Thursday 16 March 2017

FAMILY KOREA WINTER TRIP DAY 5th, JEIL AMETHYST, KIMCHI SCHOOL, HANDBOK EXPERIENCE, CHUNGHA MARKET, BACK HOME

Selasa, 21 Februari 2017

Sedih karena tak terasa ini hari terakhir di Korea dan harus pulang. Padahal trip kali ini menyenangkan sekali, group tour yang persertanya sangat menyenangkan, akrab, terpelajar, sangat toleransi, disiplin, local guide yang ramah, helpful dan assistance nya baik sekali, arrangement schedulenya rapih dan efisien. Habis mandi dan dandan rapih, aku menelpon Idham dan Kota seperti biasa membawa turun koper di tempat yang sudah ditentukan di lobby. Saat menurunkan barang belom ada koper yang diletakkan di sana, artinya kamilah yang pertama. Setelah aman, kami menuju resto buat sarapan. Menunya masih sama seperti kemaren dan yang kami makan juga varian pilihan kemaren juga.

JEIL AMETHYST SHOP
Karena ini hari kepulangan, start berangkat hari ini agak siang yaitu jam setengah 9. Maka itu setelah sarapan kami masing-masing naik lagi ke kamar untuk bongkar muatan alias toilet. Tepat jam setengah 9 bis kami melaju meninggalkan hotel Intercity menuju destinasi pertama yaitu sebuah perusahan yang memproduksi perhiasan “Jeil Amethyst”. Jin Hyung bilang biasanya kunjungan di sini singkat karena jarang yang berminat mengingat harganya yang “expensive”. Tidak membutuhkan waktu lama akhirnya kami sampai di sebuah toko/kantor?

Kami segera dipersilahkan naik ke lantai 2, disambut oleh seorang costumer service yang ramah dan seperti biasa orang Indonesia, bahkan dari logat bahasanya pasti orang Jawa. Kami diberikan penjelasan bagaimana perhiasan indah tersebut diolah. Batu amethyst yang diambil dari daerah pegunungan kemudian diolah menjadi berbagai macam bentuk perhiasan yang indah.

Batu amethyst bahan dasar pembuatan perhiasan yang cantik itu
Pecahan kepingan batu amethyst

Produk batu amethyst yang ditawarkan memiliki berbagai grade yang tergantung pada tingkat kekerasan batu yang terkait dengan umur batu itu sendiri. Batu amethyst juga memiliki khasiat dapat memperlancar sirkulasi darah yang menimbulkan efek baik bagi kesehatan. Setelah penjelasan singkat itu kami segera dipersilahkan melihat display produk yang dijual dalam etalase kaca. Tadinya aku gak punya rencana/niat untuk beli perhiasan karena tak punya budget dan pasti mahal.

Display store dan produk yang dipajang, cantik-cantiknya

Tapiiiiii.....setelah melihat langsung produk yang didisplay rasa ini runtuh. Aku meminta kepada si mbak yang tadi memberikan penjelasan untuk melihat dan mencoba beberapa cincin yang aku suka. Si mbak juga antusias meladeni aku karena dari group belum terlihat yang antusias seperti aku. Setelah coba di jari manis dan bertanya harga, mengkalkulasi dengan mencongak dan bertanya sistem pembayaran (karena aku tuh sudah tidak punya won lagi) yang bisa dibayar pake debit card alias pake ATM card (aku gak punya credit card) akhirnya......jebol juga pertahanan. Aku mau beli...

Jika menuruti nafsu rasanya mau membeli semua karena memang bagus dan cantik. Soal harga menurutku tidak terlalu mahal kok (tidak seperti di Turki produk perhiasan bebatuan tak jelas, plus zircon dan lapisan emas 18 karat harga 1 cincin bisa 20 – 30 jutaan). Dari seluruh pilihan, aku hanya ambil 1 cincin grade 2 saja Yang setelah didiskon sebesar 30% menjadi seharga 298$ = 4 juta rupiah lebih. Bungkussss....  Saya hanya mampu beli yang grade 2 saja deh, karena untuk grade 1 permata yang mengelilinginya itu adalah berlian jadi untuk cincin tipe yang sama harganya sekitar 38 juta rupiah. Ampunnn bukan kelasku harga segitu, itu untuk Syahrini...

Melihat aku telah menyelesaikan transaksi mbak Via dan Nila ikut beli juga. Bahkan mbak Nila borong banyak tuh set cincin, gelang, kalung , anting (dia gak pake jilbab jadi pasti kepake semua tuh). Yeahhhhh.... lagi-lagi Jin Hyung dan Nuri salah prediksi kali ini. Wajahku berbinar-binar keluar toko, senang banget (dari masih balita kata mama aku itu memang pesolek dan senang pake perhiasan).

Penampakan cincin yang sangat menarik hati dan kantongku
Setelah lihat foto ternyata ini kerjaan mereka yang gak minat pada perhiasan. Anak pertama Nila sekarang di diajak gabung gaya alay yeayyy....

Hmmmmm...lakunya...sok gaya orang  preweding

Tersangka ke 2 dan 3

Tersangka ke 3

KIMCHI SCHOOL
Habis dari toko perhiasan cus kita menuju sebuah toko untuk belajar membuat traditional cuisine Korea yaitu Kimchi. Warga negara Korea mengenal kimchi dengan sebutan “banchan“. Kuliner yang kaya bumbu ini disajikan berbarengan dengan nasi putih dan lauk utama. Fungsinya tergolong unik, yakni sebagai “teman masakan utama”. Sebab Kimchi bisa menetralisir rasa makanan utama yang dominan atau justru memperkaya rasa menu utama yang tawar. Kimchi sudah memperoleh record (penghargaan) dunia  sebagai salah 1 diantara 5 produk makanan yang sehat yang memberikan efek mempelancar pencernaan seperti yakult ataupun yoghurt.

Welcome greeting disambut oleh display jenis dan ragam kimchi. Jin Hyung sedang menjelaskan sembari menunggu ajumma datang
Ajumma cantik yang jadi pemandu

Masyarakat Korea menikmati kimchi dalam beberapa jenis antara lain tongbaechu kimchi (kimchi kol putih), chonggak kimchi (kimchi lobak putih), kimchi daun wijen, dongchimi (kimchi buah bit), kimchi bawang, oisobagi kimchi (kimchi mentimun), dan nabak kimchi (kimchi kol dan buah bit)

Di pintu masuk kami disambut dengan sangat ramah oleh seorang “ajumma” cantik sekali, beliau menjelaskan tentang Kimchi, cara pembuatan, kegunaan, dan record dunia yang di dapat oleh produk Kimchi dalam bahasa Korea, dan Jin Hyung menterjemahkannya buat kami.

Selepas itu kami diajak ke lantai 2 untuk praktek pembuatan, sepanjang lorong naik ke lantai 2 terdapat display seperti diorama tentang pengolahan rumput laut sehingga menjadi kepingan enak seperti yang kami makan beberapa hari lalu. Menarik...sekali.

Pengambilan rumput laut dari laut
 Step pertama pengolahan rumput laut, rumput laut yang diambil dari dasar laut  dikumpulkan

Rumput laut di ratakan dan digelar pada tirai bambu lalu dikeringkan dengan menjemurnya di bawah sinar matahari

Yang berbaju merah ini koordinator pengawas pekerja

Proses pemotongan rumput laut, masih secara tradisional

Proses pemotongan lembaran rumput laut modern saat ini. Ini orang asli bukan diorama
Di lantai 2 kami dipersilahkan masuk kedalam ruang kecil yang didapati meja melingkar dan di atasnya sudah terdapat perlengkapan membuat kimchi sesuai dengan jumlah peserta kami. Ada piring, sarung tangan plastik, sawi putih, sepiring kecil saos cabe. Sebelum memulai praktek kami dipersilahkan meminum welcome drink berupa susu ginseng yang rasanya mantap... enak banget, pengen minta nambah gak mungkin alias malu. Habis beramah tamah, maka saatnya belajar buat Kimchi, aku sangat antusias sampe dibilangin “(잠깐만) jamkkanman ajumma” (tunggu sebentar bu...) karena aku tak sabar dan sudah mulai mencoba memakai sarung tangan plastik padahal belom mulai praktek...hahaaa.

Para peserta yang eksis sebelum dipersilahkan mengambil posisi

Bahan kimchi yang telah disiapkan untuk diolah, belum boleh disentuh

Seremonial selamat datang, welcome drink susu ginseng, enakkkk

Baiklah kita mulai, pertama dijelasin dulu macam-macam kimchi dan bahan-bahan untuk membuat kimchi.

BAHAN-BAHAN :
Satu buah sawi putih besar
½ batang lobak putih, iris memanjang dan tipis
4 batang daun bawang iris iris
4 siung bawang putih, haluskan
1 ruas jahe, haluskan
1 buah apel merah, diblender
6 sdm bubuk cabe Korea atau bubuk cabe biasa juga bisa
2 sdt garam
1 sdm gula
½ gelas garam laut kasar (butirannya besar)
Air secukupnya
2 sdm saus ikan Korea atau saus ikan biasa juga bisa

CARA MEMBUAT KIMCHI
1. Cuci sawi hingga bersih sekali sampai ke lembaran paling dalam sawi, tanpa dipotong dan biarkan utuh seperti itu.
2. Tuangkan ½ gelas garam laut dengan air ke dalam wadah (buat larutan garam 8%), lalu rendam sawi dalam larutan air tersebut hingga 6 jam.
3. Setelah direndam, cuci lagi sawi hingga bersih sampai lipatan terdalamnya dan jika ingin, bisa dipotong menjadi dua bagian. Tiriskan.
4. Campurkan gula, bubuk cabai, jahe, apel merah, bawang bawangan, daun bawang, lobak, saus ikan, dan sedikit garam. Balurkan kesemua bahan tersebut dengan merata pada sawi hingga ke sela sela terdalamnya sambil agak diremas agar sawi meresap bumbunya.
5. Setelah dilumuri merata maka lipat sawi dengan cara mengikatnya dengan lembaran daun bagian terluarnya.
6. Taruh di dalam wadah tertutup dan rapat atau kedap udara (lebih bagus jika menggunakan toples kaca) lalu diamkan selama dua hari, agar bumbu meresap pada sawinya.
7. Setelah didiamkan dua hari, Kimchi sudah bisa disantap


Semua menyimak keterangan dan  penjelasan ajumma
Ambil foto "before" sebelum dimulai praktek

Tampilan "BEFORE", yang ada di gelas kecil itu adalah susu ginseng yang enak banget. Dikit sekali kan???
Pertarungan sudah dimulai, semua khusuk. Chef Idham tekun sekali....
Anak bujang Kotada oppa masih sempat gaya dulu sebelum memulai. Atik sudah mulai, Kota ngegaya dulu dan saya pake sarung tangan aja belom, susah masuk karena tanganku gedeee...

Semua asyiiikkkkk.....

Khusuk banget jeng....

Tangan ini terlalu rapih dan teliti mengolesi saos sambal pada lembaran sawi. Sehingga saya menjadi peserta yang paling terakhir selesai

Ini tim 1 yang sedang asyiikkkk... Lihatlah Atik sudah kelar duluan tapi gak rapih melipatnya

Taraaa... produk buatan Iyun kurang sambelnya
Hasil buatanku rapih dan bagusss kata ajumma

Seru sekali praktek kimchi ini, setelah semua selesai si “ajumma” menilai hasil kita satu persatu “joh-eun”좋은( bagussss). Selanjutnya diajarkan membuka sarung tangan plastik agar tidak berlepotan. Dan terakhir Jin Hyung mendemokan pembuatan penganan kecil khas Korea yang berbahan dasar beras (= kalau mau dipraktekin di Indonesia sebaiknya pakai beras ketan saja) dan lembaran rumput laut kering. Kedua bahan dicampur jadi satu lalu dibentuk bola-bola. Setelah jadi kita disuruh mencicipi dan rasanya “mas-issneun (맛있는) “, sedapppp.... Aku malah sampai nambah sampai 4 bola. Hehee...doyan atau lapar sih?

Baiklah setelah selesai praktek kimchi, kita dibawa turun ke storenya untuk membeli berbagai produk khas makanan/snack Korea. Aku sudah janji untuk tidak membeli apapun lagi karena tak mau koper terlalu berat, won sudah habis dan juga males bebenah koper di bandara nanti. Hanya beli susu pisang yang sangat terkenal dan beberapa bloger bilang kalau ke Korea jangan sampai tidak mencicipinya. Harganya murah 15 Won, dan memang enak sekali.

Minuman susu pisang, mantappp... enak sekali
Selepas itu kita diajak masuk ke dalam sebuah hall, ternyata disuruh ganti baju dan foto-foto menggunakan pakaian tradisional Korea yang “colorfull” itu. Ahayyy...alangkah senangnya. Rame sekali yang antri.

Pakaian tradisional Korea disebut Hanbok. “Han” adalah sebutan bagi Korea, dan “bok” berarti pakaian. Jadi, secara harfiah orang Korea pun sebenarnya hanya menyebut pakaian mereka sebagai “pakaian korea”, berbeda dengan orang jawa yang menyebut kebaya sebagai pakaian tradisional mereka. Orang Korea sangat bangga terhadap hanbok sebagai identitas pakaian tradisional mereka. ada sedikit perbedaan penyebutan nama pakaian ini antara Korea Selatan dengan Korea Utara. Karakteristik yang menjadi keunggulan Hanbok adalah potongan siluetnya yang simpel dan warna-warnanya yang atraktif dan indah (= colorfull).

Jika Hanbok digunakan oleh orang-orang di Korea selatan, orang Korea Utara menyebut “Jeoseon ot” . Ini tidak mengherankan, karena, pakaian tradisional Korea yang paling terkenal adalah pakaian yang berkembang di zaman dinasti Jeoseon, dinasti terakhir Korea. Sebelum masa dinasti Jeoseon, hanbok lebih rumit dan tidak praktis untuk dikenakan saat melakukan pekerjaan sehari hari.

Pemakaian Bahan dan warna hanbok di zaman dulu pun tidak sembarangan. Kaum Bangsawan (Yangban/) pada umumnya memakai hanbok berbahan dasar serat rami dan berwarna-warna yang indah. Sedangkan rakyat biasa hanya memakai bahan yang murah -karena tak mampu membeli yang berbahan mahal- dan warna yang digunakan adalah warna patel, seperti putih, kuning pucat dan biasanya berwarna sama antara atasan dengan bawahan. Hingga saat ini, orang Korea masih sering memakai Hanbok di upacara-upacara atau hari hari peringatan seperti Chuseok atau Seol-nal (hari Imlek)

Penjelasan kecil tentang detail yang ada pada Hanbok :
1. Jeogori: ialah bagian atas dari hanbok ( baju ).Untuk hanbok laki-laki ukurannya lebih besar dan simple, sedangkan untuk wanita agak pendek dan ditandai garis lengkung dan dekorasi yang lembut.
2. Deong Jong : yaitu krah yang berwarna yang berwarna putih .
3. Otgoreum (Cloth Strings): adalah pita yang dipakai pada baju hanbok untuk wanita, yang melintang hingga ke Rok ( chima ).
4. Chima : adalah rok pada bagian hanbok. Ada berbagai macam jenis chima, ada yang lapisan tunggal dan ada juga yang double.
5. Pattern: susunan gambar atau garis dan juga perpaduan warna.

Masih banyak lagi istilah bagian pada hanbok, misalnya baerae (pada lengan), kket dong (lengan ) dan lain sebagainya. Aku tidak begitu paham dengan penjelasan ini, yang paling aku ingat ajumma itu bilang kalau yang aku, Iyun dan Atik pakai itu untuk kaum ningrat, sedangkan yang dipakai Bunga dan Tami adalah untuk orang dalam istana termasuk petugas alias pelayan istana. Hahaaa...gua istri raja dong...:D

Selesai didandani oleh ajumma kami dipersilahkan berfoto-foto di berbagai objek yang ada di hall tersebut. Sayang sekali karena terlalu padat pengunjung dan waktu yang tersedia sedikit kami hanya foto di spot itu itu saja. Jadilah... karena pakai hanbok ini free alias gratis, tidak seperti waktu di Volendam sewa pakaian dan foto harus bayar 27 euro. Mahal kan?

Yah ini dia isteri kesayangan raja
Entahlah keluarga raja manakah ini, tapi semua senyummmmm

Putra mahkota yang slengekan
Isteri-isteri raja dan para abdi dalem ahayyyy...

Putera mahkota yang terakhir dan tertukar .. Kotada oppa

Putera mahkota yang pertama.. terkenal alay... Idham Widhiarta oppa

Keluarga kerajaan lengkap, sang raja sedang ke medan perang. Perang melawan hawa nafsu hiks...
Permaisuri raja...

Merasa baru sebentar sekali sudah disuruh bubar jalan. Hiks... apa boleh buat, bubar jalan yok. Selanjutnya kita menuju arah bandara tetapi harus mampir lagi buat melengkapi oleh-oleh yang belum cukup.


Ada yang iseng fotoin saat menuju parking area

CHEONGHA GROCERY MARKET
Ini adalah pusat belanja oleh-oleh yang cukup besar yang letaknya tak jauh dari Bandara Incheon. Berbentuk seperti supermarket terdiri dari 2 lantai. Lantai atas menjual oleh-oleh berupa makanan kering, sedangkan lantai bawah menjual berbagai macam souvenir dan peralatan rumah tangga. Disini mereka menerima pembayaran dengan berbagai jenis mata uang termasuk Rupiah dan mereka pun menyediakan jasa pengepakkan barang belanjaan gratis. Di lantai atas terdapat juga restaurant .

Karena sudah mengultimatum untuk diri sendiri tidak akan berbelanja lagi, aku setia deh tidak beli apapun selain mencicipi sampel produk snack Korea (tapi tetap berhati-hati memperhatikan kode ingridient di bungkusnya, Atik paham sekali kode kandungan yang mengandung B2 itu). Pada saat di lantai bawah yang menjual peralatan rumah tangga , peralatan makan dan dapurnya lucu dan sangat menggoda sekali. Mungil, cantik, shabby chic, bahkan yang ngejreng kuning, orange, merah khas baju China, soft blue, pinky. Hmmmm.... TIDAK! Berat dan malas  untuk bongkar koper lagi. Aku hanya menemani Iyun yang membeli, sesekali memberi saran mana yang bagus.

Yah...tidak sampai 1 jam kita bubar jalan lagi menuju Inchieon, pemandangan memukau laut atau sungai membeku di kanan kiri jalan cantik sangat. Hanya memerlukan waktu kurang dari 30 menit kami sudah sampai di “dropping area”. Salut sekali sama sopir dan local guide Korea ini, tangkas dan helpful sekali. Dengan ikhlas mereka mengeluarkan dan menurunkan satu persatu koper kami. Kami segera mencari trolly dan bersiap masuk ke dalam. Bandara yang besar, bersih, rapih, lengkap prasarananya. Jin Hyung telaten meladeni dan membantu proses check in dan memasukkan bagasi.

Trip sudah usai yuk kita pulang
Good bye Inchieon
Inchieon , menunggu yang lain masih check in dan memasukkan bagasi

Selesai dari situ dia memandu kami bahkan dialah yang mengurus untuk mendaftarkan tax refund secara mandiri melalu mesin "tax refund claim automatic service",  satu persatu. Selesai dan tinggal ambil uangnya nanti di dalam. Dia menjelaskan proses yang harus kami jalani, mencari gate, tempat pencairan uang airport tax dan di pintu sebelah mana untuk imigrasi kontrol secara baik dan rinci, bahkan sampai semua sudah beres dia masih bertanya ulang apalagi yang kurang, apalagi yang masih bisa dibantu. Termasuk saat kami masih duduk di ruang tunggu (Nuri meminta kami tetap menunggu sembari dia menemani Sarah keluar lagi untuk membeli makanan di starbuck). Memang lamaaaa... sekali hampir sejam.

Jin Hyung kembali mendekati kami bertanya kenapa masih menunggu sebaiknya segera masuk saja, karena imigrasi kontrol nanti antrinya panjang. Kami menjawab ini permintaan Nuri. Dengan wajah sangat khawatir dia kembali menyarankan untuk masuk duluan aja. Tapi ketika kami bilang tetap ingin menunggu Nuri, dengan berat dia mengiyakan. Dia bilang kalau dia pamit meninggalkan kami karena harus menjemput group tour lain, apakah kami tidak keberatan? Waduh...Jin sudah habis batas tanggung jawabmu kamu masih begitu care. Luar biasa! Aku malah jadi inget saat tour ke Eropah, Euis dan Ade itu sudah tidak peduli lagi pada peserta sejak saat masuk check ini bandara. Masih inget banget diingatan aku saat seorang bapak dari Makasar kebingungan mengurus tax refund. Keren banget local guide Korea ini.

Tak lama Nuri muncul tanpa disertai peserta lainnya (Via, Vera dan Sarah) Yang tadi keluar bersama dia. Kami menyatakan ingin masuk saja, karena memang saat itu sudah hampir jam 3. Nuri masih melarang dan meminta bersamaan saja. Aku agak ngotot dikit dengan bilang saat ini sudah hampir jam 3 belum imigrasi kontrol dan belum sholat. Setelah bertanya gak apa-apakah bu sendiri? Aku bilang “its okay”, insyaa Allah kami bisa. Cus... team kami 7 orang masuk ke imigrasi kontrol. Tidak terlalu antri tapi lumayan lama juga hampir 30 menit.

Lepas dari imigrasi kontrol aku meminta yang lain untuk segera ke gate 49 saja. Sedangkan aku dan Tami akan segera ke gate 27 mengurus pencairan uang tax refund. Pertimbangannya bila harus ikut semua bersama-sama jaraknya sangat jauh. Loket airport tax menuju ke kiri dan masih sangat jauuhhhhh, lantas gate 49 ke kanan juga masih sangat jauhhhhhhh. Untuk yang menuju gate 49 aku meminta Atik dan Kotada yang mengkoordinir karena toh mereka sudah pengalaman ke bandara-bandara International.

Aku dan Tami berjalan setengah berlari menuju gate 27 yang sangatttt jauh, gempor rasanya. Alhamdulillah! Pencairan uangnya mudah sekali, bahkan petugas jaganya cantik-cantik dan ramah, malah mereka bercanda dan menyapa ramah sambil belajar mengucapkan beberapa kata dan kalimat dalam bahasa Indonesia. Tapi masih ada kendala juga tax refund milik Iyun itu blom bisa dicairkan karena pasport Iyun tidak kami bawa. Arghhh.... tidak! Kebayang banget dah harus ke gate 49 lalu balik lagi ke gate 27 dari ujung ke ujung. Tami mencoba menelpon mereka yang ada di sana untuk nganterin tapi gak ada yang angkat. Tidak menyangka juga sih saat pencairan uang masih  harus menunjukkan pasport lagi, bukankah tadi saat proses verifikasi di mesin otomatis pasport pemilik sudah di scan? Dan apa boleh buat. Bersyukurnya Tami bersedia bolak balik. Lumayankan tax refund punya Iyun itu sebesar 123.000 won nah kalau dirupiahkan hampir 1,5 juta.

Menuju gate 49 kami berjalan seperti berlari lagi, gempor banget. Bersyukur astma aku gak kumat meski lelah. Sampai di gate 49 hanya ada Atik di ruang tunggu dan tungguin barang. Yang lain sedang ke toilet.Karena Iyun tak ada kami bongkar sendiri aja tas tangannya, dan dapat tuh pasport. Tami bergegas balik lagi. Aku segera ke toilet untuk berwudhu karena yang paling penting ada dalam pikiranku adalah sholat.

Masuk ke toiletnya aku dibuat kagum dengan desain wastafelnya. Aduh artistik sekali deh, sayang aku tidak sempat fotoin karena memang gak bawa apapun ke toilet. Selesai wudhu aku dan Iyun mencari tempat aman dan tidak mengganggu lalu lintas orang lain untuk bentang sajadah. Alhamdulillah sudah selesai sholat rasanya lega dan tanpa beban.

Ketika duduk-duduk di ruang tunggu aku mulai berpikir kritis sudah hampir jam 4 tapi kok kami tidak dapat makan siang dari Nuri? Aku jadi menyimpulkan ohhhhh... rupanya paket tour ini memang di hari terakhir kita sudah tidak dapat jatah makan siang lagi. Sayang sekali yah si Nuri tidak menjelaskan hal ini, kalau tidak kami kan bisa prepare dengan beli nasi instan saja, masalah lauk, kami punya banyak rendang dan kering tempe. Apa boleh buat , karena tidak mengerti tentang ini bahkan rendang dan lauk lainnya itu sudah disimpan dalam tas bagasi, termasuk milk shake aku. Paling tidak kan kalau tahu aku bisa minum milk shake untuk menahan lapar sekitar 4 -5 jam.

Aku memanggil Kotada dan menyerahkan Won yang aku dapat dari pencairan tax refund sebesar 27000 won. Aku suruh dia dan Idham beli makanan apa saja untuk makan siang. Kalau ada kentucky lebih baik. Bila kurang bisa pakai ATM aku. Hmmmm... sungguh terlalu yah. Dan akhirnya aku paham Nuri dan peserta lain itu belum terlihat muncul hingga saat ini mungkin sedang makan siang. Kenapa tidak secara fair saja kalau mau makan siang bisa bersama mereka dan ada tambahan biaya, aku akan penuhi itu, daripada seperti ini bayangkan lapar booo....! Baiklah...bersabar sajalah. Cukup lama berselang Kotada dan Idham muncul membawa bungkusan cukup besar. Tidak ada kentucky katanya di seantero situ yang ada roti segede gaban dan setiap satuannya dikemas bersamaan dengan saos putih seperti mentega Turki. Yahhh... apa boleh buat kami menyantapnya saja. Lumayan kenyang, bahkan aku hanya menghabiskan 2/3 saja sudah kenyang, sejujurnya bukan kenyang melainkan eneg.

Melalui display pengumuman di gate 49 diberitahukan bahwa untuk keberangkatan kami pindah ke gate 46 yang tidak begitu jauh dari situ. Kami pindah dan tepat jam 17.00 boarding dimulai. Sedih sekali menahan lapar cukup lama, berharap makanan di pesawat akan mampu mengganjal lapar kita, namun ternyata tidak juga. Di pesawat dari pilihan makanan aku memilih salad sayur karena itu yang cukup aman. Cuma itu saja. Aduhhh ....lapaaarrrr. Terakhir sekali sudah hampir sampai kembali para pramugari membagikan snack berupa roti, dan tragisnya ketika berharap roti itu merupakan pertolongan mengatasi perut perih ternyata tidak. Rotinya rasa aneh , benyek dan gak enak. Akhirnya aku kembali mengemut permen yang kubawa, rasa manis mampu menahan lapar. Terlalu...!

PENGALAMAN MENGINAP DI BANDARA SOEKARNO HATTA.
Jam 23.15 WIB kami landing di Soeta. Senang sekali sudah sampe (iyalah senang ...karena kalau sudah sampe kami bisa beli makanan ... masih mikir makan juga ya Esi...???. Iyalah kalau orang puasa saja habis maghrib kan berbuka nah ini sampe jam 11 malem lewat kita belom buka. Hiks...). Setelah melalui proses imigrasi kontrol dan pengambilan bagasi kami segera keluar. Malam ini kita akan punya pengalaman baru menginap di bandara, mengingat sudah malam tidak ada lagi penerbangan ke Palembang.

Untuk menginap di bandara ini sebelum berangkatpun aku sudah estimasi dan persiapan bertanya ke google dan Leo (petugas Garuda) yang sudah menjadi kenalan baik karena terlalu sering travel dan setiap sampai di Soeta selalu dijemput dan dibantu olehnya untuk pindah terminal (aku memang Garuda minded). Leo menjelaskan bagaimana cara mencari dan menunggu shuttle bus untuk pindah terminal. Semula dari hasil bookingan tiket Nuri kami pulang menumpang pesawat Lion air yang berada di terminal 1B, sedang terminal luar negeri adalah terminal 2E. Seperti suatu berkah Lion membatalkan schedule penerbangan ke Palembang jam 5.20 pagi itu, sehingga oleh travel tempat booking tiket pesawat kami di tukar dengan Nam Air jam keberangkatan 6.20 pagi.

Mengingat pesan Leo aku dan rombongan menuju exit, dan naik lift ke atas katanya. Aku tidak berjumpa pintu lift setelah di luar, memberanikan diri bertanya ke petugas bandara akhirnya diberikan instruksi belok kiri dan tak jauh dari situ ada lift yang memang agak tersembunyi. Yah... seneng akhirnya kami sampe juga di ruang tunggu terminal 2F. Tadinya ketika belum berangkat dan bercerita-cerita tentang harus menginap di bandara, seperti biasa ibu Tami yang sangat hati-hati merasa sangat khawatir tentang hal-hal seram seperti penodongan atau apalah-apalah. Rupanya benar omongan Leo bahwa bandara itu 24 jam selalu hidup dan ramai. Benar saja di ruang tunggu keberangkatan terminal 2F sangat ramai oleh berbagai macam penumpang. Ada jamaah umroh, ada juga yang statusnya seperti kami. Kami masih harus mencari tempat duduk yang nyaman dan kalau bisa agak lega untuk bisa tidur. Alhamdulillah dapat!

Setelah dapat tempat yang pertama melintas dipikiran aku adalah sholat. Yah...itu wajib. Karena Atik memang sedang siklus bulanan maka dia harus jagain tempat duduk dan barang-barang. Kami semua menuju toilet dan mushollah. Di mushollah juga banyak penumpang yang menunggu keberangkatan seperti kami sedang tidur. Masih ada tempat sih jika kami mau tidur juga di mushollah, tapi tidaklah karena di dinding mushollah jelas-jelas tertera peringatan yang ditulis dengan huruf besar-besar bahwa dilarang tidur di mushollah. Inget pesan almarhumah mama kalau memang tidak boleh yah jangan dilakukan karena melanggar peraturan itu berdosa. Akhirnya kami balik lagi ke kursi tunggu.

Duduk di kursi aku merasa sangat lemas, sakit kepala dan rasa mau muntah, ohhhh iyaaa...laparrr. Aku mengajak Idham untuk cari makan, inget tadi saat keluar lift di depannya ada counter AW. Kami bergegas kesana, dannnn hiks pengen nangisss... ketika petugasnya bilang kami baru saja close. Waduhhhh... laparrrr. Eh tapi pas keluar dari AW aku dapat info bagus, ternyata menunggu shuttle bis itu di pintu keluar yang ada di dekat lift dan AW ituuuu (aku melihat banyak orang yang menunggu dan berdiri-diri disana dan berkerumun naik saat ada bus stop). Jadi tahu sekarang.... Lalu kembali pada fokus semula adalah cari makan siang plus malam sekalian haaaaahaaaa.... sedihnya rek! 

Aku dan Idham berjalan lagi dan mendapatkan hanya ada satu toko yang buka yaitu rumah makan padang. Kami bungkus nasi ayam bakar dan teh manis. Penjualnya juga sudah bilang sebenarnya tokonya sudah tutup karena lauknya sudah sebagian besar habis. Kami bilang tak apalah apa saja yang ada yang penting ada nasi. Jadi yang kami beli itu hanya nasi dan ayam doang tanpa lauk lagi. Tak apa-apa deh yang penting ada nasi. Aman kok karena kami punya bekal lauk. Okay sampai dikursi kami membagi nasi dan bongkar koper besar untuk mengambil bekal lauk yang kami bawa. Hmmmmm.... alhamdulillah, setelah makan hilang sakit kepalaku. Oh rupanya sakit kepala tadi karena lapar...

Habis makan kulihat semuanya mulai mengambil posisi dan kapling masing-masing. Kotada, Idham, Atik adalah yang paling duluan lelap. Disusul Bunga dan Iyun. Tami yang duduk disamping aku masih sibuk dengan HPnya, akupun demikian sibuk dengan HP ku. Namun ketika aku menoleh kulihat Tami sudah tertidur pula. Tinggal aku sendirian dan aku gak bisa tidur. Aku nyender dikursi dan menyelonjorkan kaki ke tumpukan koper di depanku. Tidak bisa tidur. Tidak terasa jam sudah menunjukkan jam 3.30, kulihat di pintu check in sudah banyak penumpang yang masuk. Aku membangunkan rombonganku satu persatu, meski mereka masih merasa ogah dan ngantuk aku bilang lebih baik check in duluan supaya dapat tempat duduk di pesawat di bagian depan. Akhirnya setengah terpaksa mereka ikut juga.

Terminal 2F tempat kita bermalam, tumpukan barang bawaannya hmmmm Tang disebrang itu Iyun dan Bunga yang masih menurunkan nasi yang baru dimakan sebelum mulai pasang lapak

Menunggu boarding dengan wajah lelah dan ngantuk.. kesian...kesian...kesian lihat expressinyo.. Saya tuh memang iseng yah...

Proses check in lancar dan tidak lama. Kami masuk tapi belum langsung ke gate F4, menunggu di kursi tunggu dekat mushollah untuk menunggu adzan subuh. Alhamdulillah sempat sholat Subuh dulu dan tanpa delay tepat jam 6.20 kami lepas landas menuju Palembang. Alhamdulillah akhirnya sampai dengan selamat ke kota tercinta kembali. Membawa kenangan manis dan indah tentang perjalanan menjelajah negeri orang. Banyak pelajaran yang bisa diambil, tentang cara negara Korea mengelola negerinya, tentang budaya Korea yang luar biasa, keramahan, kesopanan, keuletan dan kegigihan penduduknya. Yang paling penting adalah bagaimana kita sebagai traveller untuk tetap menjalankan syariat kita di negara non muslim, bagaimana menjaga istinja di negera yang sistem toiletnya tidak menyediakan air cebok, bagaimana menyiasati untuk tetap bisa mempertahankan menjaga sholat, tentang halal, haram dan subhat dalam makanan. Bagaimana kita harus bersabar, bertoleransi, empaty dengan sesama peserta tour yang sama sekali belum kita kenal sebelumnya.  Itulah ilmu yang bisa menambah wawasan kita. 

Arriving in SMB 2, muka-muka ngantuk dan lelah tunggu bagasi, tapi saya selalu ceriahhhhh

Kalau mau aku review dari sekian banyak travelling yang aku pernah lakukan Korea Winter Trip ini adalah perjalanan paling menyenangkan dan membahagiakan aku. Karena apa ? Pertama karena dalam perjalanan ini aku bersama keluarga besarku tercinta. Kedua, travel perjalanannya "Joint Trip Nuri" adalah travel penyelenggara yang terbaik dari semua travel yang pernah aku ikuti, baik dari schedule arrangement, kekeluargaannya, pengertiannya terlepas dari kekurangannya seperti manajamnen waktu yang masih terlalu mepet saat memepersiapkan dokumen keberangkatan, lalu tentang makan siang yang skip siang kemaren. Selebihnya keren dan recomended sekali.  Ketiga seorang "Travel Guide Korea" sangatlah bertanggung jawab dan helpfull banget. Luar biasa cara dia melayani dan menjamu tamunya. Kapan-kapan aku masih mau ke Korea lagi Namun untuk destinasi travel selanjutnya kita harus menjelajah negara lain dulu yang belum pernah kita singgahi. Yah...sampai bertemu dan bersama lagi di destinasi wisata kita selanjutnya my family team. JEPANG in spring insyaa Alloh.

Kaki koreng, pecah-pecah karena udara kering ini termasuk pengalaman berharga agar gak boleh males olesin cream pelembab


“Berjalanlah di muka bumi maka perhatikanlah bagaimana Alloh menciptakan manusia dari permulaannya, kemudian Alloh menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Alloh Maha Kuasa atas segala sesuatu” (QS. Al – Ankabut : 21)

Monday 13 March 2017

FAMILY KOREA WINTER TRIP DAY 4th. GINSENG SHOP, ODBO COSMETIC, LUNCH DI THAILAND RESTO, GYEONGBOKGUNG PALACE, DUTY FREE SHOP NANTA SHOW, SUP AYAM GINSENG, MYEONDONG

Senin, 20 Februari 2017

Ini sudah hari ke-4 di Korea, 3 hari berlalu dengan perjalanan dan suasana amat menyenangkan. Pagi-pagi aku bangun merasa lebih fresh. Setelah dandan rapih kami, aku, Atik, Idham dan Kotada langsung menuju resto untuk sarapan. Pengunjung resto masih sepi, hanya ada beberapa orang yang juga dari raut wajahnya adalah peserta tour dari Indonesia. Memilih meja di pojok sebelah kiri dekat pintu masuk kami meletakkan tas tangan sebagai tanda bahwa tempat itu sudah “reserve” (hehee...).

Kami berdiri dan berkeliling mengintip menu yang disajikan. Ada French fries, sosis “pork”, nasi goreng, semur daging (tanpa bendera pork), dan lain-lain makanan berat. Di meja tengah tersaji berbagai jenis roti dan selai, salad buah, buah segar, manisan buah, puding dan es buah. Hmmm... aku merasa kurang simpati dengan sajian makan beratnya, tapi tetap mengambil secentong kecil nasi goreng, beberapa potong French fries. Meletakkan menu yang kuambil ke meja yang sudah kami “reserve” tadi lalu balik lagi ke meja tengah mengambil salad buah, es buah dan jus jeruk.

Mulailah aku menggarap yang sudah aku ambil, agak kurang suka dengan cita rasa nasi gorengnya. Nasi di Korea rasanya kan seperti beras ketan nah kalau digoreng minyaknya menjadi banyak, itu alasan yang bikin aku gak suka. Untungnya tadi aku hanya ambil sesendok aja jadi gak mubazir. Aku menghabiskan French fries yang krispi dan gurih (suka sekali sama French friesnya tapi mau nambah malu...hehe..). Kalau seluruh menu berbahan dasar buah tadi jangan ditanya habis ludes. Mantap kenyangnya. Saat kami sudah menyelesaikan sarapan rombongan Iyun, Tami dan Bunga baru datang buat sarapan. Yah kami pamit duluan, dan tetap ingat untuk bawa piring kotornya di tempat yang telah disediakan ya....

Tepat jam 8 rombongan memulai untuk menjelajah lagi. Hari ini memang banyak kegiatan indoor (tidak mengekslporasi alam seperti kemaren). Kunjungan ke tempat industri khas Korea seperti kosmetik, ginseng dan produk kesehatan herbal, peninggalan sejarah, dan terakhir belanja lagi.

Hari keempat ini sungguh menyiksa bagiku, karena salah kostum. Ketika baca itinerary aku menyimpulkan bahwa schedule hari ini adalah kegiatan indoor maka aku hanya mengenakan kostum seadanya alias tidak berlapis-lapis seperti 3 hari sebelumnya. Kalau biasanya aku memakai, longjhon, legging dan dalaman biasa, baju, sweater, coat, sarung tangan, topi rajut. Maka hari ini aku hanya memakai legging dan dalaman biasa, baju, coat tanpa sarung tangan. Tahu gak sih... sakitnya tuh di tangan , jari-jari tangan dan kulit muka. Gak nyangka juga sih jika untuk menuju lokasi gedung kita kudu berjalan dulu di lapangan terbuka, jalan raya yang cukup jauh dan lama. Padahal meski matahari mencorong suhu udara saat itu  adalah minus 12 derajat celcius. Suhu dingin ini memang biasa karena efek hujan semalaman. Kebayangkan bekunya saya tanpa perlindungan berarti. Kulkas aja teperaturnya plus 5 derajat dinginnya seperti apa, nah ini minus 12 derajat celcius booooo.... Hadeh... pas lihat di hasil pemotretan tuh mukaku kaku dan susah senyum. Freezing....! Kayak mummi kali. Ahaaayyyyy......!


NATIONAL GINSENG CENTRE
Berkunjung ke Korea, tak lengkap jika tak datang ke National Ginseng Center, pusat informasi lengkap tentang perkembangan ginseng ke seluruh dunia, termasuk manfaatnya. Mengenai komunikasi kita tak perlu khawatir, karena pemandu di National Ginseng Center banyak yang mahir berbahasa Indonesia. Bahkan mereka berasal dari Indonesia, kebetulan sekali yang melayani kami bernama Adi berasal dari Palembang yang sudah lama tinggal di Korea karena sekolah. Maka jadilah kita bertanya dan negoisasi dengan bahasa daerah. Dan peserta lain malah senyum-senyum, lucu kali yah denger logat Palembang seperti orang mau berantem.

Bendera Korea ini menjadi welcome greeting di pintu masuk perusahaan ginseng Korea

Bentuk ginseng Korea asli bukanlah seperti jahe namun, melainkan berbentuk mirip manusia. Akar ginseng dibagi dua, dari akar kecil yang digunakan untuk produk ginseng seperti teh, cokelat maupun permen. Fungsinya hanya perasa dalam makanan karena kandungan saponin-nya hanya 5 persen. Suplemen ginseng terbuat dari akar kering. 

Tanaman ginseng terdiri dari daun, bunga, dan akar. Hanya akarnya yang bisa dimakan. Setelah lahan dipilih, bibit ginseng ditanam di dataran rendah selama dua tahun. Setelah akar kuat ditarik ke luar dipindahkan ke lahan yang lebih tinggi. Ini merupakan masa pemindahan. Ketika pemindahan, ginseng harus dicek terlebih dahulu, apakah tahan ke tahun berikutnya. Rata-rata ginseng panen pada musim gugur. Tiap tahun ginseng perlu diperiksa, saat musim panas dan gugur. Jadi, bukan hanya manusia yang perlu check up. Kalau bisa, dibiarkan bertahan sampai tahun ke enam di musim gugur. Ginseng dengan usia 6 tahun merupakan ginseng kualitas paling baik. Namun, jika tak bisa bertahan, ginseng bisa langsung dipanen. Setelah panen, kualitas ginseng dibedakan beberapa grade heaven, heart, good.

Tahun pertama atau disebut bayi ginseng, muncul tiga helai daun. Tahun kedua muncul 5 helai daun. Di korea, tahun kedua ginseng biasanya digunakan untuk campuran makanan Korea sup ayam ginseng (samgyetang). Tahun ketiga muncul tangkai baru berubah menjadi buah ginseng Tahun keempat ada 4 tangkai warna merah. Tahun kelima ada 5 tangkai, tahun keenam ada 6 tangkai. Untuk mengetahui usia ginseng dapat dilihat dari daunnya.

Berbagai jenis ginseng yang dibedakan oleh tahun umurnya

Pemerintahan Korea sangat ketat mengontrol peredaran dan penjual ginseng Korea, ginseng yang  bisa diekpor ke seluruh dunia termasuk Indonesia adalah produk ginseng pada tahun keempat dalam jumlah tertentu saja. Wisatawan yang berkunjung ke Korea  diperbolehkan membeli/membawa produk Ginseng dengan kualitas sangat baik (produk ginseng yang dipanen pada tahun ke-6), namun dibatasi jumlahnya.

Ginseng ini digunakan sebagai suplemen, perawatan dan pencegahan penyakit seperti kanker, kencing manis, fungsi jantung, darah tinggi, pencernaan, stres, daya ingat, anak anak untuk pertumbuhan. Ginseng untuk energi bukan sebagai obat kuat. Membantu kesuburan dan susah hamil. Pria dan wanita bisa mengonsumsinya. Ginseng baik juga untuk imunisasi dan antiaging. Kosmetik di Korea rata-rata menggunakan ginseng. Ginseng sudah digunakan sejak zaman dulu. Kaisar Cina yang membangun tembok Cina menemukan ada satu akar yang membantu hidup seseorang ditemukan di wilayah Korea, dibawa pulang ke Cina dan dikembangkan di Cina. Asal ginseng aslinya dari Korea.

Tipe ginseng
Berasal dari bibit yang sama dari Korea, ginseng jika ditanam di daerah yag berbeda akan menghasilkan bentuk Ginseng yang berbeda. Ginseng Korea bentuknya tinggi ramping seperti manusia. Ginseng Cina bentuknya kecil pendek seperti jahe atau kencur hitam. Ginseng Jepang bentuknya melingkar. Bentuk menentukan dimana mereka berasal. Ginseng mangandung zat saponin. Makin tinggi saponin-nya, makin bagus untuk tubuh kita. Tapi rasanya makin pahit. Baunya sangat khas. Ginseng Korea paling baik karena kandungan saponin paling tinggi. Ginseng Jepang tidak digunakan untuk suplemen karena kandungan saponin-nya rendah.

Ada dua macam bentuk ginseng yang berbeda. Ada bentuk muncul seperti jenis kelaminnya. Akar dibersihkan dengan soju (minuman keras khas Korea). Namun soju yang digunakan untuk membersihkan ginseng dan untuk minuman sehari-hari berbeda. Soju untuk membersihkan ginseng mengandung alkohol 30 persen. Bentuk ginseng berbeda-beda. ada yang duduk, atau berpelukan. Kalau dibersihkan dan dipotong, ada dua kaki, menyerupai seperti manusia. Ada beberapa kaki, namun, hanya dua yang digunakan.

Lihat bentuk ginseng mirip manusia bertelanjang bulat kalau di foto ini seperti 2 insang saling memeluk dari belakang

Ginseng Korea yang belum masak, berwarna keputihan. Kemudian di-steam sehingga berwarna cokelat kemerahan. Inilah yang diekspor keluar. Di Indonesia dikenal dalam bentuk kolesom. Karena belum matang tidak semua orang cocok dengan ginseng jenis ini. Jadi penggunaannya harus kosultasi dengan sinshe. Biasanya, setelah matang muncul otomatis dua warna. Secara alami muncul kulit kuning. Saat dipotong muncul daging kemerahan seperti bendera Korea. Ginseng model ini aman dikonsumsi semua lapisan, baik anak-anak, tua muda dalam berbagai musim.

Ketika membeli ginseng, lihat kotak ginsengnya. Cari angka 6 atau bendera Korea, atau cari saja saja huruf Mandarin atau huruf Korea seperti dua T. Itulah kualitas ginseng terbaik asli dari Korea.

Jenis ginseng
1. Akar kering ginseng tradisional direndam dengan arak. Penggunaaannya, rebus dengan air. Fungsinya, mengembalikan tubuh kita setelah operasi. Cukup diminum 1 atau 2 kali dalam sebulan. Akar dapat disimpan di kulkas.
2.  Akar ginseng alami direndam dengan madu. Bentuknya seperti jenang. Fungsinya, untuk daya ingat, stres, pikun, sakit kepala, dan keseimbangan hormon,
3. Ginseng ektra paling populer. Bentuknya seperti kecap manis. Fungsinya, membantu sirkukasi darah kencing manis, asam urat, dan rematik. Karena fungsinya untuk organ dalam tubuh cocok untuk orang dewasa dan orangtua. Satu sendok makan langsung, campur ke dalam air hangat. Boleh dicampur madu murni.
4. Ada juga kapsul ginseng. Fungsi sama dengan ginseng ekstra.
5. Ginseng bubuk, paling terkenal di Asia Tenggara terutama Indonesia. Fungsinya, membantu pernapasan, asma, sinusitis, baik bagi perokok, sariawan, dan melindungi mata. Terlalu lama di ruangan ber-AC, membantu pertumbuhan tulang dan gigi anak-anak. Cara minum; 1 sampai dua sendok, anak anak setengah, dicampur di minuman. Tapi ingat, jangan dimasukkan ke dalam minuman mengandung cafeein seperti kopi atau teh karena akan menghilangkan kandungan saponin-nya.
6. Bubuk ginseng punya rahasia lain. Bisa dicampurkan ke masker wajah ditambahkan dengan yogurt atau krem malam. Penggunaan teratur untuk kulit sensitif, dan anti penuaan dini. Produk internasional kosmetik sudah menggunakan bubuk ginseng walaupun hanya 3 persen.

Kami (aku, Iyun dan Atik)sangat tertarik dengan produk ginseng ini. Karena produknya sangat mahal dan tidak dijual eceran maka diakali membelinya bersama. 1 kotak terdiri 6 pack produk. Harga 1 kotak sekitar lebih dari 6 juta rupiah. Jadi kami berbagi, aku, Atik, Nuri beli masing-masing 1 kotak dan sisa 3 itu Iyun yang ambil. Iyun ambil banyak karena memang di penderita Kolesterol berat, kalau aku paling hanya untuk asthma, Atik dan Nuri lebih menginginkan efek cantik ke kulit. Yup.... yang tadinya Jin Hyung dan Nuri memprediksi bakal gak lama di tempat ini karena biasanya group tour yang mereka bawa kurang tertarik beli karena harganya yang sangat mahal. Kali ini mereka salah prediksi karena kami lebih memahami untuk kepentingan kesehatan itu memang mahal harganya. Selain kami, mbak Nila juga membeli banyak sekali. Titipan teman katanya.

Ini nih produk Ginseng yang dibeli
Bubar jalan ada yang nyangkut di sini

Okay... selesai dari sini kita lanjut lagi ke sebuah produsen kosmetik Korea ODBO.

ODBO
ODBO adalah suatu perusahan produk kosmetik. Produk ODBO diciptakan oleh salah satu perusahaan global terkenal disebut toko wajah. ODBO ini memiliki berbagai macam produk perawatan kulit mulai dari pelembab krim dan lotion whitening untuk anti-keriput dan kepindahan darkspot. Hal ini umumnya cocok untuk semua jenis kulit dan usia.

Perusahaan ini terkenal karena produk perawatan kulit yang yang 100% terbuat dari bahan alami dan hal inilah yang membuatnya terkenal dibanding produk kosmetika lainnya. Konsep perawatan kulit yang unik ini yang terbuat dari bahan-bahan alami benar-benar membuat produk mereka dicari. Beberapa produk yang lebih populer yang dibuat untuk perawatan kulit adalah: odbo phyto aqua emulsi dan aqua memberikan esensi halus.

Sesampainya di tempat ini kami langsung diarahkan naik ke lantai 2. Di sana sudah menunggu costumer service yang akan menjelaskan cara pakai, manfaat dan khasiat produk-produk kosmetika mereka. Seorang laki-laki warga negara Indonesia yang bekerja di ODBO. Jadi kami tak perlu sulit menterjemahkan bahasa lagi, karena penjelasannya dalam bahasa Indonesia.

Aku sebagai orang yang selama hidup selalu sangat memerhatikan perawatan kulit menjadi sangat antusias dan tertarik dengan penjelasan produk. Hampir saja aku membeli serangkaian perawatan brightening skin. Namun diurungkan setelah mendengar nasihat Iyun dan Nuri. Toh aku belum pernah mencoba pakai, belum tahu cocok atau tidaknya. Sayangnya itu adalah karena harganya sangaaaaaattt mahal. Bener juga ya paket yang aku minat kalau di total sekitar 7 jutaan. Ya sudahlah.... batal deh. Pas insyaf ...oh iya ya 7 juta itu kan mahal. Akhirnya semua bubar jalan tidak ada seorangpun yang membeli produk ini. Mahal...wong cleanser dan toner aja seharga 500 ribuan. Hmmmmm......

Gak jadi beli produknya cukup mejeng di sini biar ada bukti pernah ke ODBO :D

Keluar dari ODBO kunjungan selanjutnya masih terkait dengan produk asli Korea yaitu Red Pine Shop.

RED PINE SHOP
Red Pine Shop adalah sebuah perusahaan yang memproduksi obat herbal yang dibuat dari extrak pohon pinus. Pohon pinus yang tumbuh jauh di dalam hutan liar Korea, di gunung ketinggian tertinggi, dapat menghasilkan minyak yang sangat berharga. Minyak ini telah digunakan selama lebih dari 4.000 tahun dalam pengobatan lebih dari 170 masalah kesehatan yang berbeda.

Live Pine Red Needle Pine Oil adalah Alpha Lipoic Acid, yang dikenal untuk mengurangi lemak perut, dan membersihkan Hipotalamus, Pineal, hipofisis, Timus, Adrenal, Thyroid, dan kelenjar paratiroid. Minyak yang berharga ini pada dasarnya membersihkan semua jalur metabolisme termasuk getah bening dan endokrin sistem, sementara memulihkan fungsi adrenal. Sebagai bonus, dengan penggunaan biasa, orang bahkan mendapatkan kulit yang sehat.

Beragam manfaat dan nutrisi yang ditemukan dalam Red Pine Oil . Tim ilmuwan Rusia Solodky dan Agranat di PineNeedle& Research mengatakan minyak pohon pinus ini kaya akan enzim, vitamin, sterol, hormon, lemak dan resin asam, diterpenes dan triterpen, polyprenols dan alkohol molekul tinggi lain dan dosis yang sehat dari lipid. Disamping itu kandungan asam askorbatnya melebihi kandungan yang terdapat pada jeruk dan lemon. Selain itu minyak pinus juga mengandung karoten yang lebih tinggi dari wortel.

Dalam Buku Kedokteran Tradisional Oriental , Dongwee Bogam dan Boncho Kangmok banyak kasus yang mencakup lebih dari ratusan tahun di mana pasien mengalami hasil yang ajaib di jangka waktu yang singkat. Hal ini terus digunakan saat ini untuk hampir setiap masalah kesehatan dan mendapatkan popularitas khusus untuk kinerjanya dalam anti-penuaan / usia reversal, kesehatan jantung, candida albicans dan infleksi jamur, meningkat vital, penuh tubuh detox dan fungsi otak dukungan.

Menyaksikan demo dan penjelasan costumer service kami sebenarnya sangat tertarik. Harganyapun lebih murah dibanding produk ginseng. Bahkan hasilnya akan dapat segera dilihat dalam hitungan hari saja. Apalagi setelah demo pemeriksaan diagram aliran darah kita yang diperiksa menggunakan sistem komputerisasi melalui ujung jari yang dapat mengindikasikan penyakit yang diderita itu 90% mendekati kebenaran. Tetapi sedih banget gak bisa beli karena toh duitnya sudah habis di toko ginseng pagi tadi. Kayaknya salah schedule ya, harusnya kita tuh ke Red Pine Oil shop dulu tadi. Yahhhh apa boleh buat bubar jalan....

Keluar tanpa bawa/beli apapun di Red Pine Oil, padahal pengen ...
Menuju Thailand resto, dinginnya luar biasa.. tapi masih bisa mejeng juga yah...
Yang selfie di jalanan

Om telolet ommm....

Ini gedung tempat makan siang kita...

Berhubung hari sudah siang kami langsung menuju sebuah resto Thailand untuk makan siang. Resto cukup padat pengunjung, dan lagi lagi pengunjungnya semua orang Indonesia. Olahan masakan Thailand sangat mirip dengan Indonesia. Ada telor dadar, tumis kacang panjang, mie goreng, cumi goreng tepung, ikan tenggiri asam manis, ayam goreng tepung dan sop. Menunya sangat banyak , tapi karena nasihat Piyan kami sudah cerdas untuk memilih, makanlah makanan yang tidak harus disembelih. Jadi kami Cuma makan produk laut dan telor dadar saja. Eh.... ketika semua sudah patuh untuk diperingatkan Bunga dengan ngotot membantah dia mati-matian mau memakan ayam goreng tepung. Tak ada yang mampu melarang hatinya yang keras. Semua terdiam....dan sepiring besar itu ayam goreng tepung ludes dimakan Bunga sendiri. Subhanallah.....!

Lunch Thailand Cuisine... lihat semuanya ludes kecuali ikan, trauma dengan ikan bakar di hari ke 2 takut muntah

GYEONGBOKGUNG PALACE
Usai santap siang kami menuju tempat wisata yang wajib dikunjungi jika ke Korea, bahkan aku sudah sangat sering melihat tayangannya di berbagai media massa termasuk televisi. Terakhir kali aku melihatnya di sebuah program TransTV yang di host in oleh Rina Nose “Komedi Traveler”. Sampai di pintu gerbang masuk matahari sangat terik dan menyilaukan mata. Tapi untuk suhu udara jangan ditanya. Dingin luar biasa. Angin kencang sangat sering sekali berhembus menembus sampai ke tulang. Sakit rasanya. Jin Hyung bilang suhu udara saat itu mencapai minus 12 derajat Celcius saat angin berhembus, dan seperti telah kujelaskan di awal aku benar-benar salah kostum hari ini.

Mengitari istana ini kegiatan indoornya hanyalah sedikit dan sebentar sedangkan berada di outdoornya tuh yah sepanjang waktu berkunjung ke situ. Subhanallah ya Allah....! Aku cuma berdzikir dan bertasbih saja saat angin berhebus, bahkan tanganku tidak pernah keluar dari saku coat. Hidungku meler sampai jatuh dan netes  ke tanah aku biarkan saja, karena kulit hidung bahkan kulit muka terasa sangat perih disentuh meski dengan tissue baby sekalipun. Apalagi untuk di serut dan dihembuskan, sesekali aku mengelapnya pelan-pelan dengan tissue. Pengalaman yah... jangan terjadi lagi berani sakit seperti ini. Korea gitu loh.... Winter di Turki, Eropah masih kalah dinginnya. Aku bisa membandingkan sekarang dan kesimpulanku adalah apa yang diceritakan dibeberapa sumber media benar. Bahwa winter di wilayah Asia lebih dingin dibanding Eropah. Yup....definitely right!

Gerbang entrance..
Setelah melewati gerbang masuk acara tetap adalah toilet visiting :D. Karena aku tidak ikut ke toilet maka kesempatan ini kami (Aku, Idham, Kotada dan Atik) untuk foto-foto. Dan setelah seluruh anggota group kumpul kita kembali foto group di best view menurut Mr. Jin, dan memang dari hasil foto semua lokasi yang disarankan Mr. Jin bagussss. Habis foto-foto kita bersegera masuk ke dalam gedung museum yang menyimpan diorama sejarah Korea.

Sebenarnya ini orang pertama sekali selfie.... Kotada Mashiro oppa....

Yup yang ke toilet yah toilet dan kita foto dulu yak...

Orang pertama yang mejeng sementara yang lain ke toiletadalah  Evi Rosayanti
Orang kedua dengan gaya alaynya... Idham Widhiarta

Foto group dulu. Seneng group yang kompak dan baik hati semuanya....

Orang ketiga yang mejeng di saat yang lain ke toilet. Sok cool.... Esi Samsidar
Ini orang ke empat dengan wajah sumringahnya karena berhasil foto bareng noni Korea yang cuannntikkk Kotada oppa

Idham dengan sumringahnya akhirnya tercapai buat foto dengan cewek Korea asli...

Menurut sejarahnya, Istana Gyeongbok merupakan salah satu dari 5 (lima) Istana yang ada di Seoul, yang merupakan Istana pada jaman Dinasti Joseon berkuasa (sekitar tahun 1392 – 1910). Saat memasuki Istana ini dari pintu gerbang bagian depannya, pintu gerbang dengan 3 (tiga) buah pintu, maka yang tampak adalah hamparan halaman istana yang sangat luas, menyerupai lapangan, dengan beberapa bangunan berdiri megah disekelilingnya.

Geunjeongjeon (Imperial Throne Hall) : tempat yang digunakan untuk pertemuan para pejabat kerajaan, juga sebagai tempat dimana Raja mengeluarkan statement atau pernyataan-pernyataan tertentu, tempat Raja menerima tamu-tamu asingnya maupun sebagai tempat dilaksanakannya penobatan jabatan-jabatan penting di dalam keluarga kerajaan.

Salah satu dari pajangan yang terdapat dalam museum, ini adalah perlengkapan rumah orang Korea pada zaman dulu sekitar tahun 60 - 70 an
Dan ini perlengkapan rumah di atas tahun 70 sudah lebih modern (sudah ada  televisi, kipas angin, telpon, dsb)
Perkembangan tulisan huruf Korea

Gyeonghoeru : sering disebut juga sebagai paviliun dan lokasinya berada dalam sebuah pulau kecil buatan di tengah danau. Berada di tempat ini berkesan sangat tenang dan damai.

Hyangwonjeong : juga merupakan paviliun private Raja yang juga dikelilingi kolam cantik dengan suasana tenang dan damai.

Geoncheonggung : salah satu istana yang berisi benda-benda peninggalan kerajaan.

Gwanghwamun & Heungnyemun : merupakan 2 (pintu) gerbang yang ada di Istana Gyeongbok ini. Gerbang Gwanghwamun adalah gerbang utama istana yang terletak di bagian selatan, sedangkan Gerbang Heungnyemun adalah gerbang lainnya yang lebih kecil dari Gerbang Gwanghwamun. Nah adanya 3 (tiga) buah pintu di Gerbang Gwanghwamun yang ternyata memiliki peruntukan yang berbeda ya gaes, pintu tengah diperuntukkan khusus untuk Raja, sedangkan 2 (dua) pintu disisi kiri dan kanannya adalah untuk para pejabat kerajaan lainnya.

Pintu masuk lagi entah apa namanya aku gak begitu konsen mendengarkan karena dingin semuanya jadi sakit kepala, muka, tangan, hidung
Sementara Jin Hyung masih cerita sejarah istana ini di tempat terik aku duduk duluhhh...

Entah apa nama tempat ini rasanya ini tempat para anak istri raja bermukim kalau gak salah sih
Tempat sekolah para putra dan putri kerajaan
Entah apa namanya lokasi ini sepertinya bangunan paling rame dikunjungi

Seperti biasa sang artis ikut intruksi sutrada "Jump out" klik.... yang penting hasil fotonya keren banget Kotada
Sayangnya sampai keluar lokasi aku menunggu-nunggu ada acara pergantian petugas jaga. Tapi tidak terlihat tuh. Bahkan penjaga yang berdiri di gerbang Istana aku juga tidak melihatnya, apakah kami salah pintu masuk atau ada istana lain seperti yang aku lihat di televisi dan media sosial lainnya. Entahlah.... yang penting hasil fotonya bagusssss

Berpelukan ..menahan dingiiinnn...
Suka banget dengan foto ini. Best view location kata Mr. Jin... emang bagus Jin Hyung...
Family group di posisi best view, sayang fotonya pake camera Tami keputihan nih colornya, coba pake camera aku pasti langitnya akan biruuuuu
Di posisi best view pake cameraku lebih biru langitnya
Foto group di posisi yang sama


DUTY FREE SHOP
Usai mengunjungi istana Gyeongbokgung tujuan selanjutnya adalah ke Duty Free Shop, aku excited. Sebelum berangkat sudah membaca sih semua tentang ini. Seperti terlihat dari namanya pertokoan ini memang menjual barang-barang bermerk tanpa dikenai pajak yang hanya diperuntukan bagi turis asing. Berbeda dengan sistem pengembalian tax di Bandara, disini barang-barang yang dijual memang sudah dengan harga bebas pajak tapi tidak dapat diambil langsung ditempat. Kita dapat mengambil barang-barang yang kita beli di Bandara nanti pada saat kita akan meninggalkan negara ini. Pada saat kita melalukan pembayaran passport dan nomor penerbangan kita dicek.

Pusat pertokoan ini lumayan besar dengan bangunan bertingkat. Barang-barang yang dijual pun dengan brand international seperti long champ,Furla, Bvlgari, dan masih banyak lagi, dari mulai kosmetik, parfume, tas, jam tangan dll. Aku lupa sih mencatat secara detail tentang spesialisasi produk-produk apa saja yang di jual di setiap lantainya. Yang aku paling ingat adalah lantai 5 menjual seluruh produk kosmetik dan perawatan kulit made in Korea. Ini memang yang aku cari bahkan aku sudah membuat kopelan kecil produk apa saja yang akan kubeli.

Tetapi setelah sampai di lokasi aku mumet dan seperti orang bingung. Banyak sekali merk produk didapati disana, dengan pengunjung yang sangat padat. Aku mencari counter produk yang aku cari Innisfree. Aku ingin membeli Green tea seed serum dan beberapa produk dari merk lainnya. Akhirnya meski pusing aku bertemu counter Innisfree, setengah bingung aku mencari produk yang kuinginkan ketemu. Bingung nih mau tanya harga segala, pramuniaganya acuh tak acuh (mungkin sudah kebiasaan orang Korea self service) aku beranikan diri bertanya, dijawab ambil aja sendiri dn tentang harga sudah tertulis. Kalau itu sih aku tahu jeng! Yang membuat aku bingung produk itu dikemas dalam kantong plastik yang berisi 6 botol produk sejenis. Aku ngeyel bertanya lagi ingin beli satuan. Baru kali ini aku ketemu orang Korea melayani tamu dengan ketus, dia bilang di sini tidak menjual produk satuan. Walah.....! Kalau 1 pack isinya 2 atau 3 masih lumayanlah, lah wong ini isinya paling sedikit 6. Yang tadinya hanya punya budget beli 1 kalau 6 kan over budget, meskipun konon katanya di Duty Free Shop ini harganya grosir. Aku keluar dari Innisfree dan masih melihat ke counter lain semuanya sama gak ada jual satuan, duaan atau tigaan. Lusinan yang ada. Namanya cream perawatankan biasanya masa pakainya lama sekitar 6 bulan. Jadi kalau 6 buah  bisa untuk masa pakai selama 3 tahunan. Keburu kadaluarsa jeng.......

Ahhhh....ogah, aku langsung kehilangan selera belanja. Apalagi Atik dan Iyun yang memang gak niat belanja kosmetik. Kulihat Tami dan Bunga juga gak selera. Akhirnya kami bubar jalan dari lantai 5 tanpa nengok-nengok lantai lainnya. Tujuan kami cuma cari toilet dan lokasi buat sholat. Kami menemukan toilet di lantai 2 dan mulai berkelana mencari lokasi sholat, dapet di lokasi yang lumayan lega. Terdapat ruang tunggu yang lumayan besar di lantai 2 itu, yang memang disediakan bagi pengunjung yang sedang menunggu atau memang tidak belanja. Akhirnya kami bentang sajadah di sana dengan catatan lokasinya tidak menggaggu orang lewat. Bergantian kami sholat dan alhamdulillah lega telah menjalankan kewajiban.

Di ruang tunggu itu juga ada  Nuri dan neneknya. Agak lama juga menunggu baru akhirnya Jin Hyung menjemput kita dan masuk ke bis. Karena malas ke luar ruangan (karena dingin) aku sampai lupa menyicip jajanan khas Korea yang di jual di pertokoan depan DFS ini yaitu kue kacang merah. Hmmmm... banyak lupanya.

Duty Free Shop... Iyun mau dijadikan model fotoku sudah bisa candid dia

NANTA COOKING SHOW
Selanjutnya kami menuju sebuah pertokoan yang tidak begitu jauh dari DFS, paling hanya 10 menit perjalanan. Di pertokoan itu terdapat sebuah gedung seperti theater. Kami akan menikmati seni tradisional Korea yang sudah sangat terkenal yaitu Nanta Show. Nanta Show Korea adalah sebuah group pertunjukan yang popular di Korea, sebuah pertunjukan non-verbal, seperti seni theater tapi jarang mengeluarkan kata-kata, selain itu mereka mementaskan pertunjukan music non-vokal yang terdiri dari ritme dan ketukan. Suara musik diperoleh dengan memainkan peralatan-peralatan dapur, ritme yang biasa dimainkan oleh Nanta adalah Samulnori yaitu musik tradisional Korea.

Sejak pertama kali pentas di tahun 1997, Nanta Show Korea sangat cepat menarik perhatian masyarakat Korea, bahkan Nanta Show, mendapatkan rekomendarsi satu dari “10 pertunjukan menarik yang harus di tonton di Korea” oleh Organisasi Pariwisata Korea Selatan, Nanta menjadi seniman Korea yang punya panggung pertunjukan sendiri, Panggung Nanta terdapat di Jeong-dong yang memiliki kapasitas penonton 300 kursi dan panggung Cheongam-dong. Sepanjang tahun Nanta selalu megadakan pertunjukan di kedua tempat ini.

Nanta Show Korea ini menceritakan tentang tiga koki yang mencoba untuk menyelesaikan dan mempersiapkan pesta pernikahan dalam batas waktu yang singkat, sementara Sang Manajer memasukkan keponakannya yang tidak kompeten di antara ketiga koki tersebut. Pertunjukan ini menggabungkan atraksi akrobat, trik sulap, komedi, pantomim dan partisipasi dari penonton. Dimana alat-alat yang digunakan semua dari peralatan dapur, seperti panci, mangkok, sendok, pisau dapur, ember hingga galon air. Diiringi dengan instrument musik yang unik dan menyatu dengan pertunjukan dan suasana.

Duduk di barisan VIP kami menatap kedepan. Kepiawaian mereka memainkan musik dengan alat-alat dapur membuat kami terpesona dan takjub, apalagi diselingi dengan adegan-adegan humor, membuat kita terbahak-bahak. Bahkan Tami salah seorang pengunjung yang sempat dikerjai karena mendapatkan buntelan lemparan baju kotor... hahaaa... terpaksa harus maju ke depan untuk mengembalikannya. Masih untung bukan korban yang dikerjai untuk mencicipi masakan yang gak karuan itu.

Salah satu adegan Nanta Show. Foto ini di ambil via google karena selama pertunjukan penonton dilarang memoto

Hati dan tubuh berasa rileks setelah menonton pertunjukan Nanta show. Itinerary selanjutnya malam ini adalah makan malam di sebuah resto terkenal di Korea dengan menu Samgyetang (Sup ayam ginseng). Mulai terjadi kegelisahan di antara kami, tadinya berharap akan ada keputusan untuk merubah schedule dinner menjadi take away lagi. Sejak membaca nasihat Piyan kami merasa enggan untuk makan dengan menu hewan sembelihan. Ternyata tak bisa, ini salah satu destinasi wajib jika ke Korea.


SAMGYETANG  (삼계탕)
adalah sup ayam ginseng. Sup ini berisi ayam muda dalam keadaan utuh yang di dalamnya dimasukkan beras ketan dan direbus dengan api kecil selama 2-3 jam hingga empuk dan ditambahkan ginseng dan rempah-rempah Korea lainnya. Ayam yang sudah direbus sampai empuk sehingga daging mudah lepas dari tulang. Seporsi sup dalam panci kecil biasanya dimakan oleh satu orang.

Di sajikan dalam keadaan mendidih di dalam hot pot memberikan sensasi pengalaman yang berbeda saat menyantap Samgyetang pertama kali. Cara memakannya adalah dengan meremukan ayam menjadi potongan kecil-kecil kemudian memindahkan sedikit demi sedikit ke dalam piring kecil yang tersedia. baru setelah tidak telalu panas baru dimakan. terkadang orang Korea juga langsung makan dari dalam hot pot dalam keadaan panas-panas.

Untuk orang Indonesia, samgyetang biasanya dimakan dengan tambahan merica, garam yang disediakan di atas meja, karena rasanya sangat hambar. Seperti kebanyakan makanan Korea selalu ditemani oleh bermacam-mcam side dish (Bachan) seperti potongan kecil rempelo ayam, kimchi, radish, dan bawang putih, ikan teri, kecambah dan sayuran lainnya.

Sampai di resto aku, Iyun dan Atik hanya berdiri di gerbang masuk. Memang tidak mau masuk sih karena kami tidak berniat makan. Akhirnya karena Mr. Jin selalu mempersilahkan masuk kami memanggil Nuri, berbisik-bisik mencoba menjelaskan keberatan kami untuk memakan hewan sembelihan. Nuri mengerti dan dia bilang nanti jatah makan malam kami take away saja, aku malah bilang kami hanya perlu nasi saja, lauk kami bawa. Dia setuju, tetapi ngenesnya tuh Mr. Jin keluar dan mendengar kami berbisik-bisik. Akhirnya Nuri bercerita apa adanya, aku melihat raut wajah Jin gak enak banget, yang pasti dia tersinggung. Lantas dia menjelaskan bahwa ayamnya itu pasti dipotong kok di rumah potong hewan, nada suaranya agak ketus. Aku membisikkan ke Iyun sebaiknya kita masuk saja dan hidangannya tak usah dimakan. Yah... akhirnya kami masuk, aku membelah ayam dan mengeluarkan nasi yang ada di bagian dalam perut ayam. Aku hanya menyantap nasi itu dan mengeluarkan bekal lauk yang aku bawa yaitu sambal kering teri tempe dan sambal pedas lombok.

Aku masih bisa pasang muka pura-pura tapi Iyun gak bisa diajak kompromi, dia menampakkan wajah jijik seperti mau muntah melihat ayam itu. Hanya beberapa detik duduk dia segera keluar tanpa menyentuh mangkok ayamnya. Entahlah ekspresi siapa yang lebih baik dalam situasi ini. Tapi yang paling menyesakkan aku adalah 4 dari rombongan keluarga kami, Idham, Kotada, Tami dan Bunga menyantapnya. Bahkan Bunga dengan lahap menghabiskan ayam sampai ke tulangnya. Astaghfirullah.... ya Allah ampuni aku, ampuni kami. Ini “Subhat” kah????

Yang lain masih lahap dinner kami mejeng di depan rumah makan Samgyetang ini. Dingiiinnnnn

Setelah menghabiskan nasi yang jumlahnya sedikit sekali (mungkin cuma 3 sendok makan) aku mengajak Atik keluar resto kebetulan di depan ada warung kecil yang menjual buah-buahan. Aku membeli strawberry yang besar-besar sekali buahnya. Pas kumakan manisssssssnya pake plus. Aku kembali lagi ke warung untuk beli satu pack lagi. Duh ajussi senang banget dagangannya laku. 1 pack strawberry harganya 7000 won. Berisi sekitar 20 biji strawberry. Murahhhhh.... Kalau tidak busuk rasanya pengen memborong untuk di bawa pulang ke Indonesia.

Gedenya strawberry ini dan rasanya  manis banget


MYEONGDONG
Myeongdong adalah itinerary terakhir yang sangat ditunggu-tunggu. Kalau mendengar cerita teman yang pernah ke sini pasti jadi mupeng deh.

Myeongdong adalah pusat perbelanjaan paling popular di Korea Selatan. Disini dapat ditemui berbagai brand lokal maupun mancanegara seperti H&M, Zara, Forever 21, Uniqlo dan masih banyak lagi. Toko yang menjual kosmetika lokal dengan brand yang terkenal seperti Étude, Holika-Holika, Faceshop, Tony Moly berderet di sepanjang jalan. Harga barang di pusat perbelanjaan ini bervariasi dari yang relatif murah hingga yang mahal. Banyak sekali pedagang kaki lima yang berjualan tetapi tentunya tertata rapi dan barang yang dijual pun berkualitas.

Setelah dilepas di meeting point dan diberi tahu estimasi waktu kami langsung bubar jalan. Semua mencar, bahkan family team sudah entah dimana. Aku tadinya berdua dengan Kotada lalu kemudian Atik ikut gabung. Tujuan utama adalah membeli rangkaian kosmetik untuk calon isteri Acep sebagai hantaran pengantin di bulan Juli nanti. Secara aku gak pernah pakai kosmetik Korea aku jadi bingung produk apa yang bagus. Sungguh di situ banyaaaaaakkkk sekali toko-toko dengan masing-masing produknya dan menjual kosmetik dengan jenis yang sama. Aku bingung. Bertanya pada Tami dan Bunga yang paham sekali dengan make-up Korea gak dapat jawaban memuaskan, Wong mereka asyik dengan burun mereka. Iya juga sih waktunya kan hanya 1,5 jam di sini.

Akhirnya aku masuk ke Etude House saja karena aku pernah memakai produknya seperti BB cream dan cushion. Jadi minimal aku tahu  produknya dan kisaran harganya. Disamping itu pramuniaganya ramah dan helping us. Aku membeli mulai dari premier, BB cream, foundation, eye shadow, lipstick, liptin, dan blush on. Kalau membandingkan harganya memang lebih murah dibanding beli online ataupun beli di Etude House di PIM. Jauh murah sih, hanya setengah harga pula. Ketika kami mencari bedak di Etude tidak ada produk bedak, trend kosmetik mereka adalah Cushion. Kami keluar dan masuk ke toko sebelah The Face Shop. Ada bedak. Selain membelikan pesenan ibu Acep aku ikutan beli BB cream dan bedak. Okay semua pesanan Acep komplit.

Kami berjalan lagi dan keluar masuk toko. Punggung tanganku memerah dan gatal ruam karena terlalu banyak di tempeli cream uji coba, apalagi setelah pakai snail cream. Yang tadinya di dalam catatan belanja aku ada tertulis snail cream batal beli deh, karena kulit punggung tanganku ruam merah setelah dicoba itu. Hiii.... Okay lanjut lagi aku mencari toko Nature Republic karena di catatan aku ada Aloe Vera produk ini. Dapet.... Di toko ini aku suka sekali. Harganya jauhhhhhh lebih murah dari yang di PICON, Atik dan Kotada tertarik beli Aloe Vera seharga 4000 won (kalau di PICON 100 ribu lebih). Karena keramahan pramuniaganya aku beli juga paket Natural Ginseng Silk (Silky dan brightening skin care) senengnya buy 1 get 1. Sebagai informasi bila jatah won kita habis kita masih dapat melakukan pembayaran dengan debit ATM.

Meski cool tampilannya Kotada oppa  banyak duit lho...

Myeongdong...oh myeondong  desyinasi yang sangat menyenangkan jika ke Korea wajib balik ke sini lagi
Etude house tokon terfavorite yang pengunjungnya selalu membludak
Beberapa kosmetik dan skincare yang kubawa pulang

Puas belanja dan ketika melirik jam sudah menunjukkan jam 10 kurang seperempat. Kami bertiga masih sempat foto-foto di area pertokoan yang berderet penjual food street, meskipun udara malam itu luar biasa dinginnya seakan aku hampir tak bisa bernafas. Kami menghabiskan sisa won aku sebesar 7000 won dengan menjajal food street. Setelah melihat-lihat kami putuskan untuk tidak membeli makanan karena banyak produk “Pork” yang disajikan bersebelahan dengan non pork. Jadi kami mencoba beli jus markisa mix lemon seharga 3500 won segelas. Ahaii hanya dapat 2 gelas, minumnya rame-rame Idham, Iyun, Kota, Atik dan aku. Rasanya enakkkk sekali asam manis gitu. Pengen lagi tapi sayang won sudah habis dan tak bisa bayar via ATM. Okay cus kita menuju meeting point saja

Yaa... akhirnya kami sampai di hotel sekitar jam 10.15. Segera mandi, sholat dan berbenah koper karena besok kita mau pulang. Hiks... Sebelum tidur karena masih merasa lapar, bukankah tadi aku memang gak makan malam aku menyantap habis 1 kotak strawberry yang berisi 20 biji sendirian dan ludes. Heheee... lapar apa lapar?