Monday, 4 December 2017

WEEK END MENYELUSURI JALAN-JALAN DI SUDUT KOTA PALEMBANG

Minggu ini adalah “Long Week End”, terkait dengan peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW. Mulai dari Jum’at schedulenya sudah penuh sekali. Jum’at ke toko kain Indonesia dan Maria menemani ibu Angga beli keperluan jahit menjahit. Seharian penuh sehingga karena kelelahan sampai rumah tertidur pulas dan terbangun pas adzan Ashar, usai sholat menyelesaikan setrikaan sibuukkk teu puguh sampai lupa membaca surat Al-Kahfi. Astaghfirullah.....! Maafkanlah aku ya Allah karena urusan dunia ini aku mulai tak istiqomah. 

Lantas hari Sabtu sejak ba’da Subuh sudah ke masjid Taqwa untuk ikut pengajian, pulangpun harus mampir ke rumah ibu Angga lagi untuk ambil daging ikan giling pesananku. Seperti biasa kalau sudah bertemu ibu Angga itu tak bisa sebentar, entahlah tak pernah habis cerita kami. Sambil cerita macam-macam, makan siang akhirnya jam setengah 2 baru sampai rumah. Sholat dan akhirnya kembali tertidur dan terbangun saat adzan Ashar. Gedebak gedebuk di dapur mengolah ikan giling tadi. Maghrib selesai juga urusan pempek. Habis Isya aku masih kerja keras lagi, cuci baju bebenah rumah meski sampe jam setengah 12 malam gak juga sempat ngepel. Kenapa sibuk sampai malam karena pada akhir pekanlah rumahku bisa di sentuh total padahal besok minggu sudah berencana untuk jogging dan menelusuri jalan-jalan kota tua Palembang.

Tibalah minggu yang telah dinanti. Heheee... aku sih senang sekali kalau bisa exercise. Sesuai rencana awal yang sangat menjadi kontroversi di awal aku menyusun rute, karena Kotada anak yang sangat pendiam itu sempat berkomentar “Rute itu ditempuh jalan kaki yo bik Esi”. Ketika aku jawab iya dia langsung bilang “Alamakkk... tekepor!” Ahaaaaa....ahaaaa. Aku ngakak sih.

Rute yang aku setting adalah Kemudi – Lemabang – Boom baru – Kuto – Pasar 16 ilir dan sampai jembatan Ampera (karena niatku ingin foto-foto di jembatan Ampera...hiks). Kotada pasti langsung mikir W O W..... karena memang jauhnya lumayan sihhhh. Tapi yang paling bikin dia khawatir dia pikir jalur tersebut akan ditempuh bolak balik. Setelah aku bilang satu jalur saja pulangnya kita naik gocar, baru dia bilang oooohhhh.... Bahkan Atikpun demikian khawatirnya, ketika awal berangkat berulang kali dia bilang, rute yang aku setting itu jauh, gimana kalau kita naik angkot saja sampai Kuto dan baru jalan kaki ke Ampera dari Kuto. Ahaaaa... pada jiper semua, tapi aku tetap ngotot. 

Jam 6 kurang 10 kami start dari rumah masa kecilku di jalan Kemudi 3 menuju Lemabang, saat sampai di pasar Lemabang lalu lintas sudah terasa agak ramai, ini artinya sudah agak kesiangan. Jalan terus di jalan yang agak menanjak membuat sedikit “mengas” sampailah di pelabuhan Boom Baru, seperti biasa foto-foto kalau melihat spot agak menarik dan menjadi ikon alias pertanda kita pernah kesini. Dari Boom Baru artinya pasar Kuto tidak begitu jauh lagi (itu menurut kalkulasi aku) nyatanya yah lumayan jauh sih. Seraya bercanda-canda perjalanan menjadi tidak kerasa jauh dan sampailah kami di pasar Kuto. 


Start dari rumah masa kecilku ini

Mampir dulu di pelabuhan Boom Baru

PASAR KUTO
Pasar Kuto yang berada di Jl. Slamet Riyadi, Palembang, Sumatra Selatan, ini sebenarnya pasar tradisional biasa yang berada di pusat kota Palembang, dan menjual berbagai kebutuhan pokok sehari-hari, seperti sayur-mayur, beras, lauk-pauk, jajanan, dan lain-lain. Tetapi, di sepanjang jalan depan Pasar Kuto ini, terdapat kios-kios tenda yang menjajakan durian. Durian pasar Kuto sangat terkenal “manis”, meskipun sedang tidak musim durian tenda-tenda di pinggiran jalan itu selalu menyediakan/menjual durian. Aku sempat menawari Atik dan Kotada untuk makan durian, mereka menggelengkan kepala.

Di pasar Kuto ini kami mampir sejenak untuk sarapan pagi di warung Abah yang menyediakan makanan khas Palembang. Banyak pilihan sarapan di sini yang terdiri dari makanan khas tradisional Palembang antara lain burgo, lakso, laksan, ragit, laksan, celimpungan. Di meja-meja pengunjung penganan kecil seperti ketan serundeng, pempek sudah tersaji. Kami memesan sajian yang disebut “campur”, maka sajian yang dihidangkan adalah campuran laksan, celimpungan, burgo, ragit dalam 1 piring. Untunglah porsinya tidak terlalu banyak alias pas hanya untuk mengganjal perut saja. Sedangkan minumannya aku memilih air mineral, meskipun aneka rupa minuman juga tersedia seperti, kopi, kopi susu, teh panas manis, teh susu dan minum kemasan. 

Palembang tidak hanya terkenal dengan pempek dan pindang saja, namun juga aneka jenis sarapan khas nya yang menggoda. Kawasan Pasar Kuto menjadi tempat makanan khas kota Palembang tersebut. Di kawasan Pasar Kuto terdapat 3 tempat sarapan pagi mulai dari Warung Aba, Warung Kopi Madina, hingga Nasi Minyak Abuk. Umumnya pada pedagang sudah membuka usahanya lebih dari 50 tahun.

Usai sarapan kami kembali meneruskan perjalanan dan aku mulai merasa sedikit lelah, karena perut terisi kali yah?? Sehingga badan terasa berat...heheee.... Dari sini jalan menuju pasar burung agak sedikit harus pelan-pelan dan hati-hati karena jalur yang kami tempuh tidak memiliki fasilitas trotoar untuk pejalan kaki. Terpaksa deh agak mepet-mepet.... Aku sama sekali tak paham daerah sini, untung saja ada Kotada yang paham dan memandu belok kanan, atau kiri atau terus soalnya dari warung Abah tadi banyak sekali belokan. Cukup lumayan jauh sampailah kami ke pasar burung. 

PASAR BURUNG
Adalah satu pasar yang menjajakan berbagai jenis hewan, yang letaknya tak jauh dari pasar 16 ilir. Pasar burung merupakan salah satu daya tarik lain bagi siapa saja yang sedang mencari hewan peliharaan. Pasar yang berjajar di sepanjang Jalan Ki Marogan ini menjual berbagai jenis hewan mulai dari burung, ayam, ikan, kelinci, dan kelelawar pun ada disini.

Tak hanya hewannya saja yang banyak di jual disini, banyak juga pedagang yang menjual kadang, makanan, hingga obat - obat untuk hewan tersebut.

Suasana di pasar ini sangat ramai meskipun hari masih cukup pagi. Hal ini disebabkan karena banyak pedagang yang datang dari luar kota palembang. Mereka sengaja datang untuk menjajakan dagangannya. Aku sempat membuat insta story di akun IG ku , lucu deh bapak-bapak pedagang senang sekali di shoot olehku. Hmmm.... mereka kira aku turis. Turis dari Thailand sangka mereka. Kenapa?? Karena saya sipit dan putih yaaa??? Swadikap....!

Pasar Burung (foto diambil dari suatu sumber di google karena aku hanya shoot video di isnta story dan tidak di save)
Selanjutnya berjalan tak jauh dari pasar burung akhirnyaaaaaaa...sampai juga kami di jembatan Ampera. Sempat foto-foto di depan masjid Agung meski rada sulit karena kondisi dilokasi sangat berantakan, terkait peralatan pengerjaan LRT. Kami hanya foto dari seberang jalan saja. Usai mengabadikan view di atas jembatan Ampera kami kembali jalan tujuannya adalah UKB (Universitas Kader Bangsa) karena kata Kotada disitulah tempat yang pas buat nunggu dan booking gocar sebab jika di Monpera sopir gocar bisa digebuki sopir angkot atau sopir taksi biasa.

Masjid Agung Palembang di kejauhan konon kabarnya inilah titik nol Palembang

Pasar 16 ilir dan proyek LRT
Jembatan Ampera kebanggan wong kito galo

Jembatan LRT

Jembatan Ampera dan LRT yang berdampingan
Arah luar jembatan Ampera dikejauhan terlihat tiang-tiang jembatan Musi 6, 
Dermaga 10 Ulu yang tak terawat padahal menarik
Dermaga 10 ulu andai di sentuh dengan sedikit renovasi akan seperti pelabuhan Sunda Kelapa
Jembatan Ampera tampak dari dermaga 10 ulu

Sambil menyusuri trotoar di atas jembatan aku melihat-lihat, ehhhh seketika di bawah kulihat ada view menarik yaitu seperti dermaga yang di bibir sungainya berderet kapal-kapal kecil. Dari atas sih bagus banget seperti daerah Sunda Kelapa. Namun setelah turun... hmmmmm kondisi area kumuh, tanahnya lengket, besi besi bekas beserakan. Rupanya di area itu adalah lokasi peralatan dan penimbunan peralatan pengerjaan LRT milik Waskita Karya. Kulihat dermaga disitu baru ada renovasi, sebenarnya agak serem sih karena meski dia area ini sepi ada beberapa orang laki-laki berseliweran dengan badan kekar dan tampang serem, tapi kami (baca = aku) bener-bener nekad demi dapat foto yang baik. Masih rada bingung apa nama tempat ini (informasi ini sangat penting bagiku untuk menambahkan lokasi saat upload foto di IG dan juga untuk explain saat review perjalanan kami). Pas nyari-nyari papan nama atau apalah sehingga aku dapat info dimanakah saat ini kami berada, lewatlah seorang bapak bermotor membonceng anaknya yang masih kecil. Aku mendekati dan bertanya nama lokasi ini. Ihhhh entah logat dan gaya orang Palembang bapak itu menjawab dengan ketus sangar dan keras seperti membentak “10 ulu”. Aku jiper dengernya, bayangkan suaru selembut aku bertanya dijawab dengan nada yang sangar. Hmmmm... but anyway bersyukur masih dijawab ya... Terima kasih bapak. Ternyata rute yang kami jalani hari ini memang lumayan jauh. Faktanya adalah pertama saat aku share foto di group family, ibu Angga langsung berteriak astaghfirullah... alangkah jauhnyaaaa. Kedua faktanya aku langsung tepar ketika sampai rumah tertidur pulas dari jam setengah 1 sampe adzan Ashar. Badan pegel bahkan nundukpun berat ahaaaaaa......

Dan usai ambil beberapa foto kami melanjutkan perjalanan lagi menuju UKB seraya nunggu gocar. Dari bawah jembatan Ampera itu kami mampir lagi ke PTC untuk belanja bulanan dan sekalian makan siang, tapi karena hari masih lumayan pagi (jam 8.15) sedangkan mall baru dibuka sekitar jam 10 keatas. Disamping itu Kotada dan Atik sakit perut mau BAB (WC mall pun belom dibuka) maka kami memilih pulang ke rumah by gocar saja.

PTC Mall masih lengang tapi kalau mau ikut senam bersamanya sudah telat
Menunggu jemputan pak "Gocar"

Demikianlah rentetan perjalanan panjang kami hari minggu kali ini, reviewnya adalah sesungguhnya kota Palembang itu mempunyai spot-spot menarik yang sangat banyak yang bisa dijadikan potensi wisata. Sayangnya tidak dikelola dengan baik. Seperti di pasar Kuto ada toko kopi tua “Kopi Roda” bangunan tuanya sangat artistik jika dilestarikan atau di berikan sedikit sentuhan renovasi tanpa mengubah keaslian sejarahnya boleh jadi akan bisa di munculkan sebagai destinasi wisata seperti toko kopi di jalan Braga Bandung atau di Kota Tua Jakarta. Trus... daerah 10 ulu yang merupakan dermaga kapal-kapal kecil itu bisa diolah sehingga menjadi seperti pelabuhan Sunda Kelapa. Sungai Musi dan area pesisir serta bangunan di pinggirannya bisa ditata sehingga bisa menandingi “Seine river cruise” di Paris, atau “Canal Cruise” di Amsterdam Belanda, atau pesisir dibawah jembatan “Bosphorus” Turki. Palembang ini kaya. 

Belom lagi timbunan sampah yang banyak dan menyengat di area bawah jembatan Ampera sangat tidak menarik hati. Tumpukan sampah yang menggunung di aliran sungai-sungai kecil di sepanjang jalan daerah Kuto sangat-sangat mengganggu pemandangan (Lihatlah Amsterdam Belanda, kanal alias saluran got saja bisa dilalui kapal kecil saking bersihnya!). Aku miris, sedih lihat kotaku. Kota yang sangaaaaatttt kaya potensi wisata, namun belum terjamah belum diolah. Entahlah ...apa penyebabnya apakah tak bisa maju karena pola perilaku masyarakatnya yang belum bisa maju??? Ataukah kekurangan dana untuk mengelola???? Ataukah pimpinan daerahnya yang belom memiliki ide dan kreatifitas untuk mengelolanya???? Wallahu alam.... aku hanyalah rakyat kecil yang mengkhayal dan memimpikan kotaku, negaraku bisa maju dan memanfaatkan kekayaan alam yang telah dianugerahkan oleh Allah (aku memimpikan ini berdasarkan penglihatan dan pengalamanku travelling ke luar negeri. Sesungguhnya luar negeri itu tak ada apa-apa dengan alamnya. Tidak kaya. Maka dengan keterbatasan yang mereka miliki mereka berusaha keras mengelolanya dengan baik sehingga berbondong-bondong wisatawan datang melihat keindahan yang mereka ciptakan sendiri). Yang bisa aku lakukan hanyalah memperbaiki diri dengan tingkat kedisplinan diri seperti mematuhi aturan yang sudah ada dan selalu membuang sampah pada tempatnya (inshaa Allah aku akan konsisten untuk sampah ini, kulit permenpun aku selalu kantongi sampai aku membuangnya di rumah) dan terakhir mendo’akan kotaku dan Indonesia bisa maju ke depannya. Aamiinn....


#palembangindah #inipalembang

Friday, 20 October 2017

KEUTAMAAN IBADAH UMROH


Ibadah umroh merupakan sebuah alternatif bagi mereka yang belum diberikan kesempatan untuk berhaji ke tanah suci. Terlebih lagi bagi masyarakat Indonesia, sistem kuota membuat antrian untuk menunaikan ibadah Haji cukup lama. Meski bukan yang paling utama, ibadah Umroh tidak kalah istimewanya dengan Haji. Berikut ini adalah penjelasan mengenai keutamaan ibadah Umroh.

1. Ibadah Umroh yang satu kepada Umroh berikutnya adalah Kaffaroh atau penghapus dosa
Allah swt akan menghapus dosa-dosa kita diantara pelaksanaan umroh yang satu dengan umroh berikutnya. Sederhananya begini, jika 3 tahun lalu kita sudah melaksanakan ibadah umroh, selanjutnya tahun depan diberi kesempatan lagi untuk melaksanakan ibadah Umroh. Maka dosa-dosa diantara kedua waktu tersebut dosa kita akan diampuni oleh Allah swt.

2. Umroh adalah jihad untuk para wanita dan orang yang lemah
Untuk para kaum wanita serta untuk mereka yang lemah fisiknya pada masa Rasulullah saw, tidak bisa ikut untuk berjihad atau berperang di jalan Allah swt. Namun mereka masih bisa mendapatkan fadillah pahala jihad dengan cara melaksanakan ibadah Umroh di tanah suci.

3. Jamaah Umroh adalah tamu-tamu Allah yang doanya dikabulkan
Ibadah Haji dan Umroh menjadi sebuah ibadah yang sangat istimewa karena orang yang datang ke tanah suci untuk melaksanakan ibadah tersebut merupakan tamu Allah swt sehingga apa yang diminta oleh sang tamu maka akan dikabulkan oleh Allah swt. Ini merupakan salah satu keistimewaan ibadah umroh di tanah suci.

4. Wafat saat menjalankan ibadah Umroh pahalanya dicatat sampai hari kiamat 
Keutamaan orang yang wafat dalam pelaksanaan ibadah haji dan umroh, serta keutamaan orang yang wafat dalam keadaan berihram akan mendapatkan anugerah pahala yang sangat luar biasa dan dicatat sampai hari kiamat.

5. Ibadah Umroh bisa menghilangkan kefakiran 
Jika kita melihat saudara kita yang telah pulang dari tanah suci maka akan terlihat kehidupannya akan semakin lebih baik dari pada yang sebelumnya, rezekinya akan terus mengalir dan keluarganya bertambah berkah, itulah salah satu keutamaan orang yang melaksanakan ibadah haji dan umroh. Tentunya hal tersebut dapat tercapai jika Anda menjalani ibadah haji dan umroh sesuai dengan syariat islam.

6. Keutamaan sholat dimasjid Quba 
Sholat di masjid Quba mempunyai keutamaan yang sangat luar biasa. Menurut hadist Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan oleh Abu bin Sahl Hunaif, ia pernah mendengar rasulullah saw bersabda.

” Barangsiapa bersuci dirumahnya, kemudia mendatangi Masjid Quba, lalu ia sholat di dalamnya, maka baginya pahala seperti pahala umroh.” (HR. Tirmizi No. 298, Ibnu Majah No. 1401)

Masjid Quba ini letaknya di luar kota Madinah. Jadi mengingat keutamaan sholat di Masjid Quba sangat luarbiasa. Maka jika kita sudah berada di Madinah dalam rangka menjalankan ibadah Haji atau Umroh, jangan lupa untuk melakukan sholat di Masjid Quba.

Banyak sekali keutamaan ibadah umroh, maka untuk meraih semua itu dengan baik dan mendapatkan umroh yang mabrur ada banyak persiapan yang harus kita lakukaRindu dan selalu rindu n sebelum melaksanakannya.  


PERSIAPAN HAJI / UMROH

Sesuai rencana untuk umroh bersama keluarga besar, yang terdiri dari 7 orang. Sebagian besar tingkat pemula alias belum pernah umroh. Maka dari itu aku yang karakternya selalu "well prepare" untuk segala rencana yang disusun mulai sharing pengalaman pribadi, membaca-baca, browsing-browsing, "halo-halo" ke seluruh anggota untuk mempersiapkan diri. Berbagai macam cara aku memberi "penyuluhan", via group WA, via telpon dan menyusunnya dalam sebuah tulisan yang di print trus dibagikan pada calon peserta, dan selanjutnya pasti membagikannya di sini. Di blog wisata saya. Yuk simak tulisannya.
Ibadah haji merupakan ibadah yang hanya diwajibkan bagi mereka yang telah mampu, karena memang tidak semua umat muslim memiliki kemampuan untuk melaksanakan ibadah haji. Mampu yang dimaksud di sini adalah mampu dalam segala hal. Karena ibadah umrah dan haji merupakan ibadah yang sangat membutuhkan banyak persiapan, tidak hanya persiapan dari segi finansial saja, akan tetapi juga persiapan diri baik itu secara fisik maupun secara mental. 
Agar ibadah haji/umroh kita dapat berjalan dengan baik dan kelak kita akan mendapatkan haji/umroh yang mabrur, maka sebelum keberangkatan banyak hal yang harus kita persiapkan termasuk dari segi jiwa, iman dan perlengkapan lain yang menunjang pelaksanaan ibadah kita lancar. Dibawah ini ada beberapa hal penting yang harus kita persiapkan, antara lain : 
1.Persiapan Mental 
Hal-hal yang perlu kita siapkan sebelum berangkat umroh atau haji salah satunya adalah mental kita. Terutama menghilangkan perasaan dan pikiran negatif yang dapat mengganggu konsentrasi beribadah. Kita juga harus ikhlas meninggalkan apa yang kita punya sekarang baik harta, anak maupun istri atau suami. Yakin bahwa Allah akan menjaga keluarga kita selama perjalanan haji atau umroh yang sedang kita laksanakan dan yakin akan kemudahan serta pertolongan Allah SWT pada saat kita menjalankan ibadah di Tanah Suci. 
2. Niatkan ibada haji/umroh kita hanya karena Allah (Lillahi ta’ala) 
Segala sesuatu perbuatan diawali dari niat, karena dengan niat yang baik, Insya Allah semua perbuatan baik akan berbuah baik. Maka ketika berniat hendak berangkat umroh atau haji, berniatlah semata-mata hanya karena mengharap ridho dari Allah SWT, bukan berharap pujian dari sesama manusia. Bukan pula berharap agar diberikan rejeki dan penghidupan yang lebih baik setelah berumroh karena hal tersebut hanya Allah yang Maha Mengetahui dan berhak memberikan. 
Sucikan diri dengan bertaubat kepada Allah SWT, membersihkan diri dari sikap riya’ (pamer) dan takabur (sombong). Jaga lisan dan perbuatan sebelum Anda berangkat umroh ke tanah suci, perbanyak amal perbuatan yang baik agar kita senantiasa mendapat kemudahan pada saat menjalankan ibadah nanti. 
Sebab seringkali beberapa calon jamaah haji atau umroh masih saja melakukan perbuatan yang tidak baik, perkataan yang menyakitkan, dan tidak menambah frekuensi dan kualitas ibadah kepada Allah SWT bahkan setelah kembali dari Tanah Suci. 
Cara berpakaian masih membuka aurat, sholat bolong-bolong, bacaan Al Qur’an tidak kunjung membaik bahkan jarang dibaca lagi. Keburukan yang pernah dilakukan sebelum berangkat umroh kembali dilakukan. Alangkah sia-sianya perjalanan ibadah yang telah menguras begitu banyak energi dan biaya harus kehilangan keberkahannya. Seharusnya moment berangkat umroh atau haji dapat menjadi titik balik perubahan diri menjadi insan yang lebih baik dari sebelumnya. 
Ibadah haji atau umroh adalah sebuah perjalanan ibadah bukan semata-mata perjalanan wisata. Karena itu hendaknya kita benar-benar memahami dan menjalankan seluruh tahapan ibadah dengan sabar dan ikhlas.

3. Spiritual 
Secara spiritual, persiapan yang harus kita lakukan adalah membaca dan menghafalkan manasik haji atau umroh, doa-doa serta zikir.Apabila menghafal doa manasik tidak memungkinkan bagi Anda ketika berthawaf mengelilingi Ka’bah, juga tidak membawa buku panduan doa karena arus manusia berdesakan di sekeliling Ka’bah, maka berdoalah semampu Anda dan yakin bahwa doa Anda akan dikabulkan. Cara termudah adalah dengan selalu ikuti arahan pembimbing thawaf (muthawwif) yang telah berpengalaman dalam membimbing jamaah.

4. Persiapan fisik dan lakukanlah olah raga rutin. 
Olahraga fisik sangat dibutuhkan untuk menjaga kondisi badan kita agar tetap sehat selama melaksanakan ibadah haji/umroh di tanah suci. Lakukan persiapan olahraga fisik, seperti rutin berlari pagi atau berjalan kaki. Kondisi badan yang sehat juga akan berguna untuk mengatasi panasnya cuaca di tanah Arab. Bagi mereka yang tidak terbiasa dengan iklim terik di siang hari dan dingin yang menusuk di malam hari, biasanya akan mudah drop. Maka dari itu, persiapkan kondisi fisik semaksimal mungkin. Selain olah raga kita juga harus menjaga pola makan yang sehat.

5. Membuat Target Ibadah, Catat ! 
Tidak ada salahnya jika Anda membuat target ibadah selama menjalankan Ibadah Haji dan Umroh. Akan lebih baik lagi jika target tersebut dicatat, karena kalau tidak dicatat kemungkinan untuk lupanya sangat besar. Sangat disayangkan banget kalau jauh-jauh ke Arab akan tetapi dari segi kualitas ibadah sama saja seperti di Indonesia. Jadi menentukan target ini sangatlah penting sekali. Misalnya saja, tentukan amalan yang mau kamu lakukan selama disana, kemudian doa-doa yang harus kamu panjatkan disana apa saja. Walaupun kelihatannya sepele, tapi hal tersebut akan berdampak besar sekali ketika Anda pulang dari tanah suci.

6. Vaksinasi Meningitis dan Influenza 
Sebelum berangkat haji atau umroh, kita telah dibekali oleh vaksinasi meningitis untuk pencegahan penularan virus. Akan lebih baik bila Anda menambahnya dengan vaksin influenza atau vaksin lainnya. Selain itu juga perlu mengatur pola makan dan istirahat. Jangan sampai karena asyik beribadah, hingga mengabaikan kesehatan. Perbanyak mengkonsumsi buah dan air zam-zam.

7. Persiapan Obat-obatan Ringan 
Yang perlu diingat, kita juga disarankan untuk mempersiapkan bekal obat-obatan untuk gejala-gejala penyakit ringan bagi diri sendiri seperti obat diare, minyak angin, atau minyak gosok, Obat influenza dan lain-lain yang ditempatkan dalam satu kotak P3K yang praktis dan mudah dibawa.

8. Menunaikan Kewajiban di Tanah Air 
Sebelum Anda meninggalkan tanah air, pastikan bahwa keluarga yang Anda tinggalkan di tanah air mendapatkan cukup nafkah selama Anda pergi berangkat umroh atau berhaji. Apabila Anda masih memiliki hutang, tunjuklah orang yang dapat Anda limpahi wewenang untuk melunasi hutang tersebut sehingga tidak menjadi beban berat bagi keluarga yang Anda tinggalkan. Pastikan alat komunikasi Anda dapat terhubung dan dihubungi oleh keluarga Anda di tanah air.

9. Meminta Restu Kepada Orang-orang Terdekat 
Berdoalah dan meminta restu kepada orang-orang terdekat terutama orang tua dan tetangga, agar perjalanan ibadah anda lancar.  
Demikian informasi tentang persiapan baik fisik, mental dan spiritual yang harus kita lakukan sebelum melaksanakan haji/umroh. Semoga bermanfaat dan dapat mencapai haji atau umroh yang mabrur. Aamiin.

2 years ago, in shaa Allah we will come ...next Feb 2018. Labbaik Allahuma Labbaik..

Tuesday, 17 October 2017

OLAH RAGA PAGI DI GELORA JAKABARING


Minggu pagi ini tanggal 15 Oktober 2017 kami bertiga aku, Atik dan Kotada mau latihan jalan cukup jauh. Tujuannya adalah melatih jalan untuk Sa’i dan Tawaf sebagai persiapan umroh. Sudah 3 kali minggu rencana ini belum bisa terwujud karena kesibukan masing-masing sehingga schedulenya belum klop. Nahhhh... baru minggu ini semua bisa nyata.

Berangkat dari rumah jam 6 pas, hanya membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit kami sudah sampai di TKP (Gelora Jakabaring), bisa sangat singkat begini karena jalanan masih sepi. Sampai di lokasi ternyata sudah padat sekali , ramaiiiiinya manusia.... ternyata selama ini aku hanya ngumpet di rumah saja. Haaaaaahaaa... nih sepagi ini manusia sudah tumpah ruah disini. Untuk masuk kami harus membayar HTM sebesar 10 ribu rupiah saja. Pas cari tempat parkir agak rada susah karena sudah berderet mobil yang diparkir. Dapat juga tempat parkir, tapi agak jauh dari stadion.

Setelah memarkir mobil kami berjalan lumayan jauh untuk menuju stadion... tak apalah. Toh kesini itu memang buat latihan jalan. Di depan stadion sudah banyak orang yang berdiri standby dengan aneka rupa gaya, sedangkan sound system menggaung cukup meriah. Entahlah kenapa orang berdiri-diri di sana. Setelah kupikir-pikir ohhhh... mungkin bakal ada senam bersama seperti yang pernah aku lihat di status IG atau Facebook teman. Iyaaa....pasti mau senam. Tapi kami tak berniat ikut senam. Meskipun saat itu belum sampe berjubel, aku yakin bila senamnya sudah mulai pasti berjubel padat merapat seperti waktu aku ke KI tempo hari.

Cusss...kami berjalan cepat saja melilingi stadion. Senang juga sih memutari stadion ini, selama berkeliling kami dapat melihat berbagai aktifitas yang dilakukan oleh pengunjung. Ada yang bermain bulu tangkis berpasang-pasangan dengan anak atau istri atau pacar, ada yang duduk mojok di pojokan berbincang, ada yang hanya selfie-selfie, naik sepeda, lari, jalan cepat mengitari stadion. Hmmm...sangat menyenangkan suasananya. Aku senang karena Palembang punya tempat tujuan wisata keluarga di akhir pekan yang sangat bagus. Keren...Palembang kece!

Baru 2 putaran Atik sudah mengajak selfie, ehh dia sudah siap dengan tongsisnya
Dikejauhan terlihat senam bersama sudah dimulai
Di akhir putaran ke-3 kulihat senam bersama sudah dimulai. Benar saja berjubel sampai merentangkan tanganpun akan menyenggol tetangga sebelah. Jadi kurang sempurna gerakan “exercise”nya. Menjelang akhir putaran ke-4 (cukup 4 putaran saja karena kata Atik harus menyisakan tenaga berbelanja di pasar 16 ilir), kami terpaksa harus melewati bagian depan senam itu. Hmm...nekat ya “ngatret di depan ribuan orang dan jadi pusat perhatian. Cuek ajalah...karena kudu lewat mana lagi. Di akhir putaran ke-4 kami mampir ke toilet. Toiletnya lumayan bersih, tapi sayangnya tuh toilet penuh barang ada, rice cooker yang sedang menyala, sayur mayur, kompor. Wastafel toilet itu berubah fungsi jadi meja dapur. Waduhhhh... siapalah oknumnya. Padahal stadion ini sudah bagus banget deh menurutku untuk jadi tujuan wisata akhir pekan warga “Wong Kito Galo”. Berharap semoga aset ini tetep bisa terjaga kelestariannya, kebersihannya, keindahannya.
Cari jajanan dulu buat sarapan
Keluar dari toilet kami segera menuju deretan pedagang jajanan. Setelah berkeliling melihat-lihat, kami tertarik dengan kedai khas Betawi yang menjajakan, nasi uduk, bubur ayam terusss apalagi... lupa karena gak terlalu perhatian sebab menu yang menarik perhatian hanya nasi uduk khas Betawi dan bubur ayam. Kami segera memesan 2 nasi uduk, 1 bubur ayam dan minumnya air mineral saja. Menunggu makanan datang agak lama, karena sepertinya kedai ini ramai pengujung. Sekitar hampir setengah jam maka orderan kami datang. Aku segera menyantap bubur ayam yang kupesan..... tapi... saya agak syookkkk ketika menyuap satu sendok saja. Asliiiiii... cita rasanya gak banget dan gak rekomendasi!!! Aku mengajak Atik tukeran menu dengan nasi uduk yang dia punya yang tinggal 2 sendok lagi. Hmmmm.... sama saja booooo...! Aku menatap pedagang yang di depanku yang menjual mie ayam sepertinya ramai juga. Kutawarkan Atik dan Kotada “Kita beli 1 mangkok mie ayam yok, tapi makannya bagi 3”. Setujuuuu...! Menunggu agak lama juga mie ayamnya datang. Hmmmm.... tapi lagi-lagi kecewa. Ampun gak jelas rasanya...! Mienya masih mentah, minyaknya berleleran alias banyak sekali, tidak asin, tidak gurih alias hambar. Astaghfirullah bukannya mengejek/mencela makanan, tapi agak kecewa dengan cita rasa yang seperti itu untuk seluruh makanan yang kami beli itu merogoh kocek hampir 100 ribu. Hmmmm...lain kali kita bawa bekal dari rumah sajalah. Seperti kata Kotada “Kalau mahal...enak sih gak masalah!” Ya sudahlah cukup jadi pengalaman saja.

Nungguin orderan ready...
Selesai sarapan kami masih kembali memutari stadion untuk foto-foto, selanjutnya aku minta dianterin ke jembatan yang ada mecusuar/rumah kecil yang menjorok ke danau. Tempo hari saat mengejar sunset di Jakabaring gak keburu karena sudah keburu malam dan gelap. Dari lokasi kami parkir mobil spot ini tidak begitu jauh. Ketika sampai di spot ini mata dan senyumku berbinar ceria. “Yeayyyy akhirnya aku dapat juga view di spot ini. Jakabaring Water Sport. Indahhhh.... yah seperti biasa foto-foto ala kadarnya. Seperti kata Kotada “Fotolah puas-puas bik Esi, jangan sampai menjadi penyesalan terdalam tak dapat view di sini” Ahaaaahahhha..... bener-bener. Sayangnya kami mengabadikan moment ini hanya lewat HP, cameraku tertinggal dirumah pagi tadi karena terburu-buru padahal semalaman baterenya sudah di charge. Hasil fotonya meski bagus tapi tak sebagus kalau menggunakan camera. Hiks....!

Orang-orang masih senam bersama kami sudah cari sarapan...

Lihatlah terangnya cahaya matahari
Back light

Perbincangan di terik matahari...alayyyy...
Hmmmm... puas banget dapet view disini...akhirnyaaaa
Sefie dulu bertiga, Teriknya matahari ...
Tak hentinya diskusi terus nih dua beradek
Tetaplah bergandeng tangan seia sekata karena Papa Mama kalian sudah tak ada. Rukunlah selalu
Pagi yang cerahhhhh..
Yah... senangnya aku sudah dapat foto di lokasi yang terinstagramable untuk wisata kota Palembang. Lanjuttt... aku mau ambil foto di mascot terbaru di Palembang dalam rangka Asian Games, yaitu “Patung Belido” di sekitaran Benteng Kuto Besak, yang konon katanya mascot ini setara dengan patung Merlion di Singapura. Dari mulut ikan Belido menyemburkan air (meskipun saat ini airnya belom muncrat). Mareeee...kita menuju TKP. Sampe di bawah Ampera agak memakan waktu sedikit karena harus memutar melewati pasar 16 yang sempit dan macet hanya untuk menuju tempat parkir. Aduhhh... macet oleh orang yang berjalan kaki, juga mobil-mobil pribadi. Begitu sampe di lokasi parkir hampir penuh dan bersyukur dapat juga tempat parkir.

Melihat spot patung Belido aku agak sedikit kecewa karena yang ada tak sesuai apa yang aku bayangkan di benakku. Yah... itu doang...patung Belido tok! Tak ada sesuatu pernik yang menarik yang menunjang untuk menjadikan mascot/icon itu lebih “interesting”. Patung yang berdiri diatas undak-undakan... sudah...! Tapi Alhamdulillah! Meski masih sangat “plain” tapi Palembang sudah sangat maju dan berubah. Berhubung terik matahari di Minggu pagi ini sangat menusuk, kami hanya sebentar mampir di lokasi ini, karena masih harus mampir lagi ke pasar 16 ilir untuk membeli baju koko/jubah laki-laki. 

Icon top di area BKB sebelum ada Belido
Jembatan Ampera kebanggan wong kito
Fotolah sepuasnya jangan menjadi penyesalan nanti
Belido ohhh belido....
Benteng Kuto Besak
Benteng Kuto Besak
Si bapak tertangkap camera
Puas di pasar 16 ilir ini sampai segala macam dibeli termasuk beli petai 3 ikat. Semua murah..murah, kami pulang dan jalan kaki menuju parkiran mobil yang lumayan jauh di sisa-sisa tenaga. Tujuan akhir adalah menuju PTC buat makan siang. Cusssss.... hampir jam setengah 12 kami sampai di PTC, menu dan resto yang kami pilih adalah Dinsum di XO resto. Kali ini kami menyatakan resto ini “recomended” sekali. Mantap, maknyusss. Soal harga relatif murah karena dari jumlah dan item makanan yang kami pilih plus 3 gelas jus jeruk total biaya hanya 234 ribu. Jika di “compare” dengan tadi harga sarapan di Jakabaring hmmmmm.... luar biasa. Yuppp...sampai disinilah refreshing dan rekreasi lokal hari ini. Minggu depan renacananya latihan jalan Sa’i  dan Tawaf di KI. Sampai minggu depan.....
Dia tertangkap camera telah menyikat habis santapan
Senyum kekeyangan

Friday, 13 October 2017

SENTRA KERAJINAN JUMPUTAN TUAN KENTANG

Ide bermain (hehee,,,main apa main?) ke Tuan Kentang bermula dari niatan aku untuk buat seragam umroh sendiri, mengingat rencana umroh Februari 2018 nanti kami dalam jumlah banyak yaitu 7 orang. Jadi aku ingin bikin seragam sendiri pas untuk pulangnya nanti. Kalau perginya demi menghormati pihak travel biarlah kami pakai seragam dari dia (sebenarnya terpaksa dipakai sih karena gak bisa dikompensasi dengan uang. Seperti saat ke Turki boleh ditukar uang kalau tak mau ambil, lumayan saat itu potongannya 500rb per orang).

Nah dari keinginan ini aku berembuk dengan para calon jamaah umroh keluarga, tadinya aku ngajak ke butik langganan aku. Waktu aku cerita sama Iyun dia tanya harga produk butik langganan aku tersebut langsung dia bilang uhhhh...mahal amat. Kalau kau mau jumputan atau pelangi mending ke sentra kerajinan jumputan aja di Kertapati “Tuan Kentang”. Mulailah Iyun mendeskripsikan harganya, produk-produk nya. Dannnnn aku langsung sangat tertarik yoookkk kita kesana. Akhirnya semua setuju, namun mengingat saat itu aku dan rombongan sedang menyiapkan tour ke Batam, maka Iyun bilang nanti ajalah. Selesaikan dulu rencana ke Batam karena toh sama-sama butuh uang buat itu. Baiklah....

Lama berlalu, sementara aku masih terasa dengan euphoria tour ke Batam yang sangat menyenangkan, trus ditambah jumlah dana yang blom fix buat melunasi biaya umroh. Untuk 5 orang booo...yang aku tanggung. Total 110 juta baru biaya aja, blom lain-lain seperti vaksin meningitis, biaya paspor bagi yang blom punya, persiapan perlengkapan termasuk pakaian. Lucunya aku tuh ya...kalau ngajak rombongan itu benar-benar totalitas sampe biaya paspor dll itu mau aku penuhi sempurna. Clinggg... padahal danaku terbatas. Namun dari pengalaman yang sudah-sudah ada saja sumber masuk sehingga biasanya bisa ngepas kok. Ya Allah semoga niat baikku ini KAU restui dengan mencukupinya. Aaamiin...

Seminggu yang lalu karena aku siklus bulanan jadi ngaji dan dzikir di masjid Taqwa setiap Sabtu libur. Jadi Sabtu itu mulai dari belanja sayur, masak dan bebenah rumah tuntas. Sorepun aku sudah terbengong-bengong nganggur. Iseng sore itu aku chat di family group WA “Yun kapan nih mau ke Tuan Kentang. Batam kan sudah kelar, kesana yok besok” Toh untuk total seluruh biaya umroh sudah cukup setelah aku dapat duit penghargaan 3 windu bakti kerja, sekarang lapang...hehee.

Alhamdulillah chat tersebut mendapat respon dari Ida dan Iyun juga. Setuju besok (Minggu) kita rencana mau ke Tuan Kentang start jam 9. Janji sudah fix. Ehhhh...menjelang malam Ida bilang tak jadi ikut karena bapak Angga mau dinas Ke Bali, jadi pagi-pagi harus mempersiapkan keberangkatannya. Gimana kalau sore saja habis dzuhur. Aku sih oke dan stand by 100%. Tapi Iyun jawab kalau sore kurang nyaman karena jalan menuju kesana macet total malah kemaleman nanti. Ya sudah ibu Angga bilang kalau gitu pergilah kalian saja. Uhhhhh gak seru kalau cuma berdua. Akhirnya rencana itu batal malah kita buat janji nanti saja sekalian kalau Ita mudik ke Palembang jadi lebih seru kalau komplit nih pesertanya. Siiipppp... setuju. 

Malah karena sudah melupakan aku sempat beli batik tulis di olshop, 3 potong lagiii.... Sabtu pagi saat aku masih di masjid Taqwa eh..tiba-tiba Iyun chat di group ngajakin ke Tuan Kentang besok pagi Minggu. Yang memberi respon pertama Ida alias ibu Angga. Siyappp katanya. Maka akupun menjawab gembira siyapppp.

Minggu pagi jam 8 start dari rumah ibu Angga kami naik gocar menuju lokasi (kena tarif 35 ribu rupiah saja), benar saja apa Iyun bilang jalanan masih sepi dan lancar. Lumayan jauh sih lokasinya. Dari kejauhan kulihat pintu gerbang warna biru bertuliskan "Pusat Kerjinan Kain Jumputan" (sayang aku malah jadi lupa fotoin gegara ramenya kendaraan, bilangnya nanti aja pas pulang eh malahh lupa nek!) dan di lokasi mobil-mobil pribadi plat luar kota yang kebanyakan plat “B” sudah berjejer rapih. Hmmmm hmmm.... jam 9 sudah rame nek! Kami disambut oleh pemandangan kain yang berjejer bergantungan sedang dijemur.

Kain yang masih diikat dikeringkan, itu sebagian mobil yang berjejer rapih
Para pekerja laki-laki yang sedang membentang ikatan kain untuk dikeringkan
Deretan kain yang dibentang dan melambai-lambai ditiup angin. Cantik
Sebagai guide yang sudah malang melintang dan bolak balik kelokasi, Iyun mengajak kami ke sebuah rumah yang menurutnya kualitas, motif dan modelnya paling bagus. Okelah secara kami berdua tak paham ikut saja. Pesan Iyun ini baru rumah pertama coba-coba lihat dulu dan jangan khilaf karena kita toh mau menjelajah kampung tenun ini dari ujung ke ujung. Baiklah...baiklah..baiklah buuuuu!

Kami masuk ke sebuah rumah yang sangat sederhana (bisa dibilang kecil) dilingkungan yang agak kurang sehat sih menurutku. Lembab! Pada plang namanya tertulis “Wiyah Mulyadi Collection”, menilik namanya kok seperti nama bukan orang Palembang. Entahlah ...apa artinya sebuah nama. Di depan pintu masuk aku melihat proses pencelupan bahan yang sudah di “jumput” alias diikat-ikat. Lucu deh bentuknya kayak kriul-kriul gitu.

Kain yang sudah diikat dan dipola siap dicelup
Proses pembuatan kain Jumputan, memiliki tujuh tahapan. "Untuk kain sepanjang dua hingga empat meter, proses pembuatannya selama satu bulan, lalu untuk motifnya beraneka rupa mulai dari Gajah Mada, Mawar, Ubur-ubur, Cantik Manis dsb. Hmmmm.... memerlukan kesabaran yang cukup untuk jadi selembar kain ya. Untuk harga, kisaran mulai dari Rp 100 ribu tergantung dari kesulitan pembuatan, ukuran dan motif. Sedangkan untuk Kain Tenun dan Jumputan mulai dari hari Rp 650 ribu. Menurut aku tidak mahal alias murah, bila aku membandingkan dengan proses pembuatannya. Aku memang selalu sangat menghargai produk-produk handmade.
 
Hanya satu rumah yang kami kunjungi

Hari itu masih cukup pagi sih, belum siap menerima tamu sepertinya (ya iyalah PTC aja bukanya jam 10 lewat. terlalu semangat ya kami...). Namun melihat kedatangan kami sang pemilik rumah dengan ramah  mempersilahkan kami masuk. Dia bilang “tunggu sebentar ya, mau panggil pelayannya dulu”. Tak seberapa menit beberapa ibu muda datang berbarengan untuk melayani kami. Ternyata pekerjanya itu adalah tetangga sebelah menyebelah rumah saja. Ohhhhh...makanya cepat datangnya.

Cusss kami hanya melirik-lirik kain-kain yang digantung, juga baju-baju jadi. Display produknya dipajang diruang tamu yang ukurannya tak begitu luas hanya kurang lebih 2x2,5 meter. Di awal masuk aku langsung tertarik baju jadi jubah warna hitam dengan payet besi emas disana sini cantik sekali dan murahhhhh baju itu cuma seharga 250 ribu (aku mikir untung gak yah yang dagang ini, secara aku seorang penjahit, jadi aku tahu banget harga payetnya, capek dan lamanya pasang payet), tapi sayang tak muat. Itulah ukuran tubuhku itu bukan ukuran orang Indonesia, tinggi besar jadi tak ada baju jadinya yang cukup buat aku.

Dan....  ketika aku membalikkan badan para pelayan toko ternyata sudah membentang kain-kain yang motifnya aduhaiiiiii.... comelnya! Bagaimanalah bisa ingat pesan Iyun cukup lirik-lirik saja dulu..... Prinsip belanja kalau suka ambil aja, ke toko lain belum tentu ada warna dan motif yang sama. Akhirnya kami dibuat khilap hanya di 1 toko saja. Aku memborong 5 helai, ibu Angga lebih banyak lagi karena dia memang pandai menjahit, ada anakgadis dan diperuntukan buat suami juga, dan Iyun lebih banyak memborong baju jadi karena dia tak pandai menjahit. Tak apalah beli banyak kan harganya murah banget ada yang 100 ribu, 150 ribu, makan mie bakso di French aja habis uang 100 ribuan perorang. Ayooooo... boronglah...! Belum sempat jahit disimpen aja dulu atau malah bisa dibuat souvenir jika ada saudara atau teman yang datang dari jauh. Betul kan....?

Baru masuk Ibu Angga langsung berburu
Ditebar nih kainnya menjadi sangat menggoda...hati
Kain pesanan ibu Ade
Pengunjung yang sudah mulai menemukan pilihannya masing-masing

Mejeng dulu sama pelayan tokonya
Ini hasil jaringan saya, tanpa sadar ternyata nuansanya pink ungu semua

Selesai proses bayar kami keluar dari toko rumah (bukan rumah toko Hehehe...). Hari sangat terik dan waktu hampir jam 12 siang. Deretan mobil yang parkir sudah penuh dan lebih padat dari pertama kami datang tadi. Sebagian besar mobil ber plat B. Ketika Iyun menawarkan untuk menjelajah dari rumah ke rumah lagi, seperti “koor” aku dan Ibu Angga jawab, “Nggak ahhhh... cukuplah”. Hahaahaaa. Yang dibeli ini aja entah kapan selesai menjahitnya, ditambah lagi uangnya sudah ludes.

Okelah kita pulang saja, namun karena perut sudah kriuk-kriuk kami mampir ke kedai pempek “Sri”. Tekwan, modeldan pempeknya maknyussss dan recomended. Tambahan 1 catatan lagi muraaaahhhhh.... dan gak bau. Yuppp segitu saja perjalanan wisata budaya dan kuliner kami hari ini. Kedepan kami akan mencari lagi bentuk-bentuk kerajinan ataupun budaya tradisional buat di”kulik” juga “diborong” agar para pengarjin bisa terus hidup dan berkesinambungan. Kami berharap dengan dibangunnya Griya Tuan Kentang ini dapat mensejahterakan masyarakat Palembang dan semakin bisa memproduksikan pasarnya di luar Kota Palembang We love Palembang, We love Indonesia much....!

Makan siang dulu sama tekwan, model dan pempek... wong Palembang asli kalau gitu