Monday 25 February 2019

MUSEUM ANGKUT MALANG

Menyudahi destinasi terakhir yang begitu memukau di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Donny melajukan kembali jeepnya menuju meeting point yang semalam Andy menyerahkan kami padanya. Hari masih sangat pagi mungkin sekitar jam 7- an, tetapi terik matahari sangat menyilaukan. Beruntungnya cuaca sekitar sangat sejuk bahkan cenderung dingin. Aku suka dan cocok dengan cuaca dingin. Sesudah berbasa-basi dengan Donny kami mengucapkan terima kasih dan sampai jumpa......

Saat kami sudah melaju di dalam mobilnya Andy pertama-tama dia menawarkan untuk cari sarapan dulu, namun kami menolak karena tadi sudah 2 porsi dan 2 jenis kudapan yang kami santap. Seporsi cilok dan bakso Malang. Aku nyadar juga...ah jangan-jangan justru Andy yang belum sarapan soalnya dia berkali-kali ngajak sarapan. Aku balik bertanya apakah dia belum sarapan namun dia bilang sudah sarapan. Apakah dia basa basi saja? Entahlah yang penting aku sudah balik nawarin untuk sarapan.

Bakso Malang Bukit Teletubies
Ternyata perjalanan Probolinggo (Kawasan Bromo) menuju Malang sangat lama juga. Kalau kata Andy sih tidak terlalu jauh sih jaraknya hanya saja macet parahnya itu yang bikin lama. Sebenarnya aku tertidur mulai dari start mobil melaju, aku terbangun saat Andy mampir di stasiun pengisian bahan bakar, karena aku merasa gerah. Ohhh... sudah masuk kota Pasuruan rupanya, keadaan cuaca sangat kontras, kalau tadi di area Bromo dingin dan sejuk disini panas menyengat mirip cuaca Surabaya atau Jakarta panass. Lucunya bangun-bangun aku langsung ngajak cari masjid atau rumah makan yang ada mushollahnya untuk santap siang sekalian sholat Dzuhur. Semua bingung dengan permintaanku... dan teriak masih jam 10 buuuu.... ! Wkwkwkwkwk..... Ohhhh..... iya, perasaan sudah lama banget kita berjalan.

Kami akhirnya mampir di sebuah rumah makan "Kartini", kalau rasa makanannya "Not Bad" tapi tidak maknyusss. Yang aku salut dan acungi jempol adalah fasilitas kamar mandi/toilet dan mushollahnya itu bersihhhhh tiada tara. Kotada malah sempat mandi. Habis makan siang kami melanjutkan menikmati macet parahnya, bayangkan kami sampai ke Batu Malang itu jam 4. ...huft. Kami langsung diantar Andy ke Museum Angkut.

Museum Angkut Malang ini sudah sangat fasih dan akrab terdengar di telingaku. Aku sudah banyak dan sering sekali mendengar dan melihat foto-foto di museum ini yang sangat instagramable. Jadi ada sedikit rasa penasaran dalam hatiku, seperti apa sih aslinya museum ini. Museum Angkut Malang merupakan salah satu tempat wisata baru yang diresmikan pada tanggal 9 Maret 2014. Museum ini juga tercatat sebagai museum transportasi pertama yang ada di Asia. Dan sejak mulai dibuka pada 09 Maret 2014 yang lalu, museum ini selalu penuh dikunjungi oleh para wisatawan baik domestik maupun internasional.

Museum ini mengusung tema transportasi untuk mengedukasi masyarakat tentang sarana transportasi yang ada dengan sedikit sentuhan entertainment membuat museum ini kerap dijadikan tempat event berbagai komunitas, pameran mobil bahkan biasa dijadikan tempat pengambilan gambar dalam video klip dan foto prawedding.

Setelah Andy membelikan tiket untuk kami. Oh iya tambahan informasi bahwa jika kita membawa camera DCLR, mirrorless dsb maka harus membeli tiket khusus buat camera tersebut. Kebetulan kami membawanya (padahal pas di dalam tidak dipakai sama sekali. Sayang ...banget harga tiketnya lumayan mahal). Tentang harga tiket masuk museum ini kami tidak tahu karena semua tiket masuk wahana sudah termasuk biaya paket tour kami. Tapi aku berusaha mencari tahu melalui sumber google yaitu Rp. 70 ribu untuk weekday. Sedangkan weekend sebesar Rp.100 rb. Untuk camera sama sebesar itu. Aku jadi bertanya-tanya apakah harga tiket  sebesar itu all in permobil atau perorang. Aku jadinya mikir kalau itu untuk perorang artinya kasian banget si Andy mana dapat untungnya yah???? Murah sekali dia kasih harga paket tour per-orang selama 2 hari 1 malam Rp.900 ribu.

Dari area parkiran menuju pintu masuk

Kami dipasang gelang masing-masing sebagai tanda masuk. Pas masuk dan keliling di lantai dasar itu, ada sedikit rasa kecewa dalam hatiku. Ohhh...cuma segini doang??? Kami berempat juga punya perasaan yang sama. Kami mencoba menghibur hati, coba saja masuk terus, naik ke lantai 2 dan akhirnya karena harus menuju jalan keluar semua zona mau tidak mau, suka tidak suka harus dilewati juga. Berikut beberapa zona yang ada di museum Angkut Ini.

Zona Hall Utama 
Usai dari scanner pemeriksaan dan pemasangan gelang sebagai tanda masuk kita akan langsung menjumpai zona Hall Utama. Di zona ini kita akan melihat koleksi mobil dan motor klasik yang ada di seluruh dunia. Untuk mereka-mereka yang merupakan penggemar berat mobil dan motor klasik, ini adalah tempat yang sangat menyenangkan . Jika diperhatikan, mobil zaman dahulu ini lebih menonjolkan sisi artistik bila dibandingkan mobil sekarang. Ini wajar karena dulu mobil sangat segmented banget dan sekarang mobil sudah dibuat komersial.

Air force
Mobil antik
Ayo mau pilih yang mana
Zona Edukasi
Masih berada di satu ruangan yaitu hall utama, Zona Edukasi ini akan memperlihatkan bagaimana sejarah perkembangan transportasi. Mulai dari sepeda, kereta api, kendaraan bermotor, sampai sekarang yang sudah memasuki era mobil listrik.

Zona edukasi
Selanjutnya kami menuju lantai 2, di area ini kita bisa melihat replika dari Air Force-nya Indonesia atau pesawat kepresidenan. Di dalamnya akan terlihat fasilitas yang ada di dalam pesawat seperti ruang meeting, bar, dan juga kamar tidur presiden.
View alamnya kelihatan dari lantai 2 ini
Air force area serasa pengen terbang
Cover boy dari Palembang
Zona Batavia dan Pecinan
Turun dari lantai 2 kita akan berjalan dan masuk ke area outdoor, yaitu Zona Batavia dan Pecinan. Kita diajak melihat era di masa sebelum kemerdekaan dan suasananya sangat tradisional. Bentuk rumah yang sangat tradisional dan juga melihat dari dekat bagaimana pecinan ini selalu konsisten dengan gayanya yang oriental.
Zona Pecinan kental sekali dengan lampion merah menyalanya
Toko-toko tradisional di Pecinan
Batavia tempo dulu, ini pelabuhan Sunda Kelapa
Zona Amerika, Gangster, Broadway Street, Hollywood & Las Vegas
Puas melihat bagaimana perkembangan transportasi dan juga bentuk rumah Indonesia zaman dahulu, selanjutnya kita akan diajak ke luar negeri yaitu Zona Amerika yang terdiri dari Zona Gangster, Broadway Street, Hollywood dan Las Vegas. Zona ini merupakan cerminan daerah California dan juga New York yang ketika itu sangat terkenal dengan sebutan gangster dan broadway. Perkembangan entertainment Amerika Serikat akan ditampilkan dengan sangat keren di sini.

Suasana padang luas berpasir seperti di film Coboy yang kita saksikan di acara televisi
Mobil antik America zone
Di zona ini akhirnya aku menemukan lokasi foto yang sangat instagramable itu. Yaitu zebra cross Broadway street. Karena lokasinya sangat terkenal, jadi untuk foto di sini harus antri dan  sabar menanti. Terlebih lagi terhadap group travel yang banyak pesertanya dan mayoritas ibu-ibu sosialita. Mereka ini tak paham antri dan ditungguin jatah giliran oleh pengunjung lain yang juga mau foto di situ. Bikin geleng kepala melihat mereka setelah kelar foto-foto bukannya langsung lari. Eh.. malah heboh dan ngobrol membahas foto mereka dispot tersebut. Waduh ibu-ibu ....teposeliro dong yang lain juga mau. Kalau membahas hasil foto, kan bisa minggir dulu kenapa???Hmmm...hmmm

Zebra cross terinstagramable
Coboy dan....???
Kantor Polisi America
Besi rongsokan America
Aku di persimpangan jalan...wkwkwkw
Hai bocah pulang jangan becanda di jalan
Zona Eropah
Berpindah dari Amerika Serikat, Zona Eropa ini bakal menampilkan bagaimana keunikan Eropa dan termasuk pula Buckingham Palace. Akupun sering melihat foto-foto instagramable di zona ini seperti menara Eiffel dsb. Kami tidak begitu tertarik untuk foto-foto di zona ini, karena bagi kami yang sudah pernah travelling ke Eropah langsung, zona ini terlihat kurang greget.

Zone Eropah

di Paris nih
Sayang orangnya gak dapet karena spacenya sempit buat ambil gambar
Selalu tertarik dengan warna warni bunga Buckingham Palace

Buckingham Palace
Akhirnya ketemu juga jalan keluar lokasi. Lega sekali... karena rasanya bosan banget di dalam. Di jalur keluar sebelah kiri terdapat zona "Floating Market", tapi kami males buat mampir. Pastilah sama saja auranya seperti floating market di Bandung atau Thailand. Cusss... kita pulang saja. Pas nyampe mobil Andy agak kaget kok cepat banget katanya??? Di itinerary memang schedulenya sampai jam 7 malam di sini. Ini baru jam 5 sudah kelar. Kami bilang kurang greget tuh bagi kami, karena kami sudah menjumpai lokasi yang rada-rada mirip saat ke Bandung, Korea dan Thiland. Andy manggut- manggut.

Ketemu ini di pintu keluar
Jalan keluar
Selanjutnya mobil Andy langsung menuju Home stay tempat kami menginap. Kami masuk ke dalam sebuah perkarangan rumah yang sangat besar. Di dalam perkarangan tersebut terdiri dari sebuah rumah 2 lantai dan disebelahnya terdapat beberapa rumah kecil terpisah. Aku membaca papan nama yang tertera "Novi Home Stay". Menginap di Home stay adalah pengalaman baru buat kami. Aku suka ...karena rasanya homy banget! Satu rumah lumayan besar dengan 2 kamar dan 3 double bed. Fasilitasnya mirip-mirip hotel, sabun mandi, sikat gigi dan handuk tersedia. Malah tersedia dapur dengan peralatan memasak lengkap. Enak juga tinggal di home stay. Pagi hari saat aku berjalan-jalan pagi baru kuketahui kalau di sekitar tempat kami menginap memang sebuah kompleks per"home stay"an. Aku juga melihat banyak juga tamu yang menginap di "Novi Home stay", jika melihat plat mobil yang terparkir semuanya berasal dari luar Malang , seperti Serang, Jakarta dan Surabaya. Home stay sepertinya merupakan sebuah bisnis yang cukup menjanjikan bagi penduduk Batu Malang.

No comments: