DAY 1st, Departure and Arriving Jum’at 18 November 2016
Jum’at sore tanggal 18 November 2016 perjalanan tour ke Eropah Barat bagi kami bertiga (aku ,Atik dan Kotada) dimulai. Starting point adalah rumah ibu Angga, sedangkan Kotada pergi langsung dari rumahnya karena memang dekat bandara. Diiringi hujan yang lebat kami dijemput oleh “Star Cab” menuju bandara. Sejak awal juga sudah mulai ribet nih, menunggu Kotada yang tidak bisa dihubungi akhirnya kami masuk duluan untuk check in supaya tidak dapat tempat duduk di pesawat yang paling belakang. Namun ternyata Kotada tidak boleh di check in kan karena KTPnya tidak ada. Jadi harus nunggu dia juga. Dari dalam aku melihat Kotada dihalang oleh security bandara, karena gak punya tiket. Terpaksa Atik harus keluar lagi untuk menjemput Kotada.
Akhirnya kami masuk juga ke ruang tunggu bandara SMB 2. Karena hujan lebat pesawat harus delay selama 1 setengah jam. Rencana keberangkatan jam 15.20 harus molor sampai jam 16.55. Duh... sempat bete juga, karena masih ingat tour ke Turki bulan Maret lalu, peristiwa yang sama pesawat delay sejam lebih, hal ini membuat setibanya kami di Jakarta terbirit-birit. Bersyukur masih bisa sholat Maghrib dan Isya di jamak takdim, sedangkan sebagian besar peserta lain tidak sempat sholat karena sudah langsung masuk pesawat.
Akhirnya kami masuk juga ke ruang tunggu bandara SMB 2. Karena hujan lebat pesawat harus delay selama 1 setengah jam. Rencana keberangkatan jam 15.20 harus molor sampai jam 16.55. Duh... sempat bete juga, karena masih ingat tour ke Turki bulan Maret lalu, peristiwa yang sama pesawat delay sejam lebih, hal ini membuat setibanya kami di Jakarta terbirit-birit. Bersyukur masih bisa sholat Maghrib dan Isya di jamak takdim, sedangkan sebagian besar peserta lain tidak sempat sholat karena sudah langsung masuk pesawat.
Wajah ceria kami menanti keberangkatan di SMB 2 |
Kali ini pun demikian. Justru lebih morat-marit lagi karena harus pindah terminal dari terminal 3 ke terminal 2D. Waduh harus berlari-lari kecil mengejar Leo (petugas Garuda yang punya jaringan kerjasama dengan Iin) yang jalannya cepat sekali, sambil menggeret-geret koper mana besar pula. Meskipun sudah lewat jalur khusus tetap saja jauh .....
Sampai di terminal 2D seluruh peserta (75 orang) sudah berkumpul, kulihat Iin melambaikan tangannya. Kami mendekat menyerahkan koper bawaan yang akan diberi label peserta, kulihat para peserta sedang mendengarkan pengarahan, bagiku hal ini tidak begitu penting sekali karena sudah lazim pengarahan tersebut beriisi “DO or DO NOT” yang harus dilakukan selama trip. Aku pamit ke Iin untuk sholat saja. Bersegera kami bertiga sholat Maghrib dan Isya. Selesai sholat kami masih sempat mendengarkan sedikit sisa pengarahan dan bagi-bagi atribut peserta seperti syal dan baju kaos (norak banget atributnya sehingga ogah untuk memakainya) jadi langsung disimpan. Seperti biasa uni Yulimar belum balik-balik dari sholat dan ditelpon juga telponnya tidak aktif, terpaksa jadi nunggu lumayan lama seperempat jam kali. Meskipun disusul 3 orang bergantian dari pihak travel Iin juga belum ketemu. Di menit ke 20 tiba-tiba uni muncul juga. Hmmmmm... sudah tahu mau cepat eh ternyata dia malah ikut sholat berjamaah. Aduhhhhhh.... Iin sempat menegurnya.
Departure at Soeta Airport |
Tiga serangkai |
Team Iin dan team Makasar when Deaparturing in Soeta, masih terlihat kompak. Setelah disana semua karakter asli muncul dan kita terbelah belah |
Waiting for bagage claim |
Akhirnya kita team Palembang dan Makasar check in yang paling akhir, sebagian peserta sudah menuju ruang tunggu keberangkatan di gate D5, resikonyo kita dapat jatah kursi sisa di pesawat sehingga terpisah-pisah satu sama lain. Start awal saja aku sudah menyaksikan kekacauan dan tour guide yang cuek dan tidak simpati. Yah.... akhirnya perjalanan pesawat ditempuh selama 15 jam Jakarta – Istanbul. Setelah proses transit dan pindah pesawat yang memakan waktu sekitar 2 jam, perjalanan dengan pesawat dilanjutkan lagi Istanbul – Paris selama 2 jam perjalanan.
Jam 9.50 waktu Paris kami mendarat di bandara “Charles de Gaulle”. Menurutku bandara Paris tidak terlalu megah dan biasa-biasa saja. Setara dengan Terminal 3 Soeta. Cuma proses imigrasi dan sensor barang-barang kabin bahkan sampai sepatu kita dilucuti itu sangat ribet dan makan waktu lamaaa. Semua barang bawaan adalah tanggung jawab masing-masing karena tidak ada jasa porter. Kebayangkan geret-geret koper karena ada batas area trolley diperbolehkan.
“Charles de Gaulle Airport", Paris I m coming |
Baggage Claim Area |
No comments:
Post a Comment