Tahukah engkau semboyanku? Aku mau! Dua patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata “Aku tiada dapat!" akan melenyapkan rasa berani. Kalimat “Aku mau!” membuat kita mudah mendaki puncak gunung. – R. A. Kartini
Teruslah bermimpi, teruslah bermimpi, bermimpilah selama engkau dapat bermimpi! Bila tiada bermimpi, apakah jadinya hidup! Kehidupan yang sebenarnya kejam. – R. A. Kartini
Kata-kata inspiratif dari RA Kartini selalu menjadi motivasi dalam kehidupanku. Menjadi gaung yang bersenandung didalam lubuk hati. Seperti yang telah aku ungkapkan dalam catatan perjalanan ke Turki season 1, semua bermula dari mimpi ketika menyaksikan mini seri “Kupinang Kau Dengan Bismillah” yang screenplay nya mengambil lokasi di negeri 1001 masjid, Turki. Dan semua mimpi itu sudah teruwujud diakhir bulan Maret 2015, tanggal 28 - 31 Maret 2015 aku sudah menginjakkan kaki di negeri indah seindah bidadari, tetapi dengan alasan keterbatasan waktu ada beberapa tempat yang merupakan tempat penting untuk aku explore belum begitu sempurna kunikmati (antara lain Topkappi Palace). Selain itu masih banyak lokasi-lokasi amazing di Turki (yang kuperoleh dari sesama teman blogger yang pernah kesana) yang belum ter-explore sama sekali.
Untuk mewujudkan mimpi-mimpi indahku itu, sekitar bulan September 2015 Mbak Iin pemilik tour dan travel memberikan informasi akan ada Amazing Turkey Tour selama 10 hari, aku meminta untuk dikirimkan rencana itinerary tour tersebut. Ketika aku membaca email dari mbak Iin mengenai itinerarynya aku langsung sumringah.” Aku ikut mbak Iin...”, balasku. Pasti sekali jawaban itu.
Nah selanjutnya aku mulai mencari teman kantor yang selama ini sering seiring denganku melewati travel-travel, tetapi sedih banget sebagian besar menjadi mundur ketika mendengar biaya tour sebesar 1800 US$. Terlalu besar untuk dimanfaatkan bersenang-senang. Karena masih awam pemikiran teman-teman kalau sebesar itu mendingan umrah atau daftar haji aja sekalian. Hmmm...wajar kok pemikiran mereka, bukankah haji dan umroh adalah lebih wajib dari sekedar jalan-jalan doang. Aku punya pemikiran yang berbeda karena memang aku sudah haji dan beberapa kali umroh. Jadi yo wisss....
Niatku tidak surut dengan tidak ada teman yang berminat. Aku harus tetap mewujudkan mimpi ini, tetapi aku gak mungkin pergi sendiri, minimal ada temen yang sehati. Maka mulailah aku pasang pengumuman di seluruh keluarga besarku siapa yang mau ikut tour ke Turki 10 hari gratis! Semua biaya aku tanggung kecuali untuk beli oleh-oleh harus menyiapkan sendiri. Dan berbagai komentar keluar dari, kakak, adek, keponakan sebagian besar kurang setuju mengingat keadaan Turki yang kurang aman (serangan Bom di Turki dirilis di TV dan beberapa media massa). Tapi aneh ya aku kok ngotot dan gak peduli semua itu. Dan akhirnya Acep dan Kotada lah yang tetap seide denganku. Cusss kami mendaftar bertiga.
Proses pendaftaran juga gak begitu meyakinkan. Begitu aku mendaftar dan menyerahkan pasport di bulan Desember 2015 sampai pertengahan Februari 2016 pihak Arofah travel tidak juga menelpon untuk konfirmasi tentang pelunasan dan kepastian berangkat. Aku yang sangat semangat mencoba menghubungi mbak Iin, memastikan apakah rencana tour ini jadi. Puas rasanya mendengar jawaban mbak Iin, “Insha Allah kita tetap on schedule, dari Jakarta sudah terdaftar 10 orang dan pesertanya ibu-ibu semua”. Yeaayyy.... jadi teriakku dalam hati. Ternyata dari Arofah Travel Palembang yang mendaftar hanya kami bertiga, ini aku ketahui saat pelunasan. Bagiku gak penting siapapun pesertanya toh kami bertiga.
Semakin dekat hari keberangkatan, pemberitaan tentang ancaman teror di Turki semakin sering dan santer dipublish. Komentar beberapa teman bahkan saudaraku aku balas dengan senyum manis. Lah wong uang sudah disetor, baju-baju, perlengkapan dan koper sudah siap, masa harus batal? Ogah...banget! Berkaca dari peristiwa bom Sarinah, toh pemberitaannya saja yang heboh, bukankah Jakarta masih tenang-tenang saja. Hidup dan ajal manusia ada di tangan Allah, kalau sudah saatnya akan datang dimana saja. Keukeuhnya aku...! Lucunya pada saat pamitan pada papa mau berangkat aku sedikit melakukan “white lie”, kami bilang kami mau ke Jepang. Karena kalau bilang mau ke Turki yakin dah beliau pasti marah (terpaksa boo...secara papaku kan sangat aktif nonton berita TVOne atau MetroTV), tetapi dosa ini sudah kubayar kok, setelah pulang saat aku nganterin oleh-oleh “Turkish Delight” untuk beliau aku ngaku bahwa aku bukannya ke Jepang melainkan ke Turki. Hehe...maaf ya Pa sudah bohong tapi ini demi mimpiku!
Akhirnya 25 February 2016 jam 15.45 WIB pesawat kami lepas landas dari bandara SMB 2 Palembang menuju Jakarta. Tiba di Jakarta, Leo (pegawai Garuda yang jadi team mbak Iin) menjemput dan mengurus bagasi kami, tak lama kemudian mbak Iin dan pak Trisna menemui kami. Kami dibawa ke Hoka Hoka Bento corner untuk makan malam sekalian diperkenalkan dengan anggota group lain. Aku selama ini selalu percaya diri dan merasa nyaman aja (malah sering seorang diri) bergabung dengan group lain yang gak kukenal sebelumnya dalam suatu travelling, tapi saat diperkenalkan dengan group ini ada perasaan agak aneh menyelinap dalam hatiku. Tapi aku tetep senyum hmmm...aku harus menikmati tour ini dan aku tidak sendiri (ada Acep dan Kotada).
Perasaan aneh yang aku rasakan tadi terbukti. Saat sudah masuk ke check in counter di bandara Soeta, dan pengurusan bagasi sudah selesai, aku punya ide untuk foto group (karena dalam setiap perjalanan aku selalu menuangkannya dalam bentuk tulisan di blog, dan biasanya aku menulis sangat rinci dari awal pemberangkatan selalu ada moment yang diabadikan). Dari tadi aku melihat ibu-ibu ini sibuk dengan mereka sendiri, foto-foto sendiri, dan sebelum menuju gate boarding aku mengajak foto group. Acep sudah menyerahkan camera kami pada Leo yang akan memoto, disusul camera pak Ary. Nah pas Leo sudah mau mengintip di camera kami, tiba-tiba seorang ibu maju mengambil camera kami dari tangan Leo (agak kasar sih menurutku) meletakkannya di lantai dan menyerahkan tabletnya untuk memoto. Aku kaget sekali tapi diam saja. Leo memulai foto dengan tablet ibu tersebut, selanjutnya dengan camera pak Ary karena memang masih disandang Leo, terakhir saat Leo akan memoto dengan camera kami mereka sudah bubar, tinggal kami dan keluarga pa Ary saja yang berfoto. Aku berbisik dalam hati...”Sepertinya aku masuk dalam komunitas yang sangat egois dan perlu kesabaran extra menghadapinya dan itu harus bisa aku hadapi, karena bila aku sabar ini adalah ladang pahala yang dipersiapkan Allah untuk aku gali. Yup...nyantai aja ya Esi...”. Kelak setelah dalam perjalanan aku menjadi tahu siapa ibu yang menarik paksa cameraku. Dialah ibu Andi Sukma yang memang maniak berfoto. Hmmmm.....
Lihat situasi ini aku selalu terngiang nasehat mama (Alm) :
Manusia menjadi besar selaras dengan kebaikan yang dilakukannya bagi sesama manusia
Lambat laun aku menjadi tahu bahwa diluar keluarga pak Ary yang sangat baik, mereka-mereka itu adalah ibu-ibu isteri jendral-jendral di Kepolisian yang tergabung dalam komunitas pengajian. Hmmm...seperti itu! Ya sudahlah.... Dengan karakter sebagian group seperti ini bersyukur sekali kami mendapatkan touris guide yang luar biasa sabarnya, Mr. Ramazan Goden. Aku membandingkan pelayanan Ramazan dengan Cansu (tourist guide saat aku ke Turki tahun lalu) sangat luar biasa. Ramazan sangat sabar melayani kami, menunggu dan menuruti saja permintaan group ini, sungguh bersyukur. Coba kalau Cansu yang menghadapi ibu-ibu ini bakalan terdengar lengkingan teriakannya “Ibu-ibu....! Memang Allah selalu bisa mengkoordinasikan kejadian di dunia ini dengan sangat match. Kadang aku kasian banget ketika Ramazan “explain” sesuatu sebagian besar tak ada yang menyimak dan sibuk sendiri dengan kesibukan mereka. Hmmm...... Salut ya Ramazan, luar biasa sabar!
Okelah itu intermezo start up perjalanan “10 Days Amazing Turkey”, yuk ikuti reportase perjalanannya untuk jadi inspirasi teman-teman blogger menyiapkan rencana perjalanan ke negeri bidadari Turki.
Senyum manis kami disaat menjelang keberangkatan @Soeta Airport |
No comments:
Post a Comment