Thursday, 10 March 2016

3rd Day Jogya Holiday Tour

Ini hari ketiga di Jogya, dan merupakan hari terakhir untuk wisata karena besok pagi harus sudah check out hotel dan take off. Sebagian besar rencana itinerary hari ini adalah wisata belanja dan tour dalam kota, disamping itu Candi Prambanan jadi tujuan wajib sesuai dengan request Utamai. Yukkk start....

KERATON JOGYAKARTA
Keraton Yogyakarta tidak hanya menjadi tempat tinggal raja, namun juga menjadi penjaga nyala kebudayaan Jawa. Di tempat ini kita dapat belajar dan melihat secara langsung bagaimana budaya tetap dilestarikan di tengah laju perkembangan dunia.

Kraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat atau yang sekarang lebih dikenal dengan nama Kraton Yogyakarta merupakan pusat dari museum hidup kebudayaan Jawa yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tidak hanya menjadi tempat tinggal raja dan keluarganya semata, Kraton juga menjadi kiblat perkembangan budaya Jawa, sekaligus penjaga nyala kebudayaan tersebut.

Tiket masuk ke Keraton Jogyakarta cukup murah, Rp. 10.000 perorang dan biaya sebesar Rp 10.000 untuk setiap kamera yang dibawa. Di tempat ini wisatawan dapat belajar dan melihat secara langsung bagaimana budaya Jawa terus hidup serta dilestarikan. Kraton Yogyakarta dibangun oleh Pangeran Mangkubumi pada tahun 1755, beberapa bulan setelah penandatanganan Perjanjian Giyanti. Dipilihnya Hutan Beringin sebagai tempat berdirinya kraton dikarenakan tanah tersebut diapit dua sungai sehingga dianggap baik dan terlindung dari kemungkinan banjir. Meski sudah berusia ratusan tahun dan sempat rusak akibat gempa besar pada tahun 1867, bangunan Kraton Yogyakarta tetap berdiri dengan kokoh dan terawat dengan baik.

Mengunjungi Kraton Yogyakarta akan memberikan pengalaman yang berharga sekaligus mengesankan, yang paling menarik perhatianku adalah tentang keteraturan dan kerapiannya. Ada banyak hal yang bisa disaksikan di Kraton Yogyakarta, mulai dari aktivitas abdi dalem yang sedang melakukan tugasnya atau melihat koleksi barang-barang Kraton. Koleksi yang disimpan dalam kotak kaca yang tersebar di berbagai ruangan tersebut mulai dari keramik dan barang pecah belah, senjata, foto, miniatur dan replika, hingga aneka jenis batik beserta deorama proses pembuatannya.

Selain itu, wisatawan juga bisa menikmati pertunjukan seni dengan jadwal berbeda-beda setiap harinya. Pertunjukan tersebut mulai dari macapat, wayang golek, wayang kulit, dan tari-tarian. Untuk menikmati pertunjukkan seni wisatawan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan.

Meriam peninggalan tentara China yang pernah menguasai Jogya
Sebagai pencinta desain exterior aku sangat suka penataan exterior di Keraton ini
Agak rada sulit buat ambil fot karena kebetulan hari Sabtu banyak murid dari suatu sekolah yang berkinjung dalam rangka belajar sejarah.

Sangat suka suasana exteriornya dari berbagai sudut
Ayooo fotoin terus dari berbagai sisinya



Meski terik matahari menyengat tapi tetep sejuk banyak pepohonan
Tami yang selalu sibuk dengan HP cameranya sendiri
Capek berkeliling yok kita menuju lokasi selanjutnya. Kantong kresek itu berisi rujak buah terenak sedunia yang dibeli dari pedagang dipintu keluar keraton





TAMAN SARI
Tamansari banyak disebut sebagai Istana Air (water castle) yang karena nilai arsitektur dan keunikan pada lekukan bangunan dan air yang terisi dikolam kolam. Dalan sejarahnya yang disampaikan oleh beberapa orang yang menjadi guide Istana Air Tamansari menyebutkan bahwa Taman ini dipergunakan oleh Raja Mataram (Jogja) untuk melakukan mandi pada bulan-bulan tertentu. Ada sedikit kemistikan yang terjadi di sekitar area kolam kala itu. Ketika Raja hendak masuk ke Istana Air Tamansari maka disambut dengan musik gamelan yang dilagukan dari bangunan-bangunan kecil di kanan dan kiri yang ada di depan Istana Air Tamansari. Lalu ada upacara tertentu untuk menyambut Raja dan orang-orang yang hendak masuk ke Istana Air Tamansari.

Aura mistis memang terasa banget memasuki area Taman Sari, terlebih lagi ketika berada di tempat tidur raja saat melakukan hubungan suami istri. Aku terus dzikir dan istighfar karena auranya serem.

Gerbang Utama
Pintu gerbang ke-2 sebelum masuk area pemandian
Taman Sari yang indah tapi mistis
Dasar kolam pemandian. Saat ini kolam ini sudah tidak dipergunakan lagi
Kamar sanggama, tempat sang Raja dengan isteri atau salah seorang selirnya melakukan hubungan suami isteri setelah mandi. Suasana dan aur dikamar ini sangat mistis.
Pinggiran kolam
Tami berlindung dari sengatan matahari yang memang terik sekali


WISATA BELANJA BERINGHARJO DAN MIROTA BATIK
Tujuan wisata selanjutnya adalah belanja, driver mendrop kami di depan Bering Harjo setelah memberi petunjuk kecil kemana kami akan dijemput kembali, driver melaju pergi. Mulailah kami memulai penjelajahan. Awalnya antusias banget. Tapi setengah kaget ketika memasuki Beringharjo yang sesak padat dan sempit. Tak menunggu lama untuk ambil keputusan hengkang dari sini karena memang karakterku itu gak suka belanja. Masuk pasar yang ada pusing dan mau muntah. Pengap rasanya.

Bergegas keluar dan sedikit menyebrang jalan kami masuk ke Mirota Batik. Pemandangan yang sama, sesak pengunjung karena memang hari itu Sabtu. Puas melihat-lihat di lantai 1 sama sekali tidak ada benda yang menarik hati. Kami naik ke lantai 2, disini baru selera belanjaku menggelora. Pernak pernik interior yang antik dan cantik. Meskipun mahal tetep menggoda aku. Aku memang pecinta seni interior dan exterior. Hanya karena barangnya besar berat dan mudah pecah saja yang menjegal hasratku, namun akhirnya aku masih sempat membeli 3 macam guci kecil antik yang lumayan mahal selagi masih bisa dimasukkan koper ya.

Setelah numpang sholat Dzuhur dan jamak Ashar kami bergegas keluar Mirota Batik yang penuh sesak oleh pengujung. Karena driver masih dalam perjalanan menjemput kami sempat mecicipi Bakso dan es Durian di pedagang emperan pinggiran jalan. "Tidak begitu enak", dan lumayan buat ganjal perut sebelum makan siang beneran.  Setelah mengganjal perut masih sempat mejeng dan foto-foto di pinggiran jalan. Hmmm....

Tami bilang "Biarlah bik Esi CCDT bae, ini tempat orang juga mau foto pinggir jalan juga gpp. Paus-puasinlah"
Sado/andong/delman jadi objek menarik bagi kami secara di Palembang gak ada nih yang beginian. Yuk kita capture.
Demo membatik di Mirota sangat menarik perhatianku . Aku mencintai seluruh jenis kerajinan tangan
Usai ngebakso dan ngerujak kita gantian mejeng lagi (cuma aku dan Tami ya...Kotada gak mau malu katanya alay foto-foto dijalanan. Heheee...kita ingin menjadi orang teralay di Jogya)
Becak juga lucu dan antik...bagiku...



CANDI PRAMBANAN
Puas wisata dalam kota yuk, kita mulai lagi perjalanan jauh. Tujuannya adalah candi prambanan. Candi Prambanan adalah mahakarya kebudayaan Hindu dari abad ke-10. Bangunannya yang langsing dan menjulang setinggi 47 meter membuat kecantikan arsitekturnya tak tertandingi.

Candi Prambanan adalah bangunan luar biasa cantik yang dibangun di abad ke-10 pada masa pemerintahan dua raja, Rakai Pikatan dan Rakai Balitung. Menjulang setinggi 47 meter (5 meter lebih tinggi dari Candi Borobudur), berdirinya candi ini telah memenuhi keinginan pembuatnya, menunjukkan kejayaan Hindu di tanah Jawa. Candi ini terletak 17 kilometer dari pusat kota Yogyakarta, di tengah area yang kini dibangun taman indah.

