Wednesday, 20 November 2019

PANTAI PULAU MERAH


Menempuh perjalanan lewat darat yang cukup panjang dan melelahkan dari bandara Juanda - Banyuwangi, jam 5 pagi (jam segini matahari sudah mencorong sekali sudah seperti jam 9 pagi di Palembang) kami langung di drop ke sebuah homestay. Tanpa pesan apapun sang driver dan travel wisata hilang tak tahu rimbanya. Seharian kami ditelantarkan di sini, sehingga harus cari makan dan apa-apa sendiri. Beruntung kami sudah sering sekali travel jadi agak lebih cerdaslah menghadapi situasi dan penipuan pihak travel ini. Namun ada hikmahnya karena dengan kondisi ini kami bisa full seharian menikmati suasana pantai. Hmmmm....

Pantai Pulau Merah adalah salah satu yang paling terkenal dan menjadi primadona wisata Kota Banyuwangi. Pantai ini terletak di bagian selatan Kabupaten Banyuwangi. Nama Pantai Pulau Merah berasal dari terdapatnya sebuah bukit kecil yang memiliki tinggi sekitar 200m dan tersusun dari tanah berwarna Merah yang berlokasi di dekat pantai. Bukit ini dapat dikunjungi ketika air laut sedang surut dan ketika air laut pasang bukit ini akan menjadi sebuah pulau yang terpisahkan oleh air laut dari pantai. Namun dari media sosial kudapat informasi mengapa dinamakan pantai pulau Merah adalah disebabkan karena pada saat sunset pancaran sinar matahari yang akan tenggelam memberikan efek cahaya merah menyala. Wallahu'alam mana yang bener.

Konon katanya di pantai pulau merah ini juga terdapat sebuah pura yang sering digunakan umat Hindu daerah sana melakukan upacara keagamaan mekiyis (tapi kami tak melihat pura tersebut). Pantai pulau merah berupa hamparan pasir putih yang memanjang hingga 3 km. Pantai ini menghadap langsung ke samudera Hindia ke arah selatan. Pasir di pantai ini memiliki warna putih dan terkadang terlihat agak pink atau kemerahan.

Daya tarik Pantai Pulau Merah adalah karena ombak yang dimilikinya. Dan hal ini menjadi kesempatan yang baik bagi mereka yang hobi berselancar. Pantai ini selalu dipenuhi oleh Surfer mancanegara setiap harinya. Bahkan banyak dari mereka memilih untuk menginap selama berhari-hari dan beberapa ada yang sampai berminggu-minggu. Selain itu sunset di pulau merah sangat terkenal dengan pendaran cahayanya yang indah dan merah menyala.

Keamanan berwisata di pantai Pulau Merah sangat diutamakan. Terdapat petugas yang menjaga sekaligus mengamankan apabila ada kecelakaan atau sesuatu yang tidak di inginkan, terutama kepada mereka yang melakukan renang di pantai. Terdapat tower setinggi 5 meter yang digunakan oleh petugas ini untuk memantau dan memastikan keamanan keadaan di sekitarnya. Suara hallo hallo dari petugas keamanan ini berkicau terus tanpa henti untuk mengingatkan pengunjung tentang segala hal, yang paling sering adalah peringatan agar tak buang sampah sembarangan. Tapi ada kalimat yang aku kurang berkenan karena agak kurang sopan dan tidak etis. Kalimat menyumpahi pengunjung agar celaka dan masuk neraka bila buang sampah sembarangan. Tidak mendidik ah... kalimatnya.

Saat kami berkunjung suasana sangat ramai, karena kebetulan hari ini adalah hari libur Nasional dan hari peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Ada semacam karnaval Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Beberapa mobil bak terbuka dipenuhi penumpang yang mengenakan pakaian muslim/muslimah warna warni yang juga membawa semacam gunungan rangkaian bunga, buah dan makanan diarak sekeliling pinggiran pantai. Entahlah aku tak begitu mengamati apakah gunungan tersebut dibuang ke laut atau tidak, seperti upacara tolak balak yang sering kutonton di telivisi.

Terik matahari luar biasa terang dan menyengat. Dan kami seharian menghabiskan hari menetap di pantai ini dengan menyewa kursi lesehan yang berjajar rapi dipinggiran pantai. Harga sewa kursi ini 20 ribu rupiah perjam tetapi jika sewa 3 jam akan di diskon menjadi 50 ribu rupiah plus gratis 1 buah dogan. Banyak sekali penjual makanan di lokasi ini. Kami hanya tertarik pada dogan dan rujak buahnya saja.

Jam setengah 5 sore suasana pantai semakin ramai. Pengunjung menyemut untuk menyaksikan keindahan sunset. Suasana ini membuat aku agak sulit mengabadikan keindahan sunset lewat cameraku. Berusaha segitu rupa lari sana lari sini. Supaya dapat tempat agak lega. Begitu dapat taktik dengan cara berlari agak ke tengah laut dengan resiko baju basah dan harus hati-hati dihempas ombak. Kecewanya taktik ini dibaca pengunjung lain dan mereka ikuti taktik kami berlari agak ke tengah laut. Yahhh...sudahlah..!

Dalam menanti sunset ini kami hampir kehilangan moment. Karena meskipun matahari sudah hampir masuk kedalam bumi cahaya sekitar pantai tidaklah menjadi gelap seperti dipantai-pantai lain, melainkan berkilau antara putih dan kuning dan langit tetap terang benderang. Untungnya kami selalu pegang camera baik itu dari Olympuss maupun HP saat kami coba membidik di lensa camera pendaran cahaya sudah kuning jingga. Waduhhh... kami buru-buru bangun dari kursi lesehan menuju bibir pantai. Lumayanlah, meslipun sunset kali ini tidak begitu optimal karena cuaca agak mendung. 
Saat langit mulai gelap kami mencari warung alias rumah makan pinggir pantai untuk makan malam, karena tak tahu dimana lagi tempat makan yang ada di sekitar tempat kami tinggal. Selanjutnya pulang ke homestay untuk bebenah persiapan berangkat besok dan istirahat.
 
Ini pagi jam 5.30 sudah secerah ini mataharinya
Baru sampai langsung kesini kita
Bermain ombak di sore hari
Tengah hari bolong...


Cuek aja soal panas menyengat lupa muka gosong nikmati saja indahnya pantai ini
Bercanda dengan matahari... gosoonggg...
Dari pagi sampe sore ngasonya disini
Tiduran manjahhhh...
Akar-akar pandan laut yang menakjubkan
Hampir senja
Bercanda dengan ombak  dikala senja
Sunset....
Pasir putih bersih... pantainya memang bersih..
Sunset yang indah...
Matahari sudah hampir pulang
Seperti orang yang mau bunuh diri di pantai nih actionnya...ahhh...serammm.. Saking gigihnya biar dapat tempat yang lega. Shoot pake camera HP cahayanya kurang bagus... tidak nyata sunsetnya...

No comments: