Hari Jum'at adalah hari terakhir kami di Madinah. Jam 9 pagi koper besar harus sudah dikumpul di depan kamar masing-masing. Aku siap-siap mandi ihram supaya rambut bisa kering saat harus sudah berangkat nanti. Aku masih berusaha ikut melaksanakan sholat Jum'at, karena merasa sayang kalau gak sholat ke masjid Nabawi, bukankah ini hari terakhir kami di Madinah? Saat sholat Jum'at aku sudah mengenakan pakian ihrom seragam putih-putih. Sebenarnya agak kurang suka sih mengenakan baju putih-putih gini, sulit menjaganya. Tapi demi menjaga kekompakan.... karena tidak wajib loh buat wanita pakaian ihrom itu putih.
Selesai sholat Jum'at bergegas aku makan siang lalu naik ke kamar lagi. Berwudhu, beres-beres barang tentengan. Setelah itu segera turun ke lobby, sulit sekali mendapatkan lift, karena hari itu ada beberapa travel juga berangkat ke Mekkah. Jadi yah harus sedikit sabar. Sampai di lobby kulihat rombongan kami sudah lengkap menunggu, hmmm ternyata aku dan uni yang paling akhir. Sebagian besar anggota rombongan tidak lagi ikut sholat Jum'at di masjid Nabawi makanya bisa cepet. . Dan masih seperti biasa yang janjinya mau berangkat jam 1 akhirnya berangkatnya jam 2 lewat juga karena bis belum standby didepan hotel (Hanya selama perjalanan di Turki semua schedule on time).
Entah hanya perasaanku saja atau memang jalannya sudah dibuat tol, kok rasanya cepet banget sudah nyampe Bir Ali. Dulu kok lama dijalan baru nyampe Bir Ali. Pas Ashar kami tiba di masjid itu, aku yuk Galuh dan ibu Mariyati segera masuk ke mesjid karena kami masih punya wudhu, sedangkan yang lain harus kekamar mandi dulu ambil wudhu.
Masuk ke dalam mesjid aku segera sholat sunat Tahyatul masjid. Tidak melakukan sholat Ashar karena tadi sehabis Jum'atan aku langsung menjamak sholat Ashar, dan selanjutnya aku sholat sunat ihram 2 rakaat. Belum berniat ihram karena kata ustad Syukri nanti saja sama-sama di bis.
Selesai sholat aku dan yuk Galuh segera keluar, karena masjid cukup penuh. Diluar kami masih sempat foto-foto, karena menunggu anggota lain yang masih lama. Ada cerita lucu nih... Untuk bisa foto bertiga kita minta tolong seorang bapak, jamaah Indonesia juga. Bapak tersebut berasal dari Bekasi. Menurut penuturan beliau, dia mantan seorang fotografer (hmmm... kebetulan dong!), kulihat memang di lehernya tergantung camera professional besar. Setelah foto bertiga, eh dia malah nyuruh aku berpose berkali-kali dengan arahan gaya dari dia. Hmmm...aneh disuruh pegang pohon dan buah kurma segala lagi gayanya. Aduh jadul amat yak...Kagok aku. (Ahaaa...dia suka motoin aku karena fotogenik katanya. walah walah...)
Belum lagi ada cerita aneh, uni Elly kehilangan kaos kaki yang diambil orang saat wudhu, dia minta ditemeni ke bis untuk ambil kaos kaki. Ahhh...males banget dah, mana bisnya jauh gak tahu parkir dimana dan terik matahari sangat menyengat. Bakal makan waktu lamaaa... kasian jamaah yang lain.
Setengah kesal ayuk Galuh berteriak menyarankan beli aja kaos kaki ditoko-toko sekitar masjid. Paling mahal 5 rial. Karena aku gak mau nganterin akhirnya uni Elly ngeloyor pergi tanpa ba bi bu. Sudah cukup lama bahkan semua anggota rombongan sudah kumpul seluruhnya uni Elly belum muncul juga. Karena kesal menunggu jamaah akhirnya diperintah untuk menuju bis, dan uni biarlah ustad Syukri, pak Trisna, yang nyari.
Masjid di Bir Ali untuk mengambil Miqot umrah |
Hampir setengah jam akhirnya uni muncul juga. Hmmm...pas ditanya malah marah-marah dan ngomel-ngomel, katanya dia gak ketemu pintu keluar. Nah kan pintu keluar mesjid Bir Ali itu cuma satu, kok bisa???
Jam 10 malem kami tiba di kota Mekkah, setelah Check in di Hotel Al Shohadah, kami dipersilahkan langsung menuju lantai R (Restaurant) untuk makan malam. Setelah itu lansung ke kamar masing-masing, melakukan sholat Maghrib dan Isya bagi yang belum. Dan jam 11.15 seluruh anggota ditunggu di Lobby untuk melakukan umroh.
Tepat jam 11.15 kami berjalan beriringan menuju masjidil Haram, hmmm lumayan jauh juga. Karena masih pertama kali terasa ribet dan berliku jalan ke masjidil Haram. Ada rasa haru menyelinap ketika menjejakkan kaki di pelataran masjid. Kalau bukan karena rahmat Allah mana mungkin aku kembali menjejakkan kaki kesini. Berkali-kali pula ... ya Allah terima kasih semua ini karena rahmatMU.
Aku menatap sekeliling banyak sekali perubahan yang telah terjadi disini. Kami tidak lagi masuk di pintu utama (Pintu 1), melainkan melalui pintu 86. Pintu utama sudah ditutup. Sampai kedalam juga sudah banyak perubahan, masjid jadi terkesan agak lebih sempit karena disekat disana sini untuk renovasi. Teringat umroh-umrohku sebelumnya dimana begitu masuk pintu utama tak lama kemudian kita langsung bisa menatap Ka'bah. Melalui pintu 86 artinya kita masuk dari belakang sehingga untuk menuju Ka'bah harus melintasi jalur yang cukup jauh, bahkan harus turun kebawah pula.
Setelah berjalan agak jauh akhirnya kami sampai juga di depan Ka'bah. Aku memandang haru bangunan segi empat berwarna hitam tersebut. Bangunan yang dibangun oleh nabi Ibrahim, yang merupakan pusat/arah sholat bagi seluruh umat Islam dunia. Kami melakukan sujud syukur. Didalam hati aku berdesis lirih ya...Allah aku datang kembali ke rumahMU ini. Memohon ampunan dan rahmatMu untuk seluruh kehidupanku, mataku sedikit berembun.
Kami mencari lampu hijau untuk memulai tawaf. Ustad Hasyim dan Ustad Syukri bersamaan membimbing tawaf ini. Meski dibimbing aku tetap melafazkan do'a-do'aku sendiri selama tawaf. Selama tawaf berkali-kali aku menghapus air mata yang tak kuasa aku tahan. Aku merasa sangat dekat dengan Allah, sehingga do'a-do'a yang aku panjatkan seperti dialogku dengan Allah. Ya Allah...ya Allah...aku hanya ingin menjadi hambaMU yang selalu diridhoi yang kelak akan kembali kepadaMU dalam keadaan khusnul khotimah. Itulah seluruh rangkaian ibadah yang aku jalani dalam kehidupan ini. Keridhoan Allah... Istiqomahkan aku dalam jalan kebaikan....
Selesai 7 keliling mengelilingi Ka'bah kami segera menuju tempat dibelakang Maqom Ibrahin searah pintu Ka'bah (Multazam), untuk melakukan sholat sunat Tawaf. Khusuk sekali aku sholat dan berdo'a. Air mata ini mengalir deras, sampai-sampai seluruh jamaah menatap ke arahku. Aku merasa hamba yang sangat hina, memohon ampunan, memohon keberkahan hidup, mengenang mama yang sudah tak ada, mengingat papa yang seperti itu, mengingat anak-anakku, mendoakan seluruh keluarga besarku Ida, Ita, Iyun, Atik. Hidupku penuh cobaan. Namun dibalik cobaan itu rahmat Allah sangat besar bagiku, hidupku tetap dalam ketenangan, dalam limpahan rezeki dan kenikmatan tanpa kekurangan apapun pangkat, kedudukan, harta dan sebagainya. Betapa rahmat Allah sangat besar bagiku sehingga aku masih bisa berdiri. Terima kasih ya Allah. Allah...Allah...Allah! Allahu Akbar. Aku berserah diri padaMU. Jadikan aku hamba yang selalu pandai bersyukur, mampu berbagi, dan selalu tunduk patuh dalam ketaatan terhadapMU. Berulang-ulang aku melapaskan doa ini, dan air mataku makin deras mengalir. Allah..Allah..bergetar hatiku lirih
Dari seluruh rombongan tidak ada satupun jamaah yang menitikkan air mata saat berdoa kecuali aku. Hmmm jadilah aku dilirik-lirik yang lain terus. Mana mukaku putih jadi mudah sekali merah kalau menangis. Dengan muka sembab aku segera mencari Zam-zam, kusiram mukaku berharap agak mengurangi merahnya (Jadi teringat Ustad Ryan, mutawwif umrohku 2011)
Setelah minum zam-zam kami bergerak mencari lokasi dekat bukit Safa untuk melakukan Sa'i. 7 kali putaran Safa dan Marwah akhirnya selesai kami lewati dan terakhir tahalul. Serangkaian ibadah umroh selesai sekitar jam setengah tiga pagi. Rombongan akan pulang ke hotel. Sebenarnya cukup tanggung untuk balik lagi ke hotel. Menunggu subuh bisa sholat tahajud dsb. Tetapi karena aku belum hapal jalan pulang akhirnya ikut pulang juga. Setibanya dihotel aku masih sempat sholat tahajud dan langsung tidur.
Aku merasakan umrohku kali ini aku lebih sempurna melakukannya. Kekhusukkan, dan tertib aturannya. Juga serangkaian ibadah selama di Mekkah dan Madinah lebih banyak dan lebih sempurna. Ini sebenarnya manfaat dari kepergianku yang sendiri. Memang aku berdua uni Yulimar, tetapi aku merasa dia tidak cocok dan sejalan. Aku yang kurang mengerti dan kurang paham apa maunya dia. Jadilah aku selalu sendiri dalam melakukan apapun. Betapa rahmat Allah itu sangat besar bagiku, malam-malam begitu beraninya aku keluar hotel sendiri dan berjalan ke masjidil Haram mengejar sholat tahajud. Allah.. Allah...Allah. Bener juga kata Atik kalau beribadah itu lebih baik sendiri jadi bisa sempurna.
Prosesi Sa'i perjalanan bolak balik antara Safa dan Marwah, napak tilas perjalanan Siti Hajar mencari air untuk putranya Ismail |
Edo di lintasan Sa'i |
Bukit Marwah setelah prosesi Tahalul |
Di depan pintu 86, sebelum pulang ke hotel setelah melaksanakan umroh |
Yuk Galuh, uni Yulimar dan aku mejeng dulu sebelum balik ke hotel |
Kali ini pula kesempatan-kesempatan emas ditempat yang mustajab itu aku dapat. Seperti di Hijir Ismail aku dapat melakukan sholat mutlak 2 rakaat tepat dibawah pancuran emasnya malah sepi pula (Inilah yang disebut rezeki, dari awal kami berlima sudah berniat ke Hijir Ismail, tetapi sudah 4 kali putaran tawaf belum juga bisa kesana karena lokasi itu sedang dibersihkan. Tetapi setelah putaran kelima passs banget kami melintas di pintu masuk Hijir Ismail pembersihan kelar dan petugas memperbolehkan masuk. Setengah berteriak aku mengomandoi rombongan. Kami masuk dan sholat ditempat itu dengan kondisi yang lapang. Masya Allah...belum pernah aku bisa sholat disitu dengan selapang itu.). Didepan pintu Ka'bah kami juga bisa sholat. Hmmmm....Alhamdulillah
Selesai melakukan tawaf sunnah "in lucky day" kita sempat foto deket Ka'bah disisi pintu Hijir Ismail. Seneng banget lihat mukaku bersih meski tanpa bedak sedikitpun, itu cuma pake sunblock |
Dapet juga kesempatan berfoto di tempat yang amazing ini. |
MEKAH CITY TOUR
Kalau di Madinah ada Madinah City Tour yaitu beberapa tempat yang wajib dikunjungi, maka di Mekkah pun juga ada beberapa tempat yang wajib dikunjungi. Semua travel paket umroh pasti seperti itu. City tour ini biasanya sekalian bertujuan untuk mengambil miqot untuk umroh yang kedua. Jam 7 pas kita sudah mulai on the way. Peserta tour ini sungguh luar biasa disiplinnya selalu on time. Malah kita masih sempat foto-foto menunggu jemputan bis.
Kerennya desain interior Al Sohadah Hotel, menunggu jemputan bis |
Team cewek lengkap, memang sangat salut sam group tour ini. Disiplinnya diacungi jempol |
JABAL TSUR
Terletak disebelah selatan Masjidil Haram sejauh kurang lebih 6 km. Jabal Tsur ini mempunyai nilai penting dalam sejarah Islam. Rasulullah SAW bersama-sama dengan Abu Bakar Ashiddiq pernah berlindung di gunung tersebut waktu hendak hijrah ke Madinah. Menurut riwayat, setelah Rasulullah SAW selamat dari kepungan orang kafir Quraisy dirumahnya, maka beliau dengan diam-diam menyinggahi sahabat Abu Bakar Ashiddiq. Dari rumah Abu Bakar beliau bersama-sama dengan Abu Bakar lebih dahulu berlindung bersembunyi di Jabal Tsur kemudian menuju Madinah, sebagian orang-orang kafir Quraisy waktu mengejar Rasulullah SAW ada yang telah sampai Gua Tsur, mereka mendapatkan gua tersebut, tertutup dengan sarang laba-laba, dan nampang burung merpati yang sedang bertelur di sarangnya. Dengan melihat keadaan yang sedemikian itu, mereka berkesimpulan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak mungkin bersembunyi di gua tersebut.
Sewaktu orang-orang Quraisy di muka gua, bukan main cemas hati sahabat Abu Bakar Ashiddiq, kemudian turun wahyu Allah Surat At-Taubah ayat 40. Setelah orang kafir Quraisy pergi maka beberapa hari kemudian Abu Bakar Ashiddiq berangkat menuju Madinah dengan selamat. Di atas Jabal Tsur terdapat sebuah gua, jika ingin masuk ke dalam gua harus bertiarap dan setelah masuk hanya dapat duduk saja. Untuk mencapai gua Tsur memerlukan perjalanan mendaki selama kurang lebih 1,5 jam. Tetapi tidak ada peserta yang mendaki ke gua tsur selain menghemat waktu tempat ini sudah dilarang untuk didaki.
Jabal Tsur dari kejauhan, inget pas haji dan umroh ikut travel Tazkia ada anggota rombongan yang mendaki disini |
JABAL RAHMAH
Karena kami berangkat dari hotel masih sangat pagi, senangnya kita sudah nyampe di Jabal Rahmah masih pagi sekali, selain masih sepi dan matahari belum begitu menyengat. Jabal Rahmah berada di bagian timur Padang Arafah di kota Mekkah Arab Saudi. Sesuai dengan namanya, jabal berarti sebuah bukit atau gunung, sementara Rahmah adalah kasih sayang. Bukit ini di yakini sebagai pertemuan antara Nabi Adam dan Siti Hawa setelah mereka dipisahkan dan diturunkan dari syurga oleh Allah selama bertahun-tahun setelah melakukan kesalahan dengan memakan buah khuldi yang terlarang.
Konon berdasarkan cerita ahli sejarah, Nabi Adam diturunkan di negeri India, sedangkan Siti Hawa diturunkan di Irak. Setelah keduanya bertaubat untuk memohon ampun, akhirnya atas ijin Allah mereka dipertemukan di bukit ini. Setelah bertemu kembali, Adam dan Hawa melanjutkan hidup mereka dan melahirkan anak-anak keturunanya sampai sekarang.
Untuk menuju puncak, kita bisa menempuhnya sekitar 15 menit dari dasar bukit. Bukit batu ini berada pada ketinggian kurang lebih enam puluh lima meter yang puncaknya menjulang. Di bukit ini terdapat sebuah monumen yang terbuat dari beton persegi empat dengan lebar kurang lebih 1, 8 meter dan tingginya 8 meter. Menuju puncak bukit pemerintah setempat telah membangun infrastruktur yang memadai sehingga memudahkan bagi pengunjung untuk menikmatinya. Infrastruktur ini berupa jalanan berbentuk tangga dengan 168 undakan menuju puncak tugu.
Dari bukit ini kita bisa menyaksikan hamparan padang Arafah yang setiap tahunnya dipadati oleh jamaah dari seluruh penjuru dunia ketika musim haji tiba. Konon katanya kita menyaksikan matahari yang terbit atau juga sinar jingga yang mengiringi saat menjelang terbenamnya matahari. Tapi sayang aku belum pernah datang kesini menjelang fajar maupun sore.
Jabal Rahmah juga merupakan tempat wahyu terakhir kepada Nabi Muhammad SAW tatkala melakukan wukuf. Wahyu tersebut termuat dalam QS Al-Maidah (5) : 3, “Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Ku sempurnakan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku ridhai Islam itu jadi agama bagimu. …..
Turunnya ayat ini membuat para sahabat bersedih, sebab mereka merasa akan kehilangan Rasulullah dan tak berapa lama kemudian, Rasulullah dipanggil menghadap oleh Allah SWT.
Banyak pemandangan aneh yang terjadi di atas bukit ini, ada jamaah yang sholat (entah sholat apa), ada yang berdoa, menuliskan nama pasangannya di tugu yang berada ditengah-tengah. Semua itu tidak ada tuntunannya malah mendekati syirik ya... Tapi sekarang ada trend baru yang dilakukan jamaah yaitu membeli batu akik.Sebagian peserta cowok yang melakukannya, sedangkan para peserta cewek tidak tahu sama sekali tentang ini malah ada yang nyesel karena baru tahu setelah di bis. Masya Allah...
Saat tiba disini masih sepi sekali |
Pemandangan dari atas bukit terlihat padang Arofah dari kejauhan' Karena sibuk bergantian foto disini cameraku jatuh dan jadi macet. Lucu deh komentar Edo. Kenemenan bu...! Ahaaaa...betul betu |
Saat mau pulang pengunjung sudah padat |
MINA, AROFAH, MUZDALIFAH
Tour ketempat-tempat ini hanya dilakukan dari atas bis. Hanya untuk informasi bagaimana proses pelaksanaan haji itu berlangsung. Karena untuk umroh kitak tidak melakukan prosesi ditempat-tempat ini.
Fasilitas tenda-tenda di Mina yang digunakan pada saat musim haji. Dari kejauhan terlihat terowongan Mina. Inget pengalaman hajiku tahun 2006 menyusuri daerah ini dengan berjalan kaki. |
MASJID JI'RONAH
Masjid Ji'ronah terdapat pada sebuah kampung yang jaraknya kira-kira 24 km dari Masjidil Haram, Makkah al- Mukarramah.Masjid ini merupakan salah satu tempat miqat untuk berniat mengerjakan ibadah umrah. Begitu turun dari bis, terik matahari yang sangat menyengat segera menghentak kulit mukaku. Sementara yang lain harus antri ke toilet untuk mengambil wudhu, aku segera masuk kedalam mesjid (sejak belajar di masjid Taqwa bersama ustad Hidayatullah Abu Fawaz aku selalu berusaha untuk menjaga wudhu). Setelah sholat sunat Tahyatul masjid, aku masih sempat melakukan sholat dhuha 4 rakaat, selanjutnya sholat sunat ihram 2 rakaat. Sampai menyelesaikan semua itu rombongan kami belum ada satupun yang masuk ke dalam mesjid. Seingatku dalam umroh-umrohku sebelumnya sulit sekali antri toilet ditempat ini, panjang dan lama. Itulah sejak berangkat aku sangat berusaha menjaga wudhu agar tidak batal. Manusia diberi akal untuk memakai strategi dalam segala tindak tanduknya.
Akhirnya aku keluar sendirian dan menuju bis. Sebelum masuk kedalam bis aku masih sempat mengambil foto di depan mesjid, minta bantuan sopir bis kami.
Rasulullah SAW pernah bermiqat di sini untuk mengerjakan umrah setelah pulang dari peperangan Hunain. Ji’ronah merupakan miqat paling tinggi derajatnya dibanding miqat yang lain. Ji’ronah adalah nama seorang wanita yang mengabdikan dirinya untuk membersihkan dan menjaga mesjid tersebut, Ia seorang wanita Quraisy dari Bani Tim.
Setelah seluruh peserta lengkap ustad Hasyim memimpin niat ihram. Umroh kedua ini aku khususkan untuk almarhum mama. Semoga dengan hadiah ini mama mendapatkan kelapangan dan indahnya kehidupan di alam kuburnya. Setelah berniat ihram maka segala aturan dan larangan mulai berlaku. Kuberusaha menjaga semua itu.
Dari latar belakang dikejauhan terlihat beberapa jamaah lain yang mengernyitkan dahi untuk mengatasi terik matahari. |
Ismi salah satu peserta yang muncul setelah aku. |
JABAL NUR
Didalam perjalanan pulang ke hotel kita melewati Jabal Nur.. Sengaja tidak mampir karena untuk menghemat waktu. Jabal Nur adalah sebuah gunung dimana Malaikat Jibril pada 17 Rajab turun membawa wahyu yang pertama tersebut kepada Nabi Muhammad SAW yang berada di dalamnya. Gunung ini terletak di sebelah tenggara, 4 km dari kota Makkah, yaitu dekat dengan jalan Mina menuju Arafah. Karena adanya perluasan wilayah, sekarang gunung ini berada di dalam Makkah.
Dalam kitab Taurat, jabal ini disebut dengan jabal Faron, atau juga dikenal orang-orang dengan sebutan Jabal Nur. Jabal Nur terpisah dari gunung-gunung yang ada di Makkah.Di jabal ini teradapat gua yang dinamai Gua Hira. Gua Hira tidak dimasuki sinar matahari dari sejak terbit hingga tenggelamnya. Sehingga orang yang berada di dalamnya tidak akan merasakan sengatan matahari. Di gua inilah, Nabi Muhammad mendapatkan wahyu pertamanya dari Allah SWT.
Ahli sejarah mengatakan, Nabi Muhammad SAW sebelum diangkat menjadi nabi dan rasul telah melakukan uzlah di dalamnya selama 3-5 tahun, beliau beribadah, dan bertahajud. Bahkan di bulan Ramadhan satu bulan penuh beribadah, beliau bertafakkur dan mengasah jiwanya di sana.
Istrinya Khadijah selalu datang dengan membawa makanan dan minuman ke sana. Dia lewat jalan yang terjal menuju gua dengan sangat berat dan susah yang memerlukan waktu kurang lebih satu jam. Itu semua dilakukan demi mendapat ridha Allah dan Nabinya.
Diriwayatkan dari Khodijah RA, “Sesunggunya Nabi telah menyendiri di Gua hira. Beliau melihat mimpi yang benar sampai kemudian Jibril turun membawa wahyu, lalu Nabi pulang ke rumahnya dengan gemetar. Lalu beliau menceritakan kepada istrinya kejadian yang telah menimpanya, dann Khodijah memberitahukan hal itu kepada Waroqoh bin Naufal. Waroqoh memberi kabar gembira tentang kenabiannya seraya berkata, “Sesungguhnya dia adalah Nabi umat ini.
Gua Hira di Jabal Nur selalu dikerubungi jamaah yang hendak ziarah. |
Menjelang dzuhur rombongan tiba kembali di hotel, dan seluruh jamaah segera menuju restaurant untuk makan siang. Setelah itu bergegas untuk melaksanakan umroh kedua. Sayang sekali kita tidak dapat mengejar sholat dzuhur di masjidil Haram. Malah kami melakukan sholat dzuhur di perlataran lobby hotel mengikuti jamaah di masjidil haram karena suarnya terdengar melalui loud speaker. Aku agak ragu dengan keabsahan sholatku kali ini. Wallahualam bi showab....!
Bagian belakang masjidil Haram selesai melakukan umroh kedua, teriknya matahari, terlihat para pekerja bangunan yang sedang istirahat |
Akhirnya umroh kedua itu selesai menjelang sholat Ashar. Alhamdulillah ya Allah!
Setelah melakukan umroh kedua keesokan harinya adalah waktunya kami harus kembali pulang. Hatiku sedih sekali rasanya betapa singkatnya perjalanan yang indah ini. Terus terang perjalanan wisataku kali ini amat mengesankan dan menyenangkan aku. Rombongan yang sangat disiplin, setia kawan satu sama lain. Belum pernah aku berwisata dengan rombongan yang seperti ini.
Jam 2 malam aku, yuk Galuh, bu Mariyati dan Ayu menuju masjidil Haram (sedangkan uni karena masih ngambek tidak mau ikut bersama). Di masjidil Haram aku mengerjakan 8 rakaat sholat Tahajud dan 3 rakaat witir. Setelah itu kami bersama melakukan tawaf Wada, sesuai dengan paham dan ilmu yang kami punyai, selesai tawaf wada, kami segera keluar mesjid dan sholat subuh di hotel. Sampai dihotel aku mandi, mempersiapkan/memeriksa kembali tas tentengan, sholat subuh dan sarapan. Sesuai pengumuman semalam jam 7 pagi kita akan segera on the way ke Jedah.
Aku sangat salut dengan rombongan wisata ini. Semua peserta sangat disiplin, selalu stand by lebih cepat dari waktu yang ditentukan. Jam 6.30 seluruh rombongan sudah menunggu di Lobby hotel. Tetapi lama sekali menunggu hingga sampai jam 8 kurang seperempat, bus yang bakal mengangkut belum juga terlihat. Menurut informasi ustad Hasyim ada salah komunikasi antara pemilik bis dengan sopir. Akhirnya setelah lama menunggu jam 8.15 barulah kita melaju.
Seperti travel umroh biasa, dalam perjalanan pulang selalu ada Jedah city tour. Pertama adalah mampir ke pertokoan Corniche/Balad. Ditempat ini aku tidak berniat belanja apapun. Biasanya setiap mampir di Corniche aku selalu membeli kaca mata hitam (karena disini kualitasnya bagus dan harganya murah), tetapi koleksi kaca mata hitamku sudah banyak sekali. Sebelum berangkatpun aku sudah membeli 2 buah di Optik Melawai dan CK, karena pas ada sale. Aku cuma numpang buang air kecil di toko Ali Murah, dan kebetulan keluar dari WC di etalase toko aku melihat ada lipstick Ellisabeth Helen. Inget pesenan Nita dan Yuyun. Aku membeli 3 buah, lalu keluar mencari warung bakso. Bertiga aku, Ayu, dan uni Yulimar kami menyantap bakso yang lumayan mahal (50 ribu rupiah untuk semangkok bakso), tapi biar mahal baksonya enak kok.
With jamaah umroh warga negara Irak |
Mama Edo dan aku di depan Al Sohadah hotel |
Zam-zam tower dibwlakang Edo |
Aku.... |
Corniche shopping area |
Baru sesuap makan, ustad Syukri berteriak untuk segera berangkat. Hmmmm...gak nyaman banget dah..untung baksonya dimangkok plastik dan bisa ditutup lalu ditenteng. Tujuan city tour berikutnya adalah laut merah dan mesjid terapung.
Tapi naas ditengah perjalanan kami mengalami kecelakaan, gara-gara mobil sedan didepan ngerem mendadak maka terjadilah tabrakan beruntun. Empat atau lima mobil di belakang kamipun mengalami hal yang sama. Urusannya jadi panjang, karena sistem di Jedah setiap terjadi kecelakaan segala urusan harus diselesaikan ditempat. Lama sih...karena harus menunggu sampai polisi datang, negoisasi atau perjanjian antara sopir yang saling menabrak. Setelah urusan administrasi dan hukum tersebut selesai kita masih belum bisa jalan juga karena ternyata disebabkan oleh tabrakan tersebut tangki oli bus bocor. Subhanallah... terpaksa kita harus menunggu berjam-jam dipinggir jalan yang terik. Menunggu bis pengganti. Jam 12 lebih bis pengganti baru kelihatan. Terpaksa schedule ke laut merah dan mesjid terapung dibatalkan, mengingat schedule pesawat kami adalah jham 15.00 WSA.
Kasian juga sih jamaah yang lain yang belum pernah kesana (sebagian jamaah kami memang belum pernah). Bagiku malah bersyukur tidak jadi, soalnya aku sudah membayangkan betapa teriknya matahari tengah hari dipantai laut merah yang akan membakar kulit. Hufttt...
Beruntungnya lagi kami berangkat di bandara international King Abdul Aziz yang modern dan bersih, bukannya di terminal bandara haji yang agak kotor dan jorok. Setelah beres urusan bagasi, check in dan pasport control akhirnya kami lepas landas dari King Abdul Azis kembali ke bandara Ataturk Turki. Aduhhhh...jauh banget ya...kok malah balik lagi ke Turki. Jedah - Turki ditempuh selama 4 jam. Sedangkan Turki-Singapore-Indonesia ditempuh selama 16 jam. Coba kalau langsung dari Jedah - Jakarta 9 jam sudah nyampe. Tapi seperti itulah aturannya. Pesawat harus kontraknya pulang pergi. Tidak bisa hanya 1 jalur saja.
Senja di atas langit Istambul beberapa menit setelah tinggal landas, semburat ini menawarkan senyum dibibirku yang bahagia telah menginjakkan kaki diatas buminya |
Bandara Ataturk menunggu boarding |
Sempat menunggu lama di bandara Ataturk sebelum take off, lalu transit pula di Changi selama 1 jam, kebayang dah betapa penatnya, sampai-sampai kakiku bengkak sebesar pohon kelapa. Jam 19.40 akhirnya kami mendarat juga di Soeta, dan tanpa menunggu lama kami langsung transit menuju SMB 2.
Segala penat tidaklah sebanding dengan kesan dan memory manis yang didapat sepanjang wisata ini. Negara Turki yang seperti negeri Bidadari cantiknya, cuaca sejuknya terasa amat nyaman buatku, lantas, perjalanan dan ibadah di kota suci Mekkah dan Madinah, khusuknya dialog-dialog dengan Allah yang terasa amat dekat, begitu membekas dalam sanubariku. Semoga akan ada kesempatan lagi untuk wisata seperti ini dengan team yang bagus seperti ini. Terima kasih ya Allah untuk rahmatMU. Malah lucunya baru aja sehari dua hari, beberapa orang diantara kita sudah merencanakan tour berikutnya. Pengennya ke eropah dan saat musim salju. Ayoooo...aku sih gak masalah siap kapan saja, selagi duit itu ada dan sehat. Ya Allah izinkan aku bermimpi lagi dan berikan hamba kekuatan untuk menggapainya. Amin....
No comments:
Post a Comment