Thursday 18 February 2016

JOGYA ON VACATION DAY 1ST

Kehidupan adalah langkah penuh warna yang membentang. Laksana fatamorgana menyilaukan, membenamkan. Meski coba dan ujian melingkupi, maka makna hidup adalah bagaimana sikap kita dalam menghadapi. Karena hidup adalah pilihan , kitalah yang berhak untuk memilih kebenaran atau salah, bahagia atau derita, baik atau buruk, hidayah atau celaka. Tak seorangpun berhak menentukan pilihan dalam hidupku.

Meski dia merenggut kebahagiaanku dengan merampas anak-anak, berusaha menghakimi, memenjarakan, menebar aib, aku tidak pernah ikut dalam "game" yang dia tawarkan. Aku tetap bahagia, tertawa, lepas, dan makin gemuk aja (Heheee... saking no problemnya ya). Semoga aku terus berusaha mengisi sisa kehidupanku dengan jalan yang baik.

Dalam kesepianku aku tidak pernah merasa kesepian, masih banyak saudara, keponakan yang bisa menemani dan membuatku bahagia.



Dari sekedar omongan iseng sepulang kondangan Sabtu minggu lalu akhirnya kami jadi juga berangkat travelling mengisi liburan akhir tahun ini. Bersama Tami dan Kotada Jogya Holiday Tour ini terasa sangat menyenangkan. Yuk simak reportase perjalanan kali ini :

TAMAN WISATA MERAPI
Perjalanan menuju Kaliurang dari arah Jogya akan mengingatkan kita pada lukisan pemandangan saat kita masih di TK. Sebuah gunung dengan jalan di tengahnya serta hamparan hijau yang membentang di  kedua sisinya dihiasi dengan rumah penduduk, akan menghilangkan penat dalam bingkai lukisan alam. 

Diselimuti  hujan dan angin yang berhembus dingin , ketika kami melintasi daerah ini membuat kami merasa  takjub dengan kekuasaan ALLAH. Udara yang menari melewati pepohonan dan turun dengan gemulai,  memberi rasa segar ketika menerpa tubuh. Pemandangan Gunung Merapi memberi sensasi tersendiri di kawasan ini. Bagaikan seorang gadis desa yang menutup tabirnya bila sengaja diperhatikan, gunung ini akan tertutup kabut seolah malu bila sengaja datang untuk melihatnya.

Sayangnya ketika kami mengunjungi tempat ini hujan deras mengguyur lokasi sehingga pegunungan sama sekali tak terlihat. Bersembunyi dibalik kabut. Bahkan di lokasi ini hanya kami bertiga pengunjung yang datang.

Beruntung bapak pemilik warung meminjamkan payung yang bisa dibayar sesukanya (Kami membayar 5 ribu untuk harga sewa 3 payung yang membuat menyesal karena membayar terlalu murah, hal ini disadari ketika menyewa payung di Borobudur, 10 ribu perpayung. Duh... nyesel deH). 

Pintu masuk taman wisata Merapi, tiket masuknya murah sekali Rp. 5500/orang
Hujan mengguyur kita, tapi driver kita bilang bersyukur hujan sehingga air terjunnya ada, kalau gak hujan air terjunnya gak nampak
Payung bertebaran disana sini, dan jalanannya licin banget kurang mood untuk masuk lebih dalam lagi ditempat wisata ini


MUSEUM ULEN SENTANU
"Tak mungkin orang dapat mencintai negeri dan bangsanya, kalau orang tak mengenal kertas-kertas tentangnya. Kalau dia tak mengenal sejarahnya."

Terletak Jalan Boyong, kawasan wisata Kaliurang, sekitar 25 kilometer dari pusat Kota Yogyakarta, Museum Ullen Sentalu menyajikan pengetahuan tentang seni dan budaya Jawa dengan cara yang berbeda.Tiket masuk ke museum ini untuk wisatawan lokal @ Rp 30.000 per orang.

Ruang Selamat Datang dipenuhi unsur kayu dan batu yang kental, dilindungi oleh pepohonan yang sejuk dan asri. Di sini terdapat tulisan tentang latar belakang pendirian Ullen Sentalu, serta arca Dewi Sri yang dipercaya sebagai dewi kesuburan. Dari sini Anda akan diperingatkan satu hal:

"Tidak boleh mengambil gambar dalam bentuk apa pun," begitu kata pemandunya.

Katanya, selain merusak karya seni yang otentik, hal ini juga mengganggu 'nyawa' yang ada di ruangan itu. Percaya atau tidak, lebih baik Anda menuruti perkataan pemandu untuk menghormati warisan budaya yang ada di situ. Tetapi memang saya merasakan aura magis sangat kental selama berada didalam lokasi. Desain arsitektur outdoor maupun indoor museum ini membuat saya berdecak "awesome". Bagus ya buat lokasi prewedding. Sayangnya gak boleh making caspture ya...

Museum Ullen Sentalu menumbuhkan kecintaan terhadap budaya dalam negeri, khususnya Jawa, dengan cara yang tak terelakkan. Historis, luhur, sekaligus cantik dan elegan. Ini adalah museum yang wajib Anda kunjungi ketika sedang berada di tanah Jawa.
Menunggu antrian untuk masuk
http://dustysneakers.files.wordpress.com/2013/04/ullen-sentalu-2.jpeg
Salah satu ruangan didalam museum (foto ini didapat dari Google karena secara aturan gak boleh ambil foto didalam.
Restaurant yang terletak di lantai 2, seluruh menunya ala Belanda
Wedang jahe terenak yang pernah aku nikmati, ini suguhan wajib yang disediakan sebelum kunjungan museum berakhir. Pas banget dengan susana dingin karena hujan seharian
Exit area, tetep artistik


KETEP PAS
Jawa Tengah banyak menyebar pegunungan yang sangat indah dan menajubkan untuk disaksikan langsung, bisa dengan melihatnya dari kejauhan atau mendaki hingga atas puncak. Kalau di Dataran Tinggi Dieng  Petualang bisa melihat kemegahan pegunungan dari dekat. Namun untuk menikmati Gunung Kembar Sindoro dan Sumbing, Petualang bisa menyaksikan dari kejauhan pun nampak bagus. Nah, di sekitar Kabupaten Magelang, tepatnya di Desa Ketep, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Megelang terdapat tempat yang menarik untuk melihat eksotisme alam. Orang lebih banyak menyebutnya dengan Ketep Pass yang merupakan Gardu Pandang untuk melihat gunung Merapi dan Merbabu nampak lebih dekat dalam satu sudut yang sama. Selain Pandang, di Ketep Pass juga banyak titik-titik yang menarik lainnya.

Untuk harga tiket Masuk ke Ketep Pass sangat terjangkau hanya Rp. 3.000,- per orang ditambah biaya parkir sebesar Rp. 3.000,-. Petualang bisa menikmati berbagai keindahan alam yang menajubkan, dari hijau pepohonan yang menyebar hingga ujung mata sampai pegunungan berjajar dari berbagai sisi. Petualang jika beruntung bisa menikmati gagahnya Gunung Merapi dan Merbabu tanpa kabut dan awan, atau menikmati dari kejauhan gunung kembar Sindoro Sumbing dan beberapa pegunungan kecil yang nampak terhampar indah. Untuk melihat lebih leluasa silakan untuk menuju di Gardu Pandang Ketep Pass yang terletak paling atas sendiri. Disana juga disediakan gazebo untuk menikmati pemandangan dengan lebih santai. Sayangnya kami kurang beruntung kali ini, hujan deras menyebabkan keindahan gagahnya gunung Merapi dan Merbabu bersembunyi dibalik awan. Ahhh.. tapi tetep aja area ini terasa indah terutama cuacanya yang sejuk dan dingin. 

Pemandangan sekeliling yang sangat indah sayang sekali karena hujan mereka diselimuti awan
Berada disini inget dengan Camlica Hill di Turki, mirip


CANDI BOROBUDUR



Wisata terakhir dihari pertama traveling kami adalah Candi Borobudur. Candi Borobudur merupakan satu dari 7 keajaiban dunia, tidak hanya megah dan besar, dinding Candi Borobudur dipenuhi pahatan 2672 panel relief yang jika disusun berjajar akan mencapai panjang 6 km! Hal ini dipuji sebagai ansambel relief Buddha terbesar dan terlengkap di dunia, tak tertandingi dalam nilai seni.

Untuk mengikuti alur jalinan kisah yang terpahat pada dinding candi, pengunjung harus berjalan mengitari candi searah jarum jam atau yang dikenal dengan istilah pradaksina. Masuk melalui pintu timur, berjalan searah jarum jam agar posisi candi selalu ada di sebelah kanan, hingga tiba di tangga timur dan melangkahkan kaki naik ke tingkat berikutnya. Hal ini dilakukan berulang-ulang hingga semua tingkat terlewati dan berada di puncak candi yang berbentuk stupa induk. Sesampainya di puncak, layangkanlah pandangan ke segala arah maka akan terlihat deretan Perbukitan Menoreh, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Merapi, dan Gunung Merbabu yang berdiri tegak mengitari candi. Gunung dan perbukitan tersebut seolah-olah menjadi penjaga yang membentengi keberadaan Candi Borobudur.

Hujan deras menyambut kedatangan kami di pintu masuk, tapi tidak menjadi penghalang keinginan yang begitu kuat untuk melihat keajaiban dunia ini. Setelah membayar tiket masuk (Rp. 30.000 perorang untuk wisatawan lokal) para ojek payung penuh semangat menawarkan sewa payung, agak sedikit kaget dengan harga yang ditawarkannya 10 ribu rupiah per payung, (jadi nyesel karena inget membayar sewa payung di Merapi yang ditawarkannya terserah mau berapa, dan aku cuma membayar 5 ribu rupiah untuk 3 buah payung hmm...) tapi mau tak mau tetep sewa juga.

Meski hujan deras mengguyur pengunjung yang sebagian besar wisatawan lokal sangat ramai. Ini hal yang menjadi catatan penting bagiku. Pengunjung yang padat agak susah untuk mengambil moment foto, karena rata-rata wisatawan lokal tidak paham arti bergantian. Sangat berbeda ketika aku melancong ke Bali yang sebagian besar wisatawan manca negara, mereka sangat toleransi sekali mempersilahkan orang yang yang menunggu untuk dapat foto di scene yang bagus. Sampai-sampai aku harus menegur seorang pemuda berlogat Jawa medok sekali, agar mau bergantian mengambil foto karena sudah hampir 10 menit dia tak juga beringsut dari tempat yang memang scenenya sangat bagus. Hmmmm.... 

Bangku taman yang terdapat beberapa meter sebelum masuk area candi, adalah objek pertama yang menarik perhatianku untuk capture
Pelataran pintu masuk arah ke Candi
Monumen yang terdapat hanya beberapa meter arah ke Candi
Siap-siap naik. Lucu banget komentar Tami "Bik Esi inhaler seretida dan BMC cream dibawakan???". Secara dia khawatir asthmaku kumat karena kecapean. Wkwkwwkk...segitunya Mi!
Alhamdulillah berhasil juga sampe atas meski ngos-ngosan tapi yang paling penting gak bengek. Horeee...
Ayo Tami....! Bik Esi gak bengek kan???? Berhasil berhasil
Salah satu arca yang masih ada stupanya. Berpegangan karena serem kondisi hujan dan linci dan posisiku dipinggir
Menuju pintu keluar hujan semakin deras lihatlah indahnya genangan air dijalan seperti kaca. Area pintu keluar ini dipenuhi pedagang souvenir.

 Dan candi Borobudur merupakan penutup rangkaian perjalanan wisata hari ini. Bahkan meski diajak driver untuk wisata kuliner kami menolak karena sudah sangat kecapean. Tapi tetep ada satu moment foto yang cukup menarik dan terpaksa foto menggunakan tablet disaat camera, HP sudah low batt semua. Di gerbang perbatasan Jogyakarta dan Jawa Tengah. Maghrib telah tiba ketika melewati gerbang perbatasan tersebut. Kerlap kerlip lampu jalannya membuat indah senja di batas kota.

Tapal batas Kota Jawa Tengah dan Jogyakarta menjelang Maghrib lampu jalan berkilauan disana sini indah.

No comments: