Wednesday, 27 October 2021

ALIH PROFESI MENJADI TUKANG BANGUNAN

Bermula dari jumlah tanaman yang sudah over kapasitas, karena banyak tanaman yang dipecah belah dan selain itu memang beli koleksi tanaman baru. Secara akal-akalan aku tarok aja disamping kanan lorong rumah yang sempit dan kecil itu. Selain itu aku juga mengamati bahwa tanaman di bagian teras samping itu tumbuh dengan baik dan subur, daunnya hijau bagus tanpa ada cacat sedikitpun. Dan ternyata memang tanamanku disamping ini jadi cantik. Penyebabnya karena lokasi ini hanya terkena sinar matahari pagi. Dari mulanya cuma iseng narok, namun karena dalam perkembangannya karena pertumbuhan tanaman sangat bagus aku jadi sangat semangat nambahin koleksi tanamannya. Sehingga dindingpun penuh.

Nah ketika tanamannya sudah cantik dan indah suatu ketika aku coba fotoin ...biasalah...untuk pamer di instagram. Dari hasil foto aku lihat kok estetikanya jadi kurang bagus. Ternyata bagian samping rumahku itu agak kumuh dan penuh dengan lumut. Sejarahnya aku memang membangun rumah tetap memperhatikan nilai "Greenlife" alias pecinta lingkungan hidup. Seluruh lahan luar rumah tidak ada yang aku semen. Bagian samping aku pasang conblock, dan bagian depan kutanami rumput. Tujuannya agar masih ada resapan air tanah. Seiring berjalan waktu rupanya bagian samping itu karena sering basah jadi licin dan berlumut. Selama ini memang tak terperhatikan karena jarang dilihat.

Aku mulai gelisah dan mikir bagaimana agar bagian samping ini jadi indah .kalau difoto-foto. Lalu muncullah ide untuk dihias cantik. Secara teoritis nampaknya mudah kok. Aku pernah lihat Reza ngerjain taman depan. Aku pasti bisa. Ide ini sudah muncul 1 1/2 bulan lalu. Namun kutahan... kupendam... aku ragu.. aku takut capek. Berdasarkan pengalaman saat aku bongkar dan ganti tanah tanaman aja pinggang dan punggungku sakit. .. 

Dannnn... entah syetan apa yang menggodaku, seketika saja di hari Jum'at saat akan ke rumah Atik ada keinginan untuk beli batu koral aja untuk nutupin lumutnya (biar gampang). Mumpung ada Atik supaya ada tenaga bantuan saat turuni koral dari mobilku. Entahlah... karena jumlah barang yang aku  gak muat di mobilku  maka, si bapak punya toko menawarkan diantar pake mobil toko aja bayar 20 ribu. Yah.. kepalang diantar maka aku nambah-nambahin belanjaan... beli pasir.. beli semen se zak. Hmmm... banyak. Ya sudah...

Sabtu besoknya aku semangat buat menggarap ideku. Kaget..saat aku coba mau menegakkan semen yang kemaren ditarok tertidur oleh bapak yang anterin. Astaghfirullah... beraaattttnya. Gak bisa bergerak sedikitpun ketika aku geser-geser. Penasaran aku baca lebel karungnya. Ternyata berat semen itu 50 kg. Pantessss.... kukira se zak itu cuma 20 kg seperti ukuran beras sekarung.  Akhirnya sebisanya dan seakal-akalnya  aku saja, aku coba menuangkan semen itu dikit-dikit ke ember.

Mulailah aku meracik semen 1 banding 2 alias 1 pasir 2 bagian semen. Sok tahu banget ya... ngegaya aduk mengaduk-aduk campuran itu pake centong semen.. susahhh... akhirnya aku dengan berbekal sarung tangan ngadon semen plus pasir pakai tangan seperti aku ngadon pempek. Wk..wk..wkwkkk... Lalu ngegaya lagi aku pakai teknik tukang. Campuran semen pasir kubuat gunungan dan kubuat kawah untuk tuangin air. Dannnn... banyak kejutan yang buat aku syok.. setelah tambah air campuran itu lebih berat lagi. Ahhhhh...ampun..gak kuat aku. Akhirnya otakku jalan aku ambil 3 genggam campuran aku taburin kelantai langsung kutambah air dan langsung aku sebarin aja ke lantai. Begitu sterusnya sampai lantai penuh campuran. Terakhir aku meratakannya pakai scraft bekas ngecat. Lumayan rapih menurut aku. Seharian penuh ditambah hari Minggu setengah hari ideku baru jalan 3/4 nya. Polanya sudah ada. 

Baru 3/4 jadi polanya sudah ada

Masih belum jadi

Lebih dirapihkan

Senin sepulang kantor aku kembali ke toko batu alam. Beli sekarung besar koral putih dan sekarung kecil koral hitam. Selasa pagi aku melanjutkan pekerjaan.... hmmm akhirnya tuntas. Jadilah... lumayan cantik halaman samping ini. Legaaa.. dan efeknya selama 3 hari pinggang punggung selalu harus dilumuri Hot in Cream.

Saat aku cerita dan kirim foto-foto ke Atik dia bilang. Gilaaaa.... hehheee.. kehidupan keras mengajarkan aku gigih. Tapi dengan catatan cukup sekali aku merasakan susahnya aduk semen... wkwkwkwkwwk...

Sesuai harapan.. hehee..

Sudah cantik yang dibawah jendela dapur

Bagian agak ke depan

Sebelum

Seneng lihatnya

Padat cantik menghijau berwarna warni

Ini tanaman di teras samping. Hijau banget kann...?

Terima kasih tanganku aman meski aduk semen...

No comments: