Tuesday, 19 February 2019

BERLATIH BERKUDA DI PELATARAN KAKI KAWAH BROMO

Usai berburu sunrise kita diarahkan oleh mas Donny menuju kawah Bromo. Gunung Bromo berdiri kokoh setinggi 2.329 mdpl. Gunung Bromo menyimpan keindahan alam yang sayang untuk dilewatkan. Gunung berapi yang masih aktif ini secara administratif berada di empat wilayah kabupaten di Jawa Timur, antara lain Kabupaten Malang, Pasuruan, Lumajang dan Probolinggo. Hal ini memudahkan wisatawan untuk datang dari arah manapun. Gunung ini merupakan bagian dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan telah menjadi tempat wisata paling terkenal di provinsi Jawa Timur. Taman nasional seluas 800 km persegi ini melingkupi kawasan Gunung Bromo dan Gunung Semeru.

Salah satu objek menarik untuk disinggahi saat kita ke kawasan wisata Gunung bromo adalah "Kawah Bromo". Gunung Bromo memiliki kawah dengan panjang diameter sekitar 800 meter dari utara ke selatan dan 600 meter dari barat ke timur. Kandungan belerang dari kawah Bromo sangat pekat. Sebagai seorang "Chemical Engineer", indra penciumanku sangat tajam untuk mengenali bau belerang yang sudah mulai tercium sejak mobil kami mulai memasuki pelataran parkir.

Untuk menuju kawah Bromo kita masih harus melintasi padang pasir yang berjarak lebih kurang 3 km. Lumayanlah, bisa gempor juga di saat stamina tubuh tidak begitu optimum, karena kurang istirahat. Untuk dapat menikmati keindahan kawah ini, kita harus menaiki 250 anak tangga terlebih dahulu. Jika ini terdengar melelahkan, ada alternatif solusi yang ditawarkan , yaitu tersedia kuda-kuda milik warga sekitar yang bisa disewa. Sejak masih dalam perjalanan turun dari bukit penanjakan, mas Donny sudah menawarkan untuk sewa kuda ini. Antara mau, ragu dan takut. Apalagi ketika diberitahu harga sewa kuda adalah Rp 150 ribu per orang perkuda. Kalau untuk 4 orang lumayan besar juga yah! Begitu aku komplain harga sewa, mas Donny bilang bisa saya negoin nanti bu. Aku terus mikir...!

Saat mobil diparkir aku mulai bimbang, karena memang jarak dari parkiran ke kawah Bromo itu terlihat sangat jauh dengan medan tanah berpasir tebal. Akhirnya Atik cs menguatkan. Ahhh...tak usah mikir biaya si... toh ke Brome belum tentu 2 kali. Ayooo...! Yo wislah! Sepakat kita berkuda. Hasil negoisasi Donny harga sewa bisa turun menjadi Rp 125 ribu perkuda perorang. Ketika semua orang penuh semangat menuju kuda-kuda yang sudah menanti, aku cemas dan khawatir. Berkali-kali aku bertanya pada si pemilik kuda. Aman ya...? Saya ini penakut! Kelompok mereka yang punya kuda bersamaan berusaha meyakinkan aku. Dan dipilihkan Kuda yang baik serta pemiliknya yang sabar. Let's go!

Akhirnya aku naik juga ke punggung kuda, sulit banget karena baju gamis aku terlipat ke mana-mana. untung saja aku sudah langsing sekarang, coba kalau dulu mengangkat tubuh saja terasa sulit. Aku sudah diatas pelana kuda, lucunya kudaku jalannya pelan sekali bahkan sering tak mau jalan. membuat aku ketinggalan jauh dari rombongan. Si pemilik kuda bernama "Indian" seorang pemuda yang baru lulus SMA penganut agama Hindu, baik sekali. Membujuk aku untuk tidak tegang, relax bu katanya, sambil dia juga membujuk kudanya untuk jalan. Aku menjadi paham bahwa kuda itu memiliki instink yang sensitif sekali. Dia paham jika aku sangat ketakutan makanya dia jalan pelan bahkan tak mau jalan. Setelah berjalan sekitar 4-5 meter aku mulai merasa relax dan betul saja kudanya lancar jalannya. Agak lama aku mulai merasa nyaman dan merasakan suka menunggang kuda. Ihhhh...senang banget dapat pengalaman ini.

Sampai di kaki gunung para pemilik kuda menawarkan pada kami apakah akan mendaki? Sejak dari awal cita-citaku tinggi banget pokoknya harus naik ke kawah Bromo, namun saat sampai di lokasi aku langsung geleng kepala. Karena apa? melihat spot penanjakannya gila banget tegak lurus begitu! Aku jadi ingat saat aku masih jadi Process Engineer dulu posisi tangki tegak lurus begitu bukan masalah. Aku sudah kapalan naik tangga monyet. Tapi sekarang....ohhh tidak!. Bahkan yang lainpun berkata tidak. Yo wis... kita putar balik ke tempat awal kita start tadi. Aku makin sehati dengan si "kuda" jalannya lancar bahkan si pemilik sudah tidak lagi mendampingi. Asyiknyaaa....!

Akhirnya petualangan berkuda selesai! Kami berada di pelataran kaki gunung batok yang dipenuhi lautan manusia. Pengunjung paling banyak adalah group travel dari berbagai instansi. Melihat bejibun manusia disitu yang karakternya berbeda dari orang-orang di Bukit Cinta pagi tadi, tidak ada teposeliro dengan sesama pengunjung, membuat aku ingin cepat selesai di sini. Hanya mengambil beberapa foto kami segera berniat menuju lokasi berikutnya. Sebelum naik kembali ke jeep kami sempat beli jajanan "Cilok". Enak juga, murah meriah cuma 5 ribu per porsi. 

Pengalaman berkuda, sensasinya menyenangkan lain kali kita ulangi lagi


Atik jauh lebih relax
Yang lain sangat relax sedangkan aku duduknya saja miring nyungsang hahaaaa...

Ciri khas ke candi-an
Lautan manusia ber group terlihat dari dress codenya di kejauhan

No comments: