Friday 2 December 2016

WEST EUROPE TRIP, DAY 3RD SEINE RIVER CRUISES EIFFEL, LAFAYETTE

Day 3 rd, 20 November 2016

Seine River Cruises
Usai sarapan, jam 9 pagi kami bergegas berlarian menuju bis yang diparkir di pelataran parkir yang berjarak cukup jauh dari hotel, diiringi hujan rintik dan udara dingin menyergap yang sangat menusuk tulang, meskipun aku sudah memakai jaket tebal, (suhu udara saat itu sekitar 2 - 4 derajat celcius). Lucunya meski hujan kita masih sempat berfoto ria di depan hotel. Hmmmm.......

Hujan bukan halangan mengambil moment ...

Mejeng di depan hotel with mbak iin dan pak Bunyamin
Wisata hari ini dimulai dengan Seine river cruises, yaitu melintasi sungai Seine menggunakan kapal pesiar, wisata ini merupakan optional tour sehingga setiap peserta harus memberikan tambahan biaya sebesar 35 euro per orang (lucu ya ini destinasi wajib untuk Paris kenapa tidak masuk itinerary dan harus dijadikan optional. Bahkan ada 2 tempat wisata lagi yang disebut sebagai optional sehingga setiap peserta masing-masing harus membayar 100 euro lagi. Kami berenam dari Palembang yang bersikukuh hanya ingin ikut 2 destinasi optional tour saja dan kami membayar 70 euro saja. Hal ini pula yang menjadi pemicu ibu Euis selaku tour guide tidak menyukai bahkan sampai menganak tirikan alias men”cuek”in kami. Heheee...siapa takuttt ;D)

Hujan masih rintik yang lebat (rintik tapi lebat itu gimana ya hahaaa... pokoknya rintik tapi kita jadi basahnya cepet gitu loh.. :D) ketika kami sampai di pelabuhan kapal pesiar. Begitu turun beberapa peserta tour yang masih muda berteriak histeris karena dari pelabuhan ini menara Eiffel terlihat cukup jelas di kejauhan. Mereka yang masih remaja itu dan group tour dari China dengan peserta cukup banyak sangat exited dan sibuk mengambil foto, sehingga bagi kami sulit mengambil moment foto yang pas. Kami segera naik kapal dan mengambil tempat di geladak supaya dapat melihat pemandangan dengan jelas.

Nih cuma Kotada yang fotonya bagus di terminal pelabuhan kapal pesiarnya.

Baru naik ke geladak dan penumpang lain belum naik, menara Eiffel di kejauhan

Sungai Seine adalah sungai yang membelah Kota Paris, yang membentang sepanjang 776 km. Seine yang merupakan sungai terpanjang kedua di Prancis setelah sungai Loire. Pada awalnya sungai Seine hanya memenuhi fungsi tradisionalnya, yaitu sebagai sarana transportasi air dan kanal pembuangan. Kemudian oleh pemerintah Prancis ditata dan diperdayakan secara multiguna dan mengimplementasikan potensi kekayaan alam ini untuk kemakmuran warganya. Seandainya saja sungai Musi di Palembang bisa bertransformasi hingga menjadi sejajar dengan Sungai Seine pasti lebih keren deh!

Perjalanan melintasi sungai Seine menyajikan pemandangan yang cukup indah dengan menikmati gedung-gedung dan bangunan bersejarah dengan arsitektur antik yang berjejer di sepanjang pinggiran sungai. Setelah melewati Eiffel, bangunan bersejarah yang menghampar di depan adalah Jembatan Alexander III, yang merupakan simbol persahabatan Rusia dan Perancis serta media penghubung antar zaman. Jembatan itu amat eksotik lantaran bangunan-nya dipenuhi relief indah warna emas yang makin mempesona saat terkena sinar matahari (sayangnya moment pengambilan bentangan jembatan yang cantik ini tidak menghasilkan foto yang bagus, disamping karena penumpang kapal yang sangat padat dan sibuk sendiri, juga disebabkan kecepatan kapal yang cukup tinggi, sehingga belum sempat cameraku “cekrek” si jembatan sudah tertinggal jauh). Di dua ujung jembatan terpancang dua patung terbuat dari emas.

Setelah jembatan Alexander, jembatan yang dilalui selanjutnya adalah Concorde. Jembatan itu dibangun ketika Revolusi Perancis berkobar sehingga mencerminkan semangat demokrasi dan egaliter yang didengungkan saat itu. Sebelum bernama ont de la Concorde, jembatan itu dinamai Jembatan Revolusi. Orang yang melintasi jembatan itu tak banyak yang tahu bahwa batu-batu asli jembatan diambil dari penjara Bastille yang dihancurkan massa.

Di kanan Concorde berdiri bangunan national assembly atau parlemen nasional. Salah satu bangunan kuno dan menjadi kebanggan warga paris. Selanjutnya secara berturut-turut Musee du Louvre dan gereja tua Notre Dame.

Pemandangan di sepanjang tepian sungai. Roda putarterlihat di kejauhan. Roda putar itu akan  terlihat dengan jelas saat kami menikmati pusat kota Paris dari atas bis kemaren

Gereja Cathedral termasuk bangunan kuno (abaikan foto saya karena sebenarnya fokusnya ke gereja bukan ke saya ya..)

Jembatan ini kalau diambilnya pas ditengah bagus banget tapi apa boleh buat gak bisa sempurna....:((

Si Bontot yang gayanya iseng aja hmmm...
Aku merasa kurang sempurna untuk menikmati semua keindahan pemandangan itu, disebabkan oleh penumpang kapal yang terlalu exited untuk berfoto-foto tanpa menghiraukan ada hak penumpang lain yang ingin menikati panorama alam di sepanjang sungai. Apesnya pula dalam kapal pesiar tersebut group kami tergabung dengan group tour China yang pesertanya sangaattt banyak. Wisatawan China memang dimanapun berada sangat terkenal hampir tidak punya toleransi terhadap sesama. Seluruh hasil foto yang diambil hasilnya kurang memuaskan. Disamping alasan yang telah kusebutkan diatas cuaca dingin sekitar 2 derajat celcius dan hujan rintik terasa sangat membatasi gerak kami.

Di atas kapal bersama pak Bambang dan isteri saat kapal baru berjalan penumpang belum naik ke geladak

Bangunan-bangunan disepanjang tepian sungai

Nyempil diantara penumpang supaya dapet foto

Langit mendung di atas Seine river

Salah satu foto jembatan yang dapet di foto, tapi bukan jembatan yang keren..((

Sibuk tepuguh ...(((

Sebagian kecil peserta

Semua sok seriusss...hehee

Saat Eiffel terlihat makin dekat ini semua penumpang berdiri dan berebut untuk foto

Eiffel di lihat dari Kapal Pesiar, anak bujang keren actionnya

Duo Sister, yang kedinginan (itu pak Masykur nyempil )
Selama sekitar kurang lebih 1 jam akhirnya kami kembali ke pangkalan pelabuhan dan mengakhiri Seine river cruises ini.


Eiffel Tower
Destinasi selanjutnya adalah Eiffel tower yang merupakan tempat paling dinanti dan merupakan destinasi utama di Paris, bahkan tadi saja sebagian peserta sudah histeris ketika melihat Eiifel tower dari kejauhan.

Eiffel adalah salah satu bangunan paling terkenal di Paris, Prancis. Bahkan sejak dibangun pertama kali pada tahun 1889, menara ini telah dikunjungi setidaknya 200 juta orang dari berbagai belahan dunia. Pada tahun 2006 saja ada lebih dari 6 juta orang rela datang jauh-jauh untuk melihat struktur beton yang memiliki tinggi 325 meter ini.

Eiffel memiliki sejarah yang sangat panjang dalam pembangunannya hingga selesai. Berbagai masalah pernah terjadi di menara yang saat ini digunakan sebagai pemancar radio dan juga pengamatan. Meski demikian, Menara Eiffel justru bertransformasi menjadi ikon romantis dunia. Tak sedikit film, cerita fiksi, dan pagelaran penuh cinta diadakan di sini.

Ide dan Rencana Pembuatan Menara Eiffel
Kita semua mengenal Gustav Eiffel sebagai orang di balik megahnya menara hebat ini. Bahkan nama dari menara pun mencatut nama dari perancangnya ini. Awalnya Gustav justru ingin membangun menara di Barcelona. Sayangnya rencana yang ia tawarkan dianggap sangat aneh dan bangunannya tak sesuai. Selain itu, menara juga dianggap mengeluarkan biaya yang terlalu mahal. Akhirnya ia urung membuat menara jenis apa pun di sekitar Eropa.

Ide pembuatan Menara Eiffel akhirnya muncul dari dua anak buah Gustav bernama Maurice Koechlin dan Emile Nouguier. Ia sama sekali tidak tertarik pada awalnya. Namun begitu melihat rencana itu berjalan dengan lancar, Gustav mulai mengambil alih. Ia pun membeli hak paten dari menara ini hingga sekarang dikenal sebagai Menara Eiffel yang sangat megah dan dikenal banyak orang.

Misi Pembangunan Menara Eiffel
Menara ini awalnya dibangun untuk pameran dunia. Pihak pengembang ingin menjadikan menara ini sebagai tanda seratus tahun Revolusi Prancis. Menara ini adalah simbol kekuatan dari Prancis yang sangat luar biasa. Di tengah keterpurukan Eropa di abad ke-18 mereka mampu berjuang dan membuat sebuah revolusi yang sangat besar. Bahkan berpengaruh ke banyak negara di dunia.

Gustav Eiffel mengatakan jika menara ini juga merupakan simbol ilmu pengetahuan modern. Simbol perkembangan ilmu pengetahuan dunia dari masa ke masa. Menara ini adalah tanda di mana sains hidup bersama manusia. Itulah mengapa di bangunan ini terdapat sekitar 72 nama dari para ilmuwan dan insinyur yang sangat terkenal di Prancis.

Pembangunan Struktur dan Bentuk Menara Eiffel
Pembangunan struktur dari Menara Eiffel dimulai pada tahun awal 1889 dan baru dibuka untuk umum pada 6 Mei 1889. Dalam pembangunannya menara, sekitar 300 pekerja dilibatkan untuk mengatur struktur dengan total berat mencapai 10.000 ton. Para pekerja harus berjuang dengan kuat untuk mengatur 18.038 potongan besi tempa dan sekitar 2,5 juta paku keling. Setelah berkutat selama berbulan-bulan, bangunan ini selesai dengan ketinggian dari tanah mencapai 300 meter. Lalu ditambah dengan antena menjadi 324 meter.

Bentuk Menara Eiffel awalnya mendapatkan banyak kritikan. Terlebih strukturnya disusun dengan bentuk yang tidak memiliki nilai seni. Bahkan mirip struktur jembatan yang berada di sungai. Gustav Eiffel mengatakan jika bentuk ini dibuat sesuai dengan perhitungan matematika. Tiupan angin di udara pun diperhitungkan agar menara tidak akan roboh meski dibuat sangat tinggi menjulang.

Pembukaan Menara Eiffel dan Efeknya Bagi Penduduk
Menara Eiffel dibuka pertama kali pada Mei 1889. Saat itu menara sudah dilengkapi dengan lift yang akan membawa pengunjung dari bawah menuju puncak. Hal ini mengundang banyak sekali wisatawan dari berbagai wilayah Prancis. Bahkan ada juga yang datang jauh-jauh dari negara sekitar hanya untuk melihat Kota Paris dari ketinggian yang fantastis. Di zaman itu berada di ketinggian 300 meter adalah hal yang luar biasa.

Meski menjadi daya tarik yang sangat kuat bagi sebagian orang, tidak sedikit protes terhadap pembangunan menara. Banyak warga sekitar merasa tidak senang dengan menara ini. Pertama karena takut jika sewaktu-waktu bangunan ini ambruk mereka bisa menjadi korban. Lalu yang kedua karena merusak pemandangan. Struktur megah ini menghalangi banyak hal di udara.

Hal senada juga diungkapkan oleh para seniman lukis di kota ini. Mereka menganggap jika menara ini hanya membuat objek yang mereka gambar jadi hilang. Namun seiring berkembangnya waktu justru Menara Eiffellah yang menjadi objek gambar mereka. Terlebih lagi banyak wisatawan yang datang akan meningkatkan penjualan lukisan mereka.

Fungsi Menara Eiffel di Era Modern
Meski awalnya hanya digunakan untuk peringatan satu abad Revolusi Prancis, menara ini sekarang telah menjelma menjadi salah satu menara paling dikagumi di dunia. Bahkan Eiffel adalah Prancis itu sendiri. Saat ini Menara Eiffel dikenal sebagai objek wisata paling banyak dikunjungi di dunia. Dalam setahun lebih dari 3 juta orang datang ke sini untuk menikmati menara buatan Gustav Eiffel.

Saat ini Menara Eiffel digunakan untuk menara pemancar radio. Banyak sekali stasiun berita lokal menggunakan menara ini untuk bisa menjangkau semua pendengarnya seantero Paris. Selain itu, Menara Eiffel juga digunakan untuk pengamatan, baik cuaca maupun penerbangan yang ada di Prancis. Saat ada even tertentu seperti Natal, tahun baru, atau olimpiade, menara ini akan dihiasi dengan banyak sekali lampu. Saat malam hari menara ini akan bersinar dengan indah.

Menara Eiffel begitu dicintai oleh masyarakat Prancis. Mereka menganggap menara ini adalah menara keberuntungan. Jika tidak ada Menara Eiffel mungkin tak banyak wisatawan akan datang ke negeri ini.

Ketika kami di drop di pelataran parkir, menara Eiffel terlihat dengan sangat jelas, saat melihat secara langsung menara ini sungguh di luar expektasi, area sekitar menara sangat-sangat tidak menarik sama sekali. Jauhhhh lebih bagus Monas bahkan Monpera di Palembang. Pelataran dan tamannya sama sekali tidak tertata dengan baik, terlebih ditengah hujan terlihat becek. Kami hanya diberikan estimasi waktu selama 1 1/2 jam untuk mengabadikan dan menikmati lokasi ini. Aku nanar menatap sekitar tampaknya tak ada lokasi yang pas untuk dapat mendapatkan view yang menarik dan mengabadikan menara Eiffel dari posisi kita dilepas (hehee...anak ayam kali). Kotada menyarankan untuk mengambil posisi di seberang jalan dekat Patung kuda ini berarti harus memutar cukup jauh ke arah 180 derajat.

Kami menunggu dulu untuk mengikuti moment foto group dan selanjutnya kami meminta izin pada tour guide, bahwa kami ingin menyebrangi jalan dan melintas ke arah berlawanan 180 derajat. Diizinkan dan kami bergegas menuju kesana. Untungnya udara sangat dingin kalau tidak kita pasti berkeringat. Alhamdulillah kami dapat moment foto yang diinginkan meskipun mendung membuat gelap hasil foto. Rasanya tidak begitu banyak ekspos foto yang bisa diambil sehingga kami cepat sekali merasa puas dan bosan. Kami segera kembali ke bis. 

First sight

Eiffel di posisi pertama kita di drop

Berusaha gimana caranya supaya dapet top Eiffel dan tak juga dapat

Ini dari sisi yang berlawanan menyebrang jalan

Dapet seutuhnya meski mendung dan rintik

Tepian Seine River di sisi jalan berbeda

Taman di sepanjang jalan arah kita kembali ke meeting point

Dari taman

Saudara seiman selalu bersaudara ketika bertemu, keluarga Pakistan yang ramah
Disini terjadi insiden tegang urat leher karena kami harus menunggu selama extra waktu 1 jam lebih. Peserta yang kembali ke bis belum lengkap. 6 orang peserta dari Palu tidak kelihatan batang hidungnya. Selidik punya selidik ternyata mereka ikut antri untuk bisa naik ke puncak menara Eiffel. Waduh ...antri tiketnya saja mengular dan bisa memakan waktu 2 jam lebih. Tadinya ibu Euis masih ingin menunggu, tetapi peserta lain protes dan meminta mereka dikasih pelajaran dengan ditinggal saja, karena bukan kali ini saja mereka telat (dan selama 9 hari perjalanan , mereka ber-6 memang biang kerok yang mebuat waktu molor dan schedule berantakan). Kesepakatan bersama akhirnya mereka ditinggal.

Meninggalkan menara Eiffel kami melanjutkan perjalanan menuju Grande Mosquée de Paris untuk menunaikan sholat Dzuhur dan Ashar juga makan siang, memang sudah sangat telat karena banyak waktu terbuang untuk menunggu rombongan Palu itu. Setelah sholat dan makan siang diatas bis perjalanan hari ini dilanjutkan kembali untuk shopping ke sebuah pusat perbelanjaan sangat terkenal di Paris Galery Lafayette di Champ Eleyses


GALERY LAFAYETTE
Toko serba ada di boulevard Haussmann ini merupakan tempat kedua yang paling sering dikunjungi, setelah Menara Eiffel. Toko ini juga menjadi singgahan favorit tokoh-tokoh besar dunia. Telah mampir di tempat itu Duchess of Windsor, Nyonya Begum Aga Khan, dan pada bulan Maret tahun 1960, di tengah-tengah berlangsungnya Perang Dingin, Nyonya Khrushchev. Ketika melihat eskalator, konon Nyonya Khrushchev berseru: “Wah, seperti di stasiun kereta bawah tanah di Moskow !” Pada era yang lebih baru, toko ini telah dikunjungi Bill Clinton, dan Pangeran Charles yang datang meresmikan pameran tentang London.

Kami bertujuh (Aku, Atik, Kotada, Indah, Yulimar, Edo dan Marwa) sempat bareng mengitari pusat perbelanjaan ini sampai Lantai paling atas lt.7, tapi cuma muter-muter dan cuci mata saja. Kantong kita gak kukuh cinnn... meskipun katanya diskon sampai 70% harga sebuah tas masih sekitar 497 euro. Mehong boooo.... Ada produk yang lumayan murah untuk ukuran kantongku tas merk Long champ setelah diskon 70% seharga 297 euro, tapi rasanya aku belum butuh tas. Akhirnya puas berkeliling di lantai 7 yang merupakan tempat penjualan souvenir. Aku tertarik karena kualitas souvenirnya bagus dan cantik-cantik. Mehonggg sih ... tapi prinsipku untuk ngasih orang lain harus yang bagus. Harga sebuah gantungan kunci 5 – 10 euro 1buah. Edo ngotot kemahalan karena dia sudah membeli di lokasi menara Eiffel harga gantungan kunci hanya 1 euro dapat 5 buah. Dia ngotot sama kok...tapi mata dan alat perabaku gak bisa dibohongi...ya jelas beda kok. Puas membeli beberapa souvenir ... tidak bisa beli banyak karena budgetku sangaatttt terbatas (kalau ikut kata Indah...saling tahu ya yuk... gak kukuh kita kan satu mata pencaharian...hahaaa.). Faktanya tidak juga bisa sedikit 1 atau 2 atau 3. Saudara kandungku yang perempuan aja 5 orang belum keponakan dan beberapa teman kantor yang paling dekat saja.

Puas belanja souvenir kami turun ke lantai dasar dan menunggu di pintu masuk pertokoan berjejer rapih di tangga, padahal udara sangat dingin sekitar 2 derajat celcius. Gak kuat banget rasanya.... untuk menghilangkan rasa dingin kami berfoto-foto di sepanjang jalan pertokoan. Kebayangkan harus menunggu selama 1 jam dalam cuaca beku begitu (Kondisi dan situasi seperti ini dimana kami harus duduk-duduk ditangga depan pintu masuk/keluar pertokoan dengan badan, kaki, tangan dingin membeku, membuat aku teringat dongeng masa kecil yang bercerita tentang gadis korek api yang meninggal karena kedinginan dan kelaparan). Setelah kelihatan bis jemputan alangkah girangnya kami karena bebas dingin di bis ada heater. Dalam bis pun kami harus menunggu selama setengah jam lagi. Hmmmm....seperti itu!

Di sepanjang jalan pertokoan Galery Lafeyette

Kota sok sibuk jalan ya...

Daripada kedinginan di tangga toko mendingan selfie selfie

Malam ini kita sampai hotel belum terlalu larut, masih sekitar jam setengah sepuluh tidak seperti malam kemaren hampir jam setengah duabelas malem kita baru dapat pembagian kamar. Malam ini harus kemas-kemas koper karena besok jam 9 kami akan meninggalkan kota Paris menuju Amsterdam tetapi singgah dulu di Brussels.

Oh iya .... sebelum tidur aku mau berbagi-bagi tips aman selama di Paris, karena meskipun negara maju lingkungannya sangat tidak aman. Yang namanya copet itu trick nya luar biasa canggih. Bahkan teknik pemerasannya luar biasa kasar. Di area dekat menara Eiffel atau di berbagai sektor pariwisatanya banyak teknik pemerasan yang dilakukan. Misalnya saja mereka menjatuhkan benda apapun termasuk cincin mahal yang mereka miliki, nah orang Indonesia sebagian besar memilik nilai sosialsangat tinggi melihat cincin jatuh di depan kita pastinya secara naluri bantuin mungut dong. Nanti tepat saat kita bantu memungut si pemeras akan berteriak kita maling. Ya udah deh kita dipaksa buat bayar duit dengan ancaman agar tidak dilaporkan ke polisi.

Di area menara Eiffel ada teman satus bis kami yang berasal dari Palu kecopetan HP. Marwa teman satu bis yang juga berasal dari Palembang terperangkap aksi pemerasan. Dia disuruh membubuhkan tanda tangan di sebidang kain putih yang memang sudah banyak tanda tangannya. Eh...gak tahunya setelah bubuhkan tanda tangan dipaksa membayar uang sekitar 100 euro. Kalau tak mau akan di hajar... hmmmmm. Aku sempat mendengar Marwa curhat dengan kawan sebangku di bis, dia gak bisa minta bantuan saat itu karena mereka cuma berdua dan pisah dari yang lainnya. So...selama di Paris jaga hati (alias gak mudah terpengaruh alias mudah kasihan), jaga tas dan barang berharga lainnya, jadilah orang dengan ego yang sangat tinggi (seperti pola perilaku warga Paris) supaya tidak terperangkap kejahatan mereka. Ihhhh...sadis ya...:D

Sungguh bagiku kota Paris ini gak banget. Warga negaranya yang cuek dan kasar terhadap wisatawan seakan mereka itu tidak membutuhkan wisatawan yang nyata-nyata membawa devisa ke negaranya. Contohnya saja reseptionis hotelnya gak ada "welcome" nya ke kami, ngomel-ngomel lobbynya penuh oleh koper kami yang sedang menanti pembagian kamar. Astaghfirullah...! Beda sekali dengan hotel-hotel di Indonesia atau negara Asia dan negara muslim seperti Turki. Baik penduduk apalagi petugas hotelnya yang ramah menyapa "Selamat datang, selamat pagi, ada yang bisa dibantu? dsb".  Jeraaa....! Aku sendiri tidak mau lagi berkunjung ke negara ini untuk yang kedua kalinya. Cukup sekali ini saja. Okay saya istirahat dulu ya. Good night.... see you tomorow.

No comments: