Thursday 16 March 2017

FAMILY KOREA WINTER TRIP DAY 5th, JEIL AMETHYST, KIMCHI SCHOOL, HANDBOK EXPERIENCE, CHUNGHA MARKET, BACK HOME

Selasa, 21 Februari 2017

Sedih karena tak terasa ini hari terakhir di Korea dan harus pulang. Padahal trip kali ini menyenangkan sekali, group tour yang persertanya sangat menyenangkan, akrab, terpelajar, sangat toleransi, disiplin, local guide yang ramah, helpful dan assistance nya baik sekali, arrangement schedulenya rapih dan efisien. Habis mandi dan dandan rapih, aku menelpon Idham dan Kota seperti biasa membawa turun koper di tempat yang sudah ditentukan di lobby. Saat menurunkan barang belom ada koper yang diletakkan di sana, artinya kamilah yang pertama. Setelah aman, kami menuju resto buat sarapan. Menunya masih sama seperti kemaren dan yang kami makan juga varian pilihan kemaren juga.

JEIL AMETHYST SHOP
Karena ini hari kepulangan, start berangkat hari ini agak siang yaitu jam setengah 9. Maka itu setelah sarapan kami masing-masing naik lagi ke kamar untuk bongkar muatan alias toilet. Tepat jam setengah 9 bis kami melaju meninggalkan hotel Intercity menuju destinasi pertama yaitu sebuah perusahan yang memproduksi perhiasan “Jeil Amethyst”. Jin Hyung bilang biasanya kunjungan di sini singkat karena jarang yang berminat mengingat harganya yang “expensive”. Tidak membutuhkan waktu lama akhirnya kami sampai di sebuah toko/kantor?

Kami segera dipersilahkan naik ke lantai 2, disambut oleh seorang costumer service yang ramah dan seperti biasa orang Indonesia, bahkan dari logat bahasanya pasti orang Jawa. Kami diberikan penjelasan bagaimana perhiasan indah tersebut diolah. Batu amethyst yang diambil dari daerah pegunungan kemudian diolah menjadi berbagai macam bentuk perhiasan yang indah.

Batu amethyst bahan dasar pembuatan perhiasan yang cantik itu
Pecahan kepingan batu amethyst

Produk batu amethyst yang ditawarkan memiliki berbagai grade yang tergantung pada tingkat kekerasan batu yang terkait dengan umur batu itu sendiri. Batu amethyst juga memiliki khasiat dapat memperlancar sirkulasi darah yang menimbulkan efek baik bagi kesehatan. Setelah penjelasan singkat itu kami segera dipersilahkan melihat display produk yang dijual dalam etalase kaca. Tadinya aku gak punya rencana/niat untuk beli perhiasan karena tak punya budget dan pasti mahal.

Display store dan produk yang dipajang, cantik-cantiknya

Tapiiiiii.....setelah melihat langsung produk yang didisplay rasa ini runtuh. Aku meminta kepada si mbak yang tadi memberikan penjelasan untuk melihat dan mencoba beberapa cincin yang aku suka. Si mbak juga antusias meladeni aku karena dari group belum terlihat yang antusias seperti aku. Setelah coba di jari manis dan bertanya harga, mengkalkulasi dengan mencongak dan bertanya sistem pembayaran (karena aku tuh sudah tidak punya won lagi) yang bisa dibayar pake debit card alias pake ATM card (aku gak punya credit card) akhirnya......jebol juga pertahanan. Aku mau beli...

Jika menuruti nafsu rasanya mau membeli semua karena memang bagus dan cantik. Soal harga menurutku tidak terlalu mahal kok (tidak seperti di Turki produk perhiasan bebatuan tak jelas, plus zircon dan lapisan emas 18 karat harga 1 cincin bisa 20 – 30 jutaan). Dari seluruh pilihan, aku hanya ambil 1 cincin grade 2 saja Yang setelah didiskon sebesar 30% menjadi seharga 298$ = 4 juta rupiah lebih. Bungkussss....  Saya hanya mampu beli yang grade 2 saja deh, karena untuk grade 1 permata yang mengelilinginya itu adalah berlian jadi untuk cincin tipe yang sama harganya sekitar 38 juta rupiah. Ampunnn bukan kelasku harga segitu, itu untuk Syahrini...

Melihat aku telah menyelesaikan transaksi mbak Via dan Nila ikut beli juga. Bahkan mbak Nila borong banyak tuh set cincin, gelang, kalung , anting (dia gak pake jilbab jadi pasti kepake semua tuh). Yeahhhhh.... lagi-lagi Jin Hyung dan Nuri salah prediksi kali ini. Wajahku berbinar-binar keluar toko, senang banget (dari masih balita kata mama aku itu memang pesolek dan senang pake perhiasan).

Penampakan cincin yang sangat menarik hati dan kantongku
Setelah lihat foto ternyata ini kerjaan mereka yang gak minat pada perhiasan. Anak pertama Nila sekarang di diajak gabung gaya alay yeayyy....

Hmmmmm...lakunya...sok gaya orang  preweding

Tersangka ke 2 dan 3

Tersangka ke 3

KIMCHI SCHOOL
Habis dari toko perhiasan cus kita menuju sebuah toko untuk belajar membuat traditional cuisine Korea yaitu Kimchi. Warga negara Korea mengenal kimchi dengan sebutan “banchan“. Kuliner yang kaya bumbu ini disajikan berbarengan dengan nasi putih dan lauk utama. Fungsinya tergolong unik, yakni sebagai “teman masakan utama”. Sebab Kimchi bisa menetralisir rasa makanan utama yang dominan atau justru memperkaya rasa menu utama yang tawar. Kimchi sudah memperoleh record (penghargaan) dunia  sebagai salah 1 diantara 5 produk makanan yang sehat yang memberikan efek mempelancar pencernaan seperti yakult ataupun yoghurt.

Welcome greeting disambut oleh display jenis dan ragam kimchi. Jin Hyung sedang menjelaskan sembari menunggu ajumma datang
Ajumma cantik yang jadi pemandu

Masyarakat Korea menikmati kimchi dalam beberapa jenis antara lain tongbaechu kimchi (kimchi kol putih), chonggak kimchi (kimchi lobak putih), kimchi daun wijen, dongchimi (kimchi buah bit), kimchi bawang, oisobagi kimchi (kimchi mentimun), dan nabak kimchi (kimchi kol dan buah bit)

Di pintu masuk kami disambut dengan sangat ramah oleh seorang “ajumma” cantik sekali, beliau menjelaskan tentang Kimchi, cara pembuatan, kegunaan, dan record dunia yang di dapat oleh produk Kimchi dalam bahasa Korea, dan Jin Hyung menterjemahkannya buat kami.

Selepas itu kami diajak ke lantai 2 untuk praktek pembuatan, sepanjang lorong naik ke lantai 2 terdapat display seperti diorama tentang pengolahan rumput laut sehingga menjadi kepingan enak seperti yang kami makan beberapa hari lalu. Menarik...sekali.

Pengambilan rumput laut dari laut
 Step pertama pengolahan rumput laut, rumput laut yang diambil dari dasar laut  dikumpulkan

Rumput laut di ratakan dan digelar pada tirai bambu lalu dikeringkan dengan menjemurnya di bawah sinar matahari

Yang berbaju merah ini koordinator pengawas pekerja

Proses pemotongan rumput laut, masih secara tradisional

Proses pemotongan lembaran rumput laut modern saat ini. Ini orang asli bukan diorama
Di lantai 2 kami dipersilahkan masuk kedalam ruang kecil yang didapati meja melingkar dan di atasnya sudah terdapat perlengkapan membuat kimchi sesuai dengan jumlah peserta kami. Ada piring, sarung tangan plastik, sawi putih, sepiring kecil saos cabe. Sebelum memulai praktek kami dipersilahkan meminum welcome drink berupa susu ginseng yang rasanya mantap... enak banget, pengen minta nambah gak mungkin alias malu. Habis beramah tamah, maka saatnya belajar buat Kimchi, aku sangat antusias sampe dibilangin “(잠깐만) jamkkanman ajumma” (tunggu sebentar bu...) karena aku tak sabar dan sudah mulai mencoba memakai sarung tangan plastik padahal belom mulai praktek...hahaaa.

Para peserta yang eksis sebelum dipersilahkan mengambil posisi

Bahan kimchi yang telah disiapkan untuk diolah, belum boleh disentuh

Seremonial selamat datang, welcome drink susu ginseng, enakkkk

Baiklah kita mulai, pertama dijelasin dulu macam-macam kimchi dan bahan-bahan untuk membuat kimchi.

BAHAN-BAHAN :
Satu buah sawi putih besar
½ batang lobak putih, iris memanjang dan tipis
4 batang daun bawang iris iris
4 siung bawang putih, haluskan
1 ruas jahe, haluskan
1 buah apel merah, diblender
6 sdm bubuk cabe Korea atau bubuk cabe biasa juga bisa
2 sdt garam
1 sdm gula
½ gelas garam laut kasar (butirannya besar)
Air secukupnya
2 sdm saus ikan Korea atau saus ikan biasa juga bisa

CARA MEMBUAT KIMCHI
1. Cuci sawi hingga bersih sekali sampai ke lembaran paling dalam sawi, tanpa dipotong dan biarkan utuh seperti itu.
2. Tuangkan ½ gelas garam laut dengan air ke dalam wadah (buat larutan garam 8%), lalu rendam sawi dalam larutan air tersebut hingga 6 jam.
3. Setelah direndam, cuci lagi sawi hingga bersih sampai lipatan terdalamnya dan jika ingin, bisa dipotong menjadi dua bagian. Tiriskan.
4. Campurkan gula, bubuk cabai, jahe, apel merah, bawang bawangan, daun bawang, lobak, saus ikan, dan sedikit garam. Balurkan kesemua bahan tersebut dengan merata pada sawi hingga ke sela sela terdalamnya sambil agak diremas agar sawi meresap bumbunya.
5. Setelah dilumuri merata maka lipat sawi dengan cara mengikatnya dengan lembaran daun bagian terluarnya.
6. Taruh di dalam wadah tertutup dan rapat atau kedap udara (lebih bagus jika menggunakan toples kaca) lalu diamkan selama dua hari, agar bumbu meresap pada sawinya.
7. Setelah didiamkan dua hari, Kimchi sudah bisa disantap


Semua menyimak keterangan dan  penjelasan ajumma
Ambil foto "before" sebelum dimulai praktek

Tampilan "BEFORE", yang ada di gelas kecil itu adalah susu ginseng yang enak banget. Dikit sekali kan???
Pertarungan sudah dimulai, semua khusuk. Chef Idham tekun sekali....
Anak bujang Kotada oppa masih sempat gaya dulu sebelum memulai. Atik sudah mulai, Kota ngegaya dulu dan saya pake sarung tangan aja belom, susah masuk karena tanganku gedeee...

Semua asyiiikkkkk.....

Khusuk banget jeng....

Tangan ini terlalu rapih dan teliti mengolesi saos sambal pada lembaran sawi. Sehingga saya menjadi peserta yang paling terakhir selesai

Ini tim 1 yang sedang asyiikkkk... Lihatlah Atik sudah kelar duluan tapi gak rapih melipatnya

Taraaa... produk buatan Iyun kurang sambelnya
Hasil buatanku rapih dan bagusss kata ajumma

Seru sekali praktek kimchi ini, setelah semua selesai si “ajumma” menilai hasil kita satu persatu “joh-eun”좋은( bagussss). Selanjutnya diajarkan membuka sarung tangan plastik agar tidak berlepotan. Dan terakhir Jin Hyung mendemokan pembuatan penganan kecil khas Korea yang berbahan dasar beras (= kalau mau dipraktekin di Indonesia sebaiknya pakai beras ketan saja) dan lembaran rumput laut kering. Kedua bahan dicampur jadi satu lalu dibentuk bola-bola. Setelah jadi kita disuruh mencicipi dan rasanya “mas-issneun (맛있는) “, sedapppp.... Aku malah sampai nambah sampai 4 bola. Hehee...doyan atau lapar sih?

Baiklah setelah selesai praktek kimchi, kita dibawa turun ke storenya untuk membeli berbagai produk khas makanan/snack Korea. Aku sudah janji untuk tidak membeli apapun lagi karena tak mau koper terlalu berat, won sudah habis dan juga males bebenah koper di bandara nanti. Hanya beli susu pisang yang sangat terkenal dan beberapa bloger bilang kalau ke Korea jangan sampai tidak mencicipinya. Harganya murah 15 Won, dan memang enak sekali.

Minuman susu pisang, mantappp... enak sekali
Selepas itu kita diajak masuk ke dalam sebuah hall, ternyata disuruh ganti baju dan foto-foto menggunakan pakaian tradisional Korea yang “colorfull” itu. Ahayyy...alangkah senangnya. Rame sekali yang antri.

Pakaian tradisional Korea disebut Hanbok. “Han” adalah sebutan bagi Korea, dan “bok” berarti pakaian. Jadi, secara harfiah orang Korea pun sebenarnya hanya menyebut pakaian mereka sebagai “pakaian korea”, berbeda dengan orang jawa yang menyebut kebaya sebagai pakaian tradisional mereka. Orang Korea sangat bangga terhadap hanbok sebagai identitas pakaian tradisional mereka. ada sedikit perbedaan penyebutan nama pakaian ini antara Korea Selatan dengan Korea Utara. Karakteristik yang menjadi keunggulan Hanbok adalah potongan siluetnya yang simpel dan warna-warnanya yang atraktif dan indah (= colorfull).

Jika Hanbok digunakan oleh orang-orang di Korea selatan, orang Korea Utara menyebut “Jeoseon ot” . Ini tidak mengherankan, karena, pakaian tradisional Korea yang paling terkenal adalah pakaian yang berkembang di zaman dinasti Jeoseon, dinasti terakhir Korea. Sebelum masa dinasti Jeoseon, hanbok lebih rumit dan tidak praktis untuk dikenakan saat melakukan pekerjaan sehari hari.

Pemakaian Bahan dan warna hanbok di zaman dulu pun tidak sembarangan. Kaum Bangsawan (Yangban/) pada umumnya memakai hanbok berbahan dasar serat rami dan berwarna-warna yang indah. Sedangkan rakyat biasa hanya memakai bahan yang murah -karena tak mampu membeli yang berbahan mahal- dan warna yang digunakan adalah warna patel, seperti putih, kuning pucat dan biasanya berwarna sama antara atasan dengan bawahan. Hingga saat ini, orang Korea masih sering memakai Hanbok di upacara-upacara atau hari hari peringatan seperti Chuseok atau Seol-nal (hari Imlek)

Penjelasan kecil tentang detail yang ada pada Hanbok :
1. Jeogori: ialah bagian atas dari hanbok ( baju ).Untuk hanbok laki-laki ukurannya lebih besar dan simple, sedangkan untuk wanita agak pendek dan ditandai garis lengkung dan dekorasi yang lembut.
2. Deong Jong : yaitu krah yang berwarna yang berwarna putih .
3. Otgoreum (Cloth Strings): adalah pita yang dipakai pada baju hanbok untuk wanita, yang melintang hingga ke Rok ( chima ).
4. Chima : adalah rok pada bagian hanbok. Ada berbagai macam jenis chima, ada yang lapisan tunggal dan ada juga yang double.
5. Pattern: susunan gambar atau garis dan juga perpaduan warna.

Masih banyak lagi istilah bagian pada hanbok, misalnya baerae (pada lengan), kket dong (lengan ) dan lain sebagainya. Aku tidak begitu paham dengan penjelasan ini, yang paling aku ingat ajumma itu bilang kalau yang aku, Iyun dan Atik pakai itu untuk kaum ningrat, sedangkan yang dipakai Bunga dan Tami adalah untuk orang dalam istana termasuk petugas alias pelayan istana. Hahaaa...gua istri raja dong...:D

Selesai didandani oleh ajumma kami dipersilahkan berfoto-foto di berbagai objek yang ada di hall tersebut. Sayang sekali karena terlalu padat pengunjung dan waktu yang tersedia sedikit kami hanya foto di spot itu itu saja. Jadilah... karena pakai hanbok ini free alias gratis, tidak seperti waktu di Volendam sewa pakaian dan foto harus bayar 27 euro. Mahal kan?

Yah ini dia isteri kesayangan raja
Entahlah keluarga raja manakah ini, tapi semua senyummmmm

Putra mahkota yang slengekan
Isteri-isteri raja dan para abdi dalem ahayyyy...

Putera mahkota yang terakhir dan tertukar .. Kotada oppa

Putera mahkota yang pertama.. terkenal alay... Idham Widhiarta oppa

Keluarga kerajaan lengkap, sang raja sedang ke medan perang. Perang melawan hawa nafsu hiks...
Permaisuri raja...

Merasa baru sebentar sekali sudah disuruh bubar jalan. Hiks... apa boleh buat, bubar jalan yok. Selanjutnya kita menuju arah bandara tetapi harus mampir lagi buat melengkapi oleh-oleh yang belum cukup.


Ada yang iseng fotoin saat menuju parking area

CHEONGHA GROCERY MARKET
Ini adalah pusat belanja oleh-oleh yang cukup besar yang letaknya tak jauh dari Bandara Incheon. Berbentuk seperti supermarket terdiri dari 2 lantai. Lantai atas menjual oleh-oleh berupa makanan kering, sedangkan lantai bawah menjual berbagai macam souvenir dan peralatan rumah tangga. Disini mereka menerima pembayaran dengan berbagai jenis mata uang termasuk Rupiah dan mereka pun menyediakan jasa pengepakkan barang belanjaan gratis. Di lantai atas terdapat juga restaurant .

Karena sudah mengultimatum untuk diri sendiri tidak akan berbelanja lagi, aku setia deh tidak beli apapun selain mencicipi sampel produk snack Korea (tapi tetap berhati-hati memperhatikan kode ingridient di bungkusnya, Atik paham sekali kode kandungan yang mengandung B2 itu). Pada saat di lantai bawah yang menjual peralatan rumah tangga , peralatan makan dan dapurnya lucu dan sangat menggoda sekali. Mungil, cantik, shabby chic, bahkan yang ngejreng kuning, orange, merah khas baju China, soft blue, pinky. Hmmmm.... TIDAK! Berat dan malas  untuk bongkar koper lagi. Aku hanya menemani Iyun yang membeli, sesekali memberi saran mana yang bagus.

Yah...tidak sampai 1 jam kita bubar jalan lagi menuju Inchieon, pemandangan memukau laut atau sungai membeku di kanan kiri jalan cantik sangat. Hanya memerlukan waktu kurang dari 30 menit kami sudah sampai di “dropping area”. Salut sekali sama sopir dan local guide Korea ini, tangkas dan helpful sekali. Dengan ikhlas mereka mengeluarkan dan menurunkan satu persatu koper kami. Kami segera mencari trolly dan bersiap masuk ke dalam. Bandara yang besar, bersih, rapih, lengkap prasarananya. Jin Hyung telaten meladeni dan membantu proses check in dan memasukkan bagasi.

Trip sudah usai yuk kita pulang
Good bye Inchieon
Inchieon , menunggu yang lain masih check in dan memasukkan bagasi

Selesai dari situ dia memandu kami bahkan dialah yang mengurus untuk mendaftarkan tax refund secara mandiri melalu mesin "tax refund claim automatic service",  satu persatu. Selesai dan tinggal ambil uangnya nanti di dalam. Dia menjelaskan proses yang harus kami jalani, mencari gate, tempat pencairan uang airport tax dan di pintu sebelah mana untuk imigrasi kontrol secara baik dan rinci, bahkan sampai semua sudah beres dia masih bertanya ulang apalagi yang kurang, apalagi yang masih bisa dibantu. Termasuk saat kami masih duduk di ruang tunggu (Nuri meminta kami tetap menunggu sembari dia menemani Sarah keluar lagi untuk membeli makanan di starbuck). Memang lamaaaa... sekali hampir sejam.

Jin Hyung kembali mendekati kami bertanya kenapa masih menunggu sebaiknya segera masuk saja, karena imigrasi kontrol nanti antrinya panjang. Kami menjawab ini permintaan Nuri. Dengan wajah sangat khawatir dia kembali menyarankan untuk masuk duluan aja. Tapi ketika kami bilang tetap ingin menunggu Nuri, dengan berat dia mengiyakan. Dia bilang kalau dia pamit meninggalkan kami karena harus menjemput group tour lain, apakah kami tidak keberatan? Waduh...Jin sudah habis batas tanggung jawabmu kamu masih begitu care. Luar biasa! Aku malah jadi inget saat tour ke Eropah, Euis dan Ade itu sudah tidak peduli lagi pada peserta sejak saat masuk check ini bandara. Masih inget banget diingatan aku saat seorang bapak dari Makasar kebingungan mengurus tax refund. Keren banget local guide Korea ini.

Tak lama Nuri muncul tanpa disertai peserta lainnya (Via, Vera dan Sarah) Yang tadi keluar bersama dia. Kami menyatakan ingin masuk saja, karena memang saat itu sudah hampir jam 3. Nuri masih melarang dan meminta bersamaan saja. Aku agak ngotot dikit dengan bilang saat ini sudah hampir jam 3 belum imigrasi kontrol dan belum sholat. Setelah bertanya gak apa-apakah bu sendiri? Aku bilang “its okay”, insyaa Allah kami bisa. Cus... team kami 7 orang masuk ke imigrasi kontrol. Tidak terlalu antri tapi lumayan lama juga hampir 30 menit.

Lepas dari imigrasi kontrol aku meminta yang lain untuk segera ke gate 49 saja. Sedangkan aku dan Tami akan segera ke gate 27 mengurus pencairan uang tax refund. Pertimbangannya bila harus ikut semua bersama-sama jaraknya sangat jauh. Loket airport tax menuju ke kiri dan masih sangat jauuhhhhh, lantas gate 49 ke kanan juga masih sangat jauhhhhhhh. Untuk yang menuju gate 49 aku meminta Atik dan Kotada yang mengkoordinir karena toh mereka sudah pengalaman ke bandara-bandara International.

Aku dan Tami berjalan setengah berlari menuju gate 27 yang sangatttt jauh, gempor rasanya. Alhamdulillah! Pencairan uangnya mudah sekali, bahkan petugas jaganya cantik-cantik dan ramah, malah mereka bercanda dan menyapa ramah sambil belajar mengucapkan beberapa kata dan kalimat dalam bahasa Indonesia. Tapi masih ada kendala juga tax refund milik Iyun itu blom bisa dicairkan karena pasport Iyun tidak kami bawa. Arghhh.... tidak! Kebayang banget dah harus ke gate 49 lalu balik lagi ke gate 27 dari ujung ke ujung. Tami mencoba menelpon mereka yang ada di sana untuk nganterin tapi gak ada yang angkat. Tidak menyangka juga sih saat pencairan uang masih  harus menunjukkan pasport lagi, bukankah tadi saat proses verifikasi di mesin otomatis pasport pemilik sudah di scan? Dan apa boleh buat. Bersyukurnya Tami bersedia bolak balik. Lumayankan tax refund punya Iyun itu sebesar 123.000 won nah kalau dirupiahkan hampir 1,5 juta.

Menuju gate 49 kami berjalan seperti berlari lagi, gempor banget. Bersyukur astma aku gak kumat meski lelah. Sampai di gate 49 hanya ada Atik di ruang tunggu dan tungguin barang. Yang lain sedang ke toilet.Karena Iyun tak ada kami bongkar sendiri aja tas tangannya, dan dapat tuh pasport. Tami bergegas balik lagi. Aku segera ke toilet untuk berwudhu karena yang paling penting ada dalam pikiranku adalah sholat.

Masuk ke toiletnya aku dibuat kagum dengan desain wastafelnya. Aduh artistik sekali deh, sayang aku tidak sempat fotoin karena memang gak bawa apapun ke toilet. Selesai wudhu aku dan Iyun mencari tempat aman dan tidak mengganggu lalu lintas orang lain untuk bentang sajadah. Alhamdulillah sudah selesai sholat rasanya lega dan tanpa beban.

Ketika duduk-duduk di ruang tunggu aku mulai berpikir kritis sudah hampir jam 4 tapi kok kami tidak dapat makan siang dari Nuri? Aku jadi menyimpulkan ohhhhh... rupanya paket tour ini memang di hari terakhir kita sudah tidak dapat jatah makan siang lagi. Sayang sekali yah si Nuri tidak menjelaskan hal ini, kalau tidak kami kan bisa prepare dengan beli nasi instan saja, masalah lauk, kami punya banyak rendang dan kering tempe. Apa boleh buat , karena tidak mengerti tentang ini bahkan rendang dan lauk lainnya itu sudah disimpan dalam tas bagasi, termasuk milk shake aku. Paling tidak kan kalau tahu aku bisa minum milk shake untuk menahan lapar sekitar 4 -5 jam.

Aku memanggil Kotada dan menyerahkan Won yang aku dapat dari pencairan tax refund sebesar 27000 won. Aku suruh dia dan Idham beli makanan apa saja untuk makan siang. Kalau ada kentucky lebih baik. Bila kurang bisa pakai ATM aku. Hmmmm... sungguh terlalu yah. Dan akhirnya aku paham Nuri dan peserta lain itu belum terlihat muncul hingga saat ini mungkin sedang makan siang. Kenapa tidak secara fair saja kalau mau makan siang bisa bersama mereka dan ada tambahan biaya, aku akan penuhi itu, daripada seperti ini bayangkan lapar booo....! Baiklah...bersabar sajalah. Cukup lama berselang Kotada dan Idham muncul membawa bungkusan cukup besar. Tidak ada kentucky katanya di seantero situ yang ada roti segede gaban dan setiap satuannya dikemas bersamaan dengan saos putih seperti mentega Turki. Yahhh... apa boleh buat kami menyantapnya saja. Lumayan kenyang, bahkan aku hanya menghabiskan 2/3 saja sudah kenyang, sejujurnya bukan kenyang melainkan eneg.

Melalui display pengumuman di gate 49 diberitahukan bahwa untuk keberangkatan kami pindah ke gate 46 yang tidak begitu jauh dari situ. Kami pindah dan tepat jam 17.00 boarding dimulai. Sedih sekali menahan lapar cukup lama, berharap makanan di pesawat akan mampu mengganjal lapar kita, namun ternyata tidak juga. Di pesawat dari pilihan makanan aku memilih salad sayur karena itu yang cukup aman. Cuma itu saja. Aduhhh ....lapaaarrrr. Terakhir sekali sudah hampir sampai kembali para pramugari membagikan snack berupa roti, dan tragisnya ketika berharap roti itu merupakan pertolongan mengatasi perut perih ternyata tidak. Rotinya rasa aneh , benyek dan gak enak. Akhirnya aku kembali mengemut permen yang kubawa, rasa manis mampu menahan lapar. Terlalu...!

PENGALAMAN MENGINAP DI BANDARA SOEKARNO HATTA.
Jam 23.15 WIB kami landing di Soeta. Senang sekali sudah sampe (iyalah senang ...karena kalau sudah sampe kami bisa beli makanan ... masih mikir makan juga ya Esi...???. Iyalah kalau orang puasa saja habis maghrib kan berbuka nah ini sampe jam 11 malem lewat kita belom buka. Hiks...). Setelah melalui proses imigrasi kontrol dan pengambilan bagasi kami segera keluar. Malam ini kita akan punya pengalaman baru menginap di bandara, mengingat sudah malam tidak ada lagi penerbangan ke Palembang.

Untuk menginap di bandara ini sebelum berangkatpun aku sudah estimasi dan persiapan bertanya ke google dan Leo (petugas Garuda) yang sudah menjadi kenalan baik karena terlalu sering travel dan setiap sampai di Soeta selalu dijemput dan dibantu olehnya untuk pindah terminal (aku memang Garuda minded). Leo menjelaskan bagaimana cara mencari dan menunggu shuttle bus untuk pindah terminal. Semula dari hasil bookingan tiket Nuri kami pulang menumpang pesawat Lion air yang berada di terminal 1B, sedang terminal luar negeri adalah terminal 2E. Seperti suatu berkah Lion membatalkan schedule penerbangan ke Palembang jam 5.20 pagi itu, sehingga oleh travel tempat booking tiket pesawat kami di tukar dengan Nam Air jam keberangkatan 6.20 pagi.

Mengingat pesan Leo aku dan rombongan menuju exit, dan naik lift ke atas katanya. Aku tidak berjumpa pintu lift setelah di luar, memberanikan diri bertanya ke petugas bandara akhirnya diberikan instruksi belok kiri dan tak jauh dari situ ada lift yang memang agak tersembunyi. Yah... seneng akhirnya kami sampe juga di ruang tunggu terminal 2F. Tadinya ketika belum berangkat dan bercerita-cerita tentang harus menginap di bandara, seperti biasa ibu Tami yang sangat hati-hati merasa sangat khawatir tentang hal-hal seram seperti penodongan atau apalah-apalah. Rupanya benar omongan Leo bahwa bandara itu 24 jam selalu hidup dan ramai. Benar saja di ruang tunggu keberangkatan terminal 2F sangat ramai oleh berbagai macam penumpang. Ada jamaah umroh, ada juga yang statusnya seperti kami. Kami masih harus mencari tempat duduk yang nyaman dan kalau bisa agak lega untuk bisa tidur. Alhamdulillah dapat!

Setelah dapat tempat yang pertama melintas dipikiran aku adalah sholat. Yah...itu wajib. Karena Atik memang sedang siklus bulanan maka dia harus jagain tempat duduk dan barang-barang. Kami semua menuju toilet dan mushollah. Di mushollah juga banyak penumpang yang menunggu keberangkatan seperti kami sedang tidur. Masih ada tempat sih jika kami mau tidur juga di mushollah, tapi tidaklah karena di dinding mushollah jelas-jelas tertera peringatan yang ditulis dengan huruf besar-besar bahwa dilarang tidur di mushollah. Inget pesan almarhumah mama kalau memang tidak boleh yah jangan dilakukan karena melanggar peraturan itu berdosa. Akhirnya kami balik lagi ke kursi tunggu.

Duduk di kursi aku merasa sangat lemas, sakit kepala dan rasa mau muntah, ohhhh iyaaa...laparrr. Aku mengajak Idham untuk cari makan, inget tadi saat keluar lift di depannya ada counter AW. Kami bergegas kesana, dannnn hiks pengen nangisss... ketika petugasnya bilang kami baru saja close. Waduhhhh... laparrrr. Eh tapi pas keluar dari AW aku dapat info bagus, ternyata menunggu shuttle bis itu di pintu keluar yang ada di dekat lift dan AW ituuuu (aku melihat banyak orang yang menunggu dan berdiri-diri disana dan berkerumun naik saat ada bus stop). Jadi tahu sekarang.... Lalu kembali pada fokus semula adalah cari makan siang plus malam sekalian haaaaahaaaa.... sedihnya rek! 

Aku dan Idham berjalan lagi dan mendapatkan hanya ada satu toko yang buka yaitu rumah makan padang. Kami bungkus nasi ayam bakar dan teh manis. Penjualnya juga sudah bilang sebenarnya tokonya sudah tutup karena lauknya sudah sebagian besar habis. Kami bilang tak apalah apa saja yang ada yang penting ada nasi. Jadi yang kami beli itu hanya nasi dan ayam doang tanpa lauk lagi. Tak apa-apa deh yang penting ada nasi. Aman kok karena kami punya bekal lauk. Okay sampai dikursi kami membagi nasi dan bongkar koper besar untuk mengambil bekal lauk yang kami bawa. Hmmmmm.... alhamdulillah, setelah makan hilang sakit kepalaku. Oh rupanya sakit kepala tadi karena lapar...

Habis makan kulihat semuanya mulai mengambil posisi dan kapling masing-masing. Kotada, Idham, Atik adalah yang paling duluan lelap. Disusul Bunga dan Iyun. Tami yang duduk disamping aku masih sibuk dengan HPnya, akupun demikian sibuk dengan HP ku. Namun ketika aku menoleh kulihat Tami sudah tertidur pula. Tinggal aku sendirian dan aku gak bisa tidur. Aku nyender dikursi dan menyelonjorkan kaki ke tumpukan koper di depanku. Tidak bisa tidur. Tidak terasa jam sudah menunjukkan jam 3.30, kulihat di pintu check in sudah banyak penumpang yang masuk. Aku membangunkan rombonganku satu persatu, meski mereka masih merasa ogah dan ngantuk aku bilang lebih baik check in duluan supaya dapat tempat duduk di pesawat di bagian depan. Akhirnya setengah terpaksa mereka ikut juga.

Terminal 2F tempat kita bermalam, tumpukan barang bawaannya hmmmm Tang disebrang itu Iyun dan Bunga yang masih menurunkan nasi yang baru dimakan sebelum mulai pasang lapak

Menunggu boarding dengan wajah lelah dan ngantuk.. kesian...kesian...kesian lihat expressinyo.. Saya tuh memang iseng yah...

Proses check in lancar dan tidak lama. Kami masuk tapi belum langsung ke gate F4, menunggu di kursi tunggu dekat mushollah untuk menunggu adzan subuh. Alhamdulillah sempat sholat Subuh dulu dan tanpa delay tepat jam 6.20 kami lepas landas menuju Palembang. Alhamdulillah akhirnya sampai dengan selamat ke kota tercinta kembali. Membawa kenangan manis dan indah tentang perjalanan menjelajah negeri orang. Banyak pelajaran yang bisa diambil, tentang cara negara Korea mengelola negerinya, tentang budaya Korea yang luar biasa, keramahan, kesopanan, keuletan dan kegigihan penduduknya. Yang paling penting adalah bagaimana kita sebagai traveller untuk tetap menjalankan syariat kita di negara non muslim, bagaimana menjaga istinja di negera yang sistem toiletnya tidak menyediakan air cebok, bagaimana menyiasati untuk tetap bisa mempertahankan menjaga sholat, tentang halal, haram dan subhat dalam makanan. Bagaimana kita harus bersabar, bertoleransi, empaty dengan sesama peserta tour yang sama sekali belum kita kenal sebelumnya.  Itulah ilmu yang bisa menambah wawasan kita. 

Arriving in SMB 2, muka-muka ngantuk dan lelah tunggu bagasi, tapi saya selalu ceriahhhhh

Kalau mau aku review dari sekian banyak travelling yang aku pernah lakukan Korea Winter Trip ini adalah perjalanan paling menyenangkan dan membahagiakan aku. Karena apa ? Pertama karena dalam perjalanan ini aku bersama keluarga besarku tercinta. Kedua, travel perjalanannya "Joint Trip Nuri" adalah travel penyelenggara yang terbaik dari semua travel yang pernah aku ikuti, baik dari schedule arrangement, kekeluargaannya, pengertiannya terlepas dari kekurangannya seperti manajamnen waktu yang masih terlalu mepet saat memepersiapkan dokumen keberangkatan, lalu tentang makan siang yang skip siang kemaren. Selebihnya keren dan recomended sekali.  Ketiga seorang "Travel Guide Korea" sangatlah bertanggung jawab dan helpfull banget. Luar biasa cara dia melayani dan menjamu tamunya. Kapan-kapan aku masih mau ke Korea lagi Namun untuk destinasi travel selanjutnya kita harus menjelajah negara lain dulu yang belum pernah kita singgahi. Yah...sampai bertemu dan bersama lagi di destinasi wisata kita selanjutnya my family team. JEPANG in spring insyaa Alloh.

Kaki koreng, pecah-pecah karena udara kering ini termasuk pengalaman berharga agar gak boleh males olesin cream pelembab


“Berjalanlah di muka bumi maka perhatikanlah bagaimana Alloh menciptakan manusia dari permulaannya, kemudian Alloh menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Alloh Maha Kuasa atas segala sesuatu” (QS. Al – Ankabut : 21)

3 comments:

mdayyans said...
This comment has been removed by the author.
Indrianishvi said...

Your vacation while in Korea is very pleasant and you will get many experiences. Thank you for sharing your vacation experiences and knowledge here. en.balijetaime.com

Echie Samsidar said...

Thank you..