Tuesday, 2 May 2017

THAILAND LONG WEEK END 1st DAY



“Tak peduli seberapa keras kamu mencoba, kamu tak akan pernah bisa menyangkal apa yang kamu rasa. Jika kamu memang berharga di mata seseorang, tak ada alasan baginya untuk mencari seorang yang lebih baik darimu”

Kamis, 27 April 2017
Bukan karena sudah letih dan jenuh dengan suasana kantor, tapi trip kali ini cuma iseng saja karena tanggal 1 Mei adalah hari libur terjepit (hari buruh International) alias long week end. Ikut travel dan persatuan DW ibu-ibu suatu instansi. Banyak pengalaman dan pelajaran yang bisa diambil bila semakin banyak berinteraksi dengan orang lain. Tujuannya cuma satu yaitu memperkaya diri untuk selalu menjadi pribadi yang baik, yang pandai sabar, bertoleransi, saling membantu, serta menahan diri untuk tidak terbawa arus sehingga tetap mampu menjadi diri sendiri. Paling penting tidak khilaf untuk ikut-ikutan menguras kocek dan rekening jika tidak mau kolaps, karena memang sumber dana yang aku punya berbeda. Uangku masih berseri jadi ada limitnya. Hehee.... Trip kali ini kami menggunakan jasa tour and travel lokal Palembang. Ada banyak ulasan tentang travel ini nantilah akan aku ulas secara terinci di artikel tersendiri.

Pagi jam setengah 6 aku sudah dijemput oleh taxi travel Varita menuju bandara, karena sesuai schedule jam 6.30 seluruh peserta harus sudah berkumpul di bandara, meskipun pesawat berangkat jam 8.30. Prediksiku jika minta dijemput setengah 6 pas akan tiba di bandar jam 6.30, tetapi karena masih sangat pagi jalanan lancar sekali sehingga jam 6 kurang 10 menit aku sudah nyampe. Heheee... disiplin banget yah....

Pagi itu suasana bandara padat dan berjubel mirip pasar pagi, aku lihat sebagian besar memang terdiri dari group travelling dan group umroh. Aku bengong sendirian di pojokan, seraya mataku nanar mencari kalau saja rombonganku sudah ada yang tiba. Memang dari group tour ini aku baru kenal 2 orang saja, yuk Erni dan Desi. Tak nampak.... Aku diam sendirian sambil memperhatikan tingkah laku para calon penumpang. Satu persatu group sudah masuk. Aku mencoba menelpon yuk Erni ternyata masih di rumah, memang saat itu baru jam 6. Ada satu group tour yang juga terdiri dari ibu-ibu aku berpikir apakah itu? Ah.... hiks...lucu juga ya aku gabung dengan group tour yang pesertanya belum aku kenal sama sekali. Akhirnya iseng aku message di WA group tour, bertanya kalau-kalau ada yang sudah tiba. Eh... dijawab ternyata Desi sudah tiba duluan, dan sedang sarapan di kedai bakso “Oasis”. Iyalah... aku menyusul.

Peserta baru berkumpul seluruhnya jam 7. Kami masuk dan mengurus proses check in. Hmmmm...dari awalpun sudah terlihat ada yang “miss” dari jasa travel ini. Pada keberangkatan mereka tidak membeli jatah bagasi untuk penerbangan Air Asia. Seluruh umatpun tahu jika Air Asia itu bagasi harus beli saat membooking tiket agar bisa lebih murah. Kami sepakat beli saja bagasi, yah jelas tak maulah geret-geret koper, dan yang pasti beratnya pasti lebih dari 7 kg. Aku sangat hapal karena saat di Milan isi koper kabinku hanya 2 winter coat dan peralatan make up saja beratnya lebih dari 7 kg. Nah ini baju dan segala macam perlengkapan untuk travel 5 hari. Alasan pak Boy pemilik travel lupa... Padahal seminggu setelah aku terima persyaratan trip aku sudah baca tanpa bagasi, aku mencoba telpon contact person pemilik travel dan selalu tidak aktif.

Akhirnya kami beli bagasi untuk keberangkatan Palembang – Kuala Lumpur – Bangkok, total yang harus dibayar untuk perorang adalah 500 ribu. Mantap...kalau begitu bukan murah biaya travelnya jauh lebih mahal dari travel lain. Apa boleh buat. Tapi aku selalu cepat mengambil petunjuk dari kondisi yang ada. Jasa travel ini belum professional dan harus siap untuk kondisi yang lebih buruk lagi selama 5 hari ke depan. Yups....kita tunggu kejutan-kejutan berikutnya.

Tepat jam 8.30 pesawat Air Asia take off menuju Kuala Lumpur. Tadinya aku sangat takut untuk naik maskapai penerbangan ini, mengingat peristiwa jatuhnya pesawat yang sama di pangkalan Bun yang seluruh penumpangnya tewas. Ternyata tidak. Pesawatnya sendiri bagus (seat, interior, toiletnya), pelayanannya baik. Para awak pesawatnya sangat “assistantable”. Hanya fasilitas makan minum saja yang tak ada tapi kita bisa beli makan dan minuman yang dijajakan oleh para awak pesawat di dalam pesawat. Ah...tidaklah, aku justru takut makan yang gak jelas takut malah muntah-muntah. Menempuh penerbangan selama 1 jam 25 menit kita mendarat di KLIA, sebuah bandara berkelas Internasional (memang lebih bagus dari Indonesia namun belum setara dengan Inchieon).

Ketika turun kami harus berjalan kaki cukup jauh untuk menuju Imigrasi control. Suasana sangat ramai. Antrian mengular. Memang “peak season” sepertinya Tiba-tiba pak Boy memanggil kita dan dia menyeruduk masuk saja ke antrian depan memotong deretan ular yang sudah lebih dulu. Tiba-tiba ada seorang bapak berbaju kaos putih, berteriak-teriak memarahi kita, dia bilang “please stand in queue”. Tadinya aku mengira bapak tersebut officer tak tahunya sesama penumpang, sebenarnya kami tidak memotong barisan beliau. Kami berdiri di jalur yang berbeda dan memang kosong alias kami menyusup di tempat yang memang lowong. Hadehhhh... naluriku bilang memang salah ...,  tapi mungkin juga cerdik karena penumpang lain tak menyadari jalur tersebut kosong. Sembari antri si “bapak” masih tetap ngoceh. Kalau diterjemahkan “dasar tak tahu aturan main potong aja, antri dong”. Heheee.... kami cuek saja. Segitu motong aja untuk imigrasi control ini memakan waktu 1 jam lebih saking ramainya. Hmmmm....

Ketika izin membeli "softex" di suatu counter aku sempat terpisah dari rombongan dan nyasar ke mana-mana. Untunglah segera bertemu rombongan yang sudah menyelesaikan santap siangnya di base ground, aku terpaksa menyusul makan. Selanjutnya menuju mushollah dan toilet. Usai toilet dan musholah visiting, kami menuju lantai 3 untuk check in (tempat yang tadi kami nyasar), calon penumpang penuh mengular. Agak ada sedikit "rushtic" dalam bagasi check in, pemilik travel belum terbiasa mengurus yang beginian sepertinya.

Usai check in kami menuju gate P15 yang jauhnya itu minta ampunnnn... kira-kira seperti jarak Pusri-Boom Baru. Mana jalannya naik turun dan berkali-kali x-ray control. Alangkah sulitnya. Jadi rindu Korea yang fasilitas bandaranya sangat nyaman dan praktis banget. Hmmmmm...hmmmm baru hari pertama aku sudah banyak harus bersabar. Kita tunggu kejutan berikutnya. Dengan segala keribetannya kami bisa take off juga menuju Don Muang Bangkok.

Sebelum masuk gate P15
Hemat tenaga menuju gate P15
Jam 17.30 pesawat kami mendarat di Don Muang, dan proses imigrassion control serta pengambilan bagasi memerlukan waktu 1 jam lebih. Ada catatan penting yang aku ambil di sini, petugas bandara di Bangkok sangat kasar dan tidak sopan sama sekali. Ada seorang penumpang yang juga asal Indonesia bahkan salah satu group dari Palembang yang melakukan kesalahan karena berfoto di jalur imigrasi control. Petugas wanita itu menahan HP dan menyuruh penumpang laki-laki itu berdiri di tengah orang ramai sembari wanita itu dan teman wanita lainnya mengejek, menertawai pemuda itu disaksikan ribuan mata, padahal staf ahli security bandara sudah menyelesaikan masalah tersebut dengan menghapus foto yang dia ambil tadi. Kepala security itu tidak marah hanya menasehati. Tapi aku sangat tidak suka dengan petugas wanita tadi. Terlalu aniaya sih menurutku.

Satu lagi bukti kekerasan petugas bandara adalah roda koperku sampai patah mematah dan kain pembungkus koper sobek menyobek. Artinya dua kali ke Thailand dua kali pula koperku hancur dibanting entah saat masuk bagasi atau saat turun bagasi dari pesawat. Aku jadi inget mama almarhum yang sedih sekali karena kopernya patah mematah ketika aku pinjam saat aku ke Thailand untuk dinas dari kantor tahun 2010 dulu. Padahal koper itu koper kesayangan mama almarhum yang dibelikan oleh Arik di Jakarta. Maafkan aku ma.... Trip kali ini aku memang sengaja tak mau bawa koper “Elle merah” kesayanganku karena ingat peristiwa itulah. Ehhhh..kejadian bener, wong tadi di Kuala Lumpur koperku masih sehat dan bisa digeret-geret saat aku beli pembalut dan sesat mencari peserta lain yang makan duluan. Terlalu.....

Kami segera menuju meeting point, dijemput oleh local guide dan pengalungan bunga sebagai ucapan selamat datang. Surprise....tadinya aku pikir peserta 8 orang kami merupakan private group, karena bukankah dari awal sudah dibilang biayanya agak mahal karena jumlah orang sedikit. Kalau bisa lebih banyak mungkin biaya bisa lebih turun. Ternyata kami digabung dengan group tour lain dari Jakarta, Semarang, Surabaya, Medan sehingga total group berjumlah 35 orang. Waduhhhh aku trauma banget jumlah peserta yang banyak begini, ingat saat West Europe jadinya. Namun Alhamdulillah orang-orangnya cukup disiplin, kompak dan saling pengertian.
Jam 9.30 kami sampai di hotel “Season Huamark”, hotel bintang 3 yang fasilitasnya seadanya. Lokasinya juga di lorong. Seprai yang kuning dan bau, colokan listrik gak menyala. Tak ada free wifi. Apa boleh buat yang penting bisa tidur. Menerima kenyataan ini aku jadi membandingkan waktu aku ke Thailand on Duty, itu fasilitas eksekutif dan mewah. Penerbanganpun aku turun di Swarnabumi bandara komersil, hotel berlokasi di pusat kota. Hmmm..hmmmm

Meskipun sudah sangat malam kami masih harus keluar mencari makan malam. Di sebelah hotel ada supermarket dan juga resto halal untuk mencari santap malam. Menurut pak Bong kami hanya perlu naik ke lantai 3 saja untuk melakukan santap malam. Namun ternyata setelah bertanya-tanya pak Boy pemilik travel kami merasa harga paket menu yang ditawarkan sangat mahal jadi tak sesuai budget kami. Kami keluar supermarket menuju jalan dan trotoar, masuk gang-gang. Ya Allah kalau tahu begini mending gak usah makan sajalah. Sudah lelah mana malam pula harus jalan jauh hanya buat sesuap nasi. Setelah lumayan jauh berjalan mencari makan malam, pada akhirnya keputusan akhir jatuh pada menu selera asal KFC, itupun masih untung kedainya masih buka.

Usai mandi aku masih mempersiapkan koper karena besok kami akan pindah menginap di Pataya, jadi koper akan dititip dulu dihotel ini yang dibawa hanya koperkabin dan tas tangan. Mesti hati-hati supaya barang penting tak ketinggalan, mau pinjem ke mana kalau tinggal ayo.... Usai itu aku langsung tidur.

No comments: