Wednesday, 27 February 2019

EXPLORE BATU MALANG HARI KE-2

Tidur lebih cepat dan sangat nyenyak semalam membuat bangun pagi ini terasa segar sekali. Aku sudah terbangun jam 4.15 langsung mandi dan menunggu berkumandangnya adzan Subuh sambil nonton TV. Lama menunggu kok tidak terdengar adzan, aku menjadi bingung setelah melihat di luar sudah sangat terang padahal baru jam 5.15. Sambil keheranan aku bertanya
"Tik hari sudah terang kok aku tidak dengar adzan Subuh ya?"
"Astaghfirullah...sudah dari tadi jam setengah 5 waktu kau masih di kamar mandi", jawab Atik"Kok kamu gak bilang-bilang sih tik sudah Subuh!"aku ngedumel
"Aku tak tahu, kupikir kau sudah sholat, kau kan bangun duluan. Biasanya kan kau rajin"

Waduh...aku buru-buru menunaikan sholah subuh, ingin nangis banget kok jadi ketelatan begini ya??? Berasa dosa banget! Pantesan tadi jam setengah 5 aku lihat si ibu yang punya rumah sudah belanja sayur di gerobak dorong depan rumahnya, aku mikir kok pagi buta sudah ada penjual sayur keliling rupanya di Malang jam setengah 5 itu sudah siang.

Usai sholat aku masih kembali merapikan koper dan tas bawaan sebentar, cuma check and recheck saja takut ada yang tinggal. Setelah oke sambil menunggu Kotada dan Ade siap, aku keluar dan jalan pagi di jalanan dekat kami menginap. Ternyata area tempat kami menginap itu adalah kompleks home stay. Dari ujung ke ujung jalan setiap rumah adalah home stay, itu terlihat dari papan nama yang terpasang.

Ini home stay tempat kami mengina, dan mobil putih milik Andy
Komplek home stay
Kalau janji Andy semalam jam 7 kami harus sudah otw, ternyata jam 6 kami sudah stand by di depan pintu. Kami mengontak Andy (yang ternyata juga menginap di sini), bahwa kami sudah siap. Dia bilang tunggu sebentar bu.... kita tunggu sarapan datang dulu. Ohhhh... home stay ini including sarapan juga yah??? Kupikir kami akan cari sarapan di jalan seperti ke Bandung tempo hari. Hmm... keren amat paket travel kami kali ini. Murah meriah namanya.

Baru saja Andy bilang tunggu sarapan tak lama setelah itu belum juga 5 menit, dia datang membawa 4 box yang berisi sarapan. Wuih sarapannya lengkap terdiri dari nasi putih, ayam saos kecap teriyaki, capcay, sambal kering tempe. Cita rasanya maknyuss dan porsinya besar, sehingga aku dan Atik cukup makan 1 kotak berdua. 1 kotaknya dibawa saja untuk makan nanti di bandara (sayang sekali pas di bandara saat kami mau menyantapnya sudah basi). Selesai makan sekitar jam 6.30 an kami bersiap buat jalan, tapi tetep sebagai orang Indonesia yang punya tatakrama aku pamit dan salam-salaman sama tuan rumah (berasa nginep di rumah family aja nih). Selanjutnya OTW. Tempat pertama yang akan kami kunjungi adalah objek wisata Coban Rondo.

COBAN RONDO
Karena berangkatnya masih sangat pagi jadi sampai lokasi juga kami menjadi pengunjung pertama yang datang, hal ini terlihat dari area parkir yang masih melompong. Baguslah kalau begitu masih leluasa untuk melakukan apapun. Satu catatan penting yang aku acungi jempol adalah sistem pengaturan retribusi wisata di daerah Malang bahkan Bromo kemaren sangat bagus. Mengapa aku bilang begitu?

Sekitar pelataran parkir masih sepi ...
Aku membandingkan dengan saat aku ke Bandung bulan Desember kemarin. Di Malang dan Jawa Timur tiket masuk wisata itu jelas biayanya. Artinya hanya dibayar sekali di saat entri. Dengan harga tiket yang kita bayar tersebut seluruh wahana dan fasilitas yang ada didalamnya semua free. Sebagai contoh di Coban Rondo ini, tiket masuk per orang sebesar "cuma" 35 ribu rupiah saja. Ditambah biaya parkir mobil seharga 10 ribu rupiah. Dengan harga tiket itu kami boleh memakai segala macam fasilitas, dan wahana di dalamnya secara free, kecuali bila memakai ATV harus bayar lagi.

Sangat fair sekali. Tidak seperti destinasi wisata di Bandung, tiket masuk bayar, terus untuk setiap tempat harus bayar lagi, masih ingat sekali ketika aku diuber-uber petugas karena nyelonong masuk untuk foto di Kota Mini area Floating market. Lantas biaya parkir di wisata Kawah Putih yang tak masuk akal sebesar 150 ribu rupiah, bikin sakit hati banget. Lantas saat ke Jembatan gantung Situ Gunung.... biaya masuk bayar, mau nyebrang jembatan bayar pula... Padahal fasilitas parkir atau wisatanya gak juga oke banget. Keren deh Malang...Bravo!!!

Beberapa flora yang ada, Kecubung
Pakis hutan
Flora-flora
Sungai kecil yang jernih dan dingiiinnn
Gerbang masuk
Nih gerbang masuknya
Catatan legendanya
Denah lokasi
Hanya berjarak sekitar 200 meter dari loket masuk kita akan langsung menemukan air terjun ini. Inilah yang membuat aku kaget. Ceritanya setelah mobil diparkir kami langsung keluar. Begitu keluar mobil aku langsung takjub dengan pemandangan sekeliling, semuanya hijau segar, pohon-pohon menjulang, tanaman bunga seperti kecubung, bougenville terlihat subur. Aku dan Atik berjalan pelan sambil sibuk memoto objek apa saja yang terlihat menarik. Lagi asyik-asyik memoto saat aku berbalik badan seketika dimukaku nampaklah air terjun yang menakjubkan itu. Aku langsung berseru "Maashaa Alllah, cantik bangetttt...!" Aku kaget karena aku benar-benar tak menyangka jika lokasi air terjun itu mudah sekali dijangkau. Tadinya aku membayangkan medannya seperti kami harus tempuh saat ke "Curug Sawer Sukabumi". Aku benar-benar surprise hanya beberapa langkah dijalan mendatar sudah bisa melihat pemandangan indah ini. Maashaa Allah!

Tak jauh dari gerbang masuk dia telah terpampang nyata di depan mata
Foto full team yang berbaju merah Andy pemilik travel  Mount Bromo Malang
Betah banget dengan suasana hijau dan asrinya. Jiwaku banget
Tidak akan berasa lelah untuk jalan disekitarnya
Mulai ada beberapa pengunjung, tadinya hanya kami ber 5, serasa milik sendiri
Airnya deras dan kencang sehingga beberapa meter sekeliling dipasang police line dan peringatan tidak masuk area itu. Dangerous.. sayang banget ya tak merasakan hembusan airnya
Nama Coban Rondo berasal dari kata Coban yang mempunyai arti air terjun. Sementara rondo berarti janda. Nama yang diberikan pada air terjun yang berada di Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang ini menurut legenda yang berkembang di tengah masyarakat setempat berawal dari sepasang pengantin baru bernama Dewi Anjarwati dari Gunung Kawi dan suaminya Raden Baron Kusuma dari Gunung Anjasmara. Setelah usia pernikahan mencapai 36 hari atau dikenal dengan istilah selapan, Dewi Anjarwati mengajak suaminya berkunjung ke Gunung Anjasmara.

Sempat dilarang pergi oleh orang tuanya, tetapi keduanya bersikeras melanjutkan keinginannya. Hingga akhirnya, sesampainya di tengah jalan, pasangan suami istri itu bertemu dengan Joko Lelono. Joko Lelono yang tidak jelas asal usulnya terpikat dengan kecantikan Dewi Anjarwati dan berusaha untuk merebutnya dari tangan Raden Baron. Perkelahian pun terjadi, Raden Baron lalu meminta agar Dewi Anjarwati disembunyikan di tempat yang ada air terjunnya. Sementara itu, perkelahian sengit selama tiga hari tiga malam terjadi antara Joko Lelono dan Raden Baron. Hingga akhirnya keduanya sama - sama meninggal. Sejak saat itu, Dewi Anjarwati berstatus janda atau rondo.

Air terjun tempat Dewi Anjarwati menunggu suaminya itu pun diberi nama Coban Rondo yang artinya air terjun janda. Konon, batu besar yang ada di bawah air terjun itu merupakan tempat duduk Dewi Anjarwati sembari menunggu suaminya. Kini, lokasi air terjun yang ada di dalam kawasan Perhutani itu menjadi lokasi wisata yang digemari masyarakat.

Tadinya kami mengira objek wisata yang ada cuma air terjun ini saja, barulah saat usai menikmati gemiricik air yang seakan ditumpahkan dari langit, di arah jalan keluar kami melihat papan display tentang tentang apa saja yang ada di sini. Kami berteriak girang ternyata banyak sekali wahana di objek wisata ini, antara lain taman kelinci, ATV, play ground, flying fox, segway, taman labirin, arena memanah, pinball, wisata bekuda, sepeda gunung dan camping ground. Semua bisa kita nikmati secara free kecuali ATV.

Papan display tentang sarana dan fasilitas di objek wisata Coban Rondo
Labirin... salah satu spot dan arena favorite
Cafe
Pinballl
Panahan
ATV arena ...
Bingkai cantik
The blue frame
Blooming Flower Fuchsia
Yellow.....
Berhubung kami terikat schedule yang sempit, kami hanya mencoba taman Labirin, memanah, pinball dan ATV. Itupun happynya kami luar biasa, terutama saat tersesat dan tak ketemu jalan keluar saat di Labirin. Hahaaaa...memang enak tak bisa keluar! Di sini aku mempunyai pengalaman pertama belajar memanah. Berat juga menarik busur panah itu....! Aku yang punya riwayat engsel bahu pernah bergeser gak bisa tarik busur panah. Jadi jatah panah aku diambil Atik dan Ade. Yang paling suka adalah main Pinball. Seru.....! Menurut aku area Coban Rondo sangat tepat untuk wisata keluarga. Jadi bisa leyeh-leyeh sehari dan mencoba seluruh atraksi di wahana ini. Aku acungi jempol lagi deh. Sangat suka wisata Coban Rondo! Recomended!

Tuesday, 26 February 2019

BNS (BATU NIGHT SPECTACULAR)


Batu Night Spectacular adalah sebuah lokawisata yang berada di jalan alan Hayam Wuruk No.1, Oro-Oro Ombo, Kec. Batu, Kota Batu, Jawa Timur. BNS hanya beroperasi pada malam hari. Jam buka BNS adalah pukul 15.00 – 23.00 saat weekdays dan 15.00 – 24.00 saat weekend. BNS menggabungkan konsep pusat perbelanjaan, permainan, olahraga, dan hiburan di dalamnya. BNS berada dalam grup Jatim Park Group.

Begitu kami sampai lokasi warna-warni lampu dengan ornamen yang lucu dan cantik sudah menyambut. Kami senyum senang setelah agak kecewa karena saat tadi ke Alun-alun merasa kurang suka. Keren melihat aneka lampion warna-warni dengan berbagai bentuk yang indah. Andy lebih dulu melangkah ke loket untuk beli tiket masuk. Setelah menyerahkan tiket pada kami dia segera keluar.

Kami masuk dan memahami bahwa di sini adalah wahana permainan dan atraksi macam-macam mirip-mirip di Taman Impian Jaya Ancol. Karena merasa sudah tidak begitu muda lagi kami merasa kurang tertarik untuk mencoba permainan yang sangat menantang dan memacu adrenalin tersebut. Selanjutnya kami hanya muter-muter sambil foto-foto. Hanya sebentar dan akhirnya pulang ke Home stay. Istirahat dulu karena sudah sehari semalam kami benar-benar tidak istirahat. Alhamdulillah Allah meridhoi dengan kami yang sehat dan kuat saja. Good Night see you tomorow morning....sleep tight now!


Depan BNS

Arena  Baru disini lengkingan suara orang yang ikut permainan seperti anting-anting

Permainan lampu seperti festival lampu di PTC

Festival lampu




ALUN-ALUN KOTA BATU MALANG


Alun-Alun Kota Batu merupakan salah satu tempat di Malang yang biasanya dijadikan para pengunjung sebagai tempat untuk mampir sekedar beristirahat atau nongkrong-nongkrong belaka, Alun-Alun Kota Batu juga menjadi sebuah destinasi yang menambah lengkapnya obyek wisata yang layak dikunjungi di Malang.

Konon katanya Alun alun Kota Batu merupakan salah satu alun alun terbaik di Indonesia dan pernah mendapatkan rekor Muri sebagai tempat umum pertama kali di Indonesia yang bebas asap rokok. Sekilas sejarah tentang alun alun Kota Batu ( Kota Wisata Batu ) Jawa Timur, dimana alun alun ini telah berubah beberapa kali semenjak dibangun pertama kali oleh pemerintahan Hindia Belanda pada abad ke 17 sebagai fungsi taman perkantoran Belanda dikarenakan pada masa itu disekeliling alun alun Kota Batu merupakan gedung perkantoran, penjara, peternakan sapi dll yang di duduki oleh Belanda.

Sebagai pusat taman pusat kota, alun-alun kota Batu juga disebut sebagai titik nol kota Batu, dan untuk saat ini di sekitar alun alun telah dilengkapi berbagai macam wisata kuliner dan wisata belanja yang akan memanjakan bagi siapa saja yang berkunjung ke alun alun Kota Batu, dilengkapi fasilitas seperti toilet, tempat duduk yang nyaman, alun alun Kota Batu juga sangat cocok dijadikan tempat bersantai untuk menikmati sunset kota Batu.Untuk melengkapi sarana ibadah, terdapat Masjid bersejarah ( salah satu masjid yang pertama kali berdiri di Kota Batu ) masjid agung Annur terletak di sisi sebelah tenggara alun alun.

Sebelum ke Alun-Alun kami harus santap malam dulu. Agak rada lama juga menentukan pilihan cafe/resto, karena catatan beberapa destinasi kuliner terfavorit yang aku dapat dari hasil browsing di google rata-rata lokasinya sangat jauh, akhirnya atas saran Andy kami menuju Warung Mbok Sri. Masuk ke area resto ini parkiran sudah penuh, namun masih beruntung kami masih dapat parkir. Warung Makan Mbok Sri ini terdiri dari 2 lantai dengan kapasitas lebih dari 400 orang Begitu melangkah masuk nampaknya lantai 1 sudah penuh. Kami menuju ke lantai 2, bersyukur masih dapat meja kosong yang terletak di pojok kanan dekat tempat cucian tangan. Dari tempat kami duduk view disamping kami sangatlah menarik. Terlihat hamparan ladang atau sawah yang dikelilingi pegunungan, sayang sudah malam sehingga view yang terlihat samar-samar. Kalau siang hari pastilah sangat menarik.

Kami segera memesan menu. Menu yang kami pesan cukup banyak dan beragam Gurame asem manis, Ayam bakar, dan menu special khas yaitu Ayam mbok Sri (Rasanya nendang pedas banget!), sepiring besar tahu, cah kangkung, cah taoge, seporsi sambal pedasnya. Jika harus memberikan testimoni cita rasa di resto ini "Not bad" tapi belum bisa dibilang maknyuss. Yang paling berkesan adalah sambal terasinya pedasss mantap...meleleh lidah dibuatnya. Namun untuk ukuran harga termasuk agak mahal.

Tidak membutuhkan waktu lama dari Warung Mbok Sri mungkin hanya sekitar 10 - 15 menit kami sudah sampai di Alun-alun kota Batu, jalanan sangat ramai bahkan ketika mobil Andy memperlambat laju untuk melihat-kiri kanan mencari parkir semua penuh, akhirnya Andy mempersilahkan kami turun dulu baru dia akan mutar-mutar mencari parkir. Masuklah kami ke lokasi yang penuh dan padat. Banyak ornamen permainan, dan apa saja aku tak begitu paham, semua pernak pernik yang ada di lokasi memancarkan cahaya. Kami masuk lebih ke dalam.. waduh tempat ini sangat padat pengunjung , nampaknya sebagai tempat istirahat/weekend bagi warga Batu Malang sekitarnya. Pengunjung yang membludak melebihi kapasitas prasarana yang ada sehingga mereka tidak lagi tertampung untuk duduk di kursi-kursi taman yang tersedia. Sebagian pengunjung ada yang berdiri-diri bahkan duduk menggeletak di lantai jalanan. Hiruk pikuk suara musik dan pertunjukan seni tradisional. Kami bingung dan merasa kurang nyaman dengan kondisi yang seperti ini.
Pelataran parkir Warung Mbok Sri

Di sisi Kanan kami itu viewnya asri
Akhirnya kami memutuskan segera keluar, bahkan saat kami melangkah keluar arus pendatang yang hendak masuk lokasi berduyun-duyun semakin banyak. Kami buru-buru keluar. Ade menelpon Andy yang masih putar-putar karena belum dapat parkiran. Kami minta dijemput lagi meski belum sampai 5 menitan, dia agak kaget, Kenapa?? Alasan kami sumpek karena terlalu padat pengunjung. Selanjutnya kami menuju destinasi terakhir. 

Gerbang masuk Alun-alun

trotoar

Apel Malang sebagai Icon di Alun-alun

Monday, 25 February 2019

MUSEUM ANGKUT MALANG

Menyudahi destinasi terakhir yang begitu memukau di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Donny melajukan kembali jeepnya menuju meeting point yang semalam Andy menyerahkan kami padanya. Hari masih sangat pagi mungkin sekitar jam 7- an, tetapi terik matahari sangat menyilaukan. Beruntungnya cuaca sekitar sangat sejuk bahkan cenderung dingin. Aku suka dan cocok dengan cuaca dingin. Sesudah berbasa-basi dengan Donny kami mengucapkan terima kasih dan sampai jumpa......

Saat kami sudah melaju di dalam mobilnya Andy pertama-tama dia menawarkan untuk cari sarapan dulu, namun kami menolak karena tadi sudah 2 porsi dan 2 jenis kudapan yang kami santap. Seporsi cilok dan bakso Malang. Aku nyadar juga...ah jangan-jangan justru Andy yang belum sarapan soalnya dia berkali-kali ngajak sarapan. Aku balik bertanya apakah dia belum sarapan namun dia bilang sudah sarapan. Apakah dia basa basi saja? Entahlah yang penting aku sudah balik nawarin untuk sarapan.

Bakso Malang Bukit Teletubies
Ternyata perjalanan Probolinggo (Kawasan Bromo) menuju Malang sangat lama juga. Kalau kata Andy sih tidak terlalu jauh sih jaraknya hanya saja macet parahnya itu yang bikin lama. Sebenarnya aku tertidur mulai dari start mobil melaju, aku terbangun saat Andy mampir di stasiun pengisian bahan bakar, karena aku merasa gerah. Ohhh... sudah masuk kota Pasuruan rupanya, keadaan cuaca sangat kontras, kalau tadi di area Bromo dingin dan sejuk disini panas menyengat mirip cuaca Surabaya atau Jakarta panass. Lucunya bangun-bangun aku langsung ngajak cari masjid atau rumah makan yang ada mushollahnya untuk santap siang sekalian sholat Dzuhur. Semua bingung dengan permintaanku... dan teriak masih jam 10 buuuu.... ! Wkwkwkwkwk..... Ohhhh..... iya, perasaan sudah lama banget kita berjalan.

Kami akhirnya mampir di sebuah rumah makan "Kartini", kalau rasa makanannya "Not Bad" tapi tidak maknyusss. Yang aku salut dan acungi jempol adalah fasilitas kamar mandi/toilet dan mushollahnya itu bersihhhhh tiada tara. Kotada malah sempat mandi. Habis makan siang kami melanjutkan menikmati macet parahnya, bayangkan kami sampai ke Batu Malang itu jam 4. ...huft. Kami langsung diantar Andy ke Museum Angkut.

Museum Angkut Malang ini sudah sangat fasih dan akrab terdengar di telingaku. Aku sudah banyak dan sering sekali mendengar dan melihat foto-foto di museum ini yang sangat instagramable. Jadi ada sedikit rasa penasaran dalam hatiku, seperti apa sih aslinya museum ini. Museum Angkut Malang merupakan salah satu tempat wisata baru yang diresmikan pada tanggal 9 Maret 2014. Museum ini juga tercatat sebagai museum transportasi pertama yang ada di Asia. Dan sejak mulai dibuka pada 09 Maret 2014 yang lalu, museum ini selalu penuh dikunjungi oleh para wisatawan baik domestik maupun internasional.

Museum ini mengusung tema transportasi untuk mengedukasi masyarakat tentang sarana transportasi yang ada dengan sedikit sentuhan entertainment membuat museum ini kerap dijadikan tempat event berbagai komunitas, pameran mobil bahkan biasa dijadikan tempat pengambilan gambar dalam video klip dan foto prawedding.

Setelah Andy membelikan tiket untuk kami. Oh iya tambahan informasi bahwa jika kita membawa camera DCLR, mirrorless dsb maka harus membeli tiket khusus buat camera tersebut. Kebetulan kami membawanya (padahal pas di dalam tidak dipakai sama sekali. Sayang ...banget harga tiketnya lumayan mahal). Tentang harga tiket masuk museum ini kami tidak tahu karena semua tiket masuk wahana sudah termasuk biaya paket tour kami. Tapi aku berusaha mencari tahu melalui sumber google yaitu Rp. 70 ribu untuk weekday. Sedangkan weekend sebesar Rp.100 rb. Untuk camera sama sebesar itu. Aku jadi bertanya-tanya apakah harga tiket  sebesar itu all in permobil atau perorang. Aku jadinya mikir kalau itu untuk perorang artinya kasian banget si Andy mana dapat untungnya yah???? Murah sekali dia kasih harga paket tour per-orang selama 2 hari 1 malam Rp.900 ribu.

Dari area parkiran menuju pintu masuk

Kami dipasang gelang masing-masing sebagai tanda masuk. Pas masuk dan keliling di lantai dasar itu, ada sedikit rasa kecewa dalam hatiku. Ohhh...cuma segini doang??? Kami berempat juga punya perasaan yang sama. Kami mencoba menghibur hati, coba saja masuk terus, naik ke lantai 2 dan akhirnya karena harus menuju jalan keluar semua zona mau tidak mau, suka tidak suka harus dilewati juga. Berikut beberapa zona yang ada di museum Angkut Ini.

Zona Hall Utama 
Usai dari scanner pemeriksaan dan pemasangan gelang sebagai tanda masuk kita akan langsung menjumpai zona Hall Utama. Di zona ini kita akan melihat koleksi mobil dan motor klasik yang ada di seluruh dunia. Untuk mereka-mereka yang merupakan penggemar berat mobil dan motor klasik, ini adalah tempat yang sangat menyenangkan . Jika diperhatikan, mobil zaman dahulu ini lebih menonjolkan sisi artistik bila dibandingkan mobil sekarang. Ini wajar karena dulu mobil sangat segmented banget dan sekarang mobil sudah dibuat komersial.

Air force
Mobil antik
Ayo mau pilih yang mana
Zona Edukasi
Masih berada di satu ruangan yaitu hall utama, Zona Edukasi ini akan memperlihatkan bagaimana sejarah perkembangan transportasi. Mulai dari sepeda, kereta api, kendaraan bermotor, sampai sekarang yang sudah memasuki era mobil listrik.

Zona edukasi
Selanjutnya kami menuju lantai 2, di area ini kita bisa melihat replika dari Air Force-nya Indonesia atau pesawat kepresidenan. Di dalamnya akan terlihat fasilitas yang ada di dalam pesawat seperti ruang meeting, bar, dan juga kamar tidur presiden.
View alamnya kelihatan dari lantai 2 ini
Air force area serasa pengen terbang
Cover boy dari Palembang
Zona Batavia dan Pecinan
Turun dari lantai 2 kita akan berjalan dan masuk ke area outdoor, yaitu Zona Batavia dan Pecinan. Kita diajak melihat era di masa sebelum kemerdekaan dan suasananya sangat tradisional. Bentuk rumah yang sangat tradisional dan juga melihat dari dekat bagaimana pecinan ini selalu konsisten dengan gayanya yang oriental.
Zona Pecinan kental sekali dengan lampion merah menyalanya
Toko-toko tradisional di Pecinan
Batavia tempo dulu, ini pelabuhan Sunda Kelapa
Zona Amerika, Gangster, Broadway Street, Hollywood & Las Vegas
Puas melihat bagaimana perkembangan transportasi dan juga bentuk rumah Indonesia zaman dahulu, selanjutnya kita akan diajak ke luar negeri yaitu Zona Amerika yang terdiri dari Zona Gangster, Broadway Street, Hollywood dan Las Vegas. Zona ini merupakan cerminan daerah California dan juga New York yang ketika itu sangat terkenal dengan sebutan gangster dan broadway. Perkembangan entertainment Amerika Serikat akan ditampilkan dengan sangat keren di sini.

Suasana padang luas berpasir seperti di film Coboy yang kita saksikan di acara televisi
Mobil antik America zone
Di zona ini akhirnya aku menemukan lokasi foto yang sangat instagramable itu. Yaitu zebra cross Broadway street. Karena lokasinya sangat terkenal, jadi untuk foto di sini harus antri dan  sabar menanti. Terlebih lagi terhadap group travel yang banyak pesertanya dan mayoritas ibu-ibu sosialita. Mereka ini tak paham antri dan ditungguin jatah giliran oleh pengunjung lain yang juga mau foto di situ. Bikin geleng kepala melihat mereka setelah kelar foto-foto bukannya langsung lari. Eh.. malah heboh dan ngobrol membahas foto mereka dispot tersebut. Waduh ibu-ibu ....teposeliro dong yang lain juga mau. Kalau membahas hasil foto, kan bisa minggir dulu kenapa???Hmmm...hmmm

Zebra cross terinstagramable
Coboy dan....???
Kantor Polisi America
Besi rongsokan America
Aku di persimpangan jalan...wkwkwkw
Hai bocah pulang jangan becanda di jalan
Zona Eropah
Berpindah dari Amerika Serikat, Zona Eropa ini bakal menampilkan bagaimana keunikan Eropa dan termasuk pula Buckingham Palace. Akupun sering melihat foto-foto instagramable di zona ini seperti menara Eiffel dsb. Kami tidak begitu tertarik untuk foto-foto di zona ini, karena bagi kami yang sudah pernah travelling ke Eropah langsung, zona ini terlihat kurang greget.

Zone Eropah

di Paris nih
Sayang orangnya gak dapet karena spacenya sempit buat ambil gambar
Selalu tertarik dengan warna warni bunga Buckingham Palace

Buckingham Palace
Akhirnya ketemu juga jalan keluar lokasi. Lega sekali... karena rasanya bosan banget di dalam. Di jalur keluar sebelah kiri terdapat zona "Floating Market", tapi kami males buat mampir. Pastilah sama saja auranya seperti floating market di Bandung atau Thailand. Cusss... kita pulang saja. Pas nyampe mobil Andy agak kaget kok cepat banget katanya??? Di itinerary memang schedulenya sampai jam 7 malam di sini. Ini baru jam 5 sudah kelar. Kami bilang kurang greget tuh bagi kami, karena kami sudah menjumpai lokasi yang rada-rada mirip saat ke Bandung, Korea dan Thiland. Andy manggut- manggut.

Ketemu ini di pintu keluar
Jalan keluar
Selanjutnya mobil Andy langsung menuju Home stay tempat kami menginap. Kami masuk ke dalam sebuah perkarangan rumah yang sangat besar. Di dalam perkarangan tersebut terdiri dari sebuah rumah 2 lantai dan disebelahnya terdapat beberapa rumah kecil terpisah. Aku membaca papan nama yang tertera "Novi Home Stay". Menginap di Home stay adalah pengalaman baru buat kami. Aku suka ...karena rasanya homy banget! Satu rumah lumayan besar dengan 2 kamar dan 3 double bed. Fasilitasnya mirip-mirip hotel, sabun mandi, sikat gigi dan handuk tersedia. Malah tersedia dapur dengan peralatan memasak lengkap. Enak juga tinggal di home stay. Pagi hari saat aku berjalan-jalan pagi baru kuketahui kalau di sekitar tempat kami menginap memang sebuah kompleks per"home stay"an. Aku juga melihat banyak juga tamu yang menginap di "Novi Home stay", jika melihat plat mobil yang terparkir semuanya berasal dari luar Malang , seperti Serang, Jakarta dan Surabaya. Home stay sepertinya merupakan sebuah bisnis yang cukup menjanjikan bagi penduduk Batu Malang.