Jum'at, 26 February 2016
Sekitar jam 5 kurang 20 menit kami mendarat di bandara Ataturk (kedatangan kami jauh lebih cepat dari catatan perjalananku tahun lalu. Ini disebabkan
pesawat tidak lagi harus transit di Changi selama 1 jam). Begitu keluar dari badan pesawat kami naik ke
bis jemputan menuju gedung bandara, udara sangatt dingin menyergap. Counter "Pasport
control" masih sangat sepi (mungkin tidak begitu banyak kedatangan pesawat
pada jam segini atau mungkin karena pemberitaan tentang teror yang marak di Turki menyebabkan
arus wisatawan yang datang berkurang? Entahlah...yang kulihat hanya rombongan
kami yang antri disini) sehingga proses pasport control selesai dengan sangat cepat.
Rombongan langsung menuju "bagage claim", di area inipun terjadi kehebohan karena
peserta cuma sibuk foto, gak inget untuk check kopernya masing-masing. Sehingga
bapak (peserta dari Ujung Pandang, maaf aku sampe gak tahu namanya) yang
memproklamirkan diri sementara sebagai leader harus teriak-teriak ke ibu-ibu
untuk menunjuk barang mereka yang masih muter-muter bagage belt agar bisa
diangkat oleh porter. Yuhuuuu.....
|
Cantiknya pramugari Turkish Airline. Cantik, ramah dan sabar |
|
Sesaat ketika baru menapakan di gedung kedatangan bu Andi sudak ngajakin foto |
|
Setelah keluar dari pasport control |
|
Just arriving dan menunggu bis jemputan |
|
Menuju pelataran drop out penumpang bis |
Selesai urusan bagasi yang terbersit dalam pikiranku adalah
sholat subuh, aku sangat takut kebablasan karena toh waktunya sangat singkat
dan kalau telat gak bisa diganti di waktu lain. Aku meminta Sapta dan Kotada
menunggu koper kabin dan aku segera berlari mencari mushollah. Sulit juga
menemukannya mesti naik keatas lagi (saat itu kami sudah berada di ruang
penjemputan), lumayanlah setiap beberapa meter aku mesti tanya lagi dan tanya lagi.
Begitu sampai diatas belum juga kutemukan mushollah sepertinya aku kejauhan,
akhirnya aku bertanya pada seorang bapak yang berseragam putih navy menggunakan
rompi orange, mungkin dia petugas bandara. Baik sekali bapak ini dia tidak
hanya menunjuk lurus, belok kiri atau kanan, melainkan dia iringi dan antar aku sampe
ke pintu mushollah. Masha Allah...baiknya. Terima kasih ya pak! (baru nyadar
ternyata aku tadi nyasar jauh banget, pantesan dianterin sampai ke tempat oleh
bapak ini mungkin dia kasian dan khawatir aku kebablasan lebih jauh. Hiks).
Selesai sholat aku segera turun, dari jauh kulihat Kotada
dan Sapta masih setia berdiri di tempat tadi sedangkan group sudah duduk di
ruang tunggu, kuambil koper kabin dan menyuruh mereka segera sholat sebelum
waktunya habis. Aku segera bergabung dan ke ruang tunggu. Mbak Evi sedikit protes
kenapa Kotada dan Sapta malah naik ke atas. Lho mereka mau sholat, dan masih
banyak juga yang sedang sholat!, protesku. Akhirnya mbak Evi memperkenalkan tour guide
kami dari kejauhan. Aku melihat seorang anak muda memakai
jaket hitam, selintas terlihat seperti seorang pemuda yang agak pendiam. Mbak Evi masih terus mempromosikan lagi
bahwa sebenarnya cowok tersebut adalah artis di Indonesia meskipun dia adalah
warga negara Turki. Ohhhh...balasku datar. Begitu duduk secara tidak sengaja tour guide tersebut berdiri tepat didepanku meski dalam jarak yang cukup jauh dari aku,
selintas aku mengamati wajahnya. Otak cerdasku langsung inget bahwa cowok
tersebut pernah main disuatu acara di TransTV dan pernah cekcok sama Vicky yang
ngomongnya ngaco itu.
Hmmm.... dan tak lama setelah itu Sapta dan Kota serta
beberapa orang yang sudah sholat turun. Kami menuju pelataran parkir dan
menanti mobil jemputan. Brrrrr....udaranya lebih dingin.
Tempat pertama yang dikunjungi adalah “Warung Nusantara”
untuk sarapan pagi (sepertinya ini itinerary wajib untuk setiap tour Indonesia ).
Disini Sapta bertemu dengan temannya dari Surabaya yang bersama keluarga
besarnya juga sedang melakukan tour ke Turki plus umroh, kita foto bareng.
|
Teman-teman Sapta yang berasala dari kampung Arab di Surabaya, mereka juga melakukan trip umroh plus Turki |
TOPKAPPI
Setelah menyelesaikan sarapan pagi, bis langsung menuju ke
Topkapi Palace. Hari masih sangat pagi ketika kami sampai di Istana Topkapi, cuaca sangat dingin menggigit menyapa kami. Waktu belum menunjukkan jam 8, bahkan gerbang/pintu masuk belum dibuka. Hatiku terlonjak girang, karena pada saat tour tahun
lalu berkunjung ke tempat ini kami sangat terburu-buru bahkan sangat tidak sempurna.
Menunggu pintu masuk dibuka cukup puas mendengar penuturan Ramazan mengenai
istana Topkapi, dan cukup puas ambil foto lokasi di gerbang masuk yang dulu
tidak terjamah sama sekali. Yeayyy...
Jam 8 pintu gerbang dibuka dan kami segera masuk
melalui X-ray control. Pengunjung masih sangat sepi karena mungkin kamilah
pengunjung pertama yang masuk, selain kami ada beberapa orang Korea yang juga
dalam group tour.
Istana Topkapi yang menjadi lambang dinasti Ottoman, merupakan peninggalan yang masih dijaga keaslian dan keunikannya. Istana ini dibangun selama 400 tahun dimulai pada tahun 1453 diatas tanah seluas 592.600–700.000 m. Istana ini menjadi rumah bagi 24 raja di dinasti Ottoman yang cukup terkenal. Istana Topkapi ini berada di kawasan Sultanahmet dan berada tidak jauh dari Hagia Sophia.
|
Gerbang ke-2 merupakan gerbang masuk kedalam istana berupa pilar-pilar kokok berbentuk segi 8 |
|
Pintuk gerbang kedua untuk masuk dalam lingkungan istana, pilar kokoh segi 8 terlihat sangat artistik |
|
Dengan wisatawan asing juga, tetapi agak sulit berkomunikasi karena dia gak bisa berbahasa Inggris. Aku gak ngerti dia omong apa? Bahkan dari mana gak jelas. Hiks dia pakai bahasa tarzan ketika ngajak foto bareng. Black n white kah ini ? |
Setelah masuk ke bagian dalam, terdapat dua buah bangunan
yang sangat besar. Bangunan pertama adalah bagian dari imperial mint dan
dikelilingi oleh tembok-tembok yang sangat tinggi. Bangunan yang didirikan pada
1727 ini berfungsi sebagai kantor atau taman luar.
Sedangkan bangunan kedua atau setelah melewati bangunan
tengah (pertama tadi), pengunjung dapat menyaksikan sebuah bangunan yang
merupakan tempat berkumpulnya para pejabat istana. Hal menarik yang paling jadi
perhatianku adalah ketika Ramazan menceritakan bagaimana Sultan (raja) menguji
ketulusan para pejabatnya yaitu raja sengaja tidak hadir ditempat pada saat melakukan
diskusi melainkan menyaksikannya dari dalam tempat yang terpisah, ini
dimaksudkan supaya pejabat tidak takut mengeluarkan pendapat.
|
Arsitektur "attic" untuk ruangan tempat berkumpulnya para pejabat istana. Indah sekali! |
Ada satu lagi ruang yang diterangkan oleh Ramazan
tetapi aku lupa namanya. Ruangan ini adalah tempat menjamu tamu dari manca
negara. Ada keran air didepan pintu masuk. Keran air akan dinyalakan pada saat
ada pembicaraan rahasia, tujuannya agar orang lain yang tidak berkaitan tidak
dapat mendengar pembicaraan tersebut. Sayangnya kita tak dapat masuk ke ruangan ini.
|
Imperial council Hall tempat berkumpulnya para pejabat istana |
Selanjutnya kita akan masuk ke gerbang ketiga bernama Akagalar Gate
yaitu pintu masuk ke areal utama istana. Sama sekali tidak terlihat
antrian pengunjung dikedua tempat ini. Di sebelah kanan, terdapat
sebuah bangunan yang ternyata adalah tempat penyimpanan harta kerajaan
(Imperial Treasury ), seperti perhiasan-perhiasan emas, perak serta
berlian.
Sedangkan bangunan di sebelah kirinya adalah Sacred Relics atau
dikenal juga sebagai Holy Relics, tempat menyimpan barang-barang
peninggalan para nabi, keluarga dan sahabat beliau. Ruangan ini dulu
adalah ruangan pribadi sultan. Diruang ini terdapat benda-benda
bersejarah antara lain seperti Kunci-kunci Ka'bah, talang emas, kiswah,
pembungkus hajar aswad, tongkat Nabi Musa, tempat minum Nabi Ibrahim,
sorban Nabi Yusuf, pedang Nabi Daud, pedang Umar bin Khattab, pedang Ali
bin Abi Thalib, pedang Utsman bin Affan, pedang Hussain, baju Fatimah
putri Rasullullah dan baju Hussain cucu Rasullullah. Pedang, sehelai
rambut dan jenggot, selembar surat, jejak kaki Nabi Muhammad di simpan
dalam sebuah etalase kaca. Sedangkan mantel beliau di simpan dalam
sebuah kotak logam, mungkin agar benda itu tetap terlindung.
Di tempat
ini dilarang memotret, tetapi meski demikian masih banyak juga wisatawan
yang membandel. Berbarengan dengan kami ada wisatawan yang
diinterograsi oleh penjaga diminta untuk menghapus seluruh foto-foto
yang telah mereka ambil . Karena masih saja ngeyel petugas berbicara agak keras mengancam akan mengambil cameranya. Hmmm....sebaiknya berusaha mengerti sebuah aturan pasti ada tujuannya.
Aku sih mikirnya bila benda-benda sejarah ini terekspos keluar
meskipun hanya lewat foto bisa jadi dapat dimanfaatkan oleh oknum yang
bertentangan dengan muslim menjadi isu atau apalah yang negatif.
Selama
didalam gedung itu lantunan ayat-ayat suci yang diperdengarkan membuat
aku haru. Serasa dekat dengan junjungan kami Muhammad Rasulullah.
Allahumma shalli 'ala Sayyidina Muhammad...
Keluar
dari gedung Sacred Relics kami berkeliling ke area sekitar. Terdapat
sebuah bangunan istana kecil dengan interior full keramik dan ada kolam
renangnya juga loh... Dari sini, pemandangan selat Bosphorus, Galata
Bridge, Galata Tower dengan bangunan di sekitarnya, juga masjid
Sulaymaniye terlihat cukup jelas . Sepertinya istana kecil ini adalah
tempat bersantai para anggota keluarga kerajaan. Ada banyak
bangunan-bangunan kecil di dalam istana yang masing-masing interiornya
berbeda satu sama lain. Selanjutnya biarkanlah foto yang berbicara
tentang keindahan tempat ini. Yuksss...
|
Taman di antara Imperial Treasury dan Sacred Relics |
|
Pemandangan laut selat Bosphoruh dsisi pagar dekat Cafe Konyali |
|
Lorong disisi bagian belakang istana |
|
Gedung yang terdapat di bagian belakang |
|
Bertiga....! Wajahku memerah dan perih efek cuaca yang sangat dingin membuat kulit menjadi kering, |
|
Gedung di belakangku itu adlah bangunan yang disebut dapur lihatlah cerobong asapnya yang besar |
|
Didepan gedung yang diperkenalkan oleh Ramazan sebagai tempat berkumpulnya pejabat istana |
|
Taman didepan ruang Imperial Treasury |
|
Gedung yang terdapat diatas Konyali Cafe |
|
Masih disisi gedung yang sama |
|
Pohon-pohon gundul yang tersusun rapih di bagian belakang istana |
|
Lorong di depan gedung yang terletak dibagian belakan istana. Berdiri dipingggiran pagar tersebut dapat melihat pemandangan ke sisi laut selat Bosphorus |
|
Teras di gedung yang terletak dibagian belakang |
|
Kolam yang terdapat di tengah gunanya untuk apa ya? |
|
Ini jendela apa aku gak tahu tetapi cukup rame yang antri untuk mengintip. Mungkinkan jendela ajaib seperti dalam Doraemon. Kami ikutan ngintip... |
HAGIA SOPHIA
Secara harfiah “Hagia Sophia” artinya adalah Kebijaksanaan
suci. Hagia Sophia adalah bangunan dengan desain arsitektur yang sangat indah merupakan
gereja orthodox yang kemudian beralih fungsi menjadi masjid pada saat
Konstantinopel jatuh ketangan kekuasaan kekaisaran Ottoman (Ustmani) dibawah
pemerintahan Sultan Mehmed II. Fungsi Hagia Sophia sebagai masjid berakhir
tahun 1931. Setelah tutp selama 4 tahun, akhirnya dibuka kembali pada saat
pemerintahan presiden Mustafa Kemal Ataturk pada tahun 1935.
Dan ketika menginjakkan kaki di dalam museumnya, memang
sangat mengagumkan. Bayangkan, tiang-tiang raksasa akan menyambut kita begitu
memasuki ruangan yang dulunya dijadikan basilika oleh kaisar Romawi dari tahun
523 - 1421. Pilar-pilar raksasa dengan mozaik khas Byzantium yang sangat megah
tersebar di seantero museum. Kubah raksasa memayungi bangunan tersebut dan
sementara diujung barat bangunan terdapat tulisan Allah dan Muhamad dalam huruf Arab. Sementara di tengah terdapat mozaik Siti Maryam menggendong nabi Isa, area ini
merupakan central of view dalam museum ini. Sebagian besar pengunjung berkumpul dan berusaha mengambil
foto di area ini. Agak sulit untuk mengambil foto.
|
Dinding mozaik yang terdapat hiasan berbentuk tulisan Allah dan Muhammad sedangkan dibagian tengah terdapat lukisan Siti Maryam menggendong nabi Isa, merupakan central of view dalam museum Hagia Sophia |
|
Terpana menatap dinding mozaik yang sungguh artistik |
|
Kayaknya susah banget agar fotonya pas ditengah-tengah |
Kunjungan di Hagia Sophia sangat singkat mengingat kita diburu
waktu untuk segera ke Blue Mosque, berkunjung sekalian melaksanakan sholat Jum’at.
Hmmmm... selalu seperti ini ya kalau ikut travel group (backpacker tampaknya
lebih nyaman..). Secara schedule ke Hagia Sophia memang bukan hari ini tetapi di hari
terakhir. Tapi tak begitu nyesek bagiku karena tahun lalu aku sangat puas ke
Hagia Sophia bahkan sampai ke lantai 2. Tapi bagi yang belum pernah
kesini....????
|
Hagia Sophia dilihat dari Blue Mosque |
|
Kalau di location HP ini tertulis Divan Rayu, taman di depan Hagia Sophia |
|
Sama ini juga tertulis Divan Royu |
BLUE MOSQUE
Blue Mosque (Disebut Sultanahmet Camii di Turki) adalah masjid bersejarah di Istanbul. Masjid ini dikenal sebagai Masjid Biru karena dinding bagian dalam Blue Mosque berhiaskan 20 ribu keping keramik berwarna biru. Memiliki 260 jendela dan bagian dalamnya dihiasi berbagai ornamen abstrak yang bernilai seni tinggi. Blue Mosque dibangun antara 1609 dan 1616 tahun, selama pemerintahan Ahmed I. seperti banyak masjid lainnya, juga terdiri dari makam pendiri, madrasah dan hospice. Disamping itu tempat ini masih digunakan sebagai masjid, masjid Sultan Ahmed juga telah menjadi daya tarik wisata yang populer di Istanbul.
Ciri khas Blue Mosque dibanding masjid-masjid lain yang terdapat di Turki
adalah pada menaranya. Blue Mosque
memiliki 6 menara. Masjid ini terdiri dari 2 lantai, lantai 2 dikhususkan untuk
para jamaah wanita, agar terpisah dari jamaah pria. Di lantai 2 ini terdapat
area khusus untuk tempat raja (sultan atau pejabat tertinggi negara) melakukan
sholat.
Jam 11.30 kami memasuki tempat ini, Ramazan memberikan
sedikit penjelasan lalu menunjukkan tempat wudhu untuk wanita dan pria. Setelah
berwudhu peserta diharapkan kumpul kembali ke tempat ini dan selanjutnya beliau
akan menghantarkan kita ke pintu masuk masjid. Menuju pintu masuk antrian untuk
masuk ke masjid mengular panjang. Hari ini Jum’at dan waktu kami berkunjung bertepatan waktunya untuk
melaksanakan sholat Jum’at (mungkin ini yang menyebabkan antrian jauh lebih
panjang dibanding tahun lalu aku berkunjung disini).
Keluar dari Blue Mosque kami menuju suatu local restaurant
yang menyajikan menu kebab (gak tahu apa nama resto ini, tapi kalau di itinerary namanya Adana Kebab). Aku terpaku menyaksikan penyajian kebab yang
begituuu panjangnya. Dan pelayan resto memberikan sedikit atraksi menarik saat menarik
tusuk yang menyangga kebab tersebut saat dipanggang (seperti tusuk sate tetapi
besar dan panjang), juga cara pelayan saat memotong kebab tersebut menjadi
potongan-pontongan kecil. Meski lidahku belum begitu cocok dengan cita rasa
masakan turki aku tetap mengambil 1 potong kebab lalu kuracik sendiri ala-ala aku
dengan menambahkan sambal tomat ABC yang telah kupersiapkan, lumayan masih bisa
menghabiskannya, untuk tetap mempertahankan stamina karena asupan yang sedikit
, aku kembali minum milkshake dari WRP diet, yaitu minuman nutrisi penahan rasa
lapar. Gak apa apa toh biar sekalian diet.
GALATA BRIDGE
Penutup perjalanan hari pertama adalah kita akan
menyebrang dengan Fery menuju Bursa City kota yang terletak dibagian Asia.
Dalam perjalanan kita sempat mampir sejenak ke Galata Bridge. Bersyukur ada kesempatan turun
disini, karena Ramazan menunggu
rekannya menghantarkan barang yang ternyata adalah gift yang akan dibagikan ke
kami berupa sajadah dan tasbih.
Galata bridge adalah
salah satu dari beberapa jembatan yang melintasi teluk Golden Horn. Jembatan
ini menghubungkan kota lama dan kota baru dari kota Istambul yaitu
menghubungkan distrik Eminonu dan Sirkeci. Tempat ini menawarkan pemandangan
laut yang indah, selain itu tempat ini juga menawarkan suasana hidup khas kota
Istambul.
Pengunjung dapat melihat
banyak nelayan memancing ikan ditepi jembatan dan juga duduk-duduk ditepi dermaga
sambil menikmati sandwich ikan serta jajanan khas Turki lainnya seperti simit
dan misir. Aku sangat suka tempat ini, tetapi sayang waktu yang diberikan hanya
sedikit sekali. Mungkin jika aku bepergian ala backpacker aku bisa menentukan
sendiri waktunya untuk suatu tempat yang aku sukai. May be next time....
|
Pesona Galata Bridge menjelang senja, lihatlah tangkai pancing yang berderet dipinggir jembatan |
|
Galata Bridge from opposite side |
|
Pesona Galata Bridge dari sisi berlawanan |
Selanjutnya kita menyebrangi selat Bosphorus dengan kapal
Fery. Pengunjung tidak begitu ramai. Udara senja menghembuskan angin yang
sangat dingin, kami hanya duduk digeladak kapal memandang laut yang dipenuhi
oleh tingkah burung camar terbang kesana kemari.
|
Suasana geladak Fery yang sangat sepi |
Malam ini kami menginap di
hotel Holyday Inn, setelah pembagian kamar kami segera masuk kamar
masing-masing. Aku mendapat teman baru untuk teman sekamar, Mbak Farahdiba.
Wanita keturunan Arab yang juga merupakan peserta perorangan (tidak/bukan
anggota group ibu-ibu Jendral). Alhamdulillah orangnya baik dan bisa saling berbagi, pengertian.
No comments:
Post a Comment