Belum cukup lama aku tergabung dalam kelompok senam jantung sehat komplek perumahan di lingkungan tempat tinggal aku. Kenapa aku ikut senam ini? Hal ini adalah suatu pilihan yang menurut aku sangat perlu mengingat kondisi dan rekomendasi dokter setelah membaca hasil “annual general check up”, indikasi “obesitas”. Demi sehat aku mencari apa saja yang membuat aku bisa bergerak yang bukan kegiatan sehari-hari. Kegiatan KSJ PHDM dilaksanakan rutin setiap Minggu pagi jam 6.30, dimana sebagian besar anggotanya sudah agak sepuh (pensiunan). Aku suka karena ritme dan gerak senam porsinya pas buat orang seusiaku. Tak perlu aerobic berat.
Untuk menjalin keakraban dan rekreasi serta sosialisasi klub senam ini digabung dengan kelompok senam “Polaris” (atau apalah namanya aku lupa) yang juga anggotanya terdiri dari orang-orang berusia lanjut dan pensiunan melanconglah kami ke suatu lokasi yang baru di launching. Dalam rangka memperkenalkan lokasi ini. Promotornya bu Luki Hudoyo yang nota bene kepala dinas di tempat tersebut.
Kebun Raya Sriwijaya Sumatera Selatan di inisiasi dan dikelola oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Sumatera Selatan. Kebun Raya Sriwijaya Sumatera Selatan terletak di Desa Bakung Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir. Dengan lahan seluas ± 100 Ha terletak pada lahan komplek kawasan Agro Techno Park 2 (ATP 2). Kawasan ini dulunya merupakan hutan produksi yang kemudian ditetapkan menjadi kawasan hutan dengan tujuan konservasi. “Keberadaan Kebun Raya Sriwijaya bertujuan untuk menyelamatkan berbagai jenis tanaman berpotensi obat dan tumbuhan lahan basah, khususnya yang ada di Sumatera.
Provinsi Sumatera Selatan dikenal memiliki lahan basah (gambut) yang sangat luas menutupi sebagian wilayahnya. Lahan basah ini memiliki karakter yang unik yaitu dengan kelembapan tanah yang sangat tinggi, bahkan cenderung tergenang. Kondisi yang demikian memungkinkan keberadaan spesies-spesies tumbuhan endemik yang telah mampu beradaptasi dengan kondisi ekstrem dan cekaman. Keanekaragaman tumbuhan yang tinggi dan keberadaan masyarakat di wilayah tersebut yang sejak lama memanfaatkan tumbuhan, salah satunya sebagai tumbuhan obat. Berdasarkan hal tersebut ditetapkan tema Kebun Raya Sriwijaya sebagai kawasan konservasi tumbuhan lahan basah dan tumbuhan obat.
KR Sriwijaya telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dan menjalankan fungsi kawasan konservasi tumbuhan, penelitian dan pendidikan lingkungan. KR Sriwijaya telah menetapkan tema “Tumbuhan obat dan lahan basah Sumatera”. “Koleksi tumbuhan di Kebun Raya Sriwijaya sampai Juni 2018 di pembibitan berjumlah 366 jenis (4.099 spesimen), dan koleksi tertanan dikebun berjumlah 11 jenis (288 spesimen) dan data base koleksi berjumlah 61 jenis (290 spesimen).
Taman tematik yang telah ditata adalah Taman Tematik Hias berpotensi Obat dan Taman Tematik Tumbuhan Gambut. Beberapa infrastruktur pendukung lima fungsi kebun raya telah terbangun pada zona penerima, zona pengelola dan zona koleksi antara lain rumah pembibitan, lahan pembibitan, cafetaria, pintu air, lampu solar, pagar, tower air, kantor pengelola, gedung intrepretasi, mess karyawan, rumah dinas, guest house, jalan akses menuju kebun raya (aspal), jalan boulevard, lahan parkir, gerbang, gardu listrik, dan saluran drainase.
Jam 6 pagi (molor setengah jam dari jadwal yang direncanakan) kami start jalan menuju lokasi. Tidak ada hambatan dan kami meluncur dengan mulus. Terlebih lagi dengan telah beroperasinya tol Palindra maka waktu yang ditempuh untuk sampai ketujuan jadi lebih cepat. Memasuki kawasan kami disambut dengan ornamen pintu gerbang yang keren. Disini kami turun sejenak untuk mengabadikan keindahan ornamen gerbang. Puas foto-foto kami hanya berjalan kaki menuju aula tempat senam bersama akan dilaksanakan. Rombongan kami (Aku, bu Luki, Bunda Tinoek, Asma dan Dewi) adalah peserta pertama yang mendarat. Secara cerdas aku segera mengunjungi gerai penjualan hasil bumi seperti ubi ungu,singkong, timun, labu, pepaya dan sebagainya, aku membeli ubi ungu dan timun. Setelah membayar aku segera meletakkan barang belanjaanku ke dalam mobil.
|
Pintu Gerbang Kebun Raya Sriwijaya |
|
Jalan kaki menuju lapangan aula, lihatlah pohon-pohon yang ditanam di kiri kanan jalan belom jadi |
|
Tanaman di taman inipun masih belum jadi |
Selang beberapa saat 2 buah bis yang berisi anggotan klub senam jantung sehat “Polaris” mendarat. Wuih...banyak juga ya anggotanya sampai 2 bis besar. Mereka bertebaran dan menghampiri gerai penjualan hasil bumi tadi. Karena peserta yang cukup banyak dan jumlah dagangan sedikit, banyak yang kecewa karena tak kebagian. Selamet....saya sudah dapet. Bener juga yach...pepatah mengatakan “first come first serve”. Peserta terakhir yang datang justru kelompok senam kami. Berhubung sudah sangat siang (9.30 lebih), maka begitu KSJ PHDM datang acara senam bersama dimulai. Asyikkk dan cukup menantang juga senam di cuaca yang panas bedengkang ... huft basah semua baju.
|
Sebagian peserta yang ikut senam, karena sebagian lagi terutama kaum bapak tak mau ikut foto bersama |
Usai senam sambil rehat dengan menyantap penganan tradisional seperti rebus pisang, selo ungu, kacang, singkong, bandrex, secang, wedang jahe, air jeruk kunci, pihak Balitbangda dan KRS (Ibu Luki Hudoyo) memberikan penjelasan/memperkenalkan sejarah pendirian, sumber dana, peruntukan, tujuan, sarana dan prasarana secara lengkap tentang Kebun Raya Sriwijaya ini. Setelahnya disambung dengan penyuluhan kesehatan khusus untuk para manula ini yang disampaikan oleh dokter Retno. Usai perkenalan dan acara penyuluhan kesehatan kami digiring masuk ke ruangan aula untuk ice breaking dengan games-games menarik dan lucu.
Berhubung hari semakin siang acara games diakhiri dan kami santap siang. Menu yang disajikan oleh pihak KRS luar biasa maknyus... yang paling spesial adalah sambal terasi, sayur lodeh dan rebus daun singkongnya...mantab (untung aku masih bisa mengendalikan diri dengan program diet...tidak khilaf). Usai makan siang acara diteruskan dengan “plant visit” alias mengunjungi spot-spot yang ada di area KRS. Meski matahari terik dan cuaca memang panas (karena pohon-pohon, tanaman yang ditanam di lokasi ini masih kecil alias baru tanam) tak mengurungkan ke “antusiasan” aku untuk tetap pose di spot-spot yang menarik.
“Danau Cempaka”, danau buatan yang dihasilkan dengan mengeruk lahan gambut sangat bagus. Belum jadi aja sudah keren sekali (karena peralatan berat untuk pengerukan masih terdampar di sana dan pengerukan masih berlangsung). Apalagi menurut info dari bu Luki jikat sunset pemandangan di danau indah sekali. Hmmmm..... Puas foto di danau kami kembali lagi ke mobil dan melanjutkan perjalanan mengunjungi taman tematik. Meski tumbuhannya baru tanam alias belum jadi taman ini sangat indah. Konsepnya bagus bahkan aku membayangkan kelak taman ini akan menjadi seperti taman bunga Nusantara Cianjur.
|
Danau Cempaka |
|
Pose centil with bu Luki di danau ini |
|
Pembangunan infrastruktur jalan, tanah hitam bekas galian buat danau |
|
Belom puas ambil scene di sini |
|
Foto lagi nih sama bunda Tinoek |
|
Kalau di Taman Bunga Nusantara ada lorong bougenvile, di sini ada lorong ini... memang tumbuhannya belom jadi tapi konsepnya keren sekali |
|
Kursi-kursi besi buat rehat |
|
Saung-saungnya keren |
|
Jalan di atas air ini inget jembatan bambu di Floating Market Bandung |
|
Miniatur jembatan Ampera, hmmm... |
|
Teratainya tetap subur di saluran air yang kering karena kemarau. |
Beranjak dari taman tematik kami segera pulang. Ada rasa senang yang aku bawa. Bangga juga Sumatera Selatan punya Kebun Raya Sriwijaya. Konsepnya sangat bagus. Di dalam hati aku berdo’a semoga pengelolaan dan pengembangan Kebun Raya Sriwijaya ini akan terus berkembang sehingga akan menjadi sebuah destinasi wisata yang menarik nantinya. Inshaa Allah....!
No comments:
Post a Comment