Friday 30 August 2019

PANTAI SERDANG BELITUNG TIMUR

Kami kembali melaju menuju kota Manggar, perjalanan yang cukup jauh memakan waktu sekitar sejam lebih. Kota Manggar adalah kota kecil, namun cukup ramai. Kotanya bersih dan rapih. Kota Manggar merupakan salah satu tempat liburan teratas di Belitung Timur. Salah satu objek yang ditawarkan adalah pantai Serdang yang menakjubkan. Pantai ini memiliki keindahan yang sama dengan pantai-pantai Belitung. Konon katanya waktu yang paling ramai adalah saat liburan atau akhir pekan, justru beruntungnya kami datang di hari Senin, jadi pantai ini sepi tak berpenghuni laksana kami memiliki pantai ini...wkwkwk.

Apa keistimewaan Pantai Serdang? Tidak seperti pantai lain dengan deretan pohon kelapa, Pantai Serdang dilapisi dengan deretan pohon pinus yang indah. Pohon-pohon ini rapi dan teduh. View yang sangat bagus!  Pantai Serdang menawarkan suasana yang teduh dan menenangkan berkat pohon pinus. Rumput juga tumbuh di sekitar pohon tersebut. Di garis pantai, ada banyak kapal nelayan yang ditambatkan. Penduduk setempat menambatkan perahu mereka dengan jejeran yang sangat rapih. Perahu dengan tampilan warna-warni menambah unik dan keindahan pantai.

Pantai ini memiliki pasir putih dan lembut. Air laut memiliki ombak yang kuat. Angin yang berhembuspun sangat kencang, topi pantai yang kami gunakan sebagai pelindung dari matahari beberapa kali lepas dan diterbangkan angin. Terpaksa deh dipegangin melulu, tapi keren juga pegang topi buat aksen foto...wkwkwk. 
Ada banyak aktivitas yang dapat dilakukan di Pantai Serdang. Diantaranya : berjalan di sepanjang garis pantai, lebih menambah sensasi lagi jika kita berjalan dengan kaki telanjang sehingga kita dapat merasakan tekstur pasir putih yang lembut. Semua fitur pantai membuat suasana yang menakjubkan. Maasyaa Allah... awesome!
Cantik...
Putih bersih ditingkahi oleh perhau warna warni
Pengangin terus ya topinya
Ambil topi jatuhpun bisa dibuat gaya
Terbang bersama angin kencangnya
Ngeglesor
Dia lompat...

DERMAGA KIRANA

Puas expose di SD Muhammadiyah Gantong, lanjut lagi ke destinasi berikutnya. Tidak jauh dari SD yang legendaris tersebut, hanya bersebrangan jalan terdapat sebuah tempat wisata lagi. Dermaga Kirana. Lokasi ini adalah tempat wisata baru yang ada di Belitung dan menjadi salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi saat berlibur ke Belitung. Bagi masyarakat Belitung biasa menyebutnya dengan sebutan Rumah Keong. 

Setiba diparkiran kami harus membayar tiket sebesar Rp.5000,- perorang. Begitu turun dari mobil mataku langsung tertuju pada bangunan unik di depanku. Bangunan itu berupa Gazebo atau rumah tempat bersantai didesign menyerupai keong yang terbuat dari rotan. Unik dan cantik. Sejak masuk dan menapaki tanggapun aku sudah mulai cekrak-cekrek dengan cameraku. Senang aja liat yang unik-unik seperti ini. Rumah Keong yang ada dikawasan Dermaga Kirana ini dibangun diatas danau atau kolam bekas penambangan timah. Jadi tempat ini semacam danau buatan yang cukup luas dan dijadikan tempat wisata. 

Kami sempat turun ke dermaga , terlihat beberapa perahu wisata yang sedang ditambatkan. Konon katanya perahu ini berfungsi untuk mengantakan wisatawan berkeliling danau, supaya bisa menikmati indahnya pemandangan sekitarnya. Tapi sayang tak terlihat tukang perahu yang menawarkan jasa untuk mengantar berkeliling. Jadi sebagian wisatawan justru lebih memilih berfoto didermaga atau diatas kapal dengan latar pemandangan danau. Matahari yang terang benderang menyengat menyebabkan kami enggan berlama-lama. 

Tangga masuk ke area
Bagian dalam rumah keong
Roda yang terbuat dari rotan seperti bantal besar buat duduk
Di pelataran danau
Menuju dermaga
Dermaga
Tangga naik setelah dermaga
Jalan menuju gazebo-gazebo ke dua yang berwarna putih
Anak bujang in action

Thursday 29 August 2019

GANTONG, BUMI LASKAR PELANGI


Tak boleh berlama-lama di danau kaolin karena masih banyak tempat indah yang harus dikunjungi. Hanya mengambil beberapa foto kami segera melanjutkan perjalanan. Destinasi berikutnya adalah desa Gantong, yang sudah terkenal dengan bumi laskar Pelangi. Diluar prediksi aku saat membayangkan wisata ke Belitung sebelum berangkat kemaren ternyata untuk menuju destinasi wisata kami harus menempuh perjalanan yang lumayan jauh sekitar 2 - 3 jam perjalanan. Beruntungnya jalan di Belitung mulussss... jadi inget jalan raya di Turki. Kiri kanan jalannya masih banyak hutan-hutan yang tidak dijamah. Sepi... masih sangat asri sih... Kaya sekali negeri ini. Jalanannya rapihhh dan bersih... kalahlah kota Palembang. Penduduknya disiplin sekali.

SEKOLAH MUHAMADIYAH GANTONG 
 Kita pasti tak pernah lupa film Laskar Pelangi yang sangat hits itu. Tentu tidak asing dengan bangunan sekolah yang bisa dikatakan tidak layak tempat Haikal, Lintang, Flo, Mahar, Kucai, Zakiah Nurmala, ibu Muslimah dan pak Harfan berjuang dalam mendapatkan dan mengenyam pendidikan. Tenarnya film ini membuat SD Muhammadiyah Gantong ini menjadi objek wisata masyarakat yang penasaran akan suasana tempat Andrea Hirata mengenyam pendidikan dasar.

Bangunan ini terletak di Lenggang, Gantung, Belitung Timur. Namun lokasi bangunan ini bukan lokasi sebenarnya, hanya replika bangunan asli. Hal ini disebabkan karena lokasi sebenarnya memiliki akses yang cukup sulit ditempuh wisatawan sehingga dibuatlah replika SD. Muhammadiyah Gantong ini.

Sesampainya di lokasi cuaca terang benderang, terik matahari sangat menyengat. Masuk ke lokasi parkir ada semacam loket kecil untuk pembayaran tiket masuk lokasi. Tidak mahal, tiket yang harus dibayar hanya sebesar Rp. 1.500,- saja perorang. Di gerbang pintu masuk terdapat beberapa pedagang kecil yang menjual pernik kerajinan tangan khas Belitung, juga ada penjual penganan khas daerah. Karena masih semangat untuk mengexplore wisata aku lupa untuk beberlanja tapi kakakku Yuyun sempat membeli gantungan kunci/kulkas dari kerang, menurut beliau membantu usaha pedagang kecil. Maasyaa Allah...!

Masuk ke lokasi aku menlihat sebuah bangunan kecil berdinding kayu dan beratap seng di atas sebuah perbukitan kecil dengan tanah berpasir putih bersih. SD Muhammadiyah Gantong. Halaman depan gedung terdapat tiang bendera kecil. Sederhana sekali. Sebagai pencinta foto indah aku justru tertarik pada hamparan rumput kering yang meranggas yang berada di sisi kiri dan jauh di depan gedung sekolah ini.

Masih seperti di danau Kaolin wisata yang berkunjung sepi, tak lama kami datang ada satu minibus rombongan tour (anak sekolah??) yang beranggotakan 10 - 20 orang saja. Senang sih kalau tour lokasinya sepi pengunjung bebas buat explore foto.
Entrance menuju SD Muhammadiyah Gantong

Rumput kering meranggas di halaman samping
Itulah replika SD Muhammadiyah Gantong
Halaman untuk uapaca bendera



Rumput kering exotic

GREEN TROPICAL HOTEL , DANAU KAOLIN


Bangun pagi badan terasa lebih segar setelah tidur nyenyak semalam. Selama di Belitung kami menginap di Green Tropical Hotel. Hotel ini cukup baik/baik, mulai dari service, fasilitasnya. Pelayannya sangat ramah dan helpfull, ruangannya luas, menu sarapannya enak-enak dan variatif. Disamping itu dari desainnya juga unik banget, konsepnya green tropical, hijau daun jadi konsep detail seluruh pernik interior dan exteriornya bahkan perangkat alat makannya. Motif daun jadi pernik di setiap ornamennya. Aku suka sekali dengan detail ornamen ini.. Padahal harganya relatif tidak terlalu mahal. Aku booking hotel ini melalui tiketku.com hanya berdasarkan testimoni/ulasan para tamu yang pernah menginap di sini. Hanya saja jumlah tamunya tidak terlalu banyak alias sepi. Mungkin ini efek harga tiket pesawat mahal yang membuat traveler enggan melanglang buana, ini terlihat juga dari situasi di bandara yang sepi. Hmmmm....

Lihatlah motif daun di pagar besi pembatas ruang makan

Gedung lobby Green Tropical Hotel
Usai sarapan kami sudah bersiap-siap explore keindahan Belitung. Tepat jam 8 kami sudah melaju.

DANAU KAOLIN.
Untuk itinerary perjalanan selama di Belitung kami hanya memasrahkannya pada Idham, keponakanku yang sudah lebih kurang 2 tahun bekerja dan menetap di Belitung. Sebagai anak muda yang dulu punya hobby touring dan travelling pastilah dia sudah jelajahi semua tempat-tempat terbaik di Belitung ini. Terbukti dari timeline akun IG dia... foto-foto wisata Belitung yang mempesona. Karena foto-foto Idhamlah membuat aku "ngidam" ke Belitung.

Tempat pertama yang akan kami singgahi adalah Danau Kaolin, karena lokasinya terdekat dari hotel kami dan memang dilintasi saat akan menuju destisai berikutnya, alias sekali jalan. Belitung tidak hanya melulu identik dengan batu granit besar yang menjadi ciri khas novel ‘Laskar Pelangi’. Karena Belitung mempunyai sumber daya yang digunakan sebagai mata pencaharian masyarakatnya, yaitu penambangan kaolin. Berupa tanah liat lunak, halus, dan berwarna putih untuk bahan pembuatan kosmetik, karet, atau kertas. Hasil dari lahan tambang inilah yang menciptakan cerukan alias lubang-lubang tak beraturan menyerupai danau besar dengan air berwarna biru tosca dengan pasir putih yang sangat menawan. Kalau Bandung memiliki Kawah Putih Ciwidey, wisata Belitung punya Danau Kaolin.

Tumpukan pasir (tanah kaolin???) yang menggunung menjadikannya pemandangan yang sangat indah laksana gunung salju di Korea. Cantik sekali. Bersyukurnya kami memilih waktu kunjungan bukan di hari libur jadi lokasinya cukup sepi, bebas nau capture foto seperti apapun. Menurut Idham dari lokasi kami berdiri, moment sunrisenya akan cantik sekali. Next kita berburu sunrise ya..

suasana agak gelap karena cuaca mendung dan gerimis...
Cantikkk bangettt
Menuju gungan pasir putih kaolin
Berasa di batas kota saat ke Turki atau Korea... gunung-gunung salju
Puas-puasin dah fotonya.

Wednesday 28 August 2019

AKAULA CAFE

Sejak menyusun itinerary sesuai schedule pesawat aku memang sudah menginginkan untuk dapat sunset di pinggiran pantai di Belitung, hal ini aku utarakan pada Idham yang sekarang jadi penduduk Belitung. Begitu urusan bagasi beres maka kami langsung dibawa Idham ke suatu lokasi yang menurut dia sunsetnya paling keren.

Cafe ini terletak dipinggiran pantai merupakan lokasi nongkrong anak muda. Lokasinya Cafe ini berada di Jl. Patimura, Tj. Pendam, Tj. Pandan, Kabupaten Belitung, Kepulauan Bangka Belitung 33411. Konon katanya cafe ini merupakan spot terbaik umtuk menikmati sunset.

Kami sampai di sini sudah sangat sore menjelang malam... harus kejar-kejaran dengan waktu karena matahari memang sudah sangat turun bahkan hampir tenggelam, ditambah lagi cuaca sedikit mendung. Rada sulit untuk dapatkan foto terbaik, karena spot terbaik (yaitu disebuah kursi panjang yang persis berdiri di bibir pantai) sedang digunakan oleh seorang ibu-ibu muda yang berfoto mengabadikan sunset hampir ratusan foto (lebay saking keselnya...sama si ibu gak ngerti orang juga antri di posisi itu) tak mau gantian. Pas dia lari ihhh...lega banget... kami seperti kejar-kejaran dengan matahari yang dikiittt lagi masuk ke peraduan. Lumayanlah...cuma dapet 3-4 foto matahari sudah tenggelam. Tapi dasar aku ya...selalu ambil sisi positif dari setiap kejadian, aku bahagia banget karena setelah matahari tenggelam justru menimbulkan pemandangan yang indah sekali. Pendaran cahaya merah....yang memancar di langit. Indah sekali!

Selesai mengejar foto sunset kami balik lagi ke meja, menunggu pesanan makanan yang sudah dipesan sejak masuk ke area ini. Kami order makanan lengkap alias makan berat mengingat tadi kami tidak makan siang. Menu wajib yang ingin aku coba adalah gangan ikan ditambah ikan bakar, ikan asam manis, cumi goreng krispi, tahu goreng dll. Jika suasana di cafe ini sangat indah tapi tidak untuk penyajian menunya sangattt lama. Lebih kurang 1 jam barulah hidangan muncul, tetapi lucunya hidangannya datang satu persatu. Pertama tahu goreng... tanpa nasi kami langsung melahapnya ludes karena sudah sangat kelaparan. Lalu cumi goreng...mengalami nasib yang sama seperti seperti tahu goreng. Ludes sekejap.

Lalu hidangan yang muncul berikutnya adalah sayur tauge sendirian juga, lalu gangan ikan laluu.... ikan bakan dan baru nasi. Hmmmm lelet dan kurang sistematis banget. Malah ikan asam manis baru mau dianter ke meja kami saat kami sudah bubaran dan siap bayar di kasir, terpaksa di bungkus Hadehhhh..... Masih beruntung cita rasa makanannya enak, kalau tidak yah sudah deh..bakal aku coret dari catatan must visit place jika aku main ke Belitung lagi. Soal harga relatif agak mahal (tapi tidak mahal).

Usai dari Akaula Cafe kami masih sempat mutar-mutar cari martabak Simpang Rahat atau Martabak Acau, ketemu lokasinya namun sudah tutup karena sudah malam. Akhirnya kami dibawa oleh Idham ke pusat oleh-oleh Klapa. Hmmmm....mabok deh..takut khilap ngeborong di sini, diingetin terus bukankah kita masih akan ke Bangka. Setelah dari Klapa kami langsung menuju Green Tropical Hotel untuk istirahat. 

Posisi matahari sudah seperti ini saat kami menanti si ibu yang asyik foto sendiri
Hampir hilang tuh mataharinya
Sudah tidur di peraduannya matahari...muncul cahaya merah jingga agak-agak pink
Udah lewat cahaya merahnya lampu-lampu taman mulai dihidupkan
Sesaat matahari telah tenggelam
Indahnya aku suka...

BANGKA - BELITUNG ON VACATION

Sudah cukup lama tidak geret-geret koper setelah terakhir kali kami week end ke Bromo sekitar bulan Februari 2019. Berasa sudah jenuh dengan rutinitas kantor dan aktivitas keseharian aku mulai browsing-browsing dan pilah pilih destinasi wisata. Tadinya ada rencana ke Malysia memenuhi tawaran Linda adik iparku untuk main kesana. Namun belum terwujud karena setiap aku tawarkan untuk menjadi travel mate aku, sebagian besar yang biasa jalan bareng "no respon" atau kalau kakak-kakakku nolak sama sekali. Lantas pernah ada rencana ke Padang. Mengenai rencana ke Padang ini itinerary, travel wisata sudah oke semua, bahkan schedule pesawat sudah fix tinggal klik aja untuk oreder di traveloka atau tiket.com. Entahlah apa yang menyebabkan batal... terlalu bertele-tele dan banyak pertimbangan.

Karena untuk travelling bareng keluarga batal, akupun sudah menyusun rencana lain yaitu ke Lampung bersama ibu-ibu arisan RT. Hampir pasti.... . Itinerary, hari dan tanggal keberangkatan sudah fix. Ujung-ujungnya tetap batal...karena satu persatu mundur tanpa kepastian . Hmmm...dan pikiran dan rasa ini sudah haus untuk geret-geret koper. Dan entahlah...tiba-tiba kakak terua melontarkan ide kenapa kita tak ke Belitung saja, nemenin dia jenguk anaknya yang kerja di Belitung. Aku sih setuju saja. Malah ada usulan kalau sudah ke Belitung mengapa tidak sekalian explore Bangka juga. Qadarullah.... akhirnya fix dan kita berangkat.

Dalam travelling kali ini banyak sekali pelajaran dan hikmah yang aku dapat :
1 Tentang teman perjalanan. harus banyak bersabar dan menahan diri apalagi sebagai yang paling kecil usianya. Benar Rasulullah mengajarkan untuk memahami karakter seseorang kita harus ber"safar" bersamanya.

2. Niat baik, hati yang baik tidak selamanya berbalas tunai.

3. Sebenarnya tidak ada yang salah pada orang lain. yang salah adalah pada dirimu sendiri yang mengambil persepsi yang salah terhada hati orang lain. Persepsi negatif disebabkan oleh pikiran yang kerdil dan dangkal. Pikiran dangkal dan kerdil bersumber dari hati yang sempit.

4. Sabaaarrrr....itu tak boleh berbatas.

Oke kita lanjut yok bahas tentang destinasi yang telah dikunjungi.

DEPARTURE
Schedule pesawat untuk keberangkatan ini adalah PLM - PGK jam 11.35. Transit dulu di Pangkal Pinang ini sudah diprediksi lumayan lama, sekitar 3 jam karena pesawat PGK - TJQ jam 16.15. Start dari rumah sudah agak riweh, karena antar jemput masih digunakan ke tempat lain, tapi akhirnya jadi juga berangkat. Kami melaju pas jam 10.00 pagi, sengaja pergi lebih cepat takut terburu-buru nanti di bandaranya. Yah... Alhamdulillah sechedule pesawat semuanya on schedule. 

Tunggu keberangkatan di SMB 2
Menunggu di SMB 2
Transitnya 3 jam-an
Terkantuk-kantuk menunggu transit
Sekitar jam 16.55 kami sudah mendarat di Belitung.