Monday, 9 September 2019

MIE KOBA BANGKA.

Putar balik dari Jembatan Emas kami kembali melanjutkan perjalanan, tujuan utamanya adalah mencari masjid buat sholat. Sekalian napak tilas buat Yuyun, Welly mengajak kami sholat di masjid Polda Bangka. Masjidnya bagus dengan desain yang sangat modern. Mulai dari tempat wudhu, bentuknya artistik sekali. Aku jadi inget saat kami mengunjungi Ersya di Sekolah Insan Cendikia di Tangerang. Agak mirip... ! 

Selanjutnya usai sholat Welly mengajak putar-putar di lingkungan polda Bangka tempatnya dan Yuyun dulu pernah bertugas. Dari pembicaraan mereka aku menyimpulkan perkembangan polda Bangka sangat pesat sekali. Kami juga sempat diajak putar-putar lokasi tempat tinggal Yuyun dulu saat tinggal di Bangka. Dan sebagai acara terakhir malam ini adalah... yang ditunggu-tunggu, mencicipi destinasi kuliner terpopuler di Bangka yaitu Mie Koba. 

Rencana makan mie Koba sudah dicanangkan sejak siang - sore tadi, karena kebetulan kami sedang berada di Koba, katanya Mie Koba yang ada di Koba lebih maknyus. Namun karena padatnya acara diurungkan. Berkunjung ke Bangka tidak lengkap rasanya tanpa mencoba kuliner khasnya. Welly membawa kami ke kedai mie Koba yang cukup termasyur yaitu Mie Koba Iskandar. Kedai mie khas Bangka yang pemiliknya bernama Pak Iskandar ini berlokasi di Jalan Balai Kota Pangkal Pinang. Tanya saja pada supir taksi mereka pasti tau Mie Koba Iskandar saking legendarisnya. Saat kami mampir pengunjung yang ada sangat padat. 

Mie Koba ini aslinya sudah berdiri sejak 20-an tahun yang lalu. Resepnya pun asli turun temurun. Apa istimewanya Mie Koba ini? Menurut catatanku yang pertama istimewanya adalah Mie-nya asli handmade dengan bentuk yang kecil-kecil dan tipis, lembut dan tidak kenyal, tapi nggak juga langsung hancur saat diseruput. Kuahnya sendiri terbuat kaldu ikan tenggiri yang sudah dicampur rempah-rempah seperti cengkeh, pala, kayu manis, ketumbar, kembang pala dan gula aren asli. Campuran rempah ini pulalah yang membuat sama sekali tidak tecium bau amis pada kuahnya meski terbuat dari ikan. Rasa dari kudapan mie ini campur aduk ada asin, gurih dan manis.  Didalam penyajiannya Mie dihidangkan dalam sebuah piring , ditambahkan campuran tauge, cabe dan perasan jeruk. Sedangkan diatas meja sudah tersedia telor rebus dan kerupuk. Bila berminat kita boleh menambahkannya.

Ada cerita lucu saat jajan Mie Koba ini. Pertama order kami masing-masing cuma memesan 1 porsi perorang, dan ternyata setelah dimakan lidah masih bergetar dan belum merasa puas dengan kelezatan kudapan ini. Namun... mau order lagi khawatir gagal diet. Tak pesan lagi...bisa kebayang-bayang terus nanti malam. Akhirnya sepakat... order 1 porsi lagi lalu akan disantap bertiga. Kalau Kotada mantap bilang mau tambah 1 porsi lagi. Cusss... orderlah kami 2 porsi lagi. 

Tapiiii... ternyata ketika 1 piring sudah berada di hadapan kami... kok rasa-rasanya sepiring ini dibagi 3...gak akan berasa banget ya. Sedikit sekali.  Akhirnya aku dan Yuyun bilang ogah aaahhh bagi 3 , bagi 2 aja. Dan ibu Angga harus order lagi... 1 porsi. Bahkan setelah 1 porsi dibagi 2 pun kerasa masih kurang. ... wkwkwkkwk. Maka ketika piring kami sudah ludes, lanjut lagi bantuin ibu Angga menghabiskan porsi dia. Hmmm... Terus kesimpulannya apa yah fakta ini? Suka? Lapar? Atau doyan??? Hahaaa... sampai sekarangpun masih terbayang di lidah betapa lezatnya Mie Koba ini, sayangnya tak ada jualannya di Palembang. Atau jualan online gitu??? Hmmm. Dan yang paling kerennya lagi kamu cukup mengeluarkan Rp12.000 saja untuk seporsi Mie Koba ini. Murah banget kaaan! Mantappp....! 

Sekianlah itinerary perjalanan hari pertama di Bangka ini, kami balik ke hotel, mandi dan tidur dalam keadaan perut begah kekenyangan mie Koba. Gagal...gagal deh diet daripada ngeces! 

Hampir lupa fotoin buat dekumentasi. Ini masih piring pertama...
Lorong masuk masjid Polda Bangka

No comments: