Monday, 16 April 2018

A HALF DAY TRIP D'MATTO MILENIA ART

Pertama kali tahu informasi tentang adanya museum 3D art adalah di instagram keponakanku. Surprise sekali melihat foto-fotonya, bagussss. Biasalah kebiasaan aku yang sangat suka dengan aroma “beautiful scenery”, Art atau apalah namanya yang berkaitan dengan objek foto yang menarik, apalagi colorful pasti langsung semangaattt. Begitu melihat foto Ade aku langsung DM ke dia. Mulailah interograsi dimana lokasinya. Hiks...jauh amat yak. Tapi Ade janji suatu saat akan anterin aku kesana. Du ...du..du..du..

Sejak itu, perasaan ngebet pengen ke sana tuh makin menjadi, apalagi setelah following friend yang di IG makin sering upload foto di D’Matto Milenia Art. Hmmm.... Sebenarnya sih yang aku inginkan hanyalah mengambil di lokasi payung cantik warna warni itu saja. Kalau foto-foto 3D sih aku kurang begitu interest, karena sudah pernah  masuk ke museum 3D Art di Thailand dan Korea.

Dan akhirnya kesempatan itu datang juga. Kebetulan persatuan ibu-ibu komplek akan mengadakan Baksos dalam rangka hari Kartini. Nah kami sebagai panitia punya keperluan untuk belanja sembako di “Indo Grosir”, yang terletak di jalan ke arah bandara. Lantas...aku memanfaatkan situasi (heheee... otak traveller ya...apapun itinerary itu harus padat berisi). Aku mengusulkan kepada panitia gimana kalau sekalian ke Indogrosir kita mampir ke D’Matto Milenia Art saja, mumpung searah jalannya.

Lalu ibu-ibu panitia itupun bertanya apakah D’Matto Milenia Art itu? Maka mulailah aku berpromosi bahwa D’Matto adalah....bla...bla...bla. Untuk memperkuat alibi, aku rela buka timeline teman-teman juga akun resmi D’Matto sendiri di IG. Dan...mereka tertarik. So pastilah wong foto-foto di situ colorful dan keceh badai. Cap cus....!

Sabtu tanggal 15 April 2018, jam 14.00 kita otw untuk keperluan kunjungan ke Panti Asuhan. Dalam schedule awal kami akan langsung ke Indo Grosir, lalu ke D’Matto dan terakhir untuk survey ke panti asuhan Madinah di Celentang, tetapi berhubung macet parah mulai dari Sekojo ke arah Celentang , kami putar arah ke Sekojo masuk ke Golf. Dan macet parah juga terjadi di arah ke MP Mangkunegara (Giant). Entahlah aku tak bisa menjelaskan Ely masuk jalan mana, arah mana. Yang pasti dia lewat jalan kampung, kecil dan jadi jauh banget .... Pusing aku! Cuaca panas, ditambah memang aku sedang dalam masa syndrom pramenstruasi. Sempat menenggak paramex. Agak lumayan reda tapi tak hilang sama sekali pusingnya. Aku pasrah...tak tahu lagi mau ke arah mana, karena petunjuk arah dasar dari Ade maupun Acep sudah gak bisa kepake lagi. Karena aku sendiri tak tahu aku ada di mana. 

Kalau Ade bilang sih dari arah KM5 itu pas di simpang bandara, kalau bandara ke kanan, nah D’Matto kekiri laju terus TKP ada di sebelah dealer Isuzu. Aku diam saja..... nahan sakit kepala. Akhirnya setelah jalan jauuuuhhhh tampaklah oleh kami papan nama D’Matto itu. Cuma masalahnya posisinya bersebrangan dengan jalan kita. Jadi harus putar balik dulu, dan nyari tempat muter gak ketemu juga meski sudah jauh banget bablasnya. Daaannnnn akhirnya ada juga tempat putar baliknya... seeenennggnyaaaa kebangetan. 

Sampai di lokasi, parkiran penuh dan padat....Setelah memarkirkan mobil kami turun dan masuk. Di pintu masuk kami harus beli tiket seharga 25 ribu rupiah perorang. Hmmm... lumayanlah. Di pintu masuk ini aku sudah melihat payung warna warni yang cantik itu. Senyumku merekah....awalnya hatiku agak menciut sedikit karena melihat pengunjung sangat ramai. Bisa gak ya dapet “best view” di fotoku, pikirku. Secara aku paham sekali dengan perilaku wisatawan lokal yaitu kurang paham arti bergantian. Tapi selalu ada taktik untuk dapat moment fotonya. Biarin aja dulu orang lain sampai puas (kalau sudah berkali-kali dia foto dan gak puas-puas maka pake gaya aku. Dengan lemah lembut ngomong “Maaf mbak, adek,atau mas... boleh kita bergantian fotonya??? Sambil senyum 2 jari. Lancar jaya strategi gini). Akhirnya aku puas juga sih dan dapet kok best position dan best picturenya. Yeaaayyy... Cuma sayang sekali aku gak bawa camera besarku. Ngandelin foto dari HP pas dipindahin ke Laptop hasilnya masih kurang bagus meski Hpnya termodernpun.... (jika dibanding pake camera DCLR).

Payung fantasi colorfull adalah best view di lokasi wisata ini

Di belakang kursi ini viewnya sangat tidak eyecatching karena ada tangki air orange besar 2 buah,  pohon-pohon gersang dan rawa yang airnya butek/keruh. Makanya posisi yang pas lagi-lagi diarahkan ke payung cantik itu. Yahhh dia lagi dia lagi

Tak bosan-bosan act dan ambil foto di sini. Memang cantik kok
Jembatan penghubung pintu masuk menuju rumah display 3D Art, Di belakang itu rumah yang ada list merah putih itulah zone display 3D Artnya. Kecil kan????
Puas di luar maka mulailah kami masuk ke dalam rumah tempat 3D Art. Dari luar sebenarnya sudah agak kaget sih (alias di luar prediksi) melihat kondisinya, pertama kulihat kok rumahnya kecil-kecil dari kayu pula. Belom lagi view di sisi kiri kanan payung warna-warni kurang indah dan menarik. Air dibawah rumah yang keruh, terus tangki-tangki air warna orange, dan pohon-pohon gersang tak beraturan. Pas mau foto di kursi-kursi cantik itu rada sulit milih angle, karena view sekitar tak menunjang. Terpaksa deh angle dan vocal pointnya di arahkan ke payung-payung itu lagi.

Masuk rumah tempat 3D art fotografi, aku lebih kagetttt lagi. Ruangannya sempitttt...pengap dan....hmmmm dan ternyata 3D Art itu hanya kertas foto seperti wallpaper yang ditempel ke diinding atau lantai. Jauh banget dari prediksi aku.

Tamasya sejenak 

Best foto...Hot Baloon Air

Juga best picture nih... ..Eiffel Tower. Kami minta tolong seorang anak muda yang baik hati untuk ambil foto. Dia yang mengarahkan kami "Ayo gaya bebas ibu-ibu". Setelah melihat hasil foto dia suka cita kamipun lebih suka cita lagi. Bagussss bangett . Si pemuda berteriak "Wah kereen nih ibu-ibu gaul". Hahaahaaa.... 

Ini rada susah ambil fotonya dalam 1 dinding ada 3 scene.. lihatlah tidak mundur jauh saja dinding gambar Sapi di belakang ngikut, jika posisi diambil dari kanan maka scene Kodok yang ngikut...Apaboleh buat actnya jadi saya kok adegannya akrab sekali sama sang Buaya. Kagak takut lho...???? :((((

Ini juga sempit sekali. Padahal viewnya bagus sekali ada perahu dibagian bawah kanan. Tapi kalau perahunya diambil dinding sebelah ngikut juga

Kodok marah ini juga satu dinding sama buaya yang siap nerkam tadi tapi dia scene ketiga paling ujung. Padahal actnya gak harus gitu biar kesannya pas. Harusnya aku duduk atau berlari di dauan lebar warna hijau dilantai di belakangku. Cuma kalau berdiri dan mundur ambil fotonya, maka scene sebelah ngikut. Inilah foto terakhir di sisa-sisa tenagaku. 

Tadinya aku pikir tiket 25 ribu cukup layak, tapi kalau lihat “inside” agak kurang sepadan untuk fasilitas sekelas ini. Hiks... Ruangan yang sempit, namun dalam 1 blok kamar itu di tempel ada banyak sekali scene 3D. Kurang layak... tinggal saya yang bingung pas mau “take” picturenya. Foto dari deket trick Artnya gak dapet, ehhhh dari jauh kok art ganbar samping kiri kanan dapet. Alahhhh... pusing berbie. Bayangkan 1 dinding kira-kira 4x3m terdapat 3 scene. Waduhhhh... belum lagi pengunjung yang padat dan tak mau bergantian. Belum lagi panasssss... pengapppp.... AC ruang tak mampu menanggung sirkulasi udara buat pengunjung yang sebanyak itu. Aku sesak nafas dan basah mandi keringat., sehingga sudah merasa tak konsen dan pengen cepat-cepat keluar dari situ.

Aku sih memang salah juga jika membandingkan dengan Thailand 3D Art... ruangannya besar tinggi seperti theater dan AC ruangannya dingin banget, jadi meski rame pengunjung dan berlari kesana-kemari kita masih merasa fresh. Belum lagi 3D art yang ditampilkan di dinding atau lantai itu pas dan memang desainnya pantaslah untuk “take picture”nya. Scene yang 1 tidak mungkin overlapping dengan scene yang lain meski kita mundur jauhpun. Dan di setiap scene ada petunjuk dimana posisi terbaik bagi sang fotograper ambil fotonya. memang sih bayarannya jauh lebih mahal, namun tingkat "costumer satisfaction" tak tergantung biaya kan. Kalau bisa lebih baik kenapa tidak? Bisa jadi wisatawan luar daerah atau bahkan mancanegara  mau sengaja mampir ke sini????

3D Art Museum Thailand. Scene ini ada dalam 1 ruang penuh yang besar dan luas

Pas sekali 3D Art Tricknya

3D Art Tricknya dapet...
Baguskan buat act...


Yahhh... tulisan ini hanya sekedar review/ulasan pandangan mata. Bagaimanapun Palembang sudah cukup bersyukur dengan adanya fasilitas refreshing seperti ini. Jadilah buat tujuan week end warga wong kito galo.

Oh iya ada satu tambahan info menarik buat foto di lokasi ini. Saat masuk resto menuju musholah aku suka banget dengan desain interiornya yang etnik dan artistik. Keren, kebetulan saat antri untuk gantian sholat aku sempat ambil scene ruang tamu di bagian belakang. Bagus.... Semoga fasilitas wisata ini tetap bisa terjaga dengan baik, dan ada penyempurnaan di sana sini. Demikian sekilas info ‘a half day trip” kami.

Salah satu desain interior di ruang deket mushollah