Minggu pagi ini tanggal 15 Oktober 2017 kami bertiga aku, Atik dan Kotada mau latihan jalan cukup jauh. Tujuannya adalah melatih jalan untuk Sa’i dan Tawaf sebagai persiapan umroh. Sudah 3 kali minggu rencana ini belum bisa terwujud karena kesibukan masing-masing sehingga schedulenya belum klop. Nahhhh... baru minggu ini semua bisa nyata.
Berangkat dari rumah jam 6 pas, hanya membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit kami sudah sampai di TKP (Gelora Jakabaring), bisa sangat singkat begini karena jalanan masih sepi. Sampai di lokasi ternyata sudah padat sekali , ramaiiiiinya manusia.... ternyata selama ini aku hanya ngumpet di rumah saja. Haaaaaahaaa... nih sepagi ini manusia sudah tumpah ruah disini. Untuk masuk kami harus membayar HTM sebesar 10 ribu rupiah saja. Pas cari tempat parkir agak rada susah karena sudah berderet mobil yang diparkir. Dapat juga tempat parkir, tapi agak jauh dari stadion.
Setelah memarkir mobil kami berjalan lumayan jauh untuk menuju stadion... tak apalah. Toh kesini itu memang buat latihan jalan. Di depan stadion sudah banyak orang yang berdiri standby dengan aneka rupa gaya, sedangkan sound system menggaung cukup meriah. Entahlah kenapa orang berdiri-diri di sana. Setelah kupikir-pikir ohhhh... mungkin bakal ada senam bersama seperti yang pernah aku lihat di status IG atau Facebook teman. Iyaaa....pasti mau senam. Tapi kami tak berniat ikut senam. Meskipun saat itu belum sampe berjubel, aku yakin bila senamnya sudah mulai pasti berjubel padat merapat seperti waktu aku ke KI tempo hari.
Cusss...kami berjalan cepat saja melilingi stadion. Senang juga sih memutari stadion ini, selama berkeliling kami dapat melihat berbagai aktifitas yang dilakukan oleh pengunjung. Ada yang bermain bulu tangkis berpasang-pasangan dengan anak atau istri atau pacar, ada yang duduk mojok di pojokan berbincang, ada yang hanya selfie-selfie, naik sepeda, lari, jalan cepat mengitari stadion. Hmmm...sangat menyenangkan suasananya. Aku senang karena Palembang punya tempat tujuan wisata keluarga di akhir pekan yang sangat bagus. Keren...Palembang kece!
|
Baru 2 putaran Atik sudah mengajak selfie, ehh dia sudah siap dengan tongsisnya |
|
Dikejauhan terlihat senam bersama sudah dimulai |
Di akhir putaran ke-3 kulihat senam bersama sudah dimulai. Benar saja berjubel sampai merentangkan tanganpun akan menyenggol tetangga sebelah. Jadi kurang sempurna gerakan “exercise”nya. Menjelang akhir putaran ke-4 (cukup 4 putaran saja karena kata Atik harus menyisakan tenaga berbelanja di pasar 16 ilir), kami terpaksa harus melewati bagian depan senam itu. Hmm...nekat ya “ngatret di depan ribuan orang dan jadi pusat perhatian. Cuek ajalah...karena kudu lewat mana lagi. Di akhir putaran ke-4 kami mampir ke toilet. Toiletnya lumayan bersih, tapi sayangnya tuh toilet penuh barang ada, rice cooker yang sedang menyala, sayur mayur, kompor. Wastafel toilet itu berubah fungsi jadi meja dapur. Waduhhhh... siapalah oknumnya. Padahal stadion ini sudah bagus banget deh menurutku untuk jadi tujuan wisata akhir pekan warga “Wong Kito Galo”. Berharap semoga aset ini tetep bisa terjaga kelestariannya, kebersihannya, keindahannya.
|
Cari jajanan dulu buat sarapan |
Keluar dari toilet kami segera menuju deretan pedagang jajanan. Setelah berkeliling melihat-lihat, kami tertarik dengan kedai khas Betawi yang menjajakan, nasi uduk, bubur ayam terusss apalagi... lupa karena gak terlalu perhatian sebab menu yang menarik perhatian hanya nasi uduk khas Betawi dan bubur ayam. Kami segera memesan 2 nasi uduk, 1 bubur ayam dan minumnya air mineral saja. Menunggu makanan datang agak lama, karena sepertinya kedai ini ramai pengujung. Sekitar hampir setengah jam maka orderan kami datang. Aku segera menyantap bubur ayam yang kupesan..... tapi... saya agak syookkkk ketika menyuap satu sendok saja. Asliiiiii... cita rasanya gak banget dan gak rekomendasi!!! Aku mengajak Atik tukeran menu dengan nasi uduk yang dia punya yang tinggal 2 sendok lagi. Hmmmm.... sama saja booooo...! Aku menatap pedagang yang di depanku yang menjual mie ayam sepertinya ramai juga. Kutawarkan Atik dan Kotada “Kita beli 1 mangkok mie ayam yok, tapi makannya bagi 3”. Setujuuuu...! Menunggu agak lama juga mie ayamnya datang. Hmmmm.... tapi lagi-lagi kecewa. Ampun gak jelas rasanya...! Mienya masih mentah, minyaknya berleleran alias banyak sekali, tidak asin, tidak gurih alias hambar. Astaghfirullah bukannya mengejek/mencela makanan, tapi agak kecewa dengan cita rasa yang seperti itu untuk seluruh makanan yang kami beli itu merogoh kocek hampir 100 ribu. Hmmmm...lain kali kita bawa bekal dari rumah sajalah. Seperti kata Kotada “Kalau mahal...enak sih gak masalah!” Ya sudahlah cukup jadi pengalaman saja.
|
Nungguin orderan ready... |
|
Tetaplah bergandeng tangan seia sekata karena Papa Mama kalian sudah tak ada. Rukunlah selalu |
|
Pagi yang cerahhhhh.. |
Yah... senangnya aku sudah dapat foto di lokasi yang terinstagramable untuk wisata kota Palembang. Lanjuttt... aku mau ambil foto di mascot terbaru di Palembang dalam rangka Asian Games, yaitu “Patung Belido” di sekitaran Benteng Kuto Besak, yang konon katanya mascot ini setara dengan patung Merlion di Singapura. Dari mulut ikan Belido menyemburkan air (meskipun saat ini airnya belom muncrat). Mareeee...kita menuju TKP. Sampe di bawah Ampera agak memakan waktu sedikit karena harus memutar melewati pasar 16 yang sempit dan macet hanya untuk menuju tempat parkir. Aduhhh... macet oleh orang yang berjalan kaki, juga mobil-mobil pribadi. Begitu sampe di lokasi parkir hampir penuh dan bersyukur dapat juga tempat parkir.
Melihat spot patung Belido aku agak sedikit kecewa karena yang ada tak sesuai apa yang aku bayangkan di benakku. Yah... itu doang...patung Belido tok! Tak ada sesuatu pernik yang menarik yang menunjang untuk menjadikan mascot/icon itu lebih “interesting”. Patung yang berdiri diatas undak-undakan... sudah...! Tapi Alhamdulillah! Meski masih sangat “plain” tapi Palembang sudah sangat maju dan berubah. Berhubung terik matahari di Minggu pagi ini sangat menusuk, kami hanya sebentar mampir di lokasi ini, karena masih harus mampir lagi ke pasar 16 ilir untuk membeli baju koko/jubah laki-laki.
|
Icon top di area BKB sebelum ada Belido |
|
Jembatan Ampera kebanggan wong kito |
|
Fotolah sepuasnya jangan menjadi penyesalan nanti |
|
Belido ohhh belido.... |
|
Benteng Kuto Besak |
|
Benteng Kuto Besak |
|
Si bapak tertangkap camera |
Puas di pasar 16 ilir ini sampai segala macam dibeli termasuk beli petai 3 ikat. Semua murah..murah, kami pulang dan jalan kaki menuju parkiran mobil yang lumayan jauh di sisa-sisa tenaga. Tujuan akhir adalah menuju PTC buat makan siang. Cusssss.... hampir jam setengah 12 kami sampai di PTC, menu dan resto yang kami pilih adalah Dinsum di XO resto. Kali ini kami menyatakan resto ini “recomended” sekali. Mantap, maknyusss. Soal harga relatif murah karena dari jumlah dan item makanan yang kami pilih plus 3 gelas jus jeruk total biaya hanya 234 ribu. Jika di “compare” dengan tadi harga sarapan di Jakabaring hmmmmm.... luar biasa. Yuppp...sampai disinilah refreshing dan rekreasi lokal hari ini. Minggu depan renacananya latihan jalan Sa’i dan Tawaf di KI. Sampai minggu depan.....
|
Dia tertangkap camera telah menyikat habis santapan |
|
Senyum kekeyangan |
1 comment:
Great story..!
Post a Comment