Ada sebuah legenda yang selalu diceritakan masyarakat Jawa tentang candi ini. Alkisah, lelaki bernama Bandung Bondowoso mencintai Roro Jonggrang. Karena tak mencintai, Jonggrang meminta Bondowoso membuat candi dengan 1000 arca dalam semalam. Permintaan itu hampir terpenuhi sebelum Jonggrang meminta warga desa menumbuk padi dan membuat api besar agar terbentuk suasana seperti pagi hari. Bondowoso yang baru dapat membuat 999 arca kemudian mengutuk Jonggrang menjadi arca yang ke-1000 karena merasa dicurangi.

Panas terik menyambut kami memasuki pelataran dan area pintu masuk. Lucunya lagi malah kami disangka turis manca negara. Hmmm... Setelah merasakan panas menyengat ketika menapaki tangga demi tangga baru merasa bersyukur pada saat mengunjungi Borobudur hujan mengguyur kalau tidak mungkin gak bisa menggapai puncak Borobudur kalau seterik ini.

Pengunjung sangat padat disini sampai-sampai untuk ambil foto aja susah yang diantriin juga kadang gak tahu diri kalau ditunggu buat gantian. Ya begitulah ... Baru sedikit dan sebentar saja mengambil dan menikmati keindahan diatas Candi cuaca mendung menggantung. Seluruh pengunjung juga bergegas turun. Dan tak lama kemudian tiba-tiba hujan deras mengguyur . Terpaksa harus menunggu hujan agak sedikit reda di tempat berteduh. Ada kisah menarik yang bisa dijadikan untuk sebuah cerpen tentang perjumpaan dan perkenalan dengan 2 pemuda Jepang yang berteduh dibawah atap yang sama. Dan gak nyangka juga Utami pinter bahasa Jepang.

Kebetulan tak lama ada ojek payung yang menjajakan payung. Kita terpaksa tetap menembus hujan deras dengan modal payung kecil banjir sebetis membuat kita harus melepas sepatu dan nyeker karena gak ingin memakai sepatu basah di perjalanan pesawat pulang keesokan harinya.

Gerbang masuk
Kolam yang terdapat di gerbang masuk membuat aku ingin nyemplung rasanya diteriknya matahari
Pelataran area masuk ditengah terik matahari yang menyengat
Pelataran jauh dari area candi, agak sulit ambil foto karena ramainya pengunjung
Akhirnya ambil view yang gak lazim karena berlawanan dengan view candi, menunggul rombongan PLN yang gak selesai-selesai berfoto. Sabarrrrr....
Ketika tiba diatas candi mendung menggantung, cuacanya gelap banget kayak hampir Maghrib
Senangnya lepas dan bebas....
Langit sangat gelap di area sana hujan sudah turun
Kotada menjepret foto ini ketika kita mulai turun buru-buru karena rintik hujan mulai turun
Masih sempat foto lagi sebelum nyampe bawah
Ayo pulang hujan makin deras...sebagian pengunjung berlarian, kita nyantai aja karena hujan itu rahmat

Hujan-hujan dan basah-basahan mengakhiri kunjungan ke Prambanan sore ini, masih ada satu lagi yang harus dikunjungi dalam perjalanan pulang. Tempat pembuatan perak. Ansori's Silver. Hmmm...hmmm tempat yang jadi idamanku. Apapun yang handmade selalu menjadi kesukaanku. Seneng melihat proses pembuatan perhiasan dan juga pernik interior dari perak. Dari tempat ini aku merogoh kocek lumayan banyak untuk membawa pulang 3 bross, Cincin, gelang, kalung dan pernik hiasan interior. Kenapa mahal? Karena semuanya dibuat dari perak murni dan bukan logam alloy(bampuran), sehingga dijamin tidak akan menjadi hitam dalam waktu yang lamapun.

Setelah makan siang sekalian makan malam kita pulang ke hotel, Jam 19.00 kita dah nyampe hotel, sengaja pulang agak sore karena persiapan buat pulang besok. Malam harinya Utami dan Kotada  ada janjian ketemu temen SD lesehan Malioboro. Dan aku packing terus istirahat....

Inilah hari terakhir wisata, karena besok harus sudah pulang dengan pesawat jam 10.00 dan akan dijemput driver jam 7.30 WIB untuk menghindari macet karena biasanya hari minggu ada karnaval keliling. Bener aja bang Alul driver kami baru menjemput jam 8.30 karena terjebak macet karnaval.  Selamat tinggal Jogya, next trip yuk kita ke Bromo....

No comments: