Wednesday 1 March 2017

FAMILY KOREA WINTER TRIP DAY 1ST, DEPARTURE

Jum'at, 17 Februari 2017

Setelah bernafas lega karena visa Tami akhirnya “approve” keesokan harinya adalah hari keberangkatan. Seperti biasa meeting pointnya adalah rumah ibu Angga. Habis melaksanakan sholat Ashar dan sholat sunat Safar kami dijemput 2 buah Starcab taxi menuju bandara SMB 2. Terjadi keribetan saat check in. Biasalah anak muda terkadang merasa lebih paham. Aku tidak pula membantah dan bersitegang untuk hal ini. Tami dengan ucapannya yang kadang ketus selalu membantah. Aku diam saja kala dia membantah.

Setibanya di bandara SMB 2, aku mengajak untuk langsung check in saja. Alasannya adalah jika check in pada kesempatan pertama kita masih akan dapat seat di bagian depan, karena aku pernah pengalaman buruk naik Sriwijaya air. Check in terlambat aku mendapat seat yang paling belakang, dan pada saat take off dan  landing rasanya tidak enak sekali kepalaku pusing dan mau muntah. Alasan kedua adalah agar bagasi bisa segera masuk sehingga kita tidak terlalu direpotkan untuk menjaga barang bawaan yang berat dan banyak itu. Baru setelah check in kita masih bisa keluar lagi menemui ibu dan bapak Tami yang menunggu di luar. Berpamitan, bercengkrama atau foto-foto karena waktu berangkat masih cukup lama sekitar dua jam lebih lagi. Kudengar Tami menceracau mengatakan kenapa harus check in dulu sehingga tak bisa pamitan dulu dengan ibu bapaknya, aku bilang toh kita bisa keluar lagi setelah check in. Terlebih lagi ketika kita keluar lagi setelah check in dan dia tidak menemukan ibu dan bapaknya di posisi yang tadi, dia masih menceracau.

Ternyata ibu dan bapaknya justru menyusul di pintu keluar. Astaghfirullah aku terdiam dan beristighfar. Ternyata tidak semudah yang aku perkirakan mengkoordinir orang banyak meskipun semua sedarah. Mulai dari Iyun yang agak salah mengerti ketika aku mengusulkan kita berangkat dari 1 meeting point saja yaitu rumah ibu Angga. Biar kompak dan rasanya wajar karena ibu Angga adalah anak tertua sedangkan ibu bapak kami kan sudah tak ada. Sekalian pamit. Dengan alasannya tersendiri dia ingin berangkat dari rumahnya, aku akhirnya membiarkan saja jika dia mau berangkat dari rumahnya. Entahlah apa yang menyebabkan akhirnya dia mau juga berangkat bersama.

Bahkan diawal persiapanpun Iyun kurang memahami tawaranku untuk memakai koper kabin. Malah dia membawa koper jinjingan haji yang sudah jelek dan kecil. Aku diam sajalah...Kubiarkan saja karena setiap keinginan pasti punya alasan dan latar belakang dibaliknya. Berbeda sekali saat Eropah tour, Acep, Kotada dan Atik mudah diberitahu dan berkoordinasi. Karena memang sudah sering travelling dan sudah sering  ikut aku umroh dan travel aboard. Semua kesulitan itu kujadikan pengalaman. Mungkin saja kelak aku bisa memiliki tour and travel agent... bahkan akan lebih bisa menyesuaikan diri dengan berbagai macam karakter, Hmmmmm....boleh kan aku bermimpi ?????

Akhirnya setelah pamit dan berfoto-foto kami masuk lagi lalu menunggu di ruang tunggu bandara. Karena alasan cuaca pesawat harus delay selama kurang lebih 1 jam.  Akhirnya menumpang pesawat Sriwijaya Air SJ 01810 tepat jam 19.00 WIB kami flight menuju Jakarta.

Jam 20.00 WIB pesawat kami mendarat di Soeta. Pada saat akan menuju tempat pengambilan bagasi  tiba-tiba ada seorang wanita petugas bandara menyapa kami mengatakan international departure naik ke atas. Hmmm... aku jadi tahu. Jadi gak perlu nunggu Nuri. Akhirnya aku mahfum kenapa dia booking tiket Sriwijaya untuk kami supaya memang tidah susah pindah terminal terlalu jauh. Aku mendekati petugas wanita tadi menanyakan tentang international departure tadi. Petugas tersebut menjelaskan secara detail padaku.  Dia bilang ambil bagasi dulu saja baru naik ke atas menggunakan lift yang letaknya agak tersembunyi. Alhamdulillah semuanya lancar.

Jam 23.50 pesawat kami Asiana OZ762 lepas landas meninggalkan Jakarta. Menumpang maskapai penerbangan asing (Korea) non muslim merupakan pengalaman baru dimana banyak sekali hal bisa dijadikan pengalaman berharga. Jika diminta menilai service maskapai penerbangan ini sungguh luar biasa dan aku acungi dua jempol. Awak pesawat yang super ramah (keramahtamahan mereka memang keluar dari hati sehingga terlihat sekali pelayanan mereka itu ikhlas. Para awak pesawat dengan sangat ramah mempersilahkan dan menunjukkan seat, membantu menaikkan koper ke kabin). Fasilitas pesawat cukup baik, tempat duduknya lapang, toilet sangat bersih. Tetapi ada catatan yang sangat penting bagi para muslim dan muslimah yang perlu aku share.

Pada saat membagikan makanan seorang pramugari menawarkan untuk memilih jenis makanan yang mereka punya. Omelet or Rice vegetable porridge . Aku spontan memilih omelet. Dan bersyukur pramugari tersebut mencoba meyakinkan sekali lagi tentang pilihanku. Omelet? but the “sosis is pork” It’s okay???” hmmmm aku langsung spontan menjawab Oh no....! Akhirnya aku memilih Rice vegetable porridge. Aku paham dan  menyadari kenapa sebagai seorang muslimah kita harus menunjukkan identitas dengan cara berkerudung. Kenapa pramugari tadi menanyakan hal tersebut? Karena dia melihat tampilanku seorang muslimah dan dia paham bahwa sebagai muslim “pork” itu diharamkan. Great...!

Cerita ini hanya untuk wanti-wanti saja sebagai seorang muslim, kami wanita mengenakan kerudung jadi mudah dikenali oleh mereka, sedangkan untuk para pria bukankah agak sulit membedakan. Jadi tidak ada salahnya disaat menumpang maskapai penerbangan yang bukan muslim harus bertanya dan meyakinkan lagi sebelum memilih/menyantap sajian yang dihidangkan. Bagi para muslimah juga wajib meyakinkan kembali apabila para awak pesawat tidak meminta konfirmasi seperti yang mereka lakukan terhadapku. Karena prinsip "Halal" itu berlaku selama hidup dimanapun kita berada. 

We are at departure

Our feet are ready for explore Korea.

No comments: