Usai berburu sunrise kita diarahkan
oleh mas Donny menuju kawah Bromo. Gunung Bromo berdiri kokoh
setinggi 2.329 mdpl. Gunung Bromo menyimpan keindahan alam yang
sayang untuk dilewatkan. Gunung berapi yang masih aktif ini secara
administratif berada di empat wilayah kabupaten di Jawa Timur, antara
lain Kabupaten Malang, Pasuruan, Lumajang dan Probolinggo. Hal ini
memudahkan wisatawan untuk datang dari arah manapun. Gunung ini
merupakan bagian dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan telah
menjadi tempat wisata paling terkenal di provinsi Jawa Timur. Taman
nasional seluas 800 km persegi ini melingkupi kawasan Gunung Bromo
dan Gunung Semeru.
Salah satu objek menarik untuk
disinggahi saat kita ke kawasan wisata Gunung bromo adalah "Kawah
Bromo". Gunung Bromo memiliki kawah dengan panjang diameter
sekitar 800 meter dari utara ke selatan dan 600 meter dari barat ke
timur. Kandungan belerang dari kawah Bromo sangat pekat. Sebagai
seorang "Chemical Engineer", indra penciumanku sangat tajam
untuk mengenali bau belerang yang sudah mulai tercium sejak mobil
kami mulai memasuki pelataran parkir.
Untuk menuju kawah Bromo kita masih
harus melintasi padang pasir yang berjarak lebih kurang 3 km.
Lumayanlah, bisa gempor juga di saat stamina tubuh tidak begitu
optimum, karena kurang istirahat. Untuk dapat menikmati keindahan
kawah ini, kita harus menaiki 250 anak tangga terlebih dahulu. Jika
ini terdengar melelahkan, ada alternatif solusi yang ditawarkan ,
yaitu tersedia kuda-kuda milik warga sekitar yang bisa disewa. Sejak
masih dalam perjalanan turun dari bukit penanjakan, mas Donny sudah
menawarkan untuk sewa kuda ini. Antara mau, ragu dan takut. Apalagi
ketika diberitahu harga sewa kuda adalah Rp 150 ribu per orang
perkuda. Kalau untuk 4 orang lumayan besar juga yah! Begitu aku
komplain harga sewa, mas Donny bilang bisa saya negoin nanti bu. Aku
terus mikir...!
Saat mobil diparkir aku mulai bimbang,
karena memang jarak dari parkiran ke kawah Bromo itu terlihat sangat
jauh dengan medan tanah berpasir tebal. Akhirnya Atik cs menguatkan.
Ahhh...tak usah mikir biaya si... toh ke Brome belum tentu 2 kali.
Ayooo...! Yo wislah! Sepakat kita berkuda. Hasil negoisasi Donny
harga sewa bisa turun menjadi Rp 125 ribu perkuda perorang. Ketika
semua orang penuh semangat menuju kuda-kuda yang sudah menanti, aku
cemas dan khawatir. Berkali-kali aku bertanya pada si pemilik kuda.
Aman ya...? Saya ini penakut! Kelompok mereka yang punya kuda
bersamaan berusaha meyakinkan aku. Dan dipilihkan Kuda yang baik
serta pemiliknya yang sabar. Let's go!
Akhirnya aku naik juga ke punggung
kuda, sulit banget karena baju gamis aku terlipat ke mana-mana.
untung saja aku sudah langsing sekarang, coba kalau dulu mengangkat
tubuh saja terasa sulit. Aku sudah diatas pelana kuda, lucunya kudaku
jalannya pelan sekali bahkan sering tak mau jalan. membuat aku
ketinggalan jauh dari rombongan. Si pemilik kuda bernama "Indian"
seorang pemuda yang baru lulus SMA penganut agama Hindu, baik sekali.
Membujuk aku untuk tidak tegang, relax bu katanya, sambil dia juga
membujuk kudanya untuk jalan. Aku menjadi paham bahwa kuda itu
memiliki instink yang sensitif sekali. Dia paham jika aku sangat
ketakutan makanya dia jalan pelan bahkan tak mau jalan. Setelah
berjalan sekitar 4-5 meter aku mulai merasa relax dan betul saja
kudanya lancar jalannya. Agak lama aku mulai merasa nyaman dan
merasakan suka menunggang kuda. Ihhhh...senang banget dapat
pengalaman ini.
Sampai di kaki gunung para pemilik kuda
menawarkan pada kami apakah akan mendaki? Sejak dari awal cita-citaku
tinggi banget pokoknya harus naik ke kawah Bromo, namun saat sampai
di lokasi aku langsung geleng kepala. Karena apa? melihat spot
penanjakannya gila banget tegak lurus begitu! Aku jadi ingat saat aku
masih jadi Process Engineer dulu posisi tangki tegak lurus begitu
bukan masalah. Aku sudah kapalan naik tangga monyet. Tapi
sekarang....ohhh tidak!. Bahkan yang lainpun berkata tidak. Yo wis...
kita putar balik ke tempat awal kita start tadi. Aku makin sehati
dengan si "kuda" jalannya lancar bahkan si pemilik sudah
tidak lagi mendampingi. Asyiknyaaa....!
Akhirnya petualangan berkuda selesai!
Kami berada di pelataran kaki gunung batok yang dipenuhi lautan
manusia. Pengunjung paling banyak adalah group travel dari berbagai
instansi. Melihat bejibun manusia disitu yang karakternya berbeda
dari orang-orang di Bukit Cinta pagi tadi, tidak ada teposeliro
dengan sesama pengunjung, membuat aku ingin cepat selesai di sini.
Hanya mengambil beberapa foto kami segera berniat menuju lokasi
berikutnya. Sebelum naik kembali ke jeep kami sempat beli jajanan
"Cilok". Enak juga, murah meriah cuma 5 ribu per porsi.
Pengalaman berkuda, sensasinya menyenangkan lain kali kita ulangi lagi |
Atik jauh lebih relax |
Yang lain sangat relax sedangkan aku duduknya saja miring nyungsang hahaaaa... |
Ciri khas ke candi-an |
Lautan manusia ber group terlihat dari dress codenya di kejauhan |
No comments:
Post a Comment