Thursday, 20 October 2016

WISATA KOTA TUA


Dari serangkaian persiapan rencana tour ke West Europe bulan November 2016 nanti, maka tanggal 18 Oktober 2016 kemaren kami rombongan dari Palembang harus menyelesaikan persyaratan visa Schengen di kedutaan Perancis, untuk melakukan penyerahan dokumen, rekam biometrik data (sidik jari dan foto wajah) dan  wawancara, Sejak awal info mbak Iin kami harus ke Jakarta aku sudah mulai mengatur strategi. Tadinya seorang temen sekantor yang ikut bersama kami  memaksa untuk berangkat dengan pesawat terakhir saja dan selesai urusan langsung pulang, alasannya gak mau ninggalin kantor dan supaya cuma ambil cuti sehari saja. Ahhh...ngapain sih sok penting amat tentang urusan kantor, biar kata kita gak ada juga perusahaan ini tetep jalan kok. 

Kali ini aku gak mau diatur sama dia (seperti rencana liburan ke Malaysia April lalu, hanya karena dia tidak mau ambil cuti sehari dan dia langsung memutuskan kami batal ikut. Ini masalahnya PalTV mengkonfirmasi dengan menelpon dia. Dan kami berlima yang lain yang minat banget bahkan bisa kok ambil cuti sehari jadi batal semua. Hmmmm...kecewa banget aku waktu itu). 

Aku sudah punya rencana sendiri karena aku gak mau rugi (hehehe..), maksudnya karena sudah kepalang mengeluarkan budget untu harga tiket pesawat dan sebagainya yang tidak murah, jelas tidak balance rasanya jika urusan ke Jakarta ini hanya diisi 1 kepentingan saja yaitu urusan visa. Harus bisa “sekali menrangkuh dayung dua tiga pulau terlampaui”. Akhirnya dia gak ngotot...lagi dan manut aja.

Banyak referensi yang sudah aku dapat dari browsing internet via travel blogger tentang lokasi wisata di Jakarta yang bisa dijadikan tempat foto-foto. Memang sudah lama sekali aku berharap bisa mengunjungi lokasi-lokasi menggiurkan di Jakarta yang pernah aku baca via travel blogger. Aku ingin mendapat foto keren untuk di upload ke instagram dan membuat new posting di blog travel aku yang cukup lama gak update, karena gak ada info yang dapat diposting (aku duduk manis dan gak travel kemana-mana sejak pulang dari Turki bulan Maret lalu). Dalam itinerary yang aku schedulekan sendiri, banyak sekali tempat-tempat yang ingin aku datangi dalam 1 hari tersebut, antara lain Kota Tua, Ancol dan Monas. Setelah sampai di Jakarta ternyata sulit sekali meng”arrange” sesuai kemauanku, disebabkan waktu tempuh untuk sampai ke lokasi tidak dapat diprediksi sesuai rencanaku. Maceetttt....... 

Kami berangkat dari Palembang menumpang pesawat City Link dengan jam keberangkatan 8.20, dan mendarat di Halim Perdana Kusumah tepat jam 9.15. Kami dijemput mbak Iin dan Kang Tisna pemilik travel menuju hotel. Sampai hotel sekitar jam 10-an. Tapi harus menunggu dulu untuk bisa check in, karena jam 14.00 kita baru bisa check-in. Hmmm...dari pada nunggu jam 2 siang kami menyebrang ke sebrang hotel ke Ambasador Mall ITC Kuningan untuk makan (perut sudah terasa perih karena pagi tadi tidak sempat sarapan) sekalian cari studio foto untuk afdruk foto Kotada yang salah dan tidak sesuai dengan persyaratan yaitu harus terlihat 7/8 muka. Setelah makan dan cetak foto untuk menunggu jam 2 siang, kami masih berkeliling Ambasador Mall melihat-lihat, akhirnya aku terperangkap berbelanja juga. Hadehhh...padahal harus hemat untuk bekal ke Eropah. 

Akhirnya pas jam 2 kami kembali lagi ke hotel check-in dan sholat. Sempat menunggu karena mbak Iin berjanji akan mengantar kami untuk jalan ke Kota Tua. Tunggu punya tunggu hampir jam 3 belum ada konfirmasi kapan akan dijemput. Selama ini memang sudah sangat sering Iin janjinya tak tepat. Aku berpikir daripada menunggu dan molor-molor takutnya nanti malah gak jadi pergi karena sudah kemalaman. Aku berinisiatif lebih baik pergi sendiri saja. Kutelpon Iin agar tak perlu dijemput biar kami pergi sendiri saja. Kotada segera menghubungi Grab Taxi. Dan pas jam 3 kami meluncur. Jakarta itu maceetttnya luar biasa, meskipun sopir grab taxi sudah mengambil alternatif jalan yang lancar dengan ambil jalur masuk tol dan resikonya kami harus nambah biaya tol sebesar 9 ribu rupiah akhirnya kami sampai di Kota Tua sekitar jam 5 lewat. Sampai disana agak kaget juga rasanya tak ada yang bisa dilihat karena dengan lokasi sekecil itu pengunjungnya banyak sekali, diantaranya orang yang pacaran, asongan dan sebagainya. 

Sangat sayang sekali karena hari ini hari Senin beberapa lokasi ditutup seperti museum Fatahillah, museum wayang, pelabuhan Sunda Kelapa dsb. Hmmmm... Tetapi jangan panggil Esi deh kalau gampang menyerah, dan kamipun masih bisa ambil beberapa moment foto yang cukup bagus menurutku meskipun untuk target foto hanya diseputaran pelataran museum. Jadilah.... Kota Tua merupakan kawasan penting di masa penjajahan dahulu. Kawasan ini mencakup sebagian wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Utara dan, mulai dari Pelabuhan Sunda Kelapa sampai Museum Bank Indonesia.

MUSEUM BANK INDONESIA
Museum ini terletak di Jalan Pintu Besar Utara, tepatnya di seberang Stasiun Jakarta Kota. Bangunannya menempati area gedung Bank Indonesia yang merupakan peninggalan De Javasche Bank dengan arsitektur neo-klasikal yang dipadukan dengan budaya lokal. Museum ini dibangun pada 1828 dan menyajikan informasi tentang peran Bank Indonesia dalam perjalanan sejarah bangsa. Kisahnya dimulai sebelum kedatangan bangsa barat, hingga terbentuknya Bank Indonesia beserta kebijakan-kebijakannya. Wisatawan tidak akan bosan mengelilingi museum ini sebab tempat tersebut sudah memanfaatkan teknologi modern dan multimedia. Museum ini dibuka untuk umum setiap hari kecuali Senin dan hari libur nasional, serta tidak dipungut biaya.

Di depan museum Bank Indonesia
Kantor Pos dekat museum Bank Indonesia dan sebelah gedung museum wayang
Sewaan sepeda ontel, sayangnya kita semua pakai dress jadi gak bisa nyobain sepeda


Sulit sekali untuk bisa ambil foto di meriam ini. Selain rame yang antri juga ada sepasang remaja (itu tuh yang pake baju strip merah kabur karena kita nekad foto) duduk disini serasa tempat ini milik mereka

MUSEUM BANK MANDIRI
Posisinya tepat di sebelah Museum Bank Indonesia yang menempati gedung Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM) yang merupakan perusahaan dagang milik Belanda dan berkembang menjadi perusahaan bidang perbankan. Museum ini menampilkan koleksi terkait aktivitas perbankan tempo dulu dan perkembangannya, termasuk perlengkapan operasional bank, surat berharga, mata uang kuno dan brankas.

Jalan di depan museum bank Mandiri

MUSEUM FATAHILLAH
Museum ini dikenal juga sebagai Museum Sejarah Jakarta atau Museum Batavia yang berdiri di atas tanah seluas 1.300 meter persegi. Dulunya gedung ini adalah Balai Kota (Stadhus dalam bahasa Belanda) yang meyerupai Istana Dam di Amsterdam. Terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat, serta bangunan sanding sebagai kantor, ruang pengadilan dan ruang bawah tanah sebagai penjara. Pengunjung yang datang akan disuguhi berbagai koleksi di Ruang Prasejarah Jakarta, Ruang Tarumanegara, Ruang Fatahillah, Ruang Sultan Agung dan Ruang MH Thamrin.

Area pelataran museum Fatahillah
Pelataran museum Fatahillah best picture yang kusukai

MUSEUM SENI RUPA DAN KERAMIK
Lokasinya berada di seberang Museum Sejarah Jakarta. Museum ini memajang keramik lokal dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari era Majapahit abad ke-14 hingga berbagai negara. Awalnya gedung ini dibangun untuk Kantor Dewan Kehakiman pada Benteng Batavia, hingga asrama militer TNI. Namum, baru pada 1990 bangunan ini digunakan sebagai Museum Seni Rupa dan Keramik yang dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Permuseuman DKI Jakarta. Berbagai koleksi seniman Indonesia sejak 1800-an hingga saat ini ada di museum ini. Di museum ini, seni lukis Indonesia dibagi dalam beberapa kategori sesuai periodisasi. Selain itu, koleksi keramik juga terdapat di tempat ini, baik dari daerah maupun mancanegara.

Patung manusia yang atret di samping museum keramik, sempat kaget ketika tahu ini bukan patung beneran tapi manusia yang merubah diri jadi patung. Patung ini yang paling atraktif
Salah satu expresi drama dari patung manusia ini
Karena museum keramiknya tutup kita ambil foto di depannya saja sambil ngobrol manjahhhh

MUSEUM WAYANG
Gedung ini cukup unik dan menarik meski telah mengalami perombakan beberapa kali. Koleksi yang ditampilkan pada museum wayang tidak terlepas dari jenis dan bentuk wayang di Indonesia. Baik dari bahan kayu dan kulit yang totalnya mencapai lebih dari 4.000 buah wayang. Tak hanya itu, wayang-wayang luar negeri juga diabadikan di tempat ini, di antaranya dari Republik Rakyat Tiongkok dan Kamboja. Kami gak sempet ambil foto disini karena penuh dengan pedagang dan beberapa anak muda yang berkelompok.

Ini juga depan gedung museum wayang
Depan museum wayang tapi backgroundnya museum Fatahillah

PELABUHAN SUNDA KELAPA
Pada masanya, Pelabuhan Sunda Kelapa merupakan pelabuhan terbesar dan tersibuk yang digunakan untuk kegiatan jual beli dalam perdagangan internasional. Sedangkan kawasan sekitar Museum Bank Indonesia dan Museum Fatahilah adalah salah satu pusat pemerintahan kolonial. 

Apa menariknya Pelabuhan Sunda Kelapa? Pelabuhan kuno yang pernah menjadi pelabuhan utama perdagangan internasional ini menjadi saksi kejayaan Jakarta atau Batavia di masanya. Dahulu, pelabuhan ini ramai sekali dengan pedagang dari Cina, Arab dan India yang sibuk menjual barang dagangan yang dibawanya untuk ditukar dengan uang atau rempah-rempah. 

Saking tuanya, Pelabuhan Sunda Kelapa bahkan diklaim telah beroperasi sejak Jakarta didirikan. Tempat ini telah menjadi saksi kejayaan Kerajaan Pajajaran, kedatangan bangsa Portugal, kehidupan makmur Kerajaan Demak, hingga masa-masa dimulainya kekuasaan Belanda di Indonesia. 

Lain dahulu, lain sekarang. Saat ini, pelabuhan ini dijadikan tempat ‘parkir’ kapal nelayan setempat. Tapi bukan berarti hal ini membuat Pelabuhan Sunda Kelapa menjadi kurang menarik. Waktu yang tepat untuk mengunjungi tempat wisata ini adalah pada sore hari menjelang senja. Siluet kapal-kapal nelayan berpadu dengan cahaya jingga akan menjadi objek foto yang cantik untuk dikenang. Untuk kuliner di sekitar tempat wisata ini terdapat banyak warung makan yang menyajikan aneka olahan seafood lezat. Sayangnya lokasi ini ditutup pada hari Senin, padahal sudah terbayang ambil foto sunset di pelabuhan ini pasti keren sekali.

TOKO MERAH
Destinasi lain yang juga tak boleh dilupakan kala berkunjung ke Kota Tua Jakarta adalah Toko Merah. Baron Van Imhoff, gubernur jendral VOC dan penggagas bangunan Istana Bogor, merupakan sosok yang mendirikan tempat unik ini. Begitu masuk ke dalam, Anda akan mendapati suasana dan perabotan zaman kolonial yang masih begitu terjaga orisinalitasnya hingga saat ini. Sungguh menarik bukan? 

Namun sayang, memasuki tempat satu ini tak mudah. Statusnya yang tidak terbuka untuk publik, membuat Anda harus mengantongi izin khusus dari pihak berwajib untuk bisa menikmati warisan peninggalan kolonial di Toko Merah. Tapi jika hanya ingin sekedar berfoto dan menikmati suasana kuno yang ada di sekitarnya, Anda bisa berkeliling di kawasan sekitar bangunan ini. 

Itu dia beberapa tempat menarik yang bisa Anda kunjungi di kawasan wisata Kota Tua Jakarta. Disarankan tak datang di akhir pekan, karena tempat ini biasanya amat ramai dengan pengunjung, baik mereka yang tinggal di dalam, maupun berasal dari luar kota. Kawasan ini juga kerap jadi tempat favorit berbagai macam klub fotografi di ibu kota untuk berburu foto-foto menarik guna menambah portofolio mereka.

Wednesday, 19 October 2016

PROSES MENGAJUKAN SCHENGHEN VISA DI KEDUTAAN PERANCIS


Bulan November 2016 ini aku punya rencana ikut tour ke “West Europe”. Sudah mendaftar di travel miliknya mbak Iin, travel Andamas Mabrur Wisata yang sudah berulangkali aku ikut. Sudah percayalah sama mbak Iin, yang paling penting tidak akan tertipu, karena di kota Palembang jarang travel wisata ke luar negeri, jadi terpaksa harus ikut yang di Jakarta. Dari informasi via telivisi atau media massa lain sering diberitakan para calon wisata sering ditipu pihak travel, sudah membayar lunas dan persiapan segalanya, eh... pas hari keberangkatan malah terdampar di bandara karena telah tertipu oleh travel wisata bodong. Itulah jadi ngeri untuk mencoba-coba travel yang lain. 

Pada awalnya sih aku nyantai karena biasanya kalau ikut travel wisata itu gak begitu ribet. Kita tinggal daftar, bayar dan mengirim beberapa dokumen yang dibutuhkan. Karena tidak mau pusing mikir biaya, maka seluruh pembayaran sudah aku lunasi sekalian, beberapa dokumen yang diminta mbak Iin juga sudah rampung aku kirim via email. Aku tinggal tenang-tenang saja nih pikirku. Ehhh...tiba-tiba suatu hari mbak Iin nge-chat via bbm, dia bilang kami harus ke Jakarta untuk wawancara dan sidik jari, tentang schedule pastinya akan diinformasikan kemudian. 

Hmmmm... seperti biasa aku komplain dulu nih pas diinfokan oleh mbak Iin, kok Cuma buat sidik jari doang harus ke Jakarta bener sih? Kok gak ikut link KTP elektronik saja. Bla...bla ...  Disamping itu dapat dibayangkan disaat harus berhemat uang untuk bekal ke Eropah masih harus ke Jakarta pula. Untuk 3 orang tanggunganku paling minim 5 juta hanya untuk biaya tiket. Mbak Iin menjelaskan visa “Schengen” itu harus datang sendiri dan tidak bisa diwakilkan ke pihak travel. Tapi yah.... apaboleh buat! Ada hikmahnya juga kok, siapa tahu aku dan Atik jadi travelling ke Kuwait tanpa ikut travel dan visanya harus diurus sendiri aku sudah punya pengalaman.

Wilayah Schengen 
Wilayah Schengen meliputi 26 negara di Eropa yang telah menghapuskan pemeriksaan paspor di perbatasannya. Kalau kita memiliki visa Schengen, kita bisa bebas keluar masuk 26 negara tersebut tanpa pemeriksaan paspor lagi. Dengan kata lain, ketika kita mengajukan visa (izin berkunjung) ke salah satu negara yang termasuk di wilayah Schengen, kita mendapat bonus visa ke 25 negara lainnya. Karena itulah biasanya travelling ke Eropah itu kita tidak hanya mengunjungi 1 negara saja. 

Negara-negara di Eropa yang termasuk di wilayah Schengen adalah : Austria, Belgia. Czech Republic, Denmark, Estonia, Finlandia, France (Perancis), Germany (Jerman), Greece (Yunani), Hungaria, Iceland, Italia, Latvia, Liechtenstein, Lithuania, Luxembourg, Malta, Netherland (Belanda), Norwegia, Polandia, Portugis, Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia dan Swiss. Sedangkan Inggris dan Irlandia tidak termasuk di wilayah Schengen. 

Via Kedutaan Mana?
Aplikasi visa Schengen bisa diajukan ke kantor salah satu kedutaan dari 26 negara di atas. Tentu saja kita wajib memilih kedutaan negara yang akan kita kunjungi. Kalau kita mengunjungi lebih dari satu negara, cara memilih kedutaannya yaitu:

Aturan 1: ke kedutaan negara yg paling lama ditinggali
Aturan 2: kalau lama kunjungannya sama antar negara, ajukan visa ke kedutaan negara pertama yang akan disinggahi

Untuk rencana tour kami berencana mengunjungi lima negara: Perancis, Belgia, Jerman, Belanda dan Milan (Italia). Untuk jumlah hari tinggal tidak ada yang lebih lama jatah untuk tiap masing-masing negara yang disinggahi, average 2 hari, jadi kami apply visa via kedutaan Perancis, karena Paris adalah negara paling pertama yang dikunjungi.  

Menurut beberapa informasi yang sempat kubaca, mengurus visa Schengen paling gampang di Kedutaan Belanda. Dari beberapa blog yang saya baca, kalau semua dokumen lengkap, visa Schengen bisa langsung jadi dalam satu hari. 

Dokumen
Semua informasi tentang pengajuan visa Schengen via kedubes Perancis ada di www.tlscontact.com. Persyaratan dokumen yang diperlukan adalah :
1. Hal yang pertama kali dilakukan adalah mendaftar di website TLS Contact. Cukup kepala keluarga saja yang mendaftar, nanti tinggal melengkapi data anggota keluarganya. Setelah mempunyai akun di TLS Contact dan tahu jenis visa yang akan kita ajukan. 

2. Paspor yang masih berlaku (asli & fotocopy). Fotocopy yang diminta bagian depan (biodata) dan bagian belakang paspor (biodata). Di dalam paspor harus ada bukti cap visa bahwa kita sudah pernah bepergian ke luar negeri. Kebetulan di paspor punyaku sudah ada modal beberapa visa dan cap paspor perjalanan-perjalanan sebelumnya. Bila paspor baru belum ada cap visa perjalanan maka paspor lama harus disertakan. Bagaimana seandainya kita belum pernah bepergian ke luar negeri sama sekali yah? Wah aku belum tahu jawabannya nih?

3. Kartu Keluarga (fotocopy, asli sebaiknya dibawa).
4. Dua pas foto berwarna ukuran 3,5 cm x 4,5 cm, latar belakang putih. Boleh berjilbab, pipi dan dahi harus terlihat penuh, tidak tertutup. 

5. Bukti keuangan (Bukti Rekening 3 bulan terakhir dan surat rekomendasi dari Bank). 
Diwajibkan menyertakan bukti rekening bank atas nama pribadi 3 bulan terakhir. Bisa diminta ke Bank masing-masing. Untuk surat rekomendasi bank tidak wajib, tapi kalau disertakan akan memberikan nilai plus. Surat rekomendasi bank bisa diminta langsung ke Bank masing-masing dengan membawa buku tabungan, slip deposito, dan KTP. Untuk suami istri dengan satu rekening bersama bisa menyertakan Kartu Keluarga dan buku nikah untuk membuat 2 surat rekomendasi bank atas nama masing-masing.

Berdasarkan pengalamanku di Bank Mandiri untuk membuat surat rekomendasi Bank bisa diminta langsung dibagian CS, tanpa perlu membawa buku tabungan (karena buku tabunganku sudah tak tahu entah disimpan dimana?) yang paling penting tahu nomor rekening dan bawa ATM. Bila tidak membawa buku tabungan kita akan diminta mengisi formulir diantaranya data yang diminta adalah nama ibu kandung dsb.  Biaya surat rekomendasi dan rekening koran Bank di Mandiri adalah sebesar 2500 rupiah per-lembar Didalamnya berisikan pernyataan bahwa benar kita nasabah bank tersebut sejak kapan dengan rekening koran dari buku tabungan kita. 

6. Surat Keterangan Kerja dari perusahaan, bila kia seorang karyawan 
7. Slip gaji 3 bulan terakhir berbahasa Inggris (asli & fotocopy). 
8. Tiket pesawat dari Indonesia ke negara tujuan pp, salinan. 
9. Asuransi perjalanan asli dan salinan. 
10. Booking hotel, harus sudah dibayar atau digaransi dengan kartu kredit.

Semua dokumen diatas mesti memakai kertas ukuran A4. Setelah semua dokumen lengkap, susun sesuai urutan yang ditentukan oleh pihak TLS. Bawa semua dokumen tersebut beserta konfirmasi jadwal pertemuan yang sudah diprint saat janji temu ke kantor TLS contact (Menara Anugrah Lingkar Kuningan). Jika semuanya sudah lengkap dan sesuai, dokumen kita diterima oleh pihak TLS contact dan nantinya akan diserahkan ke kedutaan Perancis. Lalu kita diminta untuk membayar biaya pembuatan visa (mengenai jumlah pastinya aku gak tahu pasti, tetapi kalau kami peserta tour dibebani biaya visa sebesar 600 ribu rupiah). Semua biaya bisa dibayar dengan rupiah mengikuti kurs dari pihak TLS. 

Setelah membayar, kita akan diminta untuk masuk ke ruangan pengambilan foto dan sidik jari. Rekam data foto dan sidik jari kita akan disimpan dalam Sistem Informasi Visa (VIS) selama 5 tahun. Jadi jika visa schengen kita diapprove, untuk pembuatan visa schengen berikutnya kita dapat mewakilkannya, selama itu masih dalam waktu 5 tahun. Setelah rekam foto & sidik jari, kita diberikan bukti penyerahan dokumen aplikasi visa, nanti bukti ini yang mesti kita bawa saat pengambilan paspor dan visa di kantor TLS. 

Visa Schengen memang mensyaratkan kita sudah punya itinerary yang jelas: kota mana saja yang akan dikunjungi dan berapa lama untuk masing-masing kota. 

Visa schengen bisa diajukan paling awal 3 bulan sebelum keberangkatan dan paling telat 2 minggu sebelum keberangkatan. Untuk pengurusan visa schengen, kedutaan Perancis telah bekerjasama dengan TLS contact. Jadi kita apply visanya melalui kantor TLS contact. Untuk syarat dan ketentuan apply visa schengen bisa dilihat di website resmi www.tlscontact.com.

Untuk rencana tour aku sendiri sebenarnya sih diurus dan diapply oleh pihak travel. Kami tinggal datang pada saat schedule wawancara dan sidik jari saja. Itu kata mbak Iin pemilik travelnya, tapi kenyataannya amat sangat ribet pas kami datang 18 Oktober 2016 kemaren ke TLS contact. Terlalu dan amat sangat “strict”. Contohnya mengenai foto, keponakanku Kotada harus bolak-balik cetak foto karena ukuran penampakan yang masih kurang besar, bahkan kami sampai harus keliling ITC Kuningan untuk cari yang bisa afdruk foto, saat baru saja tiba di Jakarta. Belum lagi ukuran fotonya yang kurang lazim 3,5 x 4,5 cm. Beruntung di lantai 1 ITC kuningan ada studio foto Fuji filmyang memang berbisnis untuk keperluan orang-orang yang apply visa. Kami sempat adu urat juga sama petugas tokonya ketika dia bilang cukup untuk ukuran penampakannya. Kami ngotot belum besar karena dia cukup memotong sampai leher, aku ngotot minta diperbesar lagi diambil mulai dagu saja. Akhirnya urusan foto Kotada selesai. 4 lembar 10 ribu rupiah saja.

Keesokan harinya tepat jam 8 pagi kita sudah mulai antri di Menara Anugrah. Ternyata prosesnya tidak segampang yang dibilang Iin ke kami, "paling 1 jam selesai". Antriannya cukup panjang dan sebelum masuk ke dalam ruang antri sensornya sangat ketat, barang bawaan berupa tas dan lainnya dibuka dan isinya diperiksa satu persatu. Bahkan handphonepun harus diserahkan dan disimpan di dalam loker yang sudah ditentukan. Antri untuk proses kelengkapan dokumen diwakili oleh Dewi selaku pegawai administrasi Andamas Mabrur Wisata, cukup lama hampir 2 jam. Itupun beberapa peserta masih ada yang belum lengkap, hal yang paling jadi masalah adalah ukuran foto, Kartu Keluarga, bahkan adekku Atik masih harus dilakukan klarifikasi lebih lanjut karena tidak punya rekening bank, meskipun sudah ada surat pernyataan dia sepenuhnya adalah tanggungan aku. 

Selanjutnya untuk wawancara dan sidik jari masih antri lagi, hmmm jam 12 siang proses itu kelar, kita harus segera meninggalkan ruangan itu (segera! Hahaaa kalau tidak diusir Satpam, soalnya kalau tidak segera keluar ruangan itu akan numplek dan berjubel). Kami menunggu Dewi yang masih menyelesaikan entah apa di sana. Akhirnya sepakat dibubarkan saja. Aku, Atik, Kotada, Edo dan Marwah yang dokumennya sudah benar dan lengkap balik ke hotel untuk ambil koper, sedang 5 orang lagi peserta dari Makasar termasuk uni Yulimar teman kami harus mampir ke ITC kuning buat foto dan cetak foto sesuai aturan. Untuk pengajuan visa itu sendiri pernyataan diapprove atau tidak harus menunggu seminggu lagi. Hmmmm....ribet ya (sebenarnya tidak ribet andai saja seluruh dokumen yang mereka minta dapat dipenuhi sesuai aturan. Yang mmbuat ribet adalah pihak travel yang memang belum berpengalaman dan sedikit gaptek, sehingga informasi yang diberikan kepada para peserta yang nota bene dari berbagai daerah tidak fix). Sebagai contoh soal foto dan slip gaji aku sudah bertanya berkali-kali pada pihak travel apakah ukuran foto yang diminta sudah benar? Apakah slip gaji tidak diperlukan? Kenapa aku bertanya demikian karena aku sendiri sudah browsing mencari tahu persyaratan visa schenghen di Kedutaan Perancis yang dari googling kudapat info memang strict . Tetapi travel bilang sudah cukup.

Itu saja Jum'at sore jam 4 aku sempat ngomel ke pihak travel karena tiba-tiba minta slip gaji. Waduh...! Jam 4 untung saja belum pulang kantor buru-buru aku ngacir ke kantor depan SDM untuk minta slip gaji yang diapprove. Kalau tidak ? Padahal Seninnya aku sudah akan terbang ke Jakarta. Yah pengalaman ini berharga....

Dan setelah deg deg an  menunggu selama kurang lebih 10 hari akhirnya pihak TSL contact menghubungi via sms menyatakan bahwa visa sudah selesai dan bisa diambil dalam schedule waktu yang telah ditentukan. Alhamdulillah...akhirnya. Europe I am coming...!


Wajah lelah dan lapar dengan proses yang panjang...

Monday, 3 October 2016

MANFAAT YANG DIPEROLEH DARI SERING TRAVELLING


“All travel has its advantages. If the passenger visits better countries, he may learn to improve his own. And if fortune carries him to worse, he may learn to enjoy it.” (Samuel Johnson)

Traveling merupakan salah satu kegiatan yang dinilai mampu memberikan efek relaksasi yang menyegarkan. Oleh karena itu, tak heran jika banyak orang yang berlomba-lomba untuk sesegera mungkin melakukan perjalanan dan mendapatkan kesenangan. Bagi diriku, travelling merupakan moodbooster yang dapat membangkitkan gairah hidup lebih hidup. Hal ini terasa sekali ketika pulang travel ada rasa yang hilang dan aku merasa sepi.

Makanya jadi ingin travel dan travel lagi. Bahkan saudara dan teman-temanku terkaget-kaget kala melihat aku yang sudah mengarrange travel lagi padahal rencana travel yang sudah aku bayar belum aku jalani alias masih persiapan untuk keberangkatan. Entahlah...sepertinya aku sudah “adicted”.

Travelling sebenarnya adalah hobbyku sejak masih remaja dan lajang. Untuk wilayah Indonesia sebagian pulau Jawa sudah aku jelajahi, Bogor, Bandung, Jogyakarta, Semarang, Surabaya dan Bali, sedangkan wilayah Sumatera belum tersentuh sama sekali. Masih ingat ketika aku masih bekerja di Dexa Medica, dimana aku memiliki “coleague” yang sehobby, jadi setiap ambil cuti pasti aku gunakan buat jalan-jalan ke daerah lain, paling sering sih ke Jakarta atau Bogor.

Ketika berkeluarga semua itu vakum karena seluruh perhatian dan jiwa ragaku fokus untuk anak dan keluarga. Dan karena suatu peristiwa yang sangat menggoncangkan kehidupanku di April 2009, aku harus hidup sebatang kara. Keterpurukan ini membuat hobby travellingku kembali mencuat. Dengan travelling aku dapat menghibur diri dari kepedihan kemelut hidup. Dan semakin sering travelling banyak sisi positif yang aku peroleh sebagai manfaat travelling. Inshaa Allah aku pengen keliling dunia. Berdasarkan pengalamanku selama melakukan travelling aku memperoleh manfaat yang sangat banyak antara lain :

1. Menjadi manusia yang lebih bersyukur

Dengan melakukan sebuah perjalanan membuat aku memiliki kesempatan untuk menikmati landscape (panorama alam) yang sangat indah diberbagai tempat yang dikunjungi. Keindahan alam yang indah itu merupakan ciptaan Allah, membuat aku kagum dan tak henti bertasbih pada saat menatap lukisan alam ciptaan Allah. Hal ini semakin menguatkan keyakinan akan kebesaran Allah.

Travelling ke negara lain membuat aku dapat merasakan perbedaan iklim dan cuaca, adat istiadat, budaya dan kuliner. Hal inni menjadikan aku semakin mencintai negaraku Indonesia karena menyadari betapa luar biasa karunia Allah pada negara Indonesia yang merupakan negara paling sempurna kekayaan alam, iklim, cuaca dan nyaman. Dari travelling aku mendapat pengalaman yang sangat mahal harganya dan tidak setiap orang dapat merasakannya. Kesempatan untuk bersenang-senang adalah karunia Allah yang patut disyukuri.

2. Menambah pengetahuan untuk mencari tahu tentang negara destinasi dan melatih diri mempersiapkan keperluan travelling.

Sebelum melakukan perjalanan biasanya aku selalu berusaha mencari informasi tentang destinasi wisata. Mulai dari informasi penerbangan, penginapan, transportasi, kondisi negara dan kota tujuan, kebiasaan yang berlaku, iklim dan cuaca, makanan(kuliner) utama sehari-harinya, bagaimana tips dan cara belanja, mata uang yang bisa disiapkan (cash atau tarik tunai via ATM), tips yang dilakukan demi menjaga keamanan bagi para pelancong, hingga tentang sejarahnya.

Hal ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang negara destinasi yang belum aku ketahui. Aku biasa mencari informasi melalui browsing internet, atau bahkan bertanya pada orang lain yang pernah punya pengalaman malakukan travelling disana Dengan demikian secara tidak langsung pengetahuan umum dan wawasanku akan bertambah sebab aku akan mempelajari hal baru. Lalu berdasarkan informasi tersebut aku dapat melakukan persiapan seperti baju serta perlengkapan lain yang akan dibawa.

3. Mengubah cara pandang terhadap sesuatu

Seringnya melakukan perjalanan, aku merasa terbiasa berhadapan dengan hal-hal tak terduga. Saat keadaan tak sesuai rencana awal, aku selalu dan harus mampu beradaptasi. Kita juga memiliki cara pandang yang berbeda dalam melihat suatu persoalan. Pikiran akan semakin terbuka terhadap hal-hal baru. Lebih dari itu, kita menjelma menjadi orang yang lebih fleksibel.

4. Melatih diri untuk berinteraksi dengan orang baru/teman baru dan warga lokal

Traveling memberi aku kesempatan untuk merasakan hal-hal baru dan berinteraksi dengan orang baru. Terlebih lagi apabila kita melakukan perjalanan dalam suatu “tour group”. Berada dalam suatu “tour group” ini merupakan latihan kesabaran dan teposeliro yang luar biasa. Karena personality anggota sangat berbeda-beda dan mereka tidak pernah kita kenal sama sekali sebelumnya. Ini pengalamanku saat ikut tour ke Turki bulan Februari 2016 yang lalu.

Aku mendaftar tour di suatu travel di kotaku Palembang, dan tanpa dapat diprediksi, ternyata kami yang mendaftar dari Palembang hanya bertiga sehingga harus digabung dengan kelompok Jakarta yang terdiri dari ibu-ibu sosialita dari isteri jendral dan pembesar. Pelajaran kesabaran dan hentakan nafas berdesis dalam istighfar sudah harus dilakukan sejak sebelum keberangkatan di bandara Soeta. Teriakan dengan nada perintah kepada kedua keponakan laki-lakiku tanpa sopan santun (padahal sebenarnya mereka itu meminta tolong untuk membawakan tas dsb). Rasanya nyeri melihat tingkah laku mereka, tapi kami bertiga diam dan bersabar bahkan sebisa mungkin menghindar, bayangkanlah selama 10 hari harus seperti itu. Tapi kami tetap happy kok.

Saat berkunjung ke kota/negara lain, kita bertemu dengan orang yang berbeda-beda. Mengenal orang baru bisa memberikan pelajaran hidup. Obrolan ringan saat membeli makanan ataupun saat menanyakan petunjuk arah merupakan latihan untuk mengenali beragam sifat dan karakter manusia di belahan bumi lain. Selain itu melatih kefasihan kita berbahasa Inggris atau sedikit belajar bahasa pergaulan negara destinasi.

5. Dapat mengoleksi souvenir khas beberapa negara atau destinasi wisata sekaligus melihat cara pembuatannya.

Kota-kota maupun negara yang kerap didatangi ribuan turis biasanya punya aneka jenis souvenir yang lucu dan unik. Ada yang murah dan ada juga yang mahal. Rasanya sangat menyenangkan sekali bisa memilih-milih sendiri jenis souvenir yang kita mau secara langsung di negara asalnya. Aku senang membeli souvenir untuk dibawa pulang sebagai kenang-kenangan. Biasanya aku memilih yang unik yang benar-benar tidak dijual di Indonesia. Salah satu souvenir yang selalu aku beli adalah piring kecil yang bisa dijadikan hiasan buffet. Lumayan untuk menambah koleksi hiasan rumah.

6. Bisa berbagi cerita dan pengalaman sekaligus menginspirasi

Aku jadi inget kalimat-kalimat yang terdapat dalam novel “Sparkling Love in Korea” karya Asma Nadia. Seorang yang melakukan travel telah melakukan usaha dan biaya yang tidak sedikit, sangat pantas baginya untuk mendapatkan mendapatkan moment foto untuk mengabadikan cerita perjalanannya lalu membagikannya di media sosial seperti instagram atau facebook. Bukan untuk menyombongkan diri melainkan berbagi pengalaman dan inspirasi.

Dengan melakukan perjalanan demi perjalanan, pengalaman kita semakin bertambah. Aku tidak mau menjadi orang yang hanya menikmati pengalaman indah itu sendiri. Keinginan untuk berbagi pengalaman dengan orang lain aku tuangkan dalam tulisan perjalanan di blog pribadi ini. Kadangkala kita gak sadar, cerita yang menurut kita biasa aja ternyata ada orang yang tertarik membacanya. Kisah perjalanan dan info wisata menjadi hal penting bagi siapapun yang ingin memulai sebuah perjalanan. Melalui tulisan kita juga bisa menginspirasi orang lain agar tak ragu melangkahkan kakinya untuk menggapai impian menuju tempat-tempat indah di dunia. 

7. Menambah wawasan baru, pembelajaran dan perbaikan diri pribadi.

Traveling selain bisa digunakan untuk pembelajaran diri menjadi lebih dewasa, juga dapat digunakan sebagai alat untuk menambah wawasan baru tentang ilmu pengetahuan. Ketika kita mengunjungi suatu tempat yang baru, pasti akan ada hal baru yang kita jumpai, seperti kebudayaan, suku, geografi, sistem transportasi, sektor pelayanan pariwisata dan lain sebagainya. Dari situ, secara tidak langsung kita bisa mengenali budaya dan kebiasaan yang berkembang di suatu tempat yang baru kita kunjungi tersebut. Jika kita tidak dapat mengusahakan negara tercinta ini meneladani/belajar untuk menerapkan sistem-sistem negara orang yang sudah lebih maju, tetapi paling tidak menjadi langkah perbaikan diri sendiri untuk mencontoh/alias menerapkan sistem yang lebih baik tersebut, misalnya tentang hal yang sangat sederhana “disiplin, mau antri dan kebersihan” 

Aku sendiri mendapatkan hal yang sangat penting bagi diriku pribadi saat perjalanan tour ke Turki beberapa bulan lalu, yaitu memahami dan mengagumi bagaimana rakyat Turki memiliki rasa nasionalis yang sangat besar. Bagaimana mereka menjunjung tinggi negara dan para pemimpin mereka meskipun ada keburukan atau kekurang-sempurnaan. Mereka pantang untuk menjelek-jelekkan peminpin negara mereka. Sebagai contoh tentang Mustafa Kemal Ataturk yang kisah dan biografi dirinya, tentang proses kematiannya yang sudah kita dapatkan informasinya, namun begitu kita bertanya tentang itu mereka akan naik pitam. Sekelam apa cerita tentang Ataturk bagi mereka beliau adalah bapak bangsa. Hmmmm.... Sejak itu aku jadi sangat mencintai negaraku Indonesia seburuk apapun kondisinya. Aku pantang mencela segala sesuatu tentang sistem negara ini, baik tentang pejabat, pemimpin dan lain sebagainya. Indonesia is the best for me. Aku menjadi seorang warga negara yang lebih baik, aku akan bersikap tegak hormat saat lagu kebangsaan dikumandangkan, menghormati prosesi upacara bendera. Senangnya bisa belajar banyak dari negara orang lain.

Dengan melakukan perjalanan atau traveling dan keluar dari rutinitas sehari – hari, tidak peduli bagaimana perjalanan kita, traveling mempunyai kekuatan untuk memberi kita pandangan baru yang lebih segar tentang apa yang sudah kita kenali sebelumnya daripada apapun, yaitu diri kita sendiri. Intinya dari traveling ini kita mampu mengenali siapa diri kita sebenarnya. Pada dasarnya, traveling mempunyai peranan yang signifikan sebagai upaya agar diri kita tetap sehat, baik secara fisik, mental maupun emosional. Ketiga hal inilah yang bisa membawa diri kita aktif membangun dunia ini menjadi lebih baik.

Winter experience in Uludag
Amazing Baloon Experience in Cappadochia Turkey