Wednesday, 15 August 2018

UJI COBA LRT PALEMBANG

Masih dalam rangka istirahat cuti dari kejenuhan tempat kerja. Kemarin aku sudah refreshing ke Bogor dan Jakarta selama 4hari. Aku masih punya sisa cuti 4 hari lagi. Aku sengaja rencana mengambil cuti ini untuk benar-benar menikmati hari-hari tanpa beban stress karena lingkungan kerja yang begitu kaku dan beku. Aku ingin belanja sayur ke Lemabang, mau ke PTC belanja bulanan, mau bongkar dan ganti tanah tanaman aku, bebenah rumah dsb. 

Selasa sore aku sudah mendarat di Palembang. Lalu Rabu aku jalan ke Donatello cari sepatu kerja yang sebelum berangkat solnya sudah hancur tanpa ketahuan, lalu ke PTC belanja bulanan sambil nyantai lihat-lihat..... (karena biasanya kalau ke PTC aku selalu seperti dikejar-kejar waktu. Efek nyantai dan lihat-lihat jadi banyak yang dibeli. Peralatan dapur seperti piring cantik warna pink. Sangat menyenangkan....santai kayak dipantai ini. 

Lalu hari Kamis aku belanja sayur ke Lemabang...nyantai juga. Efeknya banyak dibeli.. karena pasar sayur tradisional adalah tempat sangat menyenangkan bagiku. Lihat sayur mayur segar bugar semua dipindah ke keranjang belanjaan. Begitu juga beli ikan yang masih berenang bebas alias masih hidup, beli ayam...dan yang paling menjadi catatan penting adalah semua makanan yang merangsang nafsu makan yaitu: pete, kabau, jengkol. Secara libur dan gak kemana-mana tak harus risih bau mulut atau bau pipis. Yeayyyyy... ! Pulang dari pasar aku seharian masak ungkep ayam dan membuat pepes ikan mas. Garang asam karena belimbing wuluh di halaman buahnya sedang sangat lebat sekali. Beres masak aku setrika baju yang kemarin dipakai travelling. Banyaakkkk... 

Menjelang Ashar semua kerjaan sudah tuntas. Saat aku sedang mainin HP, tiba-tiba ada nada pesan masuk di WA dari Yossie. Ngajak jalan Jum’at besok. Hmmmm...kebeneran banget ya sudah deal....! 

Hari Jum'at kami berkumpul di rumah Yossie.Seperti biasa kami pergi bertiga aku, Yosie dan Ana Rencana awal mau nonton “Si Doel the Movie”di Transmart. Sengaja mau ke Transmart karena aku belum pernah ke sana. . Karena start awal sudah agak kesiangan (jam 10.45) kami setuju untuk makan siang dulu di rumah makan Pindang Bokyah yang terletak di sebelah kantor Walikota. Nah...pada saat makan siang itulah secara tak sengaja topik pembicaraan adalah tentang LRT Palembang. Aku nyeletuk “Kapanlah kita nyobain naik LRT”. Ternyata tanggapan Ana dan Yossie sama. “Sekarang aja yukkk, mumpung masih boleh naik nanti pas Asian Games sementara waktu di stop melayani umum....” . Lalu cussss kita sepakat nyobain naik LRT. 

Maka secara total rencana berubah. Hahaaaa.... Gak jadi nonton, gak jadi ke Transmart. Putar haluan kami menuju Jakabaring. Dengan kebingungan dan berjalan secara intuisi saja kami menuju Mall OPI tujuannya buat memarkirkan mobil. Masuk ke gedung mall kami bertanya pada pak Satpam dimana tempat untuk naik LRT, bapak tersebut menjawab di lantai 2. Kami segera naik lantai 2, dan masih kebingungan mau ke arah mana karena tidak ada tanda penunjuk arah. Qadarullah di tengah kebingunan kami bertemu ibu-ibu dan anak-anaknya yang ternyata baru saja keluar dari koridor lorong menuju terminal LRT. Jelas sekali ibu dan rombongannya menjelaskan dan menunjuk arah kemana kami harus menuju. Berdasarkan info ibu tersebut kereta berikut akan berangkan jam 14.00. Kami melihat jam ternyata baru jam 12.45. Masih cukup waktu buat sholat Dzuhur dulu. Kami segera sholat dan malah sempat belanja sepatu dulu. Kami menelusuri koridor warna orange menuju gedung terminal/stasiun yang lumayan jauh, bahkan nafas kami tersengal sengal karena berlari-larian mengejar waktu yang tinggal 10 menit lagi. 

LRT (Light Rail Transit) adalah sebuah moda transportasi massal yang menawarkan peningkatkan transportasi perkotaan melalui percepatan waktu tempuh, mengurangi kemacetan serta meningkatkan keselamatan transportasi. Kota Palembang adalah salah satu kota besar di Indonesia yang tengah bertumbuh pesat. Keberadaan transportasi umum massal diperlukan sebagai upaya preventif prediksi peningkatan kepadatan lalu lintas di Kota Palembang. 

Pada awalnya pembangunan Light Rail Transit (LRT) di Palembang, Sumatera Selatan adalah untuk mendukung penyediaan angkutan umum massal dalam rangka mendukung perhelatan kompetisi olahraga Asian Games 2018 yang diselenggarakan di Palembang Sumsel dan Jakarta. Lintas pelayanan LRT dimulai dari stasiun Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II hingga Jakabaring Sport City. LRT ditargetkan untuk beroperasi pada Agustus 2018. 

Jalur LRT Palembang sepanjang 23,4 km itu akan melewati 13 stasiun berawal dari depo. Ketiga belas stasiun itu yakni, Stasiun Opi, Stasiun Stadion Jakabaring, Stasiun Gubenur Bestari-Polresta, Stasiun Terpadu Jembatan Ampera, Stasiun Pasar Cinde, Stasiun Dishub Kominfo Prov.Sumsel, Stasiun Palembang Icon, serta Stasiun Demang Lebar Daun. Selanjutnya adalah Stasiun Polda, Stasiun RSUD, Stasiun Telkom, Stasiun Asrama Haji, dan berakhir di Bandara Sultan Mahmud II. 

Setiap stasiun terdiri dari dua lantai, lantai concourse dan lantai peron. Akses untuk menaiki lantai concourse di setiap stasiun berbeda. Selain lift dan tangga manual, di beberapa stasiun ada yang menggunakan eskalator, namun ada pula yang menggunakan travelator, seperti di Stasiun LRT Jakabaring. 

Di dekat pintu masuk stasiun, masih di lantai concourse, ada smart gate berupa alat tapping untuk pembayaran ongkos LRT menggunakan e-money. Sedangkan di lantai dua terdapat empat fasilitas yakni , Area peron, kantor peron, Signaling and telecom equipment room, Panel room. 

Menyudahi ujung koridor yang wananya sangat eye catching (orange) kami langsung berada di lantai 1 alias concourse. Terlihat banyak sekali calon penumpang yang menumpuk dan antusias untuk mencoba naik LRT ini. Karena padat manusia aku gagal mengambadikan penampakan interior stasiun tampak cantik berupa pierhead atau “kepala” pilar LRT. Entahlah berasal dari mana para penumpang itu. Nampaknya kebanyakan dari suatu perkumpulan, karena mereka berseragam malah ada yang memakai kebaya dengan aksesories khas Palembang. Hampir sebagian penumpang adalah “ibu-ibu alias wanita”. 

Koridor orange yang lumayan jauh, gedung bertingkat di kejauhan itu saja terlihat jauh, nah OPI malll sebelahnya lagi masih jauh. Hufft...

Diburu-buru waktu tapi kita masih tetap usaha ambil foto

Koridor orange yang mempesona
Kami segera menuju ke lantai 2 menggunakan eskalator yang sudah penuhhhh.... Dilantai 2 kami menuju peron untuk membeli tiket. Supaya puas kami sengaja membeli tiket tujuan bandara seharga 10 ribu rupiah pertiketnya. Dari ujung ke ujung. Usai membeli tiket kami segera menuju gate sensor otomatis. Karena bagi masayarakat Palembang sistem transportasi ini masih sangat baru, untuk scan tiket masih harus dibantu oleh petugas yang sangat ramah dan dengan sabar membantu dan melayani calon penumpang. Kami segera menuju tempat pemberhentian kereta, terlihat kereta sudah siap untuk berangkat. Kami masuk ke dalam kereta yang sudah padat dan sesak oleh penumpang yang membludak. Apa boleh buat...kami harus berdiri. 

Aku agak sedikit kaget karena semula mengira kereta akan segera berangkat (seperti pengalaman naik kereta seperti ini saat travel aboard, biasanya kereta tidak terlalu lama berhenti menurun naikkan penumpang, dalam hitungan detik segera jalan lagi), ternyata menunggu lumayan lama dan penumpang yang masuk masih cukup banyak. Waduh...serem lihatnya sudah sangat “overcapacity”. Audzubillah... bismillah... aku berdzikir dalam hati karena was...was. Lebih kurang 10 - 15 menit akhirnya kereta berangkat. Biarpun sesak dan berdiri kondisi tubuh masih lumayan segar karena AC beroperasi sangat baik, jadi sirkulasi udara bagus. 

Lokasi di sekitar daerah Jakabaring

Area seputaran pasar 16

Sungai Musi, foto yang bisa diambil seadanya karena nyelip di atas kepala penumpang di depanku

Pasar 16 ilir yang colorfull
Kondisi dalam kereta setelah melewati stasiun PICON sudah lumayan sepi. 
Karena masih baru, aku tersenyum saja melihat berbagai macam tingkah penumpang. Di setiap gerbong ada beberapa petugas berseragam abu-abu dan navy yang ramah, sabar bahkan rela membantu penumpang yang meminta untuk difotoin. Beberapa kali kami berhenti di beberapa stasiun itu penumpang yang turun tidak ada malah yang naik terus bertambah. Makin kenceng aja dzikirku. Selamatkan kami ya Allah.... Saat di stasiun PICON, lumayan banyak penumpang yang turun. Agak lega sih, namun aku kurang gerak cepat sehingga tetap gak kebagian tempat duduk. Hiiihiii... asyikk... 

Baru berani dan bisa foto-foto setelah melewati stasiun Palembang Icon (Picon), karena penumpang agak sepi. Rada miris lihat tingkah anak kecil berseragam orange itu padahal dapat tempat duduk dia malah berdiri dan bergantung, kursinya malah diinjek. Hmmmmm

Bisa foto bertiga karena bantuan anak muda yang baik hati

Ana yang masih berdiri... hiks dari ujung ke ujung berdiri pulang balik
Laju kereta tidak cepat seperti kereta listrik di berbagai negara yang pernah aku kunjungi. Akhirnya dalam waktu tempuh sekitar 1 jam kami tiba di terminal bandara SMB2. Keluar kereta masih harus melalui sensor gate yang bisa dibuka menggunakan tiket kita tadi. Keren sekali fasilitas dan penampakan stasiun di sini. Aku berjalan dan memperhatikan dengan sangat seksama arah jalur jalan keluar. Ada koridor yang berupa eskalator tanpa sekat (seperti di PS mall) terhubung dengan terminal keberangkatan/kedatangan bandara. Itu fasilitas sengaja dibuat karena setiap penumpang pesawat pasti membawa koper, jadi tinggal seret aja tuh koper kalau eskalatornya seperti itu. Great...! 

Dari koridor ini ke arah kiri tempat Yossie noleh itu ada tangga turun berupa eskalator langsung terhubung ke terminal kedatangan/keberangkatan bandara SMB2
Setelah mencoba mengambil foto alias foto-foto yang memang tujuannya untuk dokumen pendukung update blog, kami menuju peron dan kembali membeli tiket untuk pulang kembali ke stasiun OPI mall. Seusai beli tiket kami menuju kereta. Masih kereta tadilah yang kami tumpangi. Kereta masih sepi jadi secara santai kami masih sempat foto di dekat kereta dibantuin petugas jaga yang baik hati. Hanya 3 kali cekrek kami segera lari ke kereta. Dannnn...secepat itu kereta langsung sudah kembali penuh tapi tidak terlalu padat seperti tadi. Kamipun berdiri lagi...wauuuu gempor rasanya kaki ini. Beruntungnya sampai di stasiun PICON ada seorang bapak yang merelakan tempat duduknya buat aku (bangku emergency untuk orang udzur atau dissability). Alhamdulillah...! Kasihan dengan Yosie yang masih berdiri, kami paruhan duduknya. Gak nyaman sih..tapi jadilah.. 

Hanya capture 1 foto ini saja kita jadi gak kebagian tempat duduk
Setelah mencoba naik LRT aku sangat bangga dan bersyukur Palembang punya fasilitas transportasi canggih seperti ini. Palembang harus sangat bersyukur, karena Jakarta saja LRTnya belum kelar, kemaren pas travelling Bandung juga baru dalam tahap rencana untuk penyediaan LRT. Palembang keren...! 

Jika biaya/ongkos naik LRT masih tarif seperti ini, dan nanti bisa “on schedule” aku berpikir jika aku akan ke bandara tak perlu lagi naik taksi. Lebih baik naik taksi online ke stasiun Cinde selanjutnya nyambung pake LRT menuju bandara. Bisa-bisa total biaya paling besar 30 – 40 ribu rupiah. Dibanding sewa taksi kena 120 ribuan. Semoga ke depan pengelolaan LRT makin professional. Fasilitas dan asetnya bisa dijaga kebersihannya. Aku juga berharap dan berdo’a agar keberadaan LRT di Palembang mendapat berkah dari Allah sehingga bisa memberikan manfaat dan kebaikan bagi semua kalangan. Aamiin.... 

Setelah menempu perjalanan dalam waktu tempuh 1 jam kami sudah berada di terminal/stasiun OPI mall. Melewati koridor oranye yang tadi saat berangkat terasa sangat jauh...dan saat pulang berasa dekat. Legaaa..... bahagia sudah nyobain LRT. Kami masih sempat shopping sepatu di OPI mall bahkan sebelum sampai ke rumah masih sempat mampir di kedai jajanan Palembang dekat masjid Agung. Makan model dan pempek. Alhamdulillah ...perjalanan hari ini menyenangkan. Jayalah Palembangku...!