Libur idul fitri kali ini sangat lama, seminggu merupakan waktu yang panjang bagiku kalau harus dihabiskan dirumah sendirian. Bisa bengkak mata dan badan ini karena pastilah akan kebanyakan tidur. Untuk mengantisipasi hal ini sudah dari jauh aku menyiapkan kegiatan untuk mengisi libur panjang ini. Mulai dari menyelesaikan jahitan bajuku yang masih belum kelar, bongkar tanaman, merajut dlsb. Tapi pasti akan sangat membosankan ya menghabiskan waktu sendiri.
Tanpa rencana di lebaran pertama itu saat ibu Angga pamit pada papa untuk meminta izin Atik untuk menunggu rumahnya sebenarnya sudah terbersit keinginanku untuk ikut. Tapi menyadari kapasitas mobil mereka aku gak berani melontarkan keinginanku. Namun tanpa dinyana saat kami main kerumahnya, Ibu Ade n Acep melontarkan keinginan ikut, aku jadi bersemangat untuk ikut. Toh bisa bawa mobilku karena ada Acep yang bisa menyopirinya. Ya udah deh klops... and lets go.
Janjinya habis subuh berangkat, tapi kenyataannya jam 7 baru start dari Arafuru. Yah... perjalananpun dimulai.
Setelah rehat sholat dzuhur perjalanan dilanjutkan lagi, mencari tempat untuk makan siang. Sayangnya aku gak sempat mengambil foto saat rehat makan siang. Ada sih foto2nya tapi camera Angga.
Usai sholat dzuhur di Masid Darussalam Muara Beliti |
Selesai makan siang perjalanan dilanjutkan lagi dan seperti ada yang memburu, karena harus mengejar waktu supaya ketika melewati Curup atas bisa sampai sebelum Maghrib, konon katanya daerah itu rawan perampokan oleh kelompok bajing loncat. Serem juga dengernya.
Stop di desa Bermani numpang kencing di rumah orang
Pada akhirnya Curup Atas dilewati juga beberapa menit menjelang Maghrib, syukur Alhamdulillah karena dikenal daerah rawan dalam rangka lebaran daerah itu dijaga ketat oleh aparat kepolisian bahkan Posko Lebaran didirikan disitu cukup besar. Dan seperti diatur pada waktu yang bersamaan banyak mobil pemudik yang beriringan seperti konvoi.Aman....Alhamdulillah.
Sekitar jam 9 malam nyampe juga ketujuan yaitu rumah keluarga kak Iwan. Tapi karena kondisi rumah yang tidak memungkinkan kita-kita nginep di hotel Asri gak jauh dari situ. Lumayan sih hotel bintang 3. Hmmm...hmmm... aku tetep mandi meski airnya seperti es, karena kata Acep harus mandi supaya penyesuaian suhu tubuh supaya tidak kedinginan. Heheee.. nurut aja nih saya. Tapi malemnya tetep aja kedinginan. Ya memang gitu namanya juga daerah pegunungan, gak terlalu dingin banget sih dibanding Pengalengan saat outbond. Cusss istirahatlah untuk melanjutkan trip besok pagi.
Pagi selesai subuh sempet jalan kaki bertiga kak Iwan, Ibu Angga menuju arah pegunungan, hmmm cuacanya masih seger banget. Belum nyampe ke pegunungan kak Iwan punya ide kenapa gak pagi-pagi sekali aja jalan-jalannya. Akhirnya kami pulang lagi ke hotel, gubrak2 yang masih tidur...supaya siap-siap untuk jalan-jalan.
Pas banget setelah semua siap berangkat sarapan pagi dari hotel dateng. Cusss..kita sarapan lontong sayur dulu. Enak.. dan porsinya besar banget sehingga untuk rombongan cewek satu piring dibagi dua. Selanjutnya Lets go....
WISATA AIR PUTIH
Air Putih, merupakan tempat wisata sumber air panas yang sangat menarik yang terletak ± 10 Km sebelah Timur dari Kota Muara Aman di Desa Air Kopras,kabupaten Lebong. Adapun untuk menjangkau lokasi tersebut ada dua alternatif jalan menuju kawasan yaitu dari jalur Bengkulu Utara dengan melewati kecamatan giri mulya yang terdapat perkebunan kopi di sisi jalan.Alternatif kedua yaitu melalui curup menuju Muara Aman dengan melalui Danau Tes. Wisata ini menawarkan atraksi air panas yang keluar dari perut bumi, dengan pemandangan alam indah yang bernuansa pedesaan.
Tapi sedih banget melihat lokasi tersebut tidak dijaga dengan baik, tercemar parah deh. Itu sungai penuh sampah bekas botol minuman, pembalut dan bekas pampers yang penuh kotoran bayi. Duh jadi ill feel ...padahal pemandangannya indah banget. Ah.. Indonesia banget dah.... gak ngerti aset alam berharga. Gak kebayang beberapa tahun lagi bakal air sungainya udah ketutup semua kotoran pampers dan botol minuman. Habisss dah... Belum lagi pedagang yang memasang tenda pas ditengan bebatuan di area sungai. Semrawutnya... mau ambil foto aja susah kehalangan mereka. Hufttt...
Keputusan bersama kita pulang kehotel dulu sebelum melanjutkan perjalanan tour berikutnya karena banyak yang sampai CD basah jadi harus ganti baju dulu. Horeeee ...senengnya karena kupun pengen ganti baju pula meski baju dan leggingku cuma basah diujungnya aja. Harus ganti baju dengan alasan gak enak foto di 2 tempat pakaiannya itu-itu aja. Lagian baju yang tadi gak enak dilihat difoto terlalu soft. heheeeeee...
Angle yang paling indah menurutku air yang mengalir di kakiku itu panassss |
Panas kakikuuu |
Ini ibu-ibu yang takut basah tuh lihat koto ya bebatuan itu apalagi di bawa tenda di belakang itu |
DANAU PICUNG
Danau Picung ini adalah bekas galian-galian orang Belanda dan tempat memutar kincir pengolahan emas yang berada di lobang tambang, yang sekarang ini dikenal dengan nama wisata lobang kaca mata. Dengan ditinggalkannya bekas-bekas galian tersebut keluarlah mata air yang memenuhi seluruh bekas galian dan sekarang dikenal sebagai objek wisata danau picung yang pemandangannya sangat indah dan masih alami.
Danau Picung ini banyak menyimpan sejarah tentang awal mula kabupaten Lebong yang merupakan daerah tua dan memiliki banyak kekayaan alam terutama tambang emas. Pada masa revolusi, wilayah ini telah berkontribusi dalam pembangunan Monumen Nasional, atau yang dikenal dengan nama Monas di DKI Jakarta, pada puncaknya terdapat emas , dan menurut sejarah sebagian emas tersebut dari Lebong
Sejak mulai masuk kendala sudah mulai terjadi. Setelah memungut uang restribusi kami sama sekali tidak diarahkan harus masuk lewat mana Sejak mulai masuk kendala sudah mulai terjadi, setelah memungut uang restribusi kami sama sekali tidak diarahkah harus masuk lewat mana, dan rambu-rambu petunjuk juga tidak terlihat, sehingga kami ternyata masuk melalui pintu keluar. Nah terjadi bentrokan dengan ibu-ibu yang nyetir dengan angkuhnya. Karena dia merasa terganggu dengan mobil kami yang mengambil jalannya untuk keluar tanpa mau memaklumi kami wisatawan luar yang tidak tahu.Yah..... jadilah ibu Ade terpancing emosi dengan keangkuhan ibu tersebut. Pakai mobil dinas plat merah aja sombong katanya! Hmmmm...hmmm kita sudah berusaha mundur kasih dia jalan masih marah juga. Untung kita bisa lebih sabar. .... Ngalah deh ngalah... Setelah sedikit insiden tersebut akhirnya kami bisa masuk juga. Melangkah keluar mobil aku sudah terhipnotis dengan pemandangan alamnya yang sungguh indah. Tak kupedulikan lagi sengatan matahari yang luar biasa terik. Maka seperti biasa akupun mulai selfie. Tanpa kusadari ketika diperjalanan pulang Idham dan Acep berkomentar "Tahu dak bik Esi saat di Danau Picung sudah menjadi orang ter ALAY sedunia.Bahkan sampe seluruh pengunjung itu noleh kalau lihat bik Esi" Hahahaaaa.... maaf pemirsa saya mah selalu gak nahan kalau lihat scene yang indah..... Nah pemirsah... ini dia hasil jepretan yang teralay sedunia itu.
Entrance dengan pemandangan yang awesome. Masya Allah |
Teriknya mentari membuat langit dan awan kontras dan cantik |
Cantik cantik...viewnya cantik |
Team wanitanya |
Indahnya semesta alam Masya Allah |
Bahkan dinding batu alam menjadi indah dipandangan mataku |
Masih diposisi yang sama |
Cantik sekali view ini |
Objek wisata yang sejatinya tempat untuk melepaskan penat bagi para pengunjungnya, harus tercoreng oleh beberapa oknum masyarakat yang memanfaatkan kondisi ini dengan melakukan pungutan liar (Pungli) kepada wisatawan.Dipintu keluar oknum preman memaksa kami membayar restribusi kembali. 25 ribu mobil... Hmmm...hmmm gila ya...Karena jatah hari tripnya cuma 3 hari jadi cuma 2 lokasi wisata itu yang bisa dikunjungi. Padahal masih cukup banyak, apalagi kalau mau jalan agak jauh sedikit yaitu Bengkulu. Ahaaaa.... mungkin lain waktu.
Kamis pagi selesai Subuh dan sarapan pagi rombongan ready for going back home. Hujan rintik dan cuaca dingin kota Lebong mengiringi perjalanan pulang. Mungkin karena kepagian bangun, serta sarapan nasi goreng berlemak yang membuat perjalanan pulang ini kurang nyaman. Setelah menahan pusing dan mual yang terasa menekan, akhirnya bersyukur mobil rombongan Angga berhenti di suatu tempat, melihat mereka berhenti kami mengikuti, wah aku menyambut girang, padahal aku tengah sibuk cari kantong plastik untuk muntah. Begitu turun sudah gak bisa tahan, aku muntah ... Hahaaaaa... KO. Untung ada temen yang muntah yaitu Tami. Rupa-rupanya sepanjang jalan dimana kami berhenti banyak mobil-mobil lain yang parkir. Ternyata tikungan disitu punya istilah tikungan muntah... karena memang area itu banyak yang stop untuk muntah. Duh selamet..selamet gak jadi malu... banyak temen kok.
Perjalanan dilanjutkan lagi...kali ini ibu-ibu berhenti dipasar Curup karena sesuai rencana mau membeli cabe dan sayur mayur. Tapi aku sudah kehilangan selera berbelanja, badan dan perasaanku masih kurang sehat. Selagi yang lain belanja aku melanjutkan muntah episode ke-2. Jadilah selokan bank BRI tempat mobil kami parkir menjadi saksi bahwa aku mabuk berat. Setelah habis isi perut (baca : nasi goreng sarapan pagi tadi) aku merasan enakan. Heheeeee...
Dinginnya udara kota Curup |
Setelah ibu-ibu selesai berbelanja (padahal sayurnya bagus n seger-seger bahkan sangat murah) kita jalan lagi. Pemandangan sepanjang perjalanan kota curup sangat indah...hamparan tanaman dan cuaca yang sangat sejuk (ini mah selera gua banget cocok deh buat aku). Kami sempat berhenti membeli oleh-oleh di toko-toko kecil pinggir jalan yang menjual buah-buahan yang segar
Numpang sholat Dzuhur di Masjid An-Nur Sekayu |
Teriknya Sekayu |
Perjalanan pulang lancar dan dengan selamat nyampe juga ke rumah sekitar jam 8. Alhamdulillahi Rabbal alamin... Kapan kita jalan-jalan bersama lagi yukkkk
No comments:
Post a Comment