Tidur lebih cepat dan sangat nyenyak semalam membuat bangun pagi ini terasa segar sekali. Aku sudah terbangun jam 4.15 langsung mandi dan menunggu berkumandangnya adzan Subuh sambil nonton TV. Lama menunggu kok tidak terdengar adzan, aku menjadi bingung setelah melihat di luar sudah sangat terang padahal baru jam 5.15. Sambil keheranan aku bertanya
"Tik hari sudah terang kok aku tidak dengar adzan Subuh ya?"
"Astaghfirullah...sudah dari tadi jam setengah 5 waktu kau masih di kamar mandi", jawab Atik"Kok kamu gak bilang-bilang sih tik sudah Subuh!"aku ngedumel
"Aku tak tahu, kupikir kau sudah sholat, kau kan bangun duluan. Biasanya kan kau rajin"
Waduh...aku buru-buru menunaikan sholah subuh, ingin nangis banget kok jadi ketelatan begini ya??? Berasa dosa banget! Pantesan tadi jam setengah 5 aku lihat si ibu yang punya rumah sudah belanja sayur di gerobak dorong depan rumahnya, aku mikir kok pagi buta sudah ada penjual sayur keliling rupanya di Malang jam setengah 5 itu sudah siang.
Usai sholat aku masih kembali merapikan koper dan tas bawaan sebentar, cuma check and recheck saja takut ada yang tinggal. Setelah oke sambil menunggu Kotada dan Ade siap, aku keluar dan jalan pagi di jalanan dekat kami menginap. Ternyata area tempat kami menginap itu adalah kompleks home stay. Dari ujung ke ujung jalan setiap rumah adalah home stay, itu terlihat dari papan nama yang terpasang.
|
Ini home stay tempat kami mengina, dan mobil putih milik Andy |
|
Komplek home stay |
Kalau janji Andy semalam jam 7 kami harus sudah otw, ternyata jam 6 kami sudah stand by di depan pintu. Kami mengontak Andy (yang ternyata juga menginap di sini), bahwa kami sudah siap. Dia bilang tunggu sebentar bu.... kita tunggu sarapan datang dulu. Ohhhh... home stay ini including sarapan juga yah??? Kupikir kami akan cari sarapan di jalan seperti ke Bandung tempo hari. Hmm... keren amat paket travel kami kali ini. Murah meriah namanya.
Baru saja Andy bilang tunggu sarapan tak lama setelah itu belum juga 5 menit, dia datang membawa 4 box yang berisi sarapan. Wuih sarapannya lengkap terdiri dari nasi putih, ayam saos kecap teriyaki, capcay, sambal kering tempe. Cita rasanya maknyuss dan porsinya besar, sehingga aku dan Atik cukup makan 1 kotak berdua. 1 kotaknya dibawa saja untuk makan nanti di bandara (sayang sekali pas di bandara saat kami mau menyantapnya sudah basi). Selesai makan sekitar jam 6.30 an kami bersiap buat jalan, tapi tetep sebagai orang Indonesia yang punya tatakrama aku pamit dan salam-salaman sama tuan rumah (berasa nginep di rumah family aja nih). Selanjutnya OTW. Tempat pertama yang akan kami kunjungi adalah objek wisata Coban Rondo.
COBAN RONDO
Karena berangkatnya masih sangat pagi jadi sampai lokasi juga kami menjadi pengunjung pertama yang datang, hal ini terlihat dari area parkir yang masih melompong. Baguslah kalau begitu masih leluasa untuk melakukan apapun. Satu catatan penting yang aku acungi jempol adalah sistem pengaturan retribusi wisata di daerah Malang bahkan Bromo kemaren sangat bagus. Mengapa aku bilang begitu?
|
Sekitar pelataran parkir masih sepi ... |
Aku membandingkan dengan saat aku ke Bandung bulan Desember kemarin. Di Malang dan Jawa Timur tiket masuk wisata itu jelas biayanya. Artinya hanya dibayar sekali di saat entri. Dengan harga tiket yang kita bayar tersebut seluruh wahana dan fasilitas yang ada didalamnya semua free. Sebagai contoh di Coban Rondo ini, tiket masuk per orang sebesar "cuma" 35 ribu rupiah saja. Ditambah biaya parkir mobil seharga 10 ribu rupiah. Dengan harga tiket itu kami boleh memakai segala macam fasilitas, dan wahana di dalamnya secara free, kecuali bila memakai ATV harus bayar lagi.
Sangat fair sekali. Tidak seperti destinasi wisata di Bandung, tiket masuk bayar, terus untuk setiap tempat harus bayar lagi, masih ingat sekali ketika aku diuber-uber petugas karena nyelonong masuk untuk foto di Kota Mini area Floating market. Lantas biaya parkir di wisata Kawah Putih yang tak masuk akal sebesar 150 ribu rupiah, bikin sakit hati banget. Lantas saat ke Jembatan gantung Situ Gunung.... biaya masuk bayar, mau nyebrang jembatan bayar pula... Padahal fasilitas parkir atau wisatanya gak juga oke banget. Keren deh Malang...Bravo!!!
|
Beberapa flora yang ada, Kecubung |
|
Pakis hutan |
|
Flora-flora |
|
Sungai kecil yang jernih dan dingiiinnn |
|
Gerbang masuk |
|
Nih gerbang masuknya |
|
Catatan legendanya |
|
Denah lokasi |
Hanya berjarak sekitar 200 meter dari loket masuk kita akan langsung menemukan air terjun ini. Inilah yang membuat aku kaget. Ceritanya setelah mobil diparkir kami langsung keluar. Begitu keluar mobil aku langsung takjub dengan pemandangan sekeliling, semuanya hijau segar, pohon-pohon menjulang, tanaman bunga seperti kecubung, bougenville terlihat subur. Aku dan Atik berjalan pelan sambil sibuk memoto objek apa saja yang terlihat menarik. Lagi asyik-asyik memoto saat aku berbalik badan seketika dimukaku nampaklah air terjun yang menakjubkan itu. Aku langsung berseru "Maashaa Alllah, cantik bangetttt...!" Aku kaget karena aku benar-benar tak menyangka jika lokasi air terjun itu mudah sekali dijangkau. Tadinya aku membayangkan medannya seperti kami harus tempuh saat ke "Curug Sawer Sukabumi". Aku benar-benar surprise hanya beberapa langkah dijalan mendatar sudah bisa melihat pemandangan indah ini. Maashaa Allah!
|
Tak jauh dari gerbang masuk dia telah terpampang nyata di depan mata |
|
Foto full team yang berbaju merah Andy pemilik travel Mount Bromo Malang |
|
Betah banget dengan suasana hijau dan asrinya. Jiwaku banget |
|
Tidak akan berasa lelah untuk jalan disekitarnya |
|
Mulai ada beberapa pengunjung, tadinya hanya kami ber 5, serasa milik sendiri |
|
Airnya deras dan kencang sehingga beberapa meter sekeliling dipasang police line dan peringatan tidak masuk area itu. Dangerous.. sayang banget ya tak merasakan hembusan airnya |
Nama Coban Rondo berasal dari kata Coban yang mempunyai arti air terjun. Sementara rondo berarti janda. Nama yang diberikan pada air terjun yang berada di Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang ini menurut legenda yang berkembang di tengah masyarakat setempat berawal dari sepasang pengantin baru bernama Dewi Anjarwati dari Gunung Kawi dan suaminya Raden Baron Kusuma dari Gunung Anjasmara. Setelah usia pernikahan mencapai 36 hari atau dikenal dengan istilah selapan, Dewi Anjarwati mengajak suaminya berkunjung ke Gunung Anjasmara.
Sempat dilarang pergi oleh orang tuanya, tetapi keduanya bersikeras melanjutkan keinginannya. Hingga akhirnya, sesampainya di tengah jalan, pasangan suami istri itu bertemu dengan Joko Lelono. Joko Lelono yang tidak jelas asal usulnya terpikat dengan kecantikan Dewi Anjarwati dan berusaha untuk merebutnya dari tangan Raden Baron. Perkelahian pun terjadi, Raden Baron lalu meminta agar Dewi Anjarwati disembunyikan di tempat yang ada air terjunnya. Sementara itu, perkelahian sengit selama tiga hari tiga malam terjadi antara Joko Lelono dan Raden Baron. Hingga akhirnya keduanya sama - sama meninggal. Sejak saat itu, Dewi Anjarwati berstatus janda atau rondo.
Air terjun tempat Dewi Anjarwati menunggu suaminya itu pun diberi nama Coban Rondo yang artinya air terjun janda. Konon, batu besar yang ada di bawah air terjun itu merupakan tempat duduk Dewi Anjarwati sembari menunggu suaminya. Kini, lokasi air terjun yang ada di dalam kawasan Perhutani itu menjadi lokasi wisata yang digemari masyarakat.
Tadinya kami mengira objek wisata yang ada cuma air terjun ini saja, barulah saat usai menikmati gemiricik air yang seakan ditumpahkan dari langit, di arah jalan keluar kami melihat papan display tentang tentang apa saja yang ada di sini. Kami berteriak girang ternyata banyak sekali wahana di objek wisata ini, antara lain taman kelinci, ATV, play ground, flying fox, segway, taman labirin, arena memanah, pinball, wisata bekuda, sepeda gunung dan camping ground. Semua bisa kita nikmati secara free kecuali ATV.
|
Papan display tentang sarana dan fasilitas di objek wisata Coban Rondo |
|
Labirin... salah satu spot dan arena favorite |
|
Cafe |
|
Pinballl |
|
Panahan |
|
ATV arena ... |
|
Bingkai cantik |
|
The blue frame |
|
Blooming Flower Fuchsia |
|
Yellow..... |
Berhubung kami terikat schedule yang sempit, kami hanya mencoba taman Labirin, memanah, pinball dan ATV. Itupun happynya kami luar biasa, terutama saat tersesat dan tak ketemu jalan keluar saat di Labirin. Hahaaaa...memang enak tak bisa keluar! Di sini aku mempunyai pengalaman pertama belajar memanah. Berat juga menarik busur panah itu....! Aku yang punya riwayat engsel bahu pernah bergeser gak bisa tarik busur panah. Jadi jatah panah aku diambil Atik dan Ade. Yang paling suka adalah main Pinball. Seru.....! Menurut aku area Coban Rondo sangat tepat untuk wisata keluarga. Jadi bisa leyeh-leyeh sehari dan mencoba seluruh atraksi di wahana ini. Aku acungi jempol lagi deh. Sangat suka wisata Coban Rondo! Recomended!
No comments:
Post a Comment