Tuesday 29 October 2019

KAMPUNG MURAL GUDANG BUNCIT DAN PALEMBANG CITY TOUR

Kembali lagi ingin refreshing dan menjajal kuliner atau tempat makan yang ter hits di Palembang ini. Dari semua yang ditawari akhirnya cuma kami bertiga inilah yang konform... Bertiga Ana, Yossie dan Esi. Artinya kita napak tilas jalan-jalan akhir pekan lagi, seperti dulu saat kami masih jadi tim pengurus arisan RT 042. Dulu kami bertiga sering "ngider-ngider" Palembang ini. Entah itu untuk browsing-browsing cari souvenir yang sesuai dengan jatah uang yang ada untuk dibagikan ke anggota, atau bisa jadi kami ngejajal sesuatu yang baru dan trend di Palembang. Inget aja kami mencoba naik LRT beberapa hari setelah dilaunching.

Yah... kalau kami bertiga sih sistem negoisasinya gampang banget, karena pribadi dan selera sudah sangat "Klik". Semua keinginan sama bahwa kita refreshing tidak hanya kulineran saja, tetapi harus including cari tempat "instagramable" buat foto-foto supaya bisa nyampah di IG dan FB. Wkwkwkw.. yang gak suka bodoh amat lah....!. Sepakat kita akan hunting foto disekitaran BKB saja. Soal kulineran masih belum resmi antara Baropi Grill atau Rajatentro. Cenderungnya sih ke Rajatentro karena masih diseputaran BKB. Biar gak sulit akomodasinya soalnya dalam itinerary ada rencana napak tilas naik LRT ke OPI Mall buat cari sepatu. Oke...letsgo!

Enaknya memang kalau dengan yang sudah "klik" sepaham, seide dan seaturan. Tak ada ngaret dan saling tunggu. Janji jam 10.. Jam 10 kurang 10 menit kami sudah ngumpul...Cuss melaju pakai mobilnya Yossie. Tadinya destinasi pertama yang akan disinggahi adalah BKB.... namun dalam perjalanan aku bercerita tentang sebuah spot foto terinstagramable yaitu "Kampung Mural Sekanak" aku pernah browsing tentang destinasi hunting foto dan terbacalah tentang ini. Dannnn...tuh kan enak banget karena kami gampang okenya.... Yossie bilang toh masih pagi juga.. kita ke Sekanak saja dulu, biar sekalian nanti ke BKB dan makan di Rajatentro yang lokasinya juga di area BKB 

KAMPUNG MURAL GOEDANG BOENTJIT
Lokasi wisata ini terletak disebuah kawasan bekas pergudangan di Jalan Ki Gede Ing Suro, Kelurahan 29 Ilir, Kecamatan Ilir Barat II, Palembang. Jika melihat sejarahnya dahulu kala kawasan ini adalah sebuah rumah milik Baba Ong Boen Tjiet, seorang saudagar asal Tiongkok yang dibelakangnya terdapat gudang yang dikenal sebagai Gudang Buncit. Entah apa penyebabnya rumah dan gudang ini sudah lama kosong, bahkan bangunan yang sudah berupa reruntuhan. Kawasan ini dipenuhi oleh semak belukar, sampah di mana-mana, serta menjadi toilet umum warga pinggiran sungai.

Dinas Pariwisata Kota Palembang bersama gabungan komunitas mural yang menamakan diri mereka Fun Colour Project dibantu oleh dana CSR dari Dulux, dengan kreatifitasnyanya menjadikan kawasan kumuh ini menjadi Kampung Mural Gudang Baba Boentjit. Terlebih lagi disaat menyambut pelaksanaan Asian Games 2018 yang diadakan di Palembang Pemkot Palembang melalui Dinas Pariwisata Palembang terus bersolek mempercantik Kota Pempek dengan cara mengembangkan sejumlah kawasan menjadi destinasi wisata salah satunya adalah Kampung Mural di Gudang Buncit ini.

Begitu turun dari pelataran parkir kami bertiga saling pandang, karena riang banget dapat lokasi secantik ini untuk jepret-jepret. Tujuan kami memang untuk hunting lokasi foto-foto. Jadi pas dan sangat keren sekali. Sesampai di lokasi ada segorombolan anak SMU Negeri 22 yang sedang melakukan photoshoot untuk buku kenangan di akhir tahun ajaran. Mereka memang booking seorang photographer professional.

Kami maju dan tak sabaran untuk mulai action, dannn ... yang bikin agak kecewa adalah tripod yang sudah disiapkan sejak semalam ngadat dan gak bisa tegak. Jadi gak bisa foto bertiga. Lama tuh ngoprak oprek Tripod, tapi tak bisa juga. Muka sudah memerah karena sinar matahari sangat terik dan area ini tak ada pohon teduh untuk berlindung. Yaaa..sudahlah fotonya sendirian atau paling tidak berdua ganti-gantian.

Qadarullah ternyata anak-anak SMU itu tidak langsung bubaran seusai sesi foto-foto. mereka masih duduk-duduk dan bercanda di lokasi. Asyiiikkk jadi bisa dong untuk minta tolong difotoin agar punya file foto kita bertiga. Click take and shoot... dapat banyak dah... Masih banyak sih spot-spot yang belum dijamah misalnya ada jembatatan dengan view sungai, ada perahu. Namun apalah daya kami sudah tak kuat lagi dengan panas matahari... bubar jalan.

Untuk mengefektifkan rute perjalanan tujuan selanjutnya ada makan siang di Radjotentro cafe. Tapi setelah sampai di lokasi harus menelan kecewa karena cafe ini entah tutup entah apa namun yang nampak hanyalah ruang kosong tanpa pengunjung. Ya sudahlah.... langsung kami balik badan. Menuju BKB.
Hmmm biru elektrik dengan kuning warnanya keren kan...
Ini mural terfavorit di sini
View pojok kanan
Gersangnya...
Itu boneka maskot Asian Games
Ular Naga besarnya bukan kepalang
Pigura yang cantik dengan caption di dinding yang hmm..
View di belakang sangat indah namun tak bisa sempurna karena parkir motor sembarangan dan kotak sampah besar yang terlihat di belakang
Sibuk dengan tripod.. tak berhasil juga ...

BENTENG KUTO BESAK 
Dalam sejarah, Benteng Kuto Besak adalah bangunan keraton dari abad ke-18 yang menjadi pusat Kesultanan Palembang. Benteng ini mulai dibangun pada tahun 1780 atas prakarsa Sultan Mahmud Badaruddin I yang memerintah pada tahun 1724-1758, lalu diselesaikan oleh penerusnya yaitu Sultan Mahmud Bahauddin yang memerintah pada tahun 1776-1803.

Kawasan pelataran di depan Benteng kuto Besak pun ditata sedemikian rupa oleh pemerintah kota Palembang, menjadi sebuah plaza alias alun-alun yang bisa digunakan wisatawan untuk berswa foto dan menikmati suasana pinggiran sungai dengan latar belakang view jembatan Ampera. Kadangkala lokasi ini dijadikan tempat penyelenggaraan event-event besar. 
Saat malam tiba, biasanya kawasan Benteng Kuto Besak dipenuhi oleh pedagang pasar malam yang menjajakan dagangannya. Traveler bisa berburu kuliner khas di sini, berupa pempek, atau pun aneka jenis kuliner kaki lima lainnya yang tak kalah lezat. Dan yang paling hits adalah "Mie Tek-tek".

Mulailah kami beraksi dengan camera handphone, qadarullahnya untuk bisa foto bareng bertiga ada seorang bapak yang menyewakan perahu ketek sembari berjualan penganan kecil diperahunymenawarkan diri untuk menjepret. Foto pertama yang dia ambil adalah tulisan merah bertuliskan Palembang. Angle yang diambilnya bagus. Kami minta tolong lagi kepada "si bapak". Akhirnya beliau bersedia dengan catatan mengganti uang lelahnya dengan rupiah seikhlasnya. Okelah pak...yang penting ada foto rame-ramenya.

Kami juga bertemu sekelompok mahasiswi UIN yang sedang berfoto-foto merayakan Ulang tahun temannya. Anak-anak ini santun dan suka menolong. Selalu ada rasa melow melihat anak-anak sebaya anak kandungku Nabila yang saat ini tak terdengar lagi kabar beritanya. 
Kepalang sudah di area wisata ini, aku menginginkan bisa dapat foto di tangga cantik milik Museum Sultan Mahmud Badaruddin. Kesampean...deh fotonya cantik-cantik. Terakhir ditup dengan santap siang di warung Mbok Iyah yang terletak di sebelah kantor Walikota. Warung sederhana namun cita rasa makanannya "Aduhhhh Gusti.... Mantapppp".

Usai makan siang kami mampir ke Mesjid Agung untuk sholat dzuhur. Hmmm...benar-benar city tour kali ini. ... Luar biasa acara refreshing kami...dan kita rencanakan episode berikutnya yah....
Bersama Mahasiswi UIN
Anak-anak yang baik dan berakhlak
Hasil Jepretan si "bapak"
Patung Belido
Berdua tapi dapat bertiga...ahhh si bapak


Benteng Kuto Besak
Museum SMB
Kerennn  berhasil dapet foto disini...seumur-umur belum pernah

No comments: