Jika kamu patah karena manusia
Maka bangkitlah karena Allah.
Ingat daun yang gugur selalu terganti dengan yg lebih hijau (Faidah Salaf)
Seribu purnama aku gak travelling akibat pandemi. Seribu purnama aku telah memimpikan destinasi wisata ini. Pernah punya rencana berkali-kali namun selalu saja tidak terwujud. Bermula dari omongan iseng sepulang makan-makan traktiran Rostina kawan sesama pengajian. Latifah bilang kita ke jalan bareng yok..... yang deket- deket aja. Pilihannya ada 2 yaitu Lampung dan Pagar Alam. Aku bilang ke Pagar Alam aja, karena aku blom pernah. Semua setuju dan Latifah langsung telpon driver langganannya dan qadarullah 12 Februari 2022 (aku, Ifah, Nizar, Wiwik, Ros dan Merry) sudah otw aja ke PGA.
Perjalanan yang menyenangkan dan tidak terasa melelahkan karena disertai gurau canda sesekali ngalor ngidul kenangan masa kecil kami (Kebetulan kami sahabat putih merah). Ditambah ngemil gak hentinya. Bisa berhenti dimana saja jika dapat spot foto yang menarik hati, Hehehhe... Pokoknya dibikin asyiikkk...
|
Pagi-pagi sudah mapir di RM Pagi Sore numpang Dhuha dan pipis
|
i |
Di Lahat lihat Bukit Jempol mampir
|
|
Mampir di Masjid Raya Lahat sholat Dzuhur dan Ashar
|
|
Jembatan Orange Sungai Lematang Lahat
|
|
Nemu sawah bahagianyaaaa
|
|
Sawahhh indahnya hijau membentang
|
Jam 4 sore nyampe juga di penginapan Vililla Dona. Sebuah hunian berupa rumah panggung kayu desain etnik. Pemandangannya asri karena dikelilingi kebun sayur yang menghijau. Udaranya sejuk membahana. Penginapan ini berupa satu rumah yang mempunyai 2 kamar dengan fasilitas kamar mandi, bed besar dan ruang tamu. Kamar mandi dengan air panas. Harga sewa permalam 1,2 juta rupiah sudah include breakfast. Penginapan ini masih baru sehingga seluruh fasilitasnya masih bersih dan bagus. Sayangnya aku lupa catat no kontaknya.
Baru sampai belum keluarin koper dari mobil kami sudah jepret-jepret ajah...hehehe
|
Indah kannnn...?
|
|
Penampakan Villanya
|
Usai foto- foto, susun-susun barang, bebersih kami jalan-jalan keliling kota buat cari makan malam. Pagar Alam kota kecil yang sepi, rapih, hening dan sejuk. Kami makan di warung tenda deket pasar. Menunya banyak, nasi goreng, sate, mie goreng. Aku pesan mie goreng dan bandrek susu tanpa gula. Lumayan enaklah.
Selanjutnya pulang ke penginapan, mandi, beres-beres, sholat dan tidur. Jam 2 malam terbangun karena driver kami batuk. Disamping itu udara dingin menyapa tanpa ampun. Aku pake sweater dan lanjut tidur lagi.
Pagi-pagi jam 7 kami sudah ready menunggu-nunggu sarapan belum datang juga kami pergi aja ke tujuan wisata pagi ini yaitu Gunung Dempo.
GUNUNG DEMPO
Gunung Dempo merupakan salah satu gunung yang layak dikunjungi ketika memasuki kota Pagar Alam, Sumtera Selatan. Gunung Dempo dikenal sebagai atap tertinggi Sumatera Selatan mengingat tinggi gunung dempo adalah 3.195 meter diatas permukaan laut (mdpl).
Untuk sampai di kawasan Pagar Alam jarak yang ditempuh sejauh 300 Km dari Kota Palembang dengan waktu 6-7 jam perjalanan. Dari terminal Pagar Alam bisa diakses dengan berjalan kaki selama 15 menit menuju kaki gunung.
Ketika pendaki ingin mendaki gunung dempo biasanya lebih memilih bermalam di atas gunung untuk melihat sunrise. Suasana di gunung dempo sangat membuat candu para pecinta alam dan ingin berlama-lama. Kawah yang berada di tengah gunung dempo membuat siapapun takjub, permukaan kawahnya yang beragam corak menambah nilai keanggunan.
Pada kondisi pandemi akses menuju gunung dempo sempat tertutup, tetapi telah dibuka kembali sejak 25 Juni 2020 dengan syarat pada saat melakukan pendakian harus menerapkan protokol kesehatan. Ada beberapa jalur yang bisa dilalui oleh para pendaki yaitu jalur Kampung IV, jalur Tugu Rinau, dan jalur Jarai.
Gunung Dempo menyuguhkan banyak pemandangan alam, di kawasan kaki gunung juga terdapat hamparan luas kebun teh yang sangat memanjakan mata. Selain itu, wisatawan dapat mengunjungi perkebunan warga dan bisa meuas matmbeli sayuran segar langsung dari para petani.
|
Perkebunan teh yang indah | | |
|
|
Permadani hijau
|
|
Icon wajib disinggahi
|
|
Jika gak samapi sini belum sahhh ke PGA
|
Masuk kawasan Gunung Dempo mataku takjub memandang sekitar. Seluas mata memandang hamparan permadani hijau membentang dan dikelilingi gunung membiru. Maashaa Allah.... indahnya. Seneng banget. pengunjung tidak ramai, mungkin karena pandemi. Turun dari puncak kami mampir ke ikon Tangga Seribu... pose-pose dikit. Beli oleh-oleh dan pulang ke penginapan. Beres-beres makan siang, sholat dan siap-siap pulang. Jam 1 siang kami bergerak pulang.
|
Hmmm aku kagum
|
|
Tangga Seribu
|
|
View gunung di belakang cantik banget
|
|
Gaya oncak
|
|
Ikon wajib
|
|
Mampir kesini beli nasi padang
|
Dijalan sempat singgah di toko Rahayu menjual oleh-oleh khas Pagar Alam, menjarah jeruk gergahnya (heheh.. bercanda ) dan mampir ke rumah saudara Wiwik juga dapat rezeki roti goreng yang yummy. Pejalanan menuju Palembang lancar. Jam 11.30 aku sampai rumah dengan selamat. Alamdulillah... Yukkk... susun rencana next trip yukkk... Padang oke...????
|
Pusat Oleh oleh Rahayu
|
|
Pohon jeruk gergah jadi idola
|
|
Rumah sepupu Wiwik asrinyaaa aku sukaaa
|