Friday 11 March 2016

WISATA TURKI DAY 2ND Camlica Hill, Hagia Sophia, Kumkapi Fish Restaurant

29 Maret 2015

Ini hari kedua untuk melakukan trip lagi. Setelah makan malam Cansu sudah mengumumkan schedule trip untuk hari ini. Mulai dari membangunkan seluruh peserta dengan morning call jam 5 melalui telepon kamar, selanjutnya sarapan di “hotel restaurant room” jam 7.00. Dan Cansu akan menjemput dengan bis pukul 8 tepat.


TURKISH DELIGHT
Tujuan pertama trip dihari kedua ini adalah ke pusat penjualan oleh-oleh makanan khas Turki. Tidak hanya menjual makanan khas Turki, tetapi disini juga menjual berbagai herbal yang dibuat secara alamiah (Natural). Turki memang sangat terkenal dengan segala sesuatu yang bersifat herbal.

Turkish delight merupakan kudapan yang paling populer di Turki. Rasanya belum ke Turki kalau belum mencoba kudapan yang satu ini. Turkish Delight disebut Lokum oleh orang2 Turki. Bentuknya miriiiip mochi. Bahan dasarnya berupa gula/madu dan kanji. Turkish delight dijual dalam berbagai varian warna dan rasa. Rasa yang paling tradisional adalah rasa mawar (dikasih esens air mawar atau rosewater), bergamot (sejenis jeruk dengan rasa yang asam), lemon, jeruk, mastic (permen yang banyak ada di Arab), kiwi, jahe, kayu manis, mint, dan lainnya. Untuk rasa yang lebih premium biasanya berupa campuran bahan lain seperti potongan kacang pistachio, hazelnut, walnut, almond, kurma, dan banyak lagi.

Berbagai rempah  yang dijual
Herbal
Manisan buah khas Turki
Turkish Delight dalam berbagai variant
Kita masih sempat pose di depan toko, sebelum masuk ke bis. Hari ini makin deket sama Edo temen seide.

Puas mencicipi beberapa variant kami mulai memilih variant apa yang disukai untuk dibeli. 1Kg turkish delight harganya 279 lyra, Bagiku berkunjung ke suatu daerah/negara aku harus bawa pulang apapun hal-hal yang menjadi ciri khas daerah/negara tersebut. Aku membeli 1 botol minyak zaitun untuk kulit dan muka yang berukuran 100cc seharga 25 lyra dan sedikit variant Turkish Delight. Cukup! Aku tetep harus mempertimbangkan koper dan dana bukankah selesai di Turki kita masih harus melaksanakan umroh selama 10 hari?

Keluar dari toko ini perjalanan dilanjutkan menuju ke pelabuhan selat Bosphorus, karena hari ini dan seterusnya kami akan stay di Istambul. Cuaca di pelabuhan fery lebih dingin dari kemaren. Tapi aku tidak begitu merasa kedinginan kok. Aku hanya memakai cardigan yersey, ahaaaa...aku sepertinya cocok nih dengan cuaca Turki. Ademmmm....

Masih seperti kemaren penumpang kapal sangat ramai, dan kali ini aku hanya duduk digeladak sambil foto-foto. Gak berminat untuk masuk kedalam resto kapal. Juga kurang berminat untuk interaksi dengan para turis lain. Mulai agak sedikit lelah ya, karena plus minus sudah 3 kali waktu makan aku hanya makan seadanya. Sepotong roti, dan beberapa potong kentang, masih untung sarapan pagi tadi ada susu. Lumayanlah....agar maag tidak kumat. Cuma memang mulai terasa baju agak longgar.

Sedikit lesu foto-foto di atas kapal
Burung Camar berterbangan diatas geladak Kapal



CAMLICA HILL
Setelah menyebrangi selat Bosphorus kami langsung menuju lokasi kedua yang direncanakan, Çamlica Hill. Terletak berbatasan dengan kabupaten Üsküdar dan di sisi Anatolia dari Istanbul, dekat jembatan gantung pertama. Camlica, tempat dengan dua bukit yang menghadap ke Bosphorus dan Laut Marmara, merupakan salah satu promenade paling disukai di Istanbul, dan juga salah satu tempat tertinggi dan paling menarik di kota. Ini dibagi menjadi dua bagian sebagai "Büyük Çamlica" dan "Kucuk Çamlica", yang berarti "Big" dan "Kecil". Buyuk Camlica adalah 267 meter di atas permukaan laut dan yang lain adalah 228 meter.

Camlica diambil dari nama pohon-pohon pinus di daerah (Cam berarti Pine di Turki). Menurut buku sejarah Turki Ismail Hakki Konyali, di zaman kuno kedua bukit Camlica ditutupi dengan pohon-pohon pinus begitu tebal sehingga tidak ada sinar matahari bisa bersinar melalui mereka. Ada juga bunga liar di semua warna dan bunga poppy.

Camlica juga memiliki tempat yang penting dalam literatur Turki. Banyak penyair dan penulis Pendayagunaan Aparatur (Tanzhimat) usia, dan juga tokoh-tokoh sastra lainnya yang tinggal di tahun kemudian telah disebutkan Camlica dalam karya-karya mereka

Saat ini Camlica tampil dengan camilan yang tradisional "Gozleme", es krim dan jagung rebus, dengan kios, air mancur, teh dan kopi yang dijual di toko-toko dan restoran yang dioperasikan oleh Kota Metropolitan Istanbul (ABV. IBB), dikelilingi oleh pohon-pohon bersejarah, flora besar , bunga berwarna-warni dan tulip, dan dengan angin sejuk

Dengan kondisi ini Camlica menjadi suatu objek wisata yang paling indah bagiku selama di Turki. Suasana, cuaca dan tatanan taman maupun pepohonan sangat indah (Awesome). Aku rasanya tidak ingin cepat pergi dari tempat ini bila tidak diburu waktu oleh schedule kami. Ini terbukti aku dan Edo sudah sangat terlambat untuk kembali ke bis. Rasanya belum puas berpose ditempat ini, sayang sekali tak bisa duduk sejam saja menikmati indahnya pemandangan, menyantap kudapan yang dijual diresto dan toko-toko sekitar dan cuaca disini. Hmmm...suasananya.romantis sekali dan ini jelas akan banyak menginspirasi aku untuk menulis. Pasti akan hadir beribu-ribu ide karya puisi dan cerpen di kepalaku (dasar author...!)

Turis asal Irak/Iran? Kita adalah saudara seiman
Duhhh...viewnya indah sekali pas pula dengan outfitku yang anggun. Ini tempat paling indah bagiku selama di Turki
Ayo foto gak bosan-bosannya di posisi ini untunglah Edo sabar banget dan malah gantian lagi fotonya. Ahaa cucok bro..!
Taman ditengahnya, lihatlah bunga-bunga yang baru mulai bersemi
Teduh dan Indah aku terpaku gak mau pulang.

Awesome...awesome Masha Allah. Meski yang lain sudah turun ke bis aku dan Edo tetep kekeh disini
Akhirnya dapet kesempatan juga foto di area ini. Dari tadi rame terusss
Bahkan sudah hampir parkiran Edo maksain aku untuk capture disini sebuah resto dindingnya antik kata Edo, eh ternyata memang bagus.


MAKAN SIANG DI RESTO KEBAB
Berhubung hari sudah siang perjalanan selanjutnya adalah ke suatu resto Kebab yang sangat populer di Turki. “King Kebab”. Tapi seperti biasa selera makanku tetep tidak bisa tergugah. Aku hanya menyantap sepotong roti, setengah potong daging panggang dari 3 potong yang disediakan, minum bergelas-gelas dan penutup buah apel, jeruk. Mama Edo yang duduk satu meja merasa iba melihat aku. “Makanlah, dipaksakan, kasian badan” ujarnya. Aku berkilah aku memang gak bisa makan banyak. Aduh...aduh...!

Aku segera menuju toilet dan demi tetep menjaga wudhu aku langsung berwudhu di kamar mandi toilet. Ternyata banyak juga yang mencontoh jejakku. Keluar dari resto kami menuju mesjid yang berada tak jauh dari lokasi resto untuk sholat Dzhuhur dan Ashar sekalian. Lumayan segar setelah sholat.

King Kebab



HAGIA SOPHIA
Hagia Sophia, salah satu keajaiban sejarah arsitektur yang masih tetap berdiri saat ini, memiliki tempat yang penting dalam dunia seni dengan arsitekturnya, kebesaran, ukuran dan fungsi.

Hagia Sophia, gereja terbesar yang dibangun oleh Kekaisaran Romawi Timur di Istanbul, telah dibangun tiga kali di lokasi yang sama. Ketika pertama kali dibangun, itu bernama Megale Ekklesia (Gereja Big). Namun, setelah abad kelima, itu disebut sebagai Hagia Sophia (Wisdom Kudus). Gereja adalah tempat di mana penguasa dimahkotai, dan itu juga katedral operasional terbesar di kota selama periode Byzantium.

Setelah tahun 1453 Ottoman menaklukkan Konstantinopel, Hagia Sophia diubah menjadi masjid, diketahui bahwa untuk waktu yang lama mosaik tidak terhapus atau tertutup. Dalam penambahan interior yang kecil dan juga dekorasi ubin terbatas pada bagian-bagian kecil dari galeri atas. Lebih banyak perhatian diberikan untuk eksterior dengan penambahan empat menara dan struktur bangunan yang diperkuat dengan penopang tambahan.

Hagia Sophia diubah menjadi museum oleh perintah Mustafa Kemal Atatürk dan telah berfungsi sebagai salah satu tujuan wisata sejak 1 Februari 1935, menyambut baik pengunjung lokal dan asing. Menurut akta tanggal 1936, Hagia Sophia terdaftar sebagai "Ayasofya-i Kebir Camii Şerifi atas nama Fatih Sultan Mehmed Yayasan Moseleum.

Melihat sekeliling interior dalam museum ini sungguh sangat menakjubkan. Desain arsitektur yang begitu kokoh dan megah. Pada langit-langit dan berbagai dindingnya gambar-gambar yang mencirikan gereja (seperti lukisan Maryam menggendong putranya Isa) sama sekali tidak dimusnahkan, berdampingan dengan kaligrafi yang bertuliskan Allah dan Muhammad.

Pengunjung sangat ramai dan sulit sekali mencari kondisi nyaman buat berfoto. Disamping itu pula dibagian dalam museum sedang dalam tahap renovasi untuk tetap menjaga dinding dan cat yang sudah mulai terkelupas. Renovasi dilakukan hanya untuk memperbaiki yang rusak tanpa ada perubahan sedikitpun terhadap desain interior maupun arsitekturnya. Lihatlah hasil foto-fotoku agak kurang memuaskan untuk didalam museum tetapi di luar hmmmm awesome.

Arsitektur langit-langitnya antik sekali
Lukisan Siti Maryam memangku Isa berdampingan dengan kaligrafi bertuliskan Allah dan Muhammad
Edo dengan gaya candidnya terpana menyaksikan kemegahan view bagian dalam
Aku, uni Yulimar dan mama Edo sekalian duduk ngaso tetep eksis foto
Lonceng gereja dibagian arah keluar
Tampak samping museum
Kakek asal Inggris yang ujug-ujug menasehati aku tentang kehidupan, ahhh apakah dia Malaikat? Nasehatnya itu loh seperti tertulis dalam Al Qu'ran
Meski tua masih tetep stylist malah ngerokoknya kenceng banget duh...
Tiga serangkai yang selalu kompak
Tampak depan sebelum meninggalkan lokasi
Dari sisi manapun tetep indah
Gantian sama Edo
Bye Hagia Sophia...next time I will come again
Indahnya membuat gak berhenti-henti ekspos posisi ini cantik banget sih


TAKSIM SQUARE
Perjalanan selanjutnya kami diantar oleh Cansu ke suatu tempat yang disebut Taksim Square. Taksim Square adalah suatu tempat yang merupakan area pertokoan yang sangat luas. Lapangan luas yang ditengah-tengah terdapat Tugu dengan patung laki-laki yang gak jelas apa namanya menjadi tempat kongkow-kongkow kawula muda Turki. Lebih mirip alun-alun di Bandung tapi ini lebih luas lagi. Sedangkan disekelilingnya berdiri mall – mall serta resto dan cafe tempat minum teh atau kopi Turki, disini terdapat juga Hard Rock Cafe.

Cansu sengaja membawa kami kesini untuk memberi kesempatan kepada peserta agar dapat belanja keperluan pribadi seperti T-shirt, Dress, Tas dan sepatu. Di depan hotel Marmara, seluruh peserta menyebar dan dijanjikan harus sudah kembali berkumpul ditempat yang sama jam 5 tepat.

Karena sudah merasa lelah (alias lemas karena kurang asupan), dan juga sama sekali tidak berniat belanja aku, ibu Mariyati dan uni Elly hanya menunggu di alun-alun tersebut. Terasa lama memang menunggu waktu 1 jam terutama dengan cuaca yang sangat dingin. Tiap kali angin berhembus kencang gigi dan tulang-tulangku terasa gemeretak. Ini baru yang dinamakan dingin.

Disekitar lapangan banyak anak-anak kecil maupun orang dewasa menawarkan asongan yang berupa makanan kecil seperti kacang, juga sekedar air mineral atau kopi dan teh hangat. Kami bertiga sudah tidak berselera apa-apa lagi. Sebenarnya pengen cepet sampai ke Hotel, tapi ini schedule dan yang lain suka.

Lama menanti ternyata menyenangkan juga, karena alun-alun ini seperti catwalk. Berbagai jenis dan type orang ada disini, sebagian besar adalah kawula muda Turki, tapi tak sedikit pula pendatang yang baru tiba di Istambul itu terlihat dari koper-koper besar yang mereka bawa. Lalu ketika penjemput datang mereka berpelukan dan pergi. Segala macam ala dandanan ada disini. Modis-modis. Layaknya parade pakaian yang pernah kulihat dimajalah dan televisi. Gadis Turki yang cantik-cantik dengan kulit putihnya berdandan ala artis film, dengan lipstick merah merekah. Masya Allah wanita-wanita Turki cantik sekali. Terlihat sekali Turki menganut Islam yang Liberal dan modern.

Aula di Taksim Square (seperti alun-a;un di Bandung)

Lelah menunggu tak lama kemudian satu persatu peserta datang masing-masing membawa perolehan belanja masing masing. Malah sebagian peserta wanita membeli sepatu boot seperti aku. Seperti biasa gak bisa juga tepat waktu karena pasti ada aja peserta yang ketinggalan atau hilang. Hehehee... begini toh kemarin itu aku dan Edo yang selalu tertinggal, tetapi bukan karena nyasar atau belanja melainkan berfoto ria. Hiks...

Pesrta yang sudah pulang belanja, lihat tuh tas belanjaannya



KUMKAPI FISH RESTAURANT
Sebagai penutup perjalanan hari kedua ini adalah makan malam disebuah restuarant terkenal yang terletak berdekatan dengan pelabuhan laut yang khusus menyajikan menu ikan. Memasuki area restaurant ini hari belum gelap tetapi hampir menjelang malam. Area yang kami masuki seperti suatu komplek reastaurant/cafe. Desain penataan bangku dan meja bagi pengunjung sungguh amat menarik.

Menanti agak lama sebelum penyajian menu utama, kami sempat saling bercanda ketika menyantap hidangan pembuka seperti biasa, salada sayur dan roti. Namun kali ini tanpa kuah kari. Aku berharap menu utama yang disajikan akan sesuai selera. Setelah menunggu agak lama menu utama yang dinanti datang. Aha...sebagian besar dari kami terpesona alias syok! Dalam suatu piring disesiakan satu potong ikan tenggiri yang dipanggang oven dengan ukuran sedang, dihiasi dengan beberapa potong irisan lemon dan bawang bombay. Titik! Kami masih menanti nanti semoga aja ada piring lain yang bakal jadi pelengkap untuk menemani makan ikan tadi. Ternyata tidak! Oh....cuma ikan.

Aku sempat berpikir andaikata ada cabe rawit dan kecap manis pasti maknyuss. Aku tetap memasukkan menu utama itu kedalam perut, biar dikit asal makan. Cuma seperempat yang bisa aku telan dengan bantuan dorongan air putih pula. Aneh rasa ikannya sangat gurihhhh sehingga cepat mendatangkan rasa kenyang dan mual, seperti itulah ciri taste Turki. Cansu menjelaskan kenapa rasa ikan di Turki seperti itu adalah karena ikan tersebut hidup di perairan Turki yang sangat dingin, sehingga kandungan lemak didalam tubuh ikan tersebut padat dan banyak. Hmmmm....

Gerutuan dan komentar tentang menu yang disajikan kubuat sebagai bahan candaan menyejukkan hati. Tetapi ada hal lain yang lebih membuat aku bersuka cita. Ketika keluar dari resto yang kami pilih suasana area yang tadi kami lewati menjelang Maghrib hanyalah berupa susunan meja kursi yang desainnya menarik karena telah gelap menjadi penampilan yang luar biasa indah. Kerlap kerlip lampu membuat area ini menjadi menakjubkan. Masha Allah indahnya. Seperti biasa instink aku dan Edo cukup klik. Kami berdua gak berhenti mengabadikan susana ini dan selalu menjadi peserta yang paling lambat kembali ke bis. Tetapi pas udah jadi hasil fotnya kurang bagusss, terutama yang Edo ngeshoot. Bergetar jadi agak blurr (agak goyang pas Edo ngeklik cameranya, semua diambil dengan camera supaya hasilnya bagus untuk suasanan malem). Tapi gak apalah yang penting dapet nuansa romantisnya.
Patung Ikan yang terdapat dibagian tengah area ini
Edo in action
Masih ditempat yang sama dan gemerlap
Atas saran Edo untuk capture di posisi ini, awalnya aku gak mau, tapi setelah lihat hasilnya lumaya bagus juga
Edo mulai gemar gaya candid
Gantian sama Edo, suka banget aku disini sayang fotonya agak blurr

Pulang ke hotel hari sudah sangat larut, mungkin sudah hampir setengah sepuluh malam. Mana harus check in dan bagi kamar pula. Kali ini Hotel kami berada agak jauh diluar kota tapi hotel bintang 5 kali ya kalau dilihat dari fasilitasnya. Karena lokasinya di luar kota jadi jangan ngarep untuk bisa jalan-jalan lagi shopping window malem hari. Tapi tidak pernah merasa lelah kok. Senangg...!

No comments: