Thursday, 22 September 2022

MAKASAR TRAVELLING KELUARGA

Day 3 

Trip hari ketiga pak Fajar janji akan dijemput jam 8. Check out hotel karena kami akan menuju Tana Toraja dan menginap selama 2 malam. Agak keburu-buru sih, karena break fast hotel baru dibuka jam 7. Namun akal dan taktik harus dipakai agar gak terengah engah. Usai makan naik lagi ke kamar namun gak bisa ke toilet dulu yang biasa kulakukan jika habis makan. Setibanya di Lobby rupanya pak Fajar sudah lumayan lama menunggu. Hiks... padahal kami on time loh. Menurut info pak Fajar perjalanan ke Tana Toraja akan ditempuh lebih kurang 8 jam. Hmmmm...lumayan jauh mirip-mirip kalau mau ke Pagar Alam. Jadi sudah bisa membayangkan penatnya.

Kebetulan hari Jum'at jadi perjalanannya harus ada mampir untuk Ifan dan pak Fajar melaksanakan sholat Jum'at. Baiklah kita nyantai aja gak ada yang dikejarkan? Tepat jam 8 kami sudah otw. Baru aja jalan aku dibuat senang banget pas pak Fajar bilang , cuaca cukup cerah jadi kita nanti pertama-tama mampir ke Rammang-rammang. Alhamdulillah..... kesampean juga datang di Rammang-Rammang. Kalau lihat foto-foto Adhe memang paling indah dan menarik.

Rammang-Rammang
Rammang-rammang adalah sebuah kawasan berupa gugusan pegunungan karst yang terletak di Desa Salenrang, kecamatan Bontoa  Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Kawasan karst ini terintegrasi dengan Kawasan Karst Maros-Pangkep. Kawasan karst ini kini diberikan perlindungan khusus, karena kondisi kelestarian alamnya. Kawasan karst ini berada 42,30 km di sebelah utara Kota Makassar. Sebelumnya pada sekitar tahun 2005, kawasan ini pada beberapa titik dijadikan lokasi tambang marmer dan semen oleh sebuah perusahaan yang telah mendapat izin dari Dinas Pertambangan Kabupaten Maros,Pemerintah Daerah Kabupaten Maros. Namun, kelompok masyarakat lokal, para pecinta alam, pemerhati lingkungan, dan beberapa pihak lainnya turun tangan dan menolak kawasan ini dijadikan lokasi tambang. Pihak-pihak tersebut bahu-membahu menyuarakan penolakan adanya tambang hingga pada akhirnya selama dua tahun izin tambang dicabut dan Dinas Pertambangan Kabupaten Maros dibubarkan. Pada tahun 2007, kawasan karst Rammang-Rammang dirintis dan dijadikan salah satu objek wisata yang saat ini menjadi salah satu objek wisata andalan di Kabupaten Maros. Destinasi wisata Rammang-Rammang telah meningkatkan perekonomian masyarakat setempat dan menambah Pendapatan Asli Daerah.

Kawasan ini mulai dibuka sebagai kawasan wisata pada 2015 dengan adanya kelompok sadar wisata. Usaha berkembang mulai dengan adanya penyewaan perahu, pemandu, makan minum, hingga pengelolaan penginapan. Pendapatan dari pengelolaan wisata, dipakai untuk keuntungan bersama dan kas desa. Di kawasan ini, ada kampung Berua yang dihuni 15 kepala keluarga dengan 15 rumah panggung yang rerata penghuninya berprofesi petani padi dan jadi pemandu wisata. Sepanjang kawasan ini, tempat karst banyak ditumbuhi tanaman-tanaman nipah. Di dekat sungai ini, disediakan musala dan tempat tetirah untuk beristirahat. Masyarakat sini juga memakai perahu untuk sarana pengangkutan dari dan ke tambak maupun ke sawah. Di kawasan ini, mengalir Sungai Pute dengan hutan batu yang tegak tinggi. Kampung Berua ini sendiri, dikelilingi menara karst dalam gua yang purba.

Allah memang mengizinkan kami ke tempat ini karena cuaca terang benderang. Setibanya di lokasi, kita akan disuguhi pemandangan pepohonan dan persawahan yang ditanami pada oleh warga desa Selenrang, Kabupaten Maros. Petualangan pun dimulai dari sini! Bukit-bukit karst menjadi background dari hijaunya alam Rammang-rammang. Udara yang sejuk menjadikan wisatawan dalam negeri dan mancanegara betah berada di kawasan ini. Keramahan penduduk lokal sebagai pemandu wisata memberikan kenyamanan bagi pengunjung untuk mengelilingi gugusan-gugusan karst.

Saat baru saja memasuki kawasan aku terpana Maasyaa Allah indah sekali. Batu karst menjulang menampilkan view yang indah, cucanya sejuk dan segar. Karena pak Fajar memang duta wisata sejati beliau tahu banget di mana spot foto yang menarik. Di tengah jalan kami diberhentikan untuk foto-foto. Katanya sebentar saja ternyata khilap.

Indah... ayooo jempol siapa itu

Masih asri, belum ada sentuhan art tangan manusia

Ketemu sawah dikelilingi batu karst bikin khilap..hehe

Pak Fajar mengajak segera melanjutkan perjalanan. Kami akan turun di dermaga 2,  lalu naik perahu menuju kampung Berua yang terletak di dalam. Awal naik perahu nyaliku ciut dan segala dzikir serta ucapan terlontar. Ngeri juga sih meski danau itu tidak begitu dalam namun aku khawatir tanahnya seperti tanah gambut. Dan satu hal yang paling penting adalah aku gak bisa berenang Harga sewa perahu bervariasi tergantung kapasitasnya. Untuk perahu berkapasitas satu hingga empat orang, misalnya, disewakan dengan harga Rp 200.000 pulang-pergi, karena kami berlima sewa perahu seharga Rp. 250.000,-

Sepanjang perjalanan dengan perahu kiri kanan dipenuhi tanaman Nipah, air danau cukup jernih bahkan sampai terlihat reruntuhan daun Nipahnya. Perjalanan dengan perahu ini hanya memakan waktu sekitar 20 - 30 menit untuk sampai di Kampung Berua. Sampai di kampung Berua kami naik dan masuk ke dalam dimana disajikan pemandangan bentang alam yang asri dan indah. Meski jalan yang kami lewati hanya berupa jembatan kayu yang sempit dan sebagian ada yang rusak aku tetap exited berlari-lari tertawa bahagia.

Ada beberapa tempat yang wajib dikunjungi ketika kita berada di kawasan Rammang-rammang, antara lain Taman Hutan Batu Kapur, Gua Bulu’ Barakka’ Telaga Bidadari, Gua Telapak Tangan dan Guan Pasaung. Untuk mengunjungi semuanya, cukup diperlukan waktu satu hari saja. Sebab, ditempat ini belum terdapat fasilitas penginapan. Namun kami cum mengunjungi Taman Hutan Batu, Kapur Telaga Bidadari dan naik ke puncak Batu Karst (inipun karena dibujuk pak Fajar, beliau bilang gak tinggi kok, atau bentar lagi nyampe tapi gak nyampe-nyampe). Pas nyampe napas terengah-engah keringat bercucuran. Dan bayarannya setimpal... dapat view yang indah serta udara segar serta minum dogan manisss. 

Muka tegang saat berperahu
Entri menuju Padang Amarung


Danau bidadari yang sejuk jernih banyak ikan didalamnya antara lain Bandeng air tawar

Semak belukar alias hutan kecil dalam perjalanan ke puncak

View di puncak 


Wajah-wajah ceria nyampe di puncak

Mampir ngaso sejenak setelah turun terilah kan mendung menggantung untuk sudah hampir selesai

Nayanyi riang sepanjang perjalanan
Danau bidadari yang indah sayang yang ambil fotonya gagal fokus hiks



Menuju dermaga 1 untuk pulang

Sudah berani angkat tangan gak tegang lagi

Dalam perjalanan pulang dengan perahu menuju dermaga 1 hatiku sedih sekali karena dipermukaan danaunya banyak sekali sampah plastik seperti bekas snack dan botol-botol minuman. Bahkan sampai mesin perahu kami mati karena banyak sampah yang tersangkut. Aduhhhhh... kok gitu sih. Pengunjungnya juga tak bisa disiplin buang sampah pada tempatnya. Kebayang kalau habits ini gak di rubah nanti danaunya bisa hilang tertimbun sampah. Hiks...

Hujan mulai turun rintik-rintik lebat

Saat kami masih dalam perahu hujan mulai turun dengan rintik tipis, dan setelah naik ke dermaga menuju mobil hujan turun dengan derasnya. Alhamdulillah... kami sudah selesai. 

Selanjutnya kami melanjutkan perjalanan menuju Tana Toraja. Banyak mampir-mampir juga untuk sholat bahkan sempat turun di Pare-Pare kota kelahiran pak Habibi. Tiba di penginapan di Toraja sudah jam 11 malam. Asyikk gak tuh. Setibanya di kamar kami hanya berbersih dikit tidak mandi karena airnya seperti es, tak ada pemanas karena kami hanya menginap di sebuah homestay sederhana murah meriah namun lumayan bagus. Sholat dan tidur. Cusss.....

Patung Ainun dan Habibi icon kota Pare-Pare

Monday, 29 August 2022

MAKASAR TRAVELLING KELUARGA

DAY 2

RS STELLA MARIS

Hari ini hari kedua, karena kemaren pulangnya sudah terlalu malam dan tour guide kami rumahnya lumayan jauh dari pusat kota Makasar, maka janjinya hari ini kita baru akan dijemput jam 9. Yahhh.. oke deh. Tapi berasa lama sekali tunggu jam 9. Tak biasa banget travelling dijemput jam 9, kesiangan bro…. Akhirnya karena bosan jam 8 kami sudah stand by di lobby.

Tepat jam 9 pak Fajar muncul, wah girang sekali. Sudah bosan menunggu. Kami melaju…sesuai rencana hari ini kami akan napak tilas ke sejarah masa lalu. Pertama adalah ke RS Stella Maris. Kebetulan hotel kami letaknya berseberangan dengan RS. Stella Maris. Jadi tak perlu waktu lama kami sampai di RS ini. RS ini sudah mengalami pengembangan yang luar biasa. Namun bangunan lama Gedung RS masih tetap dipertahankan. Yahh.. kami turun dari mobil untuk foto-foto. Aku sendiri sama sekali takingin sejarah masa lalu tentang tempat ini. Secara masih bayi Papa sudah pindah dan kembali ke Palembang tanah leluhur kami. Cuma dulu saat masih kecil saat Mama ber ande-ande (mendongeng atau cerita-cerita bersama kami) mama sering bilang bahwa aku dilahirkan di RS Stella Maris.

RS. Stella Maris bangunan lama

RS Stella Maris dari Lt. 7 Fave Hotel

Kami ber 2 yang lahir disini


PELATARAN PANTAI LOSARI

Pantai Losari Makassar adalah sebuah pantai yang terletak di sebelah barat Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Pantai ini menjadi tempat bagi warga Makassar untuk menghabiskan waktu pada pagi, sore, dan malam hari menikmati pemandangan matahari tenggelam yang sangat indah.

Dulu aku sering mendengar bahwa destinasi wisata terbaik di Makasar adalah patai Losari. Namun di dalam bayanganku seperti pantai pada umumnya. Ada debur ombak yang menghempas dataran pinggir laut, ada nyiur melambai. Pas dating kesini agak kaget… ohhh ini toh pantai Losari itu??? Mana pantainya???

Pantai ini memiliki sejarah yang terbilang unik.  Dahulu, Pantai Losari merupakan sebuah pasar ikan yang beroperasi di pagi dan siang hari.

Di sore dan malam hari, tempat ini dijadikan tempat berjualan bagi pedagang yang menjual makanan. Pada tahun 1945, pantai ini nampaknya mulai diperhatikan oleh pemerintah setempat. Pemerintah melakukan beberapa hal untuk memperbaiki fasilitas dan sarana yang ada di tempat ini. Pembangunan oleh Pemerintah setempat mulai dilakukan dengan pemasangan beton sepanjang 910 meter. Pemasangan beton ini bertujuan untuk mencegah ombak besar selat Makassar menerjang beberapa fasilitas umum di sepanjang pantai.

Inilah awalnya Pantai Losari diminati untuk dikunjungi sebagai tempat wisata. Hari demi hari, banyak orang yang berkunjung ke tempat ini untuk sekedar menikmati suasana sore.

Banyak spot menarik yang merupakan objek instagramble untuk memenuhi feed IG. Antara lain ikon tulisan Losari, Objek masjid 99 Kubah dan adalagi masjid terpung yang letaknya menjorok ke ketengah laut dengan artitektur bangunan yang juga indah. Sayangnya pagar dan pintunya tertutup rapat, sehingga aku hanya bisa mengabadikannya dari luar saja.

Usai foto-foto di area sekitaran pantai Losari kami melanjutkan perjalanan menuju tempat bersejejaran dalam hidup kami. Dimana dulu kami pernah pertempat tinggal. Asrama Polisi Telo. Cukup jauh lokasinya, bahkan kami sempat mampir ke masjid milik pak Jend M. Yusuf yang dulu pernah menjadi Menteri Hankam.

Masuk lokasi asrama Telo di gerbangnya masih terpampang gapura bertuliskan Asrama Polisi Telo. Namun setelah jauh masuk ke dalam asrama polisi dulu sudah tidak ada lagi. Telah berubah menjadi perkampungan penduduk biasa. Dan lucunya kebun kangkong yang dulu merupakan mata pencaharian kakak-kakaku untuk cari duit jajan (mereka jual kangkong) masih ada… hmmmm. Ya sudahlah… kami segera keluar dan menuju destinasi selanjutnya.

Pada rencana awal destinasi berikutnya adalah Rammang-rammang. Namun karena terlalu banyak berhenti. Nyicip kuliner khas makasar yang berderet dipinggir jalan, hari keburu mendung dan hujan. Oh iya sepanjang perjalanan kami sempat mengudap kuliner Makasar. Mie Titi, Coto Makasar, Es Palumra, Es pisang ijo. Hmmm maknyussss… gara-gara inilah kita lelet dan keburu hujan. Aku sedih sekali sebenarnya gak jadi ke Rammang-rammang itu best destinasi. Tapi pak Fajar membujuk insyaa Allah nantik menuju arah pulang kita bisa mampir dan hujan sudah reda.


Masjid Kubah 99 dikejauhan

Pelataran Pantai Losari


Masjid terapung


Masjid terapung

Masjid milik M. Yusfuf


BANTIMURUNG

Karena tujuan  Rammang-rammang pending pak Fajar mengajak ke Batimurung saja. Padahal dalam catatan aku, aku meskip destinasi ini karena kurang tertarik hanya museum kupu-kupu doang. Kalau dulu zaman anak sekolahan mungkin minat Tapia pa boleh buat aku ikut saja.

Bantimurung adalah nama sebuah kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kota kecamatan ini berada di Pakalu dengan jarak 7 km dari Kota Turikale yang merupakan ibu kota dan pusat pemerintahan Kabupaten Maros

Taman Nasional Bantimurung sering disebut juga sebagai Kingdom Of Butterfly, atau kerajaan Kupu-Kupu. Karena kupu-kupu menjadi fauna khas wilayah Taman Nasional Bantimurung, bahkan di lokasi tersebut dibuat khusus museum kupu-kupu.

Namun, pesona Taman Nasional Bantimurung bukan hanya tentang keindahan kupu-kupu saja, yang notabene sebagai hewan yang dilestarikan di Taman Nasional Bantimurung. Karena, terdapat beberapa pesona lain yang mampu menarik animo para wisatawan dalam negeri, maupun luar negeri. Di antaranya: Ratusan Goa, sebagiannya merupakan goa prasejarah. Air Terjun Bantimurung. Helena Sky Bidge.

Sejarah Taman Nasional Bantimurung

Cikal bakal sejarah Taman Nasional Bantimurung dimulai pada tahun 1857. Tahun tersebut menjadi tahun pertama bagi Alfred Russel Wallace melakukan penelitian di kawasan Bantimurung. Alfred Russel Wallace merupakan antropolog terkemukan, berkebangsaan Inggris. Hasil penelitiannya menjadi sebab awal kawasan Bantimurung disebut dengan Kindom Of Butterfly. Karena dia meneliti sekitar 150 spesies kupu-kupu langka yang ada di kawasan Bantimurung. Hasil risetnya menjadi pemantik awal bagi para peneliti lainnya untuk datang ke kawasan tersebut.

Karena pak Fajar bilang bahwa di Bantimurung bukan hanya museum kupu-kupu saja melaikan ada air terjun yang indah aku menjadi agak tertarik. Tiba di lokasi cuaca masih lumayan bersahabat meskipun mendung sudah menggantung. Akhirnya kami masuk dan beli tiket yang lumayan mahal sih.. 1 orang seharga 50 ribu. Agak setengah kebingungan kami masuk dan meraba-raba harus jalan menuju kemana, karena taka da guide atau petunjuka arah. Qadarullah baru sekitar 10 menit jalan tiba-tiba hujan turun byarrrrr sangat deras… kami berlarian menuju sebuag Gedung besar sepertinya Gedung pertemuan. 20 menit lebih taka da tanda-tanda hujan mereda malah semakin deras. Tak mau membuang waktu kami nekad keluar dan mencari pak Fajar. Baju basah semuaaaa. Hiks… fail dah kali ini.

Bantimurung National Park

langit menghitam

Hujannn

Tambah lama tambah deresss

Kami jalan ke arah pulang yaitu kota Makasar, dalam perjalanan pak Fajar masih menjanjikan untuk ke Rammang-rammang. Nmun sudah dekat lokasi hujan masih deres malah langit menghitam. Hiks…hiks…hiksss. Yo wessss… kami pulang arah Makasar.

Mampir ke Benteng Port Roterdam, Golden City Makasar, dan belanja souvenir untuk oleh-oleh. Terakhir kembali mencicipi kuliner Makasar Sop Konro yang rasanya maknyusss. Bahkan sampai saat ini susah kulupakan nikmatnya. Di Palembang ada gak ya jualannya???  Dan sebelum Maghribpun kami sudah tiba di hotel. Untuk rehat dan beberes karena besok kami akan check out menuju Toraja

Fort Roterdam

Golden City Makasar


Thursday, 25 August 2022

MAKASAR NAPAK TILAS TANAH KELAHIRAN KAMI

 DAY 1 

Sungguh tak pernah terbayangkan bagi kami untuk menginjakan kaki di Makasar. Jauh banget dari rencana. Awalnya kami malah punya rencana akan travelling ke Padang.  Iyun sudah 2 kali menginfokan ada paket tour ke Padang dengan biaya murah. Cuma 2,5 juta rupiah itu sudah dapat paket tour ke Padang selama 4 hari sudah include akomodasi, transportasi, makan dan minum. Murah kan…? Aku sempat tertarik sih. Namun karena aku sudah sangat berpengalaman urusan travelling ini aku ingin detail itinerarynya.  Ehhh… pas dibaca itinerary aku langsung bilang gak mau ah…  Bayangkan saja selama 4 hari itu kita hanya nginep di hotel 1 malam, selebihnya ya diperjalanan alias di atas bis itulah. Waduh… aku langsung berpikir bagaimana soal mandi, masa selama 3 hari gak mandi. Atau mandi di WC umum??? Coret…..!

Terus beberapa saat lagi Iyun kembali menawarkan paket tour ke Jogya sampai Bromo (sejak diajak travelling ke Lampung Iyun jadi “addicted” travelling). Harga yang ditawarkan murah banget 3,5 juta rupiah untuk tour Jogya, Surabaya, Bromo dan Malang selama 7 hari. Menarik sih… Seperti biasa aku minta itinerarynya. Ternyata samaaaa…. Dari 7 hari kita hanya menginap di hotel 2 malam selebihnya di atas bis. Ogahlah…. Umur sudah tua, fisik sudah gak seperti dulu. Pengalaman jalan-jalan ke Lampung Bersama pensinan karyawati Pusri pas bulan Juni kemarin jadi referensi untuk kekuatan fisik saat ini. Tour itu Cuma 2 hari dn menginap di hotel semalam. Pulangnya tubuhku rasa remuk redam perlu waktu seminggu untuk recovery. 5 hari aku tidur dan merebahkan diri padahal rumah berantakan, kembang layu…. Duduk di bis dengan kapasitas penuh sehingga gak nyaman akhirnya pegel semua badan.

Akhirnya aku bilang ke Iyun. Kalau kita memang mau travelling gak usahlah ikut paket seperti itu. Kita niatin bener, naik pesawat dan nanti di destinasi kita cari rental mobil harian. Bisa nyaman. Dia paham…. Jadi berhenti dia nawarin lagi.

Awal inisiatif mau jalan ke Makasar adalah karena melihat insta story dan feed Instagram Adhe (keponakanku) yang sedang dinas ke Makasar. Duh…fotonya keren-keren…. Dalam hati aku pengen banget. Malah aku sempat comment di upoad an Adhe. Hiks …kok gak ngajak sih!  Ini aku pikir aku sendiri yang mau dan ingin. Dilalah… pas kami adek beradek (Iyun, aku dan Atik) antri untuk vaksin booster Iyun bilang, “Esi kito ke Makasar bae”. Lalu aku langsung jawab… senianan Yun? Aku ragu karena beberapa kali aku di PHP in Iyun. Dulu ke Batam tiket sudah dibeli dia batal, lalu kedua saat ke Banyuwangi semua biaya travel guide, guest house, tiket pesawat sudah dibayar semua H-1 dia bilang batal. Nangis aku saat itu. 3 jutaan uangku hilang.

Iyun jawab seriussss. Aku bilang.. yakin-yakinlah dulu baru kita rencanakan. Eh dia ngotot serius. Malah detik itu juga dia minta aku telponin Adhe untuk cari info dan ngajak Adhe juga biar ada guide kami. Adhe bilang gak bias ikut, karena kerjaan kantor padat gak bias cuti. Tapi dia punya info tour guide saat dia ke Makasar dulu. Oke…sip amannnn kalua gitu.

Saking seriusnya Iyun pas Idul Adha tanggal 10 Juli 2022 dia bahas lagi, terus maksa buat telpon pak Fajar driver dan tour guide Makasar yang direkomendasikan Adhe. Aku telpon semua oke, tarif rental mobil perhari juga oke (1 juta rupiah per hari sudah include BBM). Oke deal… Selanjutny mencari schedule yang pas. Karena Atik ikut dan dia masih kerja maka harus cocokin schedule dia. Awalnya aku dan Atik merencanakan pas 17 Agustus. Tapi Iyun sudah gak sabra lagi kalu bisa Juli aja. Akhirnya diputuskan tanggal 20 Juli 2022. Bayangkn tergopoh-gopohnya bersiap-siap. Mulai dari bongkar lemari cari koper, cuci-cuci pakaian dalam simpenan yang spesial suka dibawa travelling karena memang akhir 2019 terakhir kali aku angkat koper. Huft…. Namun Alhamdulillah semua selesai juga.


DEPARTURE

Pagi-pagi sekali setelah subuh kami sudah menuju bandara SMB 2. Lancar jaya… tapi kesababaran sedikit diuji. Dalam waktu yang mepet check in tiket sedikit bermasalah (sebenarnya aku sudah check in online sih), letak masalahnya adalah kami tidak bisa langsung check in sebagi penumpang transit. Meskipun PLM- JKT dan JKT – UP sama-sama pakai Batik Air. Ini disebabkan aku beli tiketnya sendiri-sendiri. Order tiket PLM – JKT dulu baru order JKT – UP. Lamaaaaaa banget … petugasnya juga gak tegas bilang gak bisa coba-coba dulu. Karena sudah mepet aku yang putuskan sudahlah gak usah transit. Paling nanti di JKT keluar dulu baru masuk lagi ke terminal keberangkatan. Gak apalah ribet gotong-gotong bagasi. Hmmmmm….

Alhamdulillah.. akhirnya kami mendarat di bandara Hasanudin Makasar jam 15. 25. Sudah sore padahal kami belum sholat Dzuhur karena tadi dari JKT pesawat kami take off jm 11. Ini karena ada perbedaan waktu. Makasar masuk WIT. Pak Fajar sudah menunggudi pelataran. Hmmmm… hati ini terharu.. rasa tak percaya kami bisa menginjak tanah kelahiran kami. Masyaa Allah… benar-benar Qadarullah. Saat berbincang pertama kali dengan pak Fajar kami juga sangat nyaman karena beliau sangat komunikatif dan tour guide yang berpengalaman banget.  Ketika beliau tanya mau kemana kami bilang kita langsung cari masjid aja dulu karena kami belum Dzuhur. Dan selanjutnya kami ingin langsung explore kuliner dan wisata. Oke letsgo…!

 

MASJID ASMAUL HUSNA

Sesuai permintaan kami pak Fajar membawa kami ke suatu Masjid yang menjadi icon di kota Makasar yaitu Masjid 99 Kubah Asmaul Husna. Masjid Kubah 99 Asmaul Husna merupakan sebuah masjid yang terletak di Makassar, Indonesia. Masjid ini dibangun pada tahun 2017 dan diresmikan pada tahun 2022. Saat ini menjadi ikon terbaru di provinsi sulawesi Selatan, terletak di Kawasan Center Point Of Indonesia Tanjung Bunga Makassar.

Saat kami tiba di masjid ini pengunjung sangat ramai. Kami sendiri langsung terpesona dan kagum melihat keindahannya. Masyaa Allah. Pak Fajar memberikan penjelasan kea rah mana kami masuk dan tempat wudhu. Kami mengangguk dan bergegas karena sudah sore sekali takut keburu Maghrib. Meski tadi sudah dijelaskan pak Fajar kami masih sedikit kebingungan harus kemana??? Tak petunjuk apapun seperti sign atas symbol-simbol. Meraba-raba dan tanya sana sini, lalu nyasar sana sini juga kami menemukan tempat wudhu yang ternyata berada di ground floor (alias bawah tanah) mirip di masjidil Haram.

Konon katantanya desain arsitektur masjid ini dibuat oleh pak Ridwan Kamil. Aku sendiri kagum dengan desiannya. Namun ada yang mengganjal di hatiku. Masjid ini nampak belum selesai. Namun aku tak melihat ada proses pengerjaan penyelesaian di sana sini. Apakah proyek ini mangkrak? Kalau iya duh.. sayang banget.

Usai sholat sempatlah foto-foto sedikit. Karena sangat sulit ambil gambar manusia menyemut. Bukan buat sholat loh hanya nongkrong-nongkrong doang.

Masjid 99 Kubah Asmaul Husna Makasar


PANTAI AKKARENA

Usai sholat tadinya kami mau diajak ke pelataran ikon Pantai Losari namun karena cuaca kurang mendukung, pak Fajar menawarkan ke Pantai Arkarena saja. Jika beruntung maka akan dapat Sunset. Capcus…  Tak butuh waktu lama sampai juga kami ke Pantai ini restribusi yang harus dibayar untuk masuk objek wisata ini sebesar 15 ribu rupiah saja.

Pantai Akkarena adalah pantai yang terletak di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia.Pantai Akkarena biasanya dijadikan pilihan sebagai tempat rekreasi bersama keluarga pada hari libur sebagai sarana bersantai, bermain, atau berolahraga

Konon ceritanya sebelum berganti nama Akkarena lokasi ini bernama Tanjung Bunga lalu setelah beralih kepemilikan dan pengelola lokasi ini disebut Akkarena. Di tangan pengelola yang baru pantai ini memiliki banyak fasilitas seperti Café-café, taman bermain, berenang , memancing dsb. Bahkan kalua tidak salah ada fasilitas penginapan juga. Hal yang paling menarik di pantai Akkarena adalah kita bisa menikmati sunset. Kami cukup beruntung bisa dapat sunset karena cuaca mendukung. Cerah..! Padahal tadi di sekitar Losari mendung. Pendar cahaya merah matahari yang masuk ke peraduan indah sekali.








Begitulah perjalanan napak tilas hari pertama di Makasar yang ditutup dengan makan malam di RM seafood Daeng. Masakannya lumayan enak dan harga yang pantas pula. Satu hal yang mesti diingat harusssss sabarrr karena pengunjungnya padat jadi servicenya jadi lamaaaa… bangetttt perut sudah berontak. Hehehe… Sekitar jam 9 malam kami langsung check in di Fave Hotel disekitaran pantai Losari. Selamat malam persiapan untuk perjalanan besok lagi. 


Friday, 18 March 2022

DARI PENGAJIAN KE PENGAJIAN

Seperti do'aku diujung karir aku ingin dipertemukan dengan kegiatan yang bermanfaat untuk kehidupan akhirat. Alhamdulillah semua terkabul. Dari masjid ke mesjid aku bertandang. Menambah ilmu dan silahturahim.  Jom ini laporan pandangan mata.

Pengajian di Masjid Taqwa Sukarame

PHDM 12

Pelatihan Kader Dakwah di YKK

Pengajian rutin di Masjid Agung tiap Kamis

Mengajar Iqro di Lapas Wanit

Pengajian di rumah Ustadz Iyan Syafril


WISATA KULINER DAN RELIGI

Masa pensiun yang kumasuki awal Februari 2022 membawa aku bertemu komunitas baru. Namun tidak juga baru karena anggotanya adalah teman SD dulu. Komunitas ini dalah pengajian. Penuh intrik dan memerlukan kesabaran lebih. Aku terheran-heran. Suatu ketika si A menceritakan si B, lain kali si B menggunjingkan si A. Aku juga tak lepas dari gunjingan mereka. Apalagi saat ini aku mengenakan Niqob. Berbagai macam topik mereka bahas karena Niqobku yang hanya menyisakan bola mata saja. Ahhhh... masa bodoh deh. Mereka belum sampai ilmunya. Aku sudah mengkaji lebih jauh masalah Niqab sebelum memutuskan menggunakannya.

Pertemanan ini sebenarnya semu, namun aku tidak peduli. Yang harus kujaga adalah hati dan lisan agar tak menjadi seperti mereka. Inshaa Allah . Berikut deh laporan pandangan mata dari kumpul-kumpul dan acara pengajian disana sini kami.

Makan sore di De Forest
De Forest

Makan nasi kebuli dan dendeng buatan Nizar

Usai ikuti Penagjian tema Isra Mijrad

Masjid Agung

Monpera

Monpera

Monpera

Monpera

Buka Puasa Bersama

Olah Raga Pagi di KI



Pengajian dan makan nasi kebuli khas Mesir Made in Ustad Iyan Safril

Sholat Ashar di Masjid Agung

Masjid Agung

Masjid Agung

Masjid Agung

Tokopi