Kamis, 6 April 2017
Aroma tempat kerja yang dari semula memang tidak aku sukai
membuat otak dan tubuhku menjadi cepat lelah dan jenuh. Baru sebulan lebih
dikit pulang trip ke Korea aku sudah butuh refreshing lagi. Entahlah.... aku
memang harus pindah dari unit kerja ini, tetapi apalah daya aku tak punya power
untuk berkata ingin pindah dan tidak merasa cocok di unit kerja ini. Yang bisa
aku lakukan adalah berdoa agar dikuatkan, dan kepada para pembesar itu mendapat
petunjuk dan ampunan dari Allah. Baiklah aku adalah manusia yang diberikan akal
untuk mengolah perasaan dan pikiran. Jadi untuk situasi seburuk apapun aku
harus mampu menjadikannya indah.
Aku butuh refreshing sejenak meninggalkan ruang kerja yang
beraroma tak jelas ini, cus kita cari
tempat wisata yang menyenangkan tapi masih terjangkau kantong, mengingat
pundi-pundi kas belumlah terisi penuh lagi sepulang “Korea Winter Trip” akhir
Februari 2017 lalu. Maka pilhanku jatuh pada Bandung sebuah kota yang menjadi
destinasi wisata banyak peminat yang menawarkan segala keajaibannya.
Hahaaaa..........
Rencana awal kami hanya bertiga yaitu, aku, Kotada
(pendamping setiaku) dan Idham, mengingat yang lain menolak ketika ditawarkan
untuk refreshing ini. Berbagai macam alasan, super sibuk, gengsi karena
dibayarin terus, dan bla bla bla..... Tetapi pada akhirnya kami yang berangkat
juga bertiga yaitu aku, Kotada dan Sapta. Idham tak jadi berangkat karena dia
diterima bekerja di Dinas PU Belitung. Yupppp....
Tiket dan hotel kami booking melalui “Traveloka”, karena
bookingnya sudah H-4 maka untuk tiket akhirnya kami mendapat harga dengan
kisaraan 650 – 700 ribu rupiah Plm – Bdg, padahal sejak awal rencana
dicanangkan harga tiket berkisar 350 – 400 ribu rupiah. Yaahhh...tak apalah,
memang refreshing membutuhkan biaya.
|
Senyum manis kita di terminal Keberangkatan SMB 2 |
Untuk keberangkatan kami menumpang pesawat X-press. Pilihan
jatuh pada maskapai penerbangan ini karena kami merasa cocok jam
keberangkatannya, yaitu jam 11.30, sehingga sampai ke Bandung masih siang dan
kita sudah bisa memulai wisata kuliner atau city tour. Ingin berbagi pengalaman
saja melakukan pernerbangan direct Plm – Bdg itu sangat tidak nyaman. Entah
karena pesawatnya, atau karena pilot, atau memang kondisi langit, cuaca atau
apa? Tapi untuk kesimpulanku adalah karena memang maskapainya. Sejak pertama
kali masuk pesawat aku sudah merasa down melihat interiornya yang gak oke
banget, pas duduk kursinya itu tidak ergonomis dan joknya entahlah aku harus
mendeskripsikannya seperti apa?
Saat mulai duduk, mengenakan sabuk pengaman lalu saat start
pesawat untuk take off yang mana roda pesawat masih menyentuh tanahpun aku
sudah merasa puyeng dan mau muntah, karena kondisi tempat duduk pesawat
berguncang hebat (Apakah karena kami duduk di bagian belakang sekali? Nomer
seat kami 22 an). Setelah berada di udara sesaat setelah take off goncangan
yang sangat hebatpun masih terjadi. Duh entahlah...... Kondisi turbulensi ini
terjadi tanpa henti selama 1,5 jam penerbangan. Meskipun pada saat sebelum
berangkat aku sudah minum antimo agar tak mabuk akhirnya karena mual, pusing
dan keringat dingin aku kembali meminum Paramex. Aku mengoleskan fresh care ke
ulu hati, kening, tengkuk dan menciumnya tiada henti. Tetap saja perasaanku tak
enak sekali. Mengalami kondisi ini aku tak henti beristighfar dan bertasbih.
Antara takut dan sakit yang sulit aku bahasakan. Pengen sekali cepat sampai
tapi apa daya bahkan ketika pesawat sudah di atas langit Husein Sastranegara,
pesawat masih berputar-putar di udara hampir 20 menit lebih karena belum mendapat
landasan pacu. Ya Allah.....! Dan akhirnya dalam kondisi fisik yang sudah
sangat lemas pesawat mendarat juga. Aku bersyukur dan girang sekali, dengan
badan lemas dan puyeng aku turun pesawat diiringi hujan ricik, ternyata masih
harus berjalan jauh pula untuk tiba di terminal kedatangan. Ya Allah....
Sampai di terminal kedatangan tujuan utama yang aku cari
adalah toilet. Begitu sampai di toilet buarrrrrr...muntah deh gue. Habis isi
perut sampai ludah terasa pahit. Hadehhhh...parah nih mabok ternyata! Selesai
acara toilet kami segera keluar bandara. Mencari taxi atau mobil untuk menuju
hotel, tak sulit karena banyak sekali yang menawarkan diri. Pilihan kami jatuh
pada sopir mobil koperasi bandara, kang Dede yang kelak menjadi driver kami
hingga akhir. Tarif sewa mobil adalah 550 ribu rupiah perhari per 12 jam, itu
sudah free bensin dan biaya sopir, tetapi jatah makan dan minum sopir kita yang
menanggung. Pasaran sih harga itu, dulu
saat ke Jogya atau Bali juga berkisar seperti itu juga.
Keluar bandara kami segera menuju hotel “Caryota” yang
terletak di daerah Sukajadi. Kalau kata Sapta sih kenapa memilih lokasi hotel
di sini karena akses ke tempat keramaian (shopping mall dsb) mudah. Lumayan
bagus sih fasilitas hotelnya untuk ukuran bayaran sebesar 1,2 juta rupiah untuk
menginap tiga malam dua kamar. Hanya tidak dapat sarapan pagi. Tetapi jangan
khawatirlah... di depan hotel banyak warung pojok yang siap menjajakan sarapan
seperti, bubur ayam, nasi kuning, lontong, kupat tahu. Sippppp menyenangkan
week end ala backpacker begini.
Sore hari di hari pertama kami sudah memulai city tour pertama
makan siang plus malam ke sebuah resto besar dengan menu ikan... , lalu ke
Ciwalk, Cimall. Kereeennn...hari pertama kantong sudah dikuras, gegara aku
menjumpai counter busana muslimah “Luma Dawa” yang sedang sale 50 – 70%.
Bocorlah dompet yang semula tidak di budgetkan untuk belanja. Yachhhh aji
mumpunglah ... siapa sih yang bisa menawarkan busana tunik dengan bahan dan
model yang sangat bagus seharga seratus ribu. Pasti bungkuslah..... Tak
hanya
aku yang bocor dompet, Saptapun
belanja juga kaos Hammer yang sedang sale. Itulah khasnya kota Bandung,
pusatnya busana keren dengan harga murah, maka wajar saja ketika Atik nyinyir
saat aku bilang week end ke Bandung ini cuma buat wisata, bukan belanja. Apa
kata Atik “Heheeee...iris kupingku kalau gak belanja” hahaaaa tahuuuuu ajaaaa
ya. Akhirnya hari pertama di kota Bandung ditutup, pulang ke hotel sekitar jam
8 lewat, mandi bebernah koper dikit dan tidur. Sampai besok trip ke area
Lembang.
|
Baru nyampe aja sudah kagum melihat bangunannya |
|
Cimall,
keren ya ini mall untuk tidak merusak habitat maka yang di desain
adalah bangunannya bukan merusak alam dan pepohonannya bravo Bandung |
|
Lantainya pas dengan tema outfitku, hitam putih... |
|
Menyukai desain bangunannya |
|
Mall yang terdapat hutan kecil di dalam maupun di sekelilingnya |
|
Ngelink banget yang satu suka moto yang saya suka jadi objek foto |
|
Pepohonan yang bukan direkayasa |
|
Luma Dawa counter busana muslimah yang membocorkan saku dan dompetku |
|
Counter Hammer yang juga sedang sale. |
|
Pulang yukkk... ini bukan candid tapi lagi serius nanyain cara buat snapgram, dan Kotada iseng foto ternyata bagus |
No comments:
Post a Comment