Setelah menempuh perjalanan laut alias menyebrang sekitar 15 - 20 menit sampailah kami di dermaga Tegal Mas, Alhamdulillah air lautnya tenang dan kapalnya juga tidak oleng. Malah kami sempat foto-foto di ujung moncong perhau seperti film Titanic tanpa takut.
Begitu menginjakkan kaki di dermaga hatiku langsung riang dan bibirku tersenyum manis. Karena aku dapat apa yang sudah lama aku angan-angankan. Tempat ini memang indah dan banyak yang bisa diexplore untuk jadi objek foto. Gak sia-sia ke sini, wong dari kemaren bahkan sampai tadi di pantai Sari Ringgung hatiku kecewa melulu.
Pulau Tegal Mas merupakan sebuah kawasan wisata yang terletak di Pulau Tegal, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, Lampung. Banyak yang menyebutnya mirip dengan Maladewa, karena eksotisme alam & penginapan terapung yang ada di sekelilingnya Belakangan ini, destinasi wisata yang berdiri di atas lahan seluas 113 hektare ini telah menjadi magnet yang memikat para wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Pulau yang berbentuk tegalan ini mempunyai kekayaan bawah laut yang tak kalah istimewa dibandingkan lokasi diving lain di Indonesia.
Wisatawan yang hobi diving dan snorkeling akan dimanjakan dengan keindahan biota laut, mulai dari terumbu karang, anemone, berbagai jenis ikan, penyu hijau, hingga hiu sirip hitam. Di dasar laut juga terdapat patung gajah yang merupakan ikon daerah Lampung yang bisa menjadi spot menarik untuk berfoto.
Para pengunjung juga bisa menikmati sensasi menginap di cottage apung yang berada di atas permukaan laut. Kita bisa merasakan tidur ditemani suara deburan ombak, dan pemandangan malam laut yang eksotik. Ada pula beberapa jajaran villa di Kampoeng Lombok Mas. Villa yang ada di kawasan ini dibangun dengan gaya-gaya rumah tradisional, dengan material kayu dan jerami. Penginapan disini mengadopsi penginapan seperti rumah adat, misalnya rumah tradisional khas Lombok dan Palembang.
Aku langsung memutar mata mencari spot-spot menarik buat di explore. Banyak....! Villa-villa berupa cottage terapung ini merupakan private area, maka gerbangnya digembok. Agak sedih juga ...yah..digembok bagaimana aku bisa mengambil view cottage itu kalau digembok. Padahal itu adalah icon menariknya. Tapi easy saja coba jalan terus. Oh ya restribusi yang ditarik ditempat ini adalah Rp.50 ribu perorang dan lagi-lagi tanpa tiket resmi. Kami berjalan dan menikmati suasana. Alhamdulillah sisi gerbang yang sebelah kiri untuk menuju cottage terbuka. Ayoooo... cepat mumpung terbuka kita ambil momentnya (takutnya ditutup lagi, karena di depan gerbang sebenarnya tertulis dilarang masuk ini area private. Entah pengunjung mana yang berani buka gemboknya. Ahhhh ini rezeki kami!. Buru-burulah takut pengawasnya insyaf eh... ditutup deh! :-(.
Puaslah menikmati keindahan ini. Jam 9.15 kami segera keluar karena sang pemilik kapal kami sudah nelponin terus dia bilang sudah jemput. Ahhh... kan tarifnya seharian?? Sepertinya dia sudah dapat objekan lain, jadi seperti dikejar-kejar maling! Ya sudahlah kita out saja lagipula pengunjung juga semakin ramai dan hampir membludak daripada nanti aku ill feel. Si Abang pemilik kapal bener-bener deh gak professional selama nyetir dia ditelponi orang terus. Trus dia pura-pura lupa dan gak dengar waktu kami minta dianterin ke pasir timbul , padahal tadi saat berangkat dia sudah janji akan antar ke pasir timbul asalakan ada tambahan biaya Rp.100 ribu. Mau snorkeling juga dengan biaya sewa alat perorang Rp.50 ribu. Namun dia sudah lupa bahkan tak tertarik dengan tambahan income itu. Mungkin jumlah uang yang akan dia dapat dari teman yang menelpon dia jauh lebih besar. Ya...sudahlah! Belum rezeki.
Selanjutnya kami meneruskan perjalanan mencari resto untuk makan pagi sekalian siang. Lapar berat dah... Namun bolak-balik mondar-mandir sana-sini, karena resto favorite yang direkomendasikan oleh Dedek ataupun Google tutup. (Atau masih tutup???) Hari masih cukup pagi sih jam 10 lewat. Ujung-ujungnya karena sudah sangat lapar sampai mau muntah kami dapat resto seketemunya saja Rumah Makan Begadang 2. Namun Alhamdulillah masakannya enak kok..toiletnya juga besar dan rapih. Aku sempat ganti baju yang lebih sporty biar nyaman dan bebas gerak selama perjalanan.
Jam setengah 12 kami meluncur dan perjalanan cukup lancar ditengah hujan lumayan deras. Di daerah Ogan Ilir bahkan kami sempat mampir di sebuah mesjid yang termasuk instagramable untuk numpang sholat Dzuhur dan Ashar, yitu Masjid Bayumi Wahab. Dan juga mampir ke kedai Bakso Granat Bang Azis di Bukit Besar demi mengobati kecewa tak sempat makan Bakso Sony. Overall meski singkat trip akhir pekan ini menyenangkan.
|
Ornamen pilar di masjid Bayumi |
|
Masjid Bayumi Wahab |
No comments:
Post a Comment