Wednesday 10 March 2021

BERTANAM BUNGA

Corona...oh...Corona...! Efekmu sangat beragam. Mulai dari kekhawatiran, ketakutan, kematian, ancaman rakyat kehilangan pekerjaan dan berujung kemiskinan. Namun dibalik semua negatif Effect ada banyak positifnya. Dengan WFH maka saya jadi semakin rajin, rajin bebersih membuat rumah jadi kinclong, rajin masak berujung baju gak muat, lalu rajin melihat-lihat IG, FB, bahkan saat jalan pagi keliling komplek mata rajin melihat-lihat halaman rumah orang yang dilewati. Lalu muncullah ide-ide kreatif untuk menata perkarangan.

Ide-ide mulai dilancarkan, yang tadinya berniat ingin menata sendiri. Persiapan sudah dimatangkan batu koral putih dan hitam, pasir, semen sudah dibeli. Udah nekad banget buat ngegarap sendiri. Contoh pola aku sampe membuka koleksi majalah dan tabloid Rumah baheula. Hmmmm...semangat 45.

Tapi pas beli tanah pupuk di Reza (penjual bunga langganan aku) iseng ngobrol nanya-nanya bisa gak dia buat taman. jawaban Reza sangat menyenangkan. Dia bilang itu memang kerjaan dia. Aku mikir ngapain aku capek kerjain sendiri kalau ahlinya ada. Lalu negolah kita berdua. Dia check lokasi kerumahku. Hitung-hitungan dia untuk biaya pengerjaan plus tanaman rumput gajah adalah 500 ribu rupiah saja. Itupun dia balik bertanya "kemahalan gak sih bu". Duh Reza baik amat sih. Bagiku murah segitu mah!. Ya sudah deal. Akhirnya dengan material yang sudah aku beli pembuatan taman ini dikerjain Reza. Cuma menata dan gak perlu beli tanaman lagi, karena Reza bilang "Waduh bu, tanamannya banyak banget, kok ibu masih suka beli di saya lagi?". hehehe... itulah ibu-ibu. pengen yang anyar dan viral.

Senang sih memandang perkaranganku yang rapih, menghijau dan indah. Sebenarnya saat tengok-tengok koleksi bunga di depot Reza aku masih pakai logika dan akal sehat juga sih. aku hanya beli yang harganya masuk akal. 200 ribu aja sudah sangat kemahalan bagiku. Apalagi yang jutaan. Ogah ah... Bagiku sangat gak mau dipermainkan oleh taktik pemasaran orang-orang yang pandai mempermainkan perasaan pelanggan. Tanaman yang dulu cuma tanaman liar gak ada harga dibuat booming hingga harganya bisa seharga mobil Alpard. Ahhhhhh...ogah banget!

Dari iseng menjadi indah. Karena aku orangnya gak mau diem dan selalu ingin sibuk jadi merawat tanaman itu benar-benar sangat menyenangkan. Dan sebagai tanda bakti mereka yang kurawat sepenuh hati, mereka juga memberikan kepuasan yang luar biasa. Tanamanku lebat, besar, hijau dan jika itu tanaman berbunga mereka akan memberikan pesona merah, kuning hijau yang maksimal. Dududu....!

Kadangkala karena hati ini senang dan puas aku suka foto-fotoin untuk dipasang di status WA, FB atau instagram. Cilakanya..melihat postinganku jadi banyak teman-teman yang minta. Hmmmm...Banyaklah teman-teman yang mampir dan singgah kerumah buat minta tanaman.  Sebagai orang yang gak tegaan kadangkala aku memendam korban perasaan. Apalagi jika teman itu sudah jauh-jauh datang gak tegalah gak dikasih. Mereka yang datang asal main tunjuk aja. Minta yang ini minta yang itu. Aku langsung main potong atau cabut aja buat ngasih. Rupanya tanaman bisa marah juga. Karena dipotong sembarang, dicabut sembarang mereka jadi mati. Contohnya black pink aku sampai sekarang sekarat, padahal dulu rimbun dan cantik sekali. Pengen nangis banget. Apalagi pas aku mau beli lagi di depot penjual bunga harganya sekarang sudah jadi 500 ribu per pot untuk ukuran tanaman yang masih sangat kecil. Dulu sebelum booming aku beli masih kecilnya cuma 50 ribu. Hiks...

Pengalaman ini membuat aku evaluasi diri. Aku sengaja beli polybag dan tanaman yang sudah rimbun sengaja aku pecah menjadi beberapa kutanam di Polybag. Jadi kalau ada yang minta langsung tinggal angkat aja. Cilakanya lagi sistem inipun membuat aku jadi keteteran. Belum siapkan benih baru stock buat ngasih orang sudah habis. Kalau begini kadangkala aku gak tega maka kukasih aja sekalian potnya, jika aku punya koleksi di beberapa pot. Hmmm... lebih parah dong. For free untuk potnya juga. Ya sudahlah...! Mungkin ini jalan aku buat beramal baik ya.

Karakter kami, ibu, saudara-saudaraku dan aku yang memang suka dan rajin bertanam  "TIDAK" pernah meminta tanaman di halaman orang, teman atau saudara. Kalau melihatnya cantik dan suka maka kami akan cari di penjual bunga dan beli. Jujur seluruh tanaman yang ada di rumahku semua hasil beli atau dikasih sesama saudara kandung (Catat! Dikasih bukan minta). Karena kami tahu bagaimana proses suatu tanaman menjadi indah di pot. Perlu proses. Disiram (kalau pupuk hampir tak pernah kami main pupuk), ganti tanah, pemecahan jika sudah besar. Jadi perlu proses, tenaga, usaha juga biaya. makanya gak mau main minta atau main cabut aja. Tapi inilah dunia..karakter orang beragam.

Sejak itu aku jadi males buat posting di medsos. Yah itulah....sekilas info tentang aktifitas bertanamanku. Moga-moga tetap kuat buat merawatnya. Terlebih lgi akhir ini aku sudah mulai menyukai anggrek yang harus lebih telaten disiram pagi sore, dipupuk 3 kali dalam seminggu. Inshaa Allah mereka akan berbakti juga. Aamiin...

Kamboja Jepang merah di rooftop

Adenium

Gladiol

Mawar merah

Euphorbia yang pernah jaya dimasanya

Bunga jalanan.. aku beli 15 ribu per pot


Bukan kaleng-kaleng. Segede ini dia

Mawar pink kesayangan. Bunganya seperti plastik. Aku beli 25 ribu per pot

Kesayangan banget ini. Beautiful ya..

Kreasi taman by me. Executor Reza

Bahkan sampah sayurpun jadi seperti ini.

Terbaik...inilah yang banyak dimintai orang

Lebat besar

Kucing Kelinci


Rame sampe susah lewat



Susah lewat


Ini beli 25 ribu per pot. aku sengaja nyari untuk beli karena pas lihat di perkarangan tetangga indah banget.

Koleksi anggrek


Di bawah jendela dapur...

No comments: