Wednesday, 16 March 2016

AMAZING TURKEY DAY 2 TOP KAPPI, HAGIA SOPHIA, BLUE MOSQUE, GALATA BRIDGE

Jum'at, 26 February 2016
Sekitar jam 5 kurang 20 menit  kami mendarat di bandara Ataturk (kedatangan kami jauh lebih cepat dari catatan perjalananku tahun lalu. Ini disebabkan pesawat tidak lagi harus transit di Changi selama 1 jam). Begitu keluar dari badan pesawat kami naik ke bis jemputan menuju gedung bandara, udara sangatt dingin menyergap. Counter "Pasport control" masih sangat sepi (mungkin tidak begitu banyak kedatangan pesawat pada jam segini atau mungkin karena pemberitaan tentang teror yang marak di Turki menyebabkan arus wisatawan yang datang berkurang? Entahlah...yang kulihat hanya rombongan kami yang antri disini) sehingga proses pasport control selesai dengan sangat cepat. Rombongan langsung menuju "bagage claim", di area inipun terjadi kehebohan karena peserta cuma sibuk foto, gak inget untuk check kopernya masing-masing. Sehingga bapak (peserta dari Ujung Pandang, maaf aku sampe gak tahu namanya) yang memproklamirkan diri sementara sebagai leader harus teriak-teriak ke ibu-ibu untuk menunjuk barang mereka yang masih muter-muter bagage belt agar bisa diangkat oleh porter. Yuhuuuu.....

Cantiknya pramugari Turkish Airline. Cantik, ramah dan sabar
Sesaat ketika baru menapakan di gedung kedatangan bu Andi sudak ngajakin foto
Setelah keluar dari pasport control
Just arriving dan menunggu bis jemputan
Menuju pelataran drop out penumpang bis

Selesai urusan bagasi yang terbersit dalam pikiranku adalah sholat subuh, aku sangat takut kebablasan karena toh waktunya sangat singkat dan kalau telat gak bisa diganti di waktu lain. Aku meminta Sapta dan Kotada menunggu koper kabin dan aku segera berlari mencari mushollah. Sulit juga menemukannya mesti naik keatas lagi (saat itu kami sudah berada di ruang penjemputan), lumayanlah setiap beberapa meter aku mesti tanya lagi dan tanya lagi. Begitu sampai diatas belum juga kutemukan mushollah sepertinya aku kejauhan, akhirnya aku bertanya pada seorang bapak yang berseragam putih navy menggunakan rompi orange, mungkin dia petugas bandara. Baik sekali bapak ini dia tidak hanya menunjuk lurus,  belok kiri atau kanan, melainkan dia iringi dan antar aku sampe ke pintu mushollah. Masha Allah...baiknya. Terima kasih ya pak! (baru nyadar ternyata aku tadi nyasar jauh banget, pantesan dianterin sampai ke tempat oleh bapak ini mungkin dia kasian dan khawatir aku kebablasan lebih jauh. Hiks).  

Selesai sholat aku segera turun, dari jauh kulihat Kotada dan Sapta masih setia berdiri di tempat tadi sedangkan group sudah duduk di ruang tunggu, kuambil koper kabin dan menyuruh mereka segera sholat sebelum waktunya habis. Aku segera bergabung dan ke ruang tunggu. Mbak Evi sedikit protes kenapa Kotada dan Sapta malah naik ke atas. Lho mereka mau sholat, dan masih banyak juga yang sedang sholat!, protesku. Akhirnya mbak Evi memperkenalkan tour guide kami dari kejauhan. Aku melihat seorang anak muda  memakai jaket hitam,  selintas terlihat seperti seorang pemuda yang agak pendiam. Mbak Evi masih terus mempromosikan  lagi bahwa sebenarnya cowok tersebut adalah artis di Indonesia meskipun dia adalah warga negara Turki.  Ohhhh...balasku datar. Begitu duduk secara tidak sengaja tour guide tersebut berdiri tepat didepanku meski dalam jarak yang cukup jauh dari aku, selintas aku mengamati wajahnya. Otak cerdasku langsung inget bahwa cowok tersebut pernah main disuatu acara di TransTV dan pernah cekcok sama Vicky yang ngomongnya ngaco itu. 

Hmmm.... dan tak lama setelah itu Sapta dan Kota serta beberapa orang yang sudah sholat turun. Kami menuju pelataran parkir dan menanti mobil jemputan. Brrrrr....udaranya lebih dingin.

Tempat pertama yang dikunjungi adalah “Warung Nusantara” untuk sarapan pagi (sepertinya ini itinerary wajib untuk setiap tour Indonesia ). Disini Sapta bertemu dengan temannya dari Surabaya yang bersama keluarga besarnya juga sedang melakukan tour ke Turki plus umroh, kita foto bareng.

Teman-teman Sapta yang berasala dari kampung Arab di Surabaya, mereka juga melakukan trip umroh plus Turki

TOPKAPPI
Setelah menyelesaikan sarapan pagi, bis langsung menuju ke Topkapi Palace. Hari masih sangat pagi ketika kami sampai di Istana Topkapi, cuaca sangat dingin menggigit menyapa kami. Waktu belum menunjukkan jam 8, bahkan gerbang/pintu masuk belum dibuka. Hatiku terlonjak girang, karena pada saat tour tahun lalu berkunjung ke tempat ini kami sangat terburu-buru bahkan sangat tidak sempurna. Menunggu pintu masuk dibuka cukup puas mendengar penuturan Ramazan mengenai istana Topkapi, dan cukup puas ambil foto lokasi di gerbang masuk yang dulu tidak terjamah sama sekali. Yeayyy...

Jam 8 pintu gerbang dibuka dan kami segera masuk melalui X-ray control. Pengunjung masih sangat sepi karena mungkin kamilah pengunjung pertama yang masuk,  selain kami  ada beberapa orang Korea yang juga dalam group tour.

Istana Topkapi yang menjadi lambang dinasti Ottoman, merupakan peninggalan yang masih dijaga keaslian dan keunikannya. Istana ini dibangun selama 400 tahun dimulai pada tahun 1453 diatas tanah seluas 592.600–700.000 m. Istana ini menjadi rumah bagi 24 raja di dinasti Ottoman yang cukup terkenal. Istana Topkapi ini berada di kawasan Sultanahmet dan berada tidak jauh dari Hagia Sophia.

Gerbang masuk istana ini adalah sebuah tembok tinggi dan besar berlapiskan marmer, dimana di atasnya terukir kaligrafi yang cukup rumit. Untuk menuju gerbang utama di bagian dalam terlebih dahulu kita melewati taman dengan pepohonan  menjulang tinggi yang hanya tinggal ranting-rantingnya (ini merupakan view menarik karena di Indonesia bahkan tidak menemukan pemandangan ini). 

Water treatment dan distribusi air minum yang terdapat dibagian depan pintu masuk
Pintu gerbang utama yang merupakan gerbang masuk
Kursi taman dan pohon-pohon tinggi menjulang menjadi view yang sangat menarik sebagai objek fotoshoot
Pohon-pohon gundul yang menjulang terdapat pada sisi kiri dan kanan jalan menuju gerbang masuk istana
Pintu gerbang ke-2
With our tour guide Ramazan Goden (seorang artis pemula di Indonesia, bermain sebagai Ayaz dalam FTV Cinta Dimusim Duren)
Sementara itu, pada bagian depan Istana Topkapi terdapat pintu gerbang ke-2 yang berfungsi sebagai pintu masuk ke dalam istana. Bangunan ini berupa dua buah menara berbentuk persegi delapan. Bentuk arsitektur pintu gerbang ini merupakan pengaruh dari Bizantium. Pada prasastinya, tertulis pintu ini dibuat pada 1542

Gerbang ke-2 merupakan gerbang masuk kedalam istana berupa pilar-pilar kokok berbentuk segi 8
Pintuk gerbang kedua untuk masuk dalam lingkungan istana, pilar kokoh segi 8 terlihat sangat artistik

Dengan wisatawan asing juga, tetapi agak sulit berkomunikasi karena dia gak bisa berbahasa Inggris. Aku gak ngerti dia omong apa? Bahkan dari mana gak jelas. Hiks dia pakai bahasa tarzan ketika ngajak foto bareng. Black n white kah ini ?
Setelah masuk ke bagian dalam, terdapat dua buah bangunan yang sangat besar. Bangunan pertama adalah bagian dari imperial mint dan dikelilingi oleh tembok-tembok yang sangat tinggi. Bangunan yang didirikan pada 1727 ini berfungsi sebagai kantor atau taman luar.

Sedangkan bangunan kedua atau setelah melewati bangunan tengah (pertama tadi), pengunjung dapat menyaksikan sebuah bangunan yang merupakan tempat berkumpulnya para pejabat istana. Hal menarik yang paling jadi perhatianku adalah ketika Ramazan menceritakan bagaimana Sultan (raja) menguji ketulusan para pejabatnya yaitu raja sengaja tidak hadir ditempat pada saat melakukan diskusi melainkan menyaksikannya dari dalam tempat yang terpisah, ini dimaksudkan supaya pejabat tidak takut mengeluarkan pendapat.

Arsitektur "attic" untuk ruangan tempat berkumpulnya para pejabat istana. Indah sekali!

Ada satu lagi ruang yang diterangkan oleh Ramazan tetapi aku lupa namanya. Ruangan ini adalah tempat menjamu tamu dari manca negara. Ada keran air didepan pintu masuk. Keran air akan dinyalakan pada saat ada pembicaraan rahasia, tujuannya agar orang lain yang tidak berkaitan tidak dapat mendengar pembicaraan tersebut. Sayangnya kita tak dapat masuk ke ruangan ini.

Imperial council Hall tempat berkumpulnya para pejabat istana
Selanjutnya kita akan masuk ke gerbang ketiga bernama Akagalar Gate yaitu pintu masuk ke areal utama istana. Sama sekali tidak terlihat antrian pengunjung dikedua tempat ini. Di sebelah kanan, terdapat sebuah bangunan yang ternyata adalah tempat penyimpanan harta kerajaan (Imperial Treasury ), seperti perhiasan-perhiasan emas, perak serta berlian.

Sedangkan bangunan di sebelah kirinya adalah Sacred Relics atau dikenal juga sebagai Holy Relics, tempat menyimpan barang-barang peninggalan para nabi, keluarga dan sahabat beliau. Ruangan ini dulu adalah ruangan pribadi sultan. Diruang ini terdapat benda-benda bersejarah antara lain seperti Kunci-kunci Ka'bah, talang emas, kiswah, pembungkus hajar aswad, tongkat Nabi Musa, tempat minum Nabi Ibrahim, sorban Nabi Yusuf, pedang Nabi Daud, pedang Umar bin Khattab, pedang Ali bin Abi Thalib, pedang Utsman bin Affan, pedang Hussain, baju Fatimah putri Rasullullah dan baju Hussain cucu Rasullullah. Pedang, sehelai rambut dan jenggot, selembar surat, jejak kaki Nabi Muhammad di simpan dalam sebuah etalase kaca. Sedangkan mantel beliau di simpan dalam sebuah kotak logam, mungkin agar benda itu tetap terlindung.

Di tempat ini dilarang memotret, tetapi meski demikian masih banyak juga wisatawan yang membandel. Berbarengan dengan kami ada wisatawan yang diinterograsi oleh penjaga diminta untuk menghapus seluruh foto-foto yang telah mereka ambil . Karena masih saja ngeyel petugas berbicara agak keras mengancam akan mengambil  cameranya. Hmmm....sebaiknya berusaha mengerti sebuah aturan pasti ada tujuannya. Aku sih mikirnya bila benda-benda sejarah ini terekspos keluar meskipun hanya lewat foto bisa jadi dapat dimanfaatkan oleh oknum yang bertentangan dengan muslim menjadi isu atau apalah yang negatif.

Selama didalam gedung itu lantunan ayat-ayat suci yang diperdengarkan membuat aku haru. Serasa dekat dengan junjungan kami Muhammad Rasulullah. Allahumma shalli 'ala Sayyidina Muhammad...

Keluar dari gedung Sacred Relics kami berkeliling ke area sekitar. Terdapat sebuah bangunan istana kecil dengan interior full keramik dan ada kolam renangnya juga loh... Dari sini, pemandangan selat Bosphorus, Galata Bridge, Galata Tower dengan bangunan di sekitarnya, juga masjid Sulaymaniye terlihat cukup jelas . Sepertinya istana kecil ini adalah tempat bersantai para anggota keluarga kerajaan. Ada banyak bangunan-bangunan kecil di dalam istana yang masing-masing interiornya berbeda satu sama lain. Selanjutnya biarkanlah foto yang berbicara tentang keindahan tempat ini. Yuksss...


Taman di antara Imperial Treasury dan Sacred Relics
Pemandangan laut selat Bosphoruh dsisi pagar dekat Cafe Konyali
Lorong disisi bagian belakang istana
Gedung yang terdapat di bagian belakang
Bertiga....! Wajahku memerah dan perih efek cuaca yang sangat dingin membuat kulit menjadi kering,
Gedung di belakangku itu adlah bangunan yang disebut dapur lihatlah cerobong asapnya yang besar
Didepan gedung yang diperkenalkan oleh Ramazan sebagai tempat berkumpulnya pejabat istana
Taman didepan ruang  Imperial Treasury



Gedung yang terdapat diatas Konyali Cafe
Masih disisi gedung yang sama
Pohon-pohon gundul yang tersusun rapih di bagian belakang istana
Lorong di depan gedung yang terletak dibagian belakan istana. Berdiri dipingggiran pagar tersebut dapat melihat pemandangan ke sisi laut selat Bosphorus
Teras di gedung yang terletak dibagian belakang
Kolam yang terdapat di tengah gunanya untuk apa ya?
Ini jendela apa aku gak tahu tetapi cukup rame yang antri untuk mengintip. Mungkinkan jendela ajaib seperti dalam Doraemon. Kami ikutan ngintip...

HAGIA SOPHIA
Secara harfiah “Hagia Sophia” artinya adalah Kebijaksanaan suci. Hagia Sophia adalah bangunan dengan desain arsitektur yang sangat indah merupakan gereja orthodox yang kemudian beralih fungsi menjadi masjid pada saat Konstantinopel jatuh ketangan kekuasaan kekaisaran Ottoman (Ustmani) dibawah pemerintahan Sultan Mehmed II. Fungsi Hagia Sophia sebagai masjid berakhir tahun 1931. Setelah tutp selama 4 tahun, akhirnya dibuka kembali pada saat pemerintahan presiden Mustafa Kemal Ataturk pada tahun 1935.

Dan ketika menginjakkan kaki di dalam museumnya, memang sangat mengagumkan. Bayangkan, tiang-tiang raksasa akan menyambut kita begitu memasuki ruangan yang dulunya dijadikan basilika oleh kaisar Romawi dari tahun 523 - 1421. Pilar-pilar raksasa dengan mozaik khas Byzantium yang sangat megah tersebar di seantero museum. Kubah raksasa memayungi bangunan tersebut dan sementara diujung barat bangunan terdapat tulisan Allah dan Muhamad dalam huruf Arab. Sementara di tengah terdapat mozaik Siti Maryam menggendong nabi Isa, area ini merupakan central of view dalam museum ini. Sebagian besar pengunjung berkumpul dan berusaha  mengambil foto di area ini. Agak sulit untuk mengambil foto.

Dinding mozaik yang terdapat hiasan berbentuk tulisan Allah dan Muhammad sedangkan dibagian tengah terdapat lukisan Siti Maryam menggendong nabi Isa, merupakan central of view dalam museum Hagia Sophia
Terpana menatap dinding mozaik yang sungguh artistik
Kayaknya susah banget agar fotonya pas ditengah-tengah
Judulnya foto group tetapi yang dapet cuma sebagian seadanya
Suasana sepi dibagian sedikit ke kanan dari central of view
Ruang untuk Sultan melakukan sholat
Mimbar untuk khotib
Melenggang keluar dari tempat yang tadi berjubel manusia. Lega....
Lorong bagian arah pintu keluar agak sepi alias gak sepi banget
Masih dilorong sisi bagian hampir keluar museum
Tahun lalu ketika berkunjung bagian dalam Hagia Sophia sedang mengalami renovasi sangat besar, sehingga disana-sini terdapat scalfold-scafold besi, tetapi sekarang sudah agak berkurang. Sebaliknya di bagian luar terjadi renovasi yang besar. Tidak dapat mengambil view menarik dibagian luar karena hampir seluruhnya ditutupi oleh pagar pembatas. Beruntung aku sudah mengabadikannya tahun lalu.

Kunjungan di Hagia Sophia sangat singkat mengingat kita diburu waktu untuk segera ke Blue Mosque, berkunjung sekalian melaksanakan sholat Jum’at. Hmmmm... selalu seperti ini ya kalau ikut travel group (backpacker tampaknya lebih nyaman..). Secara schedule ke Hagia Sophia memang bukan hari ini tetapi di hari terakhir. Tapi tak begitu nyesek bagiku karena tahun lalu aku sangat puas ke Hagia Sophia bahkan sampai ke lantai 2. Tapi bagi yang belum pernah kesini....????

Hagia Sophia dilihat dari Blue Mosque
Kalau di location HP ini tertulis Divan Rayu, taman di depan Hagia Sophia
Sama ini juga tertulis Divan Royu


BLUE MOSQUE
Blue Mosque (Disebut Sultanahmet Camii di Turki) adalah masjid bersejarah di Istanbul. Masjid ini dikenal sebagai Masjid Biru karena dinding bagian dalam Blue Mosque berhiaskan 20 ribu keping keramik berwarna biru. Memiliki 260 jendela dan bagian dalamnya dihiasi berbagai ornamen abstrak yang bernilai seni tinggi. Blue Mosque dibangun antara 1609 dan 1616 tahun, selama pemerintahan Ahmed I. seperti banyak masjid lainnya, juga terdiri dari makam pendiri, madrasah dan hospice. Disamping itu tempat ini masih digunakan sebagai masjid, masjid Sultan Ahmed juga telah menjadi daya tarik wisata yang populer di Istanbul.
Ciri khas Blue Mosque dibanding masjid-masjid lain yang terdapat di Turki adalah pada menaranya.  Blue Mosque memiliki 6 menara. Masjid ini terdiri dari 2 lantai, lantai 2 dikhususkan untuk para jamaah wanita, agar terpisah dari jamaah pria. Di lantai 2 ini terdapat area khusus untuk tempat raja (sultan atau pejabat tertinggi negara) melakukan sholat.

Jam 11.30 kami memasuki tempat ini, Ramazan memberikan sedikit penjelasan lalu menunjukkan tempat wudhu untuk wanita dan pria. Setelah berwudhu peserta diharapkan kumpul kembali ke tempat ini dan selanjutnya beliau akan menghantarkan kita ke pintu masuk masjid. Menuju pintu masuk antrian untuk masuk ke masjid mengular panjang. Hari ini Jum’at dan waktu kami berkunjung bertepatan waktunya untuk melaksanakan sholat Jum’at (mungkin ini yang menyebabkan antrian jauh lebih panjang dibanding tahun lalu aku berkunjung disini).

Sebelum masuk ke dalam masjid pengunjung dapat mengambil kantong plastik untuk tempat sepatu. Masuk ke dalam masjid jamaah sudah penuh sesak aku celingukan mencari petunjuk “woman prayer area”, kutemui ada bagian terpisah untuk sholat wanita tapi tempat itu sudah penuh,  aku tetap memaksa masuk dan mendapat petunjuk dari seorang ibu untuk naik keatas melalui tangga. Tangga menuju lantai 2 itu sangat sempit bahkan sangat curam dan ditangga itupun sudah dipenuhi jamaah yang bersiap sholat. Dengan sabar aku terus naik dan masuk ke dalam ruang kecil yang sudah penuh juga. Beruntung saat aku celingukan seorang ibu melambaikan tangan dan menyuruh aku mengambil tempat didepan dia. Alhamdulillah... ! Aku berdiri dan masih sempat melaksanakan sholat tahyatul masjid. Hmmm...pengalaman berkesan dapat menjalankan sholat Jum’at di masjid yang megah ini.

Sekali lagi karena padatnya pengunjung kami tidak bisa mengambil foto sedikitpun di Blue Mosque. Hiks...

Ramainya jamaah Jum'at
Suasana Blue Mosque ba'da sholat Jum'at
Bagian luar Blue Mosque
Taman-taman di depan Blue Mosque
Blue Mosque diambil dari kejauhan
Blue Mosque dilihat dari taman didepan Hagia Sophia

Keluar dari Blue Mosque kami menuju suatu local restaurant yang menyajikan menu kebab (gak tahu apa nama resto ini, tapi kalau di itinerary namanya Adana Kebab). Aku terpaku menyaksikan penyajian kebab yang begituuu panjangnya. Dan pelayan resto memberikan sedikit atraksi menarik saat menarik tusuk yang menyangga kebab tersebut saat dipanggang (seperti tusuk sate tetapi besar dan panjang), juga cara pelayan saat memotong kebab tersebut menjadi potongan-pontongan kecil. Meski lidahku belum begitu cocok dengan cita rasa masakan turki aku tetap mengambil 1 potong kebab lalu kuracik sendiri ala-ala aku dengan menambahkan sambal tomat ABC yang telah kupersiapkan, lumayan masih bisa menghabiskannya, untuk tetap mempertahankan stamina karena asupan yang sedikit , aku kembali minum milkshake dari WRP diet, yaitu minuman nutrisi penahan rasa lapar. Gak apa apa toh biar sekalian diet.

GALATA BRIDGE
Penutup perjalanan hari pertama adalah kita akan menyebrang dengan Fery menuju Bursa City kota yang terletak dibagian Asia. Dalam perjalanan kita sempat mampir sejenak ke Galata Bridge. Bersyukur ada kesempatan turun disini,  karena Ramazan menunggu rekannya menghantarkan barang yang ternyata adalah gift yang akan dibagikan ke kami berupa sajadah dan tasbih.

Galata bridge adalah salah satu dari beberapa jembatan yang melintasi teluk Golden Horn. Jembatan ini menghubungkan kota lama dan kota baru dari kota Istambul yaitu menghubungkan distrik Eminonu dan Sirkeci. Tempat ini menawarkan pemandangan laut yang indah, selain itu tempat ini juga menawarkan suasana hidup khas kota Istambul.  Pengunjung dapat melihat banyak nelayan memancing ikan ditepi jembatan dan juga duduk-duduk ditepi dermaga sambil menikmati sandwich ikan serta jajanan khas Turki lainnya seperti simit dan misir. Aku sangat suka tempat ini, tetapi sayang waktu yang diberikan hanya sedikit sekali. Mungkin jika aku bepergian ala backpacker aku bisa menentukan sendiri waktunya untuk suatu tempat yang aku sukai. May be next time....

Pesona Galata Bridge menjelang senja, lihatlah tangkai pancing yang berderet dipinggir jembatan
Galata Bridge from opposite side
Pesona Galata Bridge dari sisi berlawanan
Selanjutnya kita menyebrangi selat Bosphorus dengan kapal Fery. Pengunjung tidak begitu ramai. Udara senja menghembuskan angin yang sangat dingin, kami hanya duduk digeladak kapal memandang laut yang dipenuhi oleh tingkah burung camar terbang kesana kemari.

Suasana geladak Fery yang sangat sepi
Malam ini kami menginap di hotel Holyday Inn, setelah pembagian kamar kami segera masuk kamar masing-masing. Aku mendapat teman baru untuk teman sekamar, Mbak Farahdiba. Wanita keturunan Arab yang juga merupakan peserta perorangan (tidak/bukan anggota group ibu-ibu Jendral). Alhamdulillah orangnya baik dan bisa saling berbagi, pengertian.

No comments: