Wednesday, 20 November 2019

DE DJAWATAN BENCULUK

Hari kedua di Banyuwangi. Jam 7.30 kami mulai lagi melanjutkan perjalanan setelah ada sedikit insiden yang kurang berkenan. Waktu kami pamit dengan si penunggu homestay si bapak tua tiba-tiba minta tambahan bayaran jatah 1 kamar yaitu sebesar Rp. 250 ribu. Alasannya kami memakai 3 buah kamar yang ada. Astaghfirullah...! Emosi yang sudah kutahan sejak kemaren karena ditipu oleh si Eddy travel guide, jadi hampir meledak. Alhamdulillah masih bisa kutahan karena si bapak penjaga homestay ini sudah tua, kurang etis rasanya kalau mau berdebat. 

Aku tak paham apakah memang homestay itu bayarannya perkamar?? Karena asumsiku homestay itu disewa per rumah. Memang kami memakai 3 kamar yang ada namun bukan untuk tidur. Tidur kami tetap memakai 1 kamar untuk aku dan Atik. Sedangkan Kotada karena laki-laki dikamar terpisah. Kenapa kamar kami pakai??? Ukuran kamar sangat kecil dan sempit, dengan koper-koper kami jadi agak sulit bergerak. Sholatpun kami harus di ruang tamu. Kamar yang kami pakai cuma untuk meletakkan barang saja dan berdandan alias memakai kaca gantung agar bisa cepat dan tak saling menunggu. Oh iya kamar mandinya juga dipakai. Itu saja... lantas apa wajar minta tambahan bayaran sebesar itu? Padahal aku bukanlah orang yang pelit untuk urusan uang, aku sudah menyiapkan amplop berisi Rp. 100 ribu untuk tips si bapak, tetapi melihat caranya seperti ini uang tersebut batal kuberikan. Aku diam saja ketika bapak itu memaksa, kubilang tanyakan saja pada si Eddy kami sudah bayar semua ke dia. Langsung masuk mobil... hmmm kenapa ya tipe dan karakter orang di sini seperti itu. Bermain-main dengan uang yang tak jelas... ya Eddy gitu... semalam si ibu tukang pijat dan eh si bapak ini juga gitu... Asraghfirullah ! 

Kami melanjutkan perjalanan mungkin karena suasana hati agak kurang nyaman aku berasa agak sedikit lelah dan pusing. Sekitar 1 -2 jam sampailah kami ke sebuah kawasan wisata yang cukup terkenal yaitu Djawatan Benculuk. Hari masih pagi tapi pengunjung sudah ramai. Berasa ill feel karena kalau rame agak bete dengan pengunjung yang kurang saling toleransi. 

De Jawatan Benculuk merupakan wisata alam berupa hutan yang dikelola oleh Perhutani. Wisata ini menyajikan panorama keindahan rerimbunan pohon Trembesi. Pohon Trembesi yang sudah berusia ratusan tahun itu memiliki diameter pohon mencapai 3 meter memberikan pemandangan yang sangat menakjubkan. Tempat ini menawarkan pesona pemandangan yang bagus, sangat cocok untuk dijadikan tempat hunting foto maupun background pre-wedding dengan tema “Nature”. Saat yang tepat apabila ingin menikmati semilir angin yang sejuk dan panorama alam De Jawatan adalah pada sore hari. Karena pada sore hari sinar matahari yang menerobos masuk melalui celah-celah pepohonan menjadikan tempat ini tampak menakjubkan. Tak heran jika pada sore hari selalu dipenuhi pengunjung, baik hanya sekedar duduk duduk santai, bersepeda, dan berolahraga. 

Selain menawarkan panorama alam, wisata Jawatan juga menawarkan berbagai wahana seperti, memancing, bakar ikan, dan aksi menantang arum jeram. Apabila ingin menikmati wahana ini wisatawan harus membayar biaya tambahan, dan biaya tersebut sangat terjangkau. 

Ada berbagai jenis tanaman yang tumbuh di tempat ini, namun ada beberapa jenis tumbuhan yang populasi nya sudah mulai berkurang. Tanaman tanaman yang dapat di temukan di Jawatan Benculuk antara lain; 

1. Pohon Jati, Pohon jati yang ditanam di Area Jawatan Benculuk adalah saksi sekaligus bukti dari usia tempat wisata ini. Di lokasi wisata, terdapat beberapa jenis pohon jati dengan ukuran yang sangat besar. Dan usia dari pohon pohon ini mencapai puluhan tahun. 

2. Tumbuhan Wesah, Rasa dari buah tanaman Wesah mirip dengan Lengkuas. Tanaman ini juga memiliki khasiat menyembuhkan penyakit lambung. 

3. Jamur Kepong, Jamur jenis ini juga tumbuh di area Jawatan Benculuk. Namun sayang populasi dari tanaman ini sudah mulai jarang karena sudah banyak di cabut oleh beberapa pegawai perhutani. Namun, jika beruntung, Jamur ini masih dapat ditemukan di beberapa tempat di Jawatan. 

4. Tumbuhan Santinet, adalah tanaman yang banyak ditemukan di hutan hutan. Tanaman ini menghasilkan buah berwarna kemerahan. 

5. Salak liar/Salak alas, Buah ini tidak seperti tanaman atau buah salak pada umumnya, melainkan buah yang dihasilkannya sangat masam dan tidak enak untuk dimakan. 

6. Kelengkeng, Selain diambil buahnya, pohon kelengkeng di Jawatan juga berfungsi sebagai penangkal banjir. Pohon kelengkeng dapat menyerap air dengan volume yang sangat besar. 

Untuk jenis fauna yang paling banyak di jumpai di Jawatan Benculuk adalah Kalong/Lowo. Kalong merupakan jenis kelelawar dengan makanan utamanya adalah biji-bijiian dan juga serangga. Hewan ini lebih menyukai hidup ditempat tempat sepi yang jauh dari jangkauan tangan manusia. Persinggahan utamanya adalah Goa-goa, dan bahkan tidak sedikit dari hewan ini yang membangun sarang di bangunan bangunan tua di kawasan Jawatan Benculuk. 

Kami tidak begitu lama singgah di lokasi ini, karena view di berbagai lokasi hampir sama. Disamping itu pengunjung semakin ramai sehingga agak rada sulit untuk ambil posisi foto. 

Begitu masuk terpana dan langsung semangat buat foto disini
Lorong dikejauhan tak terlihat seperti lorong

Keren banget penampilan pohon Trembesi itu
Disuruh fotographer gaya tutup mulut.
Laosnya besar

Rindangnya
Di pintu keluar

No comments: