensyaratkan kita sudah punya itinerary yang jelas: kota mana saja yang akan dikunjungi dan berapa lama untuk masing-masing kota. 

Visa schengen bisa diajukan paling awal 3 bulan sebelum keberangkatan dan paling telat 2 minggu sebelum keberangkatan. Untuk pengurusan visa schengen, kedutaan Perancis telah bekerjasama dengan TLS contact. Jadi kita apply visanya melalui kantor TLS contact. Untuk syarat dan ketentuan apply visa schengen bisa dilihat di website resmi www.tlscontact.com.

Untuk rencana tour aku sendiri sebenarnya sih diurus dan diapply oleh pihak travel. Kami tinggal datang pada saat schedule wawancara dan sidik jari saja. Itu kata mbak Iin pemilik travelnya, tapi kenyataannya amat sangat ribet pas kami datang 18 Oktober 2016 kemaren ke TLS contact. Terlalu dan amat sangat “strict”. Contohnya mengenai foto, keponakanku Kotada harus bolak-balik cetak foto karena ukuran penampakan yang masih kurang besar, bahkan kami sampai harus keliling ITC Kuningan untuk cari yang bisa afdruk foto, saat baru saja tiba di Jakarta. Belum lagi ukuran fotonya yang kurang lazim 3,5 x 4,5 cm. Beruntung di lantai 1 ITC kuningan ada studio foto Fuji filmyang memang berbisnis untuk keperluan orang-orang yang apply visa. Kami sempat adu urat juga sama petugas tokonya ketika dia bilang cukup untuk ukuran penampakannya. Kami ngotot belum besar karena dia cukup memotong sampai leher, aku ngotot minta diperbesar lagi diambil mulai dagu saja. Akhirnya urusan foto Kotada selesai. 4 lembar 10 ribu rupiah saja.

Keesokan harinya tepat jam 8 pagi kita sudah mulai antri di Menara Anugrah. Ternyata prosesnya tidak segampang yang dibilang Iin ke kami, "paling 1 jam selesai". Antriannya cukup panjang dan sebelum masuk ke dalam ruang antri sensornya sangat ketat, barang bawaan berupa tas dan lainnya dibuka dan isinya diperiksa satu persatu. Bahkan handphonepun harus diserahkan dan disimpan di dalam loker yang sudah ditentukan. Antri untuk proses kelengkapan dokumen diwakili oleh Dewi selaku pegawai administrasi Andamas Mabrur Wisata, cukup lama hampir 2 jam. Itupun beberapa peserta masih ada yang belum lengkap, hal yang paling jadi masalah adalah ukuran foto, Kartu Keluarga, bahkan adekku Atik masih harus dilakukan klarifikasi lebih lanjut karena tidak punya rekening bank, meskipun sudah ada surat pernyataan dia sepenuhnya adalah tanggungan aku. 

Selanjutnya untuk wawancara dan sidik jari masih antri lagi, hmmm jam 12 siang proses itu kelar, kita harus segera meninggalkan ruangan itu (segera! Hahaaa kalau tidak diusir Satpam, soalnya kalau tidak segera keluar ruangan itu akan numplek dan berjubel). Kami menunggu Dewi yang masih menyelesaikan entah apa di sana. Akhirnya sepakat dibubarkan saja. Aku, Atik, Kotada, Edo dan Marwah yang dokumennya sudah benar dan lengkap balik ke hotel untuk ambil koper, sedang 5 orang lagi peserta dari Makasar termasuk uni Yulimar teman kami harus mampir ke ITC kuning buat foto dan cetak foto sesuai aturan. Untuk pengajuan visa itu sendiri pernyataan diapprove atau tidak harus menunggu seminggu lagi. Hmmmm....ribet ya (sebenarnya tidak ribet andai saja seluruh dokumen yang mereka minta dapat dipenuhi sesuai aturan. Yang mmbuat ribet adalah pihak travel yang memang belum berpengalaman dan sedikit gaptek, sehingga informasi yang diberikan kepada para peserta yang nota bene dari berbagai daerah tidak fix). Sebagai contoh soal foto dan slip gaji aku sudah bertanya berkali-kali pada pihak travel apakah ukuran foto yang diminta sudah benar? Apakah slip gaji tidak diperlukan? Kenapa aku bertanya demikian karena aku sendiri sudah browsing mencari tahu persyaratan visa schenghen di Kedutaan Perancis yang dari googling kudapat info memang strict . Tetapi travel bilang sudah cukup.

Itu saja Jum'at sore jam 4 aku sempat ngomel ke pihak travel karena tiba-tiba minta slip gaji. Waduh...! Jam 4 untung saja belum pulang kantor buru-buru aku ngacir ke kantor depan SDM untuk minta slip gaji yang diapprove. Kalau tidak ? Padahal Seninnya aku sudah akan terbang ke Jakarta. Yah pengalaman ini berharga....

Dan setelah deg deg an  menunggu selama kurang lebih 10 hari akhirnya pihak TSL contact menghubungi via sms menyatakan bahwa visa sudah selesai dan bisa diambil dalam schedule waktu yang telah ditentukan. Alhamdulillah...akhirnya. Europe I am coming...!


Wajah lelah dan lapar dengan proses yang panjang...

No comments